Share

Sean Kesal Pada Ayahnya

Setelah Sean menjalani perawatan, ia diperbolehkan pulang sore harinya oleh dokter Ryan. Tentu saja Zia sangat bahagia. Ia menyiapkan semua barang-barang Sean sebelum pak Sadin menjemputnya.

“Paman, sudah cukup main ponselnya!” pinta Zia seraya membuka telapak tangannya di hadapan Sean yang tengah duduk di sofa.

“Sebentar lagi boleh? Saya harus membalas email dari kolega saya.” Sean memohon.

Zia menggelengkan kepalanya, isyarat penolakannya. Sean tersenyum memohon. “Satu menit saja!” pinta Sean meyakinkan.

“Lihat jamnya, sebentar lagi pak Sadin datang! Lagi pula ini sudah lewat jam kerja, Paman bisa membalasnya besok besok pagi saat jam kerja atau nanti setelah istirahat di rumah!” tegas Zia seraya menunjuk jam kerja.

Sean menghela napas berat. Hidupnya dikendalikan oleh Zia, tetapi tak bisa menolaknya. Lelaki itu pun menyerahkan ponselnya pada gadis kecilnya dan langsung dibalas senyuman manis Zia.

“Hanya senyuman saja?” tanya Sean sedikit menggoda.

Zia mengerutkan dahinya. “Memangny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status