공유

Kesedihan Zia

“Paman, bangun!” 

Sean refleks membuka matanya mendengar panggilan gadis kecilnya. Indera penglihatannya langsung menangkap senyuman Zia.  Tubuhnya langsung bergerak cepat bangun dari pembaringannya.

Tangannya bahkan mengucek matanya berkali-kali, memastikan gadis di hadapannya adalah Zia. “Gadis Kecil, kamu sudah sadar?” tanyanya dengan tatapan cemas.

Benar, Zia memang yang membangunkan dirinya. Namun, ia masih dihinggapi rasa cemas. Bukankah gadis kecilnya sedang berjuang menahan dirinya mengendalikan reaksi obat perangsangnya hingga efeknya menghilang.

“Tentu saja sudah,” jawab Zia.

Kemudian Zia menunjuk jendela kamar tersebut. Wajah lelaki itu melongo. Tampaknya ia tertidur lama, hingga tak menyadari sudah sang surya sudah menerobos melewati celah tingkap.

“Saya ketiduran,” gumannya saat mengikuti

잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status