Beranda / Romansa / Malam Panas Dengan CEO / Malam Panas Dan Panjang

Share

Malam Panas Dan Panjang

Penulis: Disi77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-26 21:30:05

“Apa? Kamu menyerah?” tanya Zia makin kesal.

“Tentu saja tidak!” sahut Sean cepat.

Tangan Sean langsung bergerak meraih pinggang Zia dan membawanya naik lalu memutar posisi mereka kembali. Tenaga lelaki itu terlalu besar, Zia tak sempat melawan. Wajah gadis kecilnya kembali memerah menenggelamkan rasa kesalnya.

“Kamu berani memanggil nama lengkap saya, Zia Mustika!” serang Sean dengan tatapan nakalnya.

Zia menggigit bibir bawahnya dan menurunkan pandangannya. Detak jantungnya berpacu makin cepat. Ia tak berani berpikir lebih jauh, apalagi menatap kedua netra Sean.

Tangan kekar Sean meraih rambut gadis kecilnya dan mengumpulkannya ke atas kepalanya, kemudian menariknya paksa hingga gadis itu tersentak dan mendongakkan kepalanya hingga mengerang kesakitan. Zia refleks menatap wajah Sean. 

Lelaki itu tersenyum puas dan pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Malam Panas Dengan CEO   Kecemasan Zia

    Sean mengerutkan dahinya. Kemudian ia mencoba menahan diri untuk tak tertawa. Gadis kecilnya sepertinya memang sedang cemas.“Memangnya kalau kamu hamil kenapa?” tanya Sean seraya menyilangkan kedua tangannya di hadapan dada.Sayangnya wajah cemas Zia makin membuatnya terlihat menggemaskan. Kedua ujung bibir Sean mengkerut tak lagi bisa menahan dirinya untuk tak tertawa. Namun, Sean masih bisa menahan suaranya untuk tak mengeluarkan tawa.“Paman! Aku serius dengan pertanyaanku,” suara gadis kecilnya merajuk.Ya, Sean harus bisa menghilangkan rasa ingin tertawanya. Ia berdeham kecil untuk menyingkirkan perasaan tersebut. Gadis kecilnya benar-benar terlihat cemas dan mulai ketakutan.Sean menurunkan tubuhnya sembari memutar kursi Zia menghadap dirinya. Ia lalu berjongkok di hadapan gadis kecilnya yang masih duduk di kursinya. Tangan Sean meraih kedua t

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Salah Paham

    Sean memutarkan kedua bola matanya. Gadis kecilnya kembali menundukkan wajahnya. Tak lama, tangannya merasakan satu tetes cairan bening yang berasal dari netra gadis kecilnya.“Paman pasti sudah tahu ‘kan pekerjaan ibuku? Aku bahagia sekali saat tuan Alan berkata menyukaiku dan ia tak peduli dari mana aku berasal, tapi bagaimana jika tuan Alan tahu kalau aku adalah anak dari seorang mucikari. Itu pasti akan menghancurkan nama baikmu dan juga nama baik keluargamu,” Zia berkata dengan terisak.“Maafkan aku, Paman. Aku egois dan tak tahu diri. Seharusnya aku berpikir panjang sebelum berkata menginginkanmu,” sesal Zia seraya menarik tangannya dari genggaman tangan Sean.Sean tertegun. Zia terdiam dengan air matanya yang semakin deras. Lelaki itu lalu meraih kembali dagu gadis kecilnya, tetapi gadis itu mengeraskan wajahnya.“Tuan Alan tidak akan tahu siapa ibumu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Percaya

    Sean memutarkan kedua bola matanya. Gadis kecilnya kembali menundukkan wajahnya. Tak lama, tangannya merasakan satu tetes cairan bening yang berasal dari netra gadis kecilnya.“Paman pasti sudah tahu ‘kan pekerjaan ibuku? Aku bahagia sekali saat tuan Alan berkata menyukaiku dan ia tak peduli dari mana aku berasal, tapi bagaimana jika tuan Alan tahu kalau aku adalah anak dari seorang mucikari. Itu pasti akan menghancurkan nama baikmu dan juga nama baik keluargamu,” Zia berkata dengan terisak.“Maafkan aku, Paman. Aku egois dan tak tahu diri. Seharusnya aku berpikir panjang sebelum berkata menginginkanmu,” sesal Zia seraya menarik tangannya dari genggaman tangan Sean.Sean tertegun. Zia terdiam dengan air matanya yang semakin deras. Lelaki itu lalu meraih kembali dagu gadis kecilnya, tetapi gadis itu mengeraskan wajahnya.“Tuan Alan tidak akan tahu siapa ibumu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Harus Yakin

    Sean diam. Ia tak berani menjawabnya. Ia takut gadis kecilnya makin marah dan tak mau lagi mendengar penjelasannya.“Paman, jawab! Berapa banyak uang yang kamu berikan?” desak Zia sedikit meninggikan suaranya.“100.” “100? 100 apa? 100 dollars atau 100 juta? Tidak mungkin 100 ribu ‘kan?” tebaknya.Lelaki itu menaikkan pandangannya. Ia harus jujur dan memperbaiki segalanya. “100 juta rupiah,”Sean memberanikan diri menatap wajah gadis kecilnya. Zia tampak syok dan tak percaya. Gadis itu mengacak rambutnya frustasi. Ia sendiri belum pernah melihat uang sebanyak itu.“Kenapa kamu memberikannya, Paman?” suara Zia melemah. “Ya Tuhan! 100 juta rupiah itu bukanlah uang yang sedikit, Paman,”“Saya tidak punya pilihan lain, Gadis Kecil. Saya tidak ingin melihat kamu hidup dalam ketakutan dan kekecewaan,“ jelas Sean sungguh-sungguh.Zia kembali mengacak rambutnya frustasi. “Seharusnya kamu memberitahku kalau ibuku buat gaduh di rumah sakit. Aku bisa menenangkan ibuku tanpa harus memberinya uan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Malam Panas Dengan CEO   Let's Eat

    Sean membalas lumayan gadis kecilnya. Namun, baru saja lidah mereka bertaut keduanya langsung menghentikannya dan melepaskan ciuman mereka. Cacing di dalam perut Zia tak memberi restu. Keduanya tertawa kecil.“Aku makan dulu, Paman,” ucap Zia malu-malu.“Sepertinya begitu,” sahut Sean seraya memutar tubuh gadis kecilnya. “Kayaknya, mie instannya sudah mengembang. Mau saya buatkan yang baru?” tawarnya.“Nggak usah, Paman. Cacing dalam perutku udah nggak bisa nunggu,” jawab Zia masih sedikit malu-malu.Bagaimana bisa dirinya tidak malu. Cacing dalam perutnya mengganggu saat ia baru saja memulainya lagi. Entah mengapa ia menjadi lebih berani pada pamannya.Sean menemani gadis kecilnya melahap mie instan buatannya. Lelaki itu bahkan memangku dagunya menatap wajah Zia. Gadis itu yang baru saja memasukkan suapan pertamanya langsung tersip

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Malam Panas Dengan CEO   Agnes Dan Ibunya Zia

    “Kamu ibunya dari penulis Zia?” pertanyaan yang tertuju pada Resa hampir membuat wanita paruh baya itu tersentak.Resa menatap wanita muda yang berdiri di hadapannya dan memandangi wajah serta tubuhnya dengan tatapan mencibir. Tentu saja wanita paruh baya itu membalas tatapan wanita muda itu yang tak lain adalah Agnes. Tak berapa lama kedua bola mata Resa membulat sempurna, hingga ia harus menutupi mulutnya yang menganga saat menyadari sosok wanita muda di hadapannya.Benar. Setelah Agnes mendapatkan informasi tentang gadis yang disukai oleh Sean. Uang dan kekuasaan ayahnya membuatnya lebih mudah menemukan informasi tentang Zia.“Mbak ini Agnes Putri, model terkenal yang lagi kena skandal yah?” tebak Resa seraya menunjuk wajah wanita muda itu. Tak lama ia menatap Agnes dengan tatapan mencibir.“Lancang sekali mulutmu!” geram Agnes dengan tatapan tajam.Resa mendesis dan menatapnya nanar. “Mbak yang lancang! Apa tidak takut kalau ada wartawan yang memergoki kamu berada di rumah bordil.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Malam Panas Dengan CEO   Balasan Untuk Ibunya Zia

    “Mbak Agnes, aku beneran nggak tahu!” kekeuh Resa seraya memasang wajah bersalah.Seluruh tubuh Agnes makin memanas. Tampaknya Resa memang sengaja merampoknya. Namun, ia adalah orang yang pantang menyerah. Wanita muda itu merogoh tas tangannya lagi. Sementara Resa melirik sedikit dan mengintip ke arah Agnes.Tumpukan yang dikeluarkan Agnes lebih besar dari yang sudah ada di atas pangkuannya. Sayangnya, Resa masih memasang wajah menyesal. Mungkin ia belum puas dengan uang yang diterimanya.“Kamu benar-benar mau merampokku?” sentak Agnes tak bisa menahan sabarnya.“Mau gimana lagi, Mbak. Kalau memang nggak kenal, bagaimana dong?” sesal Resa seraya memasang wajah memelas lagi.Agnes menghela napas panjang. Ia lalu menatap ke arah sekelilingnya. Tangannya merogoh tasnya lagi. Namun, kali ini tangannya bukan meraih gepokan uang kertas, tetapi pisau

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Malam Panas Dengan CEO   Selamatkan Resa

    “Halo! Bu Resa ....”Wajah Sean panik. Ia jelas mendengar suara Resa dari balik telepon berteriak. Zia yang berada di sampingnya mengguncang lengannya dengan tatapan lebih panik.“Paman, ada apa?” tanya Zia dengan tatapan cemas.Sean tak menjawab. Ia menatap layar ponselnya dan detik waktunya masih berjalan, tetapi tidak ada suara Resa di balik telepon tersebut. Sunyi tak ada suara lagi, hingga membuat Sean kebingungan dan makin panik.“Tidak ada suara lagi. Aku mendengar tadi ibumu menjerit,” ucap Sean makin membuat Zia cemas.“Apa terjadi sesuatu pada ibuku?” tanya Zia. Kedua bola matanya berembun. “Coba telepon lagi, Paman!” pinta Zia panik.Zia masih mempertahankan kedua bola matanya untuk tak menambah gelembung embunnya. Sementara Sean mencoba menghubungi nomor Resa. Tak ada jawaban. Lelak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan CEO   Tak Ada Yang Sia-sia (End)

    Bukan hal yang mudah untuk memancing tuan David menghampiri Resa. Wanita itu bahkan sengaja memilih kembali ke rumah bordil untuk melancarkan aksinya. Tentu saja ia sudah memikirkan segala konsekuensinya.Resa sengaja menyebar rumor kalau dirinya pernah bercinta dengan tuan David hingga diancam oleh Agnes, putrinya tuan David. Untungnya Resa mempunyai bukti pertemuannya dengan Agnes dan kebersamaannya dengan lelaki tua itu, hingga banyak yang percaya dengan rumornya.“Jadi selama ini Mami menghilang karena diancam sama Agnes, anaknya tuan David?” tanya salah satu wanita berpakaian minim seperti dirinya di antara kumpulan wanita lainnya saat menunggu para pengunjung datang.“Mau gimana lagi, aku harus cari aman ‘kan?” jawab Resa memasang wajah sedih.Tiba-tiba fokus para wanita itu berpindah pada laki-laki berpakaian rapi di belakang Resa. Lelaki itu berdehem keras hingga membuat Resa memutar tubuhnya. Wanita itu lantas tersenyum tipis si lelaki itu. Tentu saja, Resa mengenalnya.Tanpa

  • Malam Panas Dengan CEO   Perlindungan Resa

    Resa menerima panggilan telepon dari Nania, temannya yang dulu sama-sama bekerja di rumah bordil. Nania memberi info kalau ia mempunyai informasi tentang tuan David yang menjadi dalang kecelakaan Sean. Tentu saja ia memilih menemuinya, berharap mendapatkan informasi tentang lelaki itu dan membuat tuan David dipenjara.Sebelum Resa menemui Nania, ia mengintai wanita itu dari jauh. Ia harus memastikan kalau dirinya tidak dijebak. Ya, ini bukan kali pertamanya Resa melarikan diri dari rumah bordil, hingga ia tahu betul bagaimana orang-orang yang berada di balik rumah bordil. Para pemilik rumah bordil pastinya tak akan tinggal diam jika karyawannya yang menjajakan tubuhnya melarikan diri.“Kenapa suasananya tampak sepi, yah?” guman Resa saat mengawasi Nania yang berdiri di depan minimarket seberang jalan tempat dirinya berada. Resa terus mengawasi setiap sudutnya hingga ia menemukan keganjalan. Nania terlihat gelisah dan terus melirik ke arah kiri jalan. Resa pun menelusur ke arah terseb

  • Malam Panas Dengan CEO   Zia Dalam Bahaya

    Sean langsung dilarikan ke ruang operasi. Ia terlalu syok hingga jantungnya lemah dan terlalu memaksakan bergerak, membuat tulang rusuknya yang sudah retak bertambah banyak. Dokter memutuskan untuk memasang gips sementara pada tulang rusuknya sampai tulang rusuknya kembali pulih.Akan tetapi pasca operasi, lelaki itu belum menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya, padahal sudah enam jam berlalu. Tuan Alan hanya bisa termenung memandangi tubuh anak lelakinya yang kini terpasang berbagai alat untuk memantau perkembangannya. Ada rasa bersalah pada dirinya karena sudah membuat Sean bertambah parah, tetapi lelaki tua itu masih tetap pada prinsipnya menjaga anak lelakinya dari Zia.“Tuan Alan, apa tidak sebaiknya membawa nona Zia kemari. Saya yakin sebenarnya tuan Sean sudah sadar, hanya saja ia menanti nona Zia,” saran pak Sadin yang masih mengenakan baju pasien pada tuan Alan.“Jangan sebut nama gadis itu! Sean hanya harus terbiasa hidup tanpa gadis itu! Lagi pula pertemuan mereka si

  • Malam Panas Dengan CEO   Amarah Sean Meluap

    “Zia, dengarkan Ibu! Lelaki itu sangat mencintai kamu, Ibu yakin dia bisa meyakinkan ayahnya untuk menerima kamu. Apa kamu tega meninggalkan lelaki itu, padahal kamu juga sangat mencintainya, ‘kan?” suara Resa terdengar lembut mencoba meyakinkan Zia.Namun, anak gadisnya menatapnya penuh curiga, padahal ia menunjukkan wajah sungguh-sungguh. Entah mengapa, Zia tak percaya dengan ekspresi ibunya. Gadis itu lalu tersenyum tipis dan kecut.“Apa ini rencana Ibu juga?” tanya Zia datar membuat Resa sedikit bingung.“Rencana apa?” Resa berbalik tanya.“Ibu berharap aku terus di sisi Sean agar dia terus menjamin kehidupan Ibu? Begitu ‘kan? Ibu sengaja membantu Sean dengan dalih berbagi informasi, padahal dia sangat melindungi dan menjaga keselamatan Ibu, karena dia tahu kamu adalah ibu dari gadis yang dicintainya.” Zia menduga pikiran wanita di hadapannya yang sudah melahirkan dirinya.Resa terkejut. Bibirnya sedikit gemetar dan wajahnya mulai pucat. Zia tersenyum ketir.“Ternyata benar. Ibu b

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Selamat, Zia Sakit

    “Zia, maafkan Ibu, Nak.” Resa menghampiri putrinya yang duduk bersimpuh di depan teras rumah sakit. Air mata Zia mendadak terhenti saat melihat Resa meraih pundaknya dan ikut duduk bersimpuh di hadapannya. Marah, kesal dam emosi menyelimuti dirinya, tetapi gadis itu tengah tak berdaya untuk meluapkan semua rasanya. Tubuhnya bahkan terasa lemas hingga Resa dapat menarik punggungnya ke depan dan memeluknya erat. “Kenapa harus Ibu yang menjadi alasan aku dan paman Sean terpisah,” lirih Zia diikuti air matanya yang makin banjir. “Aku benci kamu, Bu,” ucapnya tanpa sadar. Namun, Zia tak kuasa melawan Resa yang justru makin memeluknya erat. Wanita itu terus terisak dan berulang kali mengucapkan kata maaf. Sementara Zia makin terlihat limpung dan tak bisa berpikir jernih, hingga Resa melepaskan pelukannya dan menatapnya pilu. “Ibu puas ‘kan? Hidupku hancur dan benar-benar hancur, Bu. Baru kali ini aku merasa hidup karena paman Sean, tapi Ibu membuatnya celaka dan aku yang disalahkan, Bu,”

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Harus Selamat!

    “Tuan Sean dalam bahaya,” seru Alex, anak buahnya Sean setelah mendapatkan telepon dari Sean. “Zaid dan Faris kamu jaga di sini! Sisanya ikut saya!” perintahnya pada anak buahnya yang sudah ia kumpulkan di ruang tengah.Seluruh anak buahnya yang tengah berjaga di rumah tempat Resa berada langsung bergegas sigap. Termasuk Resa yang mendengar suara Alex dari dalam kamarnya langsung bergegas ke luar. Bukan tanpa sebab, ia tahu kalau lelaki itu akan dalam bahaya sebab Resa tahu pasti tuan David tak akan tinggal diam.“Tunggu!” teriak Resa setelah berlari cepat keluar kamar.Alex dan anak buahnya langsung terhenti. Mereka langsung berbalik ke arah Resa. Wanita itu memasang wajah cemas, gelisah dan rasa bersalah.“Aku ikut dengan kalian,” pinta Resa dengan tatapan memohon.“Maaf, Nyonya. Kami tidak ada waktu untuk mengurusi Nyonya,” sahut Alex kesal. Ia merasa Resa membuang waktunya.“Aku tahu pelakunya adalah tuan David. Jadi, aku harus ikut dan membuktikannya sendiri,” seru Resa lantang.

  • Malam Panas Dengan CEO   Sean Diserang

    “Tuan David, polisi menunggu di luar,” lapor anak buahnya tuan David saat menemuinya di ruang kerja.Baru saja lelaki tua itu menoleh. Istri dan anaknya langsung memasuki ruang kerjanya yang berada di rumah. Wajah mereka tampak cemas dan panik serta ketakutan.“Papi, ada apa ini? Kenapa polisi bilang Papi terlibat dalam kasus pembunuhan dan mafia tanah?” cecar Agnes dengan tatapan tak percaya.Tuan David tak langsung menjawab. Ia lalu menghampiri anak perempuannya dan tersenyum wibawa. Lelaki tua nan gagah itu pun menghapus air matanya lembut.“Sepertinya Papi salah memilih lawan, Sayang. Papi titip Mami, ya! Yang nurut sama Mami dan jadilah anak yang baik! Mulai saat ini Papi sudah tidak lagi bisa melindungimu, Sayang. Maafkan, Papi,” ucapnya lembut diakhiri tetes air mata pilunya.Agnes langsung menghambur pada pelukan ayahnya. Begitu juga dengan istri tuan David, ia menghambur pilu. Puas memeluk anak dan istri tercintanya, tuan David langsung melepaskan pelukan keduanya. “Papi har

  • Malam Panas Dengan CEO   Hanya Sean Yang Berhak Atas Zia

    “Nona Zia melewatkan sarapannya dan juga wajahnya sembam setelah tuan Alan menemuinya. Maafkan saya Tuan Sean, saya hanya cemas pada nona Zia.” Bi Asti menjelaskan dengan nada berat dan sedih dari balik panggilan telepon.“Tuan Alan? Ayahku datang ke mansion? Kapan ayahku datang?” tanya Sean mencoba tenang.Lelaki tampan itu memastikan ia tak salah menangkap penjelasan bi Asti sembari mengatur napasnya agar tidak panik. Sean menatap jam tangannya. Sebentar lagi memasuki jam istirahat makan siang.“Sekitar 15 menit setelah tuan Sean berangkat kerja. Nona Zia bahkan mengunci pintu kamarnya,” lapor bi Asti makin membuat Sean cemas.

  • Malam Panas Dengan CEO   Kesedihan Zia

    "Aku memintamu baik-baik demi kebaikan Sean, karena aku tahu anak itu tidak akan mau melepaskan kamu, Nona Zia."Air mata Zia mendadak berhenti mendengar ucapan lelaki tua di hadapannya. Ia terlalu syok hingga bukan hanya air mata saja yang terhenti, tetapi napas dan jantungnya terasa berhenti. Zia menatap tak percaya pada tuan Alan.“Aku minta maaf jika harus berkata seperti ini, Nona Zia. Aku tahu kalau aku sangat egois, tetapi hanya Sean lah yang aku miliki. Kamu pasti tahu ‘kan kalau aku sendiri menjebloskan Felicia dan Niko ke penjara. Itu semua karena rasa sayangku pada Sean, jadi aku mohon padamu, Nona Zia!” Tuan Alan menautkan kedua tangannya di depan dada.Lelaki tua itu memohon diikuti air matanya yang menetes. Air mata Zia langsung membanjiri lagi. Ia tak akan tega melihat seorang ayah yang memohon padanya. Zia dilema.“Tuan Alan,” suara Zia parau dan lirih.Sakit hati dan tak tega. Tuan Alan terus menatapnya dengan air matanya yang banjir seperti dirinya. Sesak rasanya, te

DMCA.com Protection Status