Share

Tuan Alan Dan Istrinya

Wajah Sean terlihat sangat kecewa mendengar perkataan ayahnya. Tuan Alan mengusirnya? Tidak, Sean yakin kalau ayahnya hanya perlu beristirahat dan tak ingin diganggu.

“Baik, Yah. Aku akan pulang, tapi Ayah harus beristirahat dengan benar!” pesan Sean sebelum ia bangkit.

Tuan Alan mengangguk. Lelaki paruh baya itu terus memegangi dadanya sembari mengatur napasnya. Sementara Sean langsung bangkit dari duduknya tanpa melihat ekspresi nyonya Felicia yang menatapnya sinis.

“Panggilkan pak Abnu!” perintah tuan Sean pada istrinya.

“Sebentar, Mas,” sahut nyonya Felicia seraya bergegas bangkit.

Wanita itu langsung meninggalkan tuan Alan yang kini menyandarkan tubuhnya pandaran kursinya. Pikirannya terasa pelik hingga membuatnya makin kesulitan bernapas. Tangannya berusaha menjangkau gelas bening di hadapannya.

Sayangnya, ia harus mengerahkan tenaganya hanya untuk menjangkau gelas tersebut. Tuan Alan mengerang menyalurkan tenaganya seraya menahan rasa sakit pada dadanya. Tangannya berhasil mera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status