Tanpa mereka sadari Ferdi sedari tadi mengikuti mereka dan mengambil beberapa foto sebagai barang bukti, termasuk pada saat mereka masuk ke dalam hotel pun tidak luput dari jepretan Ferdi.Sementara itu Nenek Arini memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia perbuat untuk menolong cucunya. Dia merasa kasihan pada nasib cucunya yang dikhianati itu. Dia pun segera menelepon Kinan dan meminta untuk bertemu."Hallo assalamualaikum, Nek? Apa kabar?" jawab suara di seberang telpon tidak lama setelah dering berbunyi."Waalaikumsalam Kinan, Nenek kabarnya baik-baik saja. Nenek ingin bertemu kami hari ini bisa? Kebetulan Nenek sedang ada di Surabaya untuk memantau cafe. Kamu datang langsung saja ke tempat Nenek ya? Atau Nenek saja yang datang ke rumahmu?" tanya Nenek Arini to the point."Maaf Nek, tapi Kinan belum ijin Mas Jaka. Kinan takut kalau Kinan pergi tanpa ijin Mas Jaka, nanti dia marah seperti kemarin," jawab Kinan pelan. Dia takut Jaka akan memarahinya lagi seperti kemarin jika dia
"Bagus ya Kinan. Sudah berani kamu memasukkan orang asing ke rumah!" maki ibu mertuanya ketika mendapati Kinan sudah menutup pintu.Kinan terperanjat mendengar makian ibu mertuanya. Dia hanya diam tidak berani menjawab, karena Kinan tahu semakin dia menjawab, ibu mertuanya akan semakin marah kepadanya. Untungnya dia sudah menjelaskan kepada suaminya tentang neneknya. Meskipun dia tahu suaminya tampak acuh saat mendengar ceritanya. "Jangan diam saja, jawab Kinan! Akan aku laporkan nanti kepada Jaka. Agar dia tahu kelakian istrinya yang suka memasukkan orang sembarangan ke dalam rumah. Bagaimana kalau ada barang yang hilang Kinan. Kamu bisa ganti?" ibu mertuanya terus menerus mengomel membuat Kinan semakin ingin menangis"Maaf Bu, tapi itu memang nenek Kinan yang baru bertemu kemarin waktu di panti asuhan," ucap Kinan sembari sesenggukan. Dia sedih ibu mertuanya tidak henti-hentinya memfitnah sang nenek. Padahal baru kali ini Kinan membawa tamunya masuk ke rumah karena sebelumnya meman
Kinan memutuskan untuk menelepon sang nenek karena tidak mau membuat nenenknya merasa khawatir. Setelah beberapa deringan akhirnya teleponnya diangkat."Hallo assalamualaikum nenek," sapa Kinan dengan nada suara seriang mungkin."Waalaikumsalam Nak, kamu baik-baik saja? Tadi ibu mertua kamu marah ya?" tanya sang nenek dengan nada khawatir."Ah tidak kok Nek, maafin ibu mertua Kinan ya. Beliau memang suka ceplas-ceplos seperti itu," ucap Kinan pada sang Nenek."Tidak apa, nenek sudah bisa membaca kalau ibu mertua kamu itu selalu menilai segalanya dengan uang kan?" tandas sang nenek to the point."Ah bukan begitu Nek. Intinya Kinan minta maaf sekali karena sikap ibu mertua Kinan yang kurang ramah," sahut Kinan.Kinan mengobrol panjang lebar dengan sang nenek. Dia senang akhirnya mempunyai seseorang yang bisa diajak mengobrol selain suaminya yang dari tadi tidak bisa dia hubungi."Kinan maaf Nenek harus berkata jujur, kamu sebaiknya harus lebih mengawasi suami kamu. Bukannya apa-apa tapi
Sementara itu di hotel melati yang disewa oleh Jaka dan Saskia, terjadi sedikit kerusuhan. Mereka bergantian memasuki kamar mandi tidak henti. Perut mereka sakit sekali tapi mereka tidak bisa menebak apa yang menyebabkan mereka menjadi sakit perut seperti itu. Mereka sama sekali tidak mencurigai makan di cafe tersebut karena mereka sakit perut jeda 2 jam setelah mereka makan makanan tersebut."Mas, perutku sakit banget nih. Capek aku ke kamar mandi terus seperti ini" protes Saskia pada Jaka."Kita ke rumah sakit aja deh yuk. Takutnya kita dehidrasi kalau seperti ini. Apa kita ada alergi ya, kok bisa barengan gini sakit perutnya?" ujar Jaka yang sama sekali tidak mencurigai makanan di cafe yang mereka makan itu."Yah batal deh aku ena-ena ma kamu, Mas. Yaudah deh kita ke rumah sakit aja," balas Saskia sambil memegangi perutnya yang terasa melilit.Dua orang pasangan di mabuk asmara yang sedang sial tersebut segera peegi meningvalkan hotel tempat mereka akan menginap dan gegas menuju ke
"Jakaaa.. Kok bisa kamu sampai dirawat begini? Makannya sembarangan apa gimana sih?" tanya ibu Jaka ketika sudah sampai di kamar rawat inap Jaka. Sedangkan Jaka yang ditanya hanya diam saja tanpa menjawab justru yang menyahut adalah Saskia yang dirawat di tempat tidur sebelah Jaka.Mereka memang dirawat di satu kamar yang sama untuk memudahkan penunggu, karena ibu dari Saskia sedang liburan ke luar negeri jadi otomatis Saskia tidak ada yang menjaga. Dan Jaka hanya hanya dijaga oleh ibu merumtuanya saja."Kata dokter sih kamu ada alergi makanan, Bu. Tapi belum tahu penyebab aleginya apa," Saskia yang menyahuti ucapan ibu Jaka."Bu, nggak bilang Kinan kan kalau aku dirawat di rumah sakit?" tanya Jaka yang merasa khawatir ibunya akan membocorkan hubungannya dengan Saskia. Dia belum siap untuk melepaskan Kinan pergi."Jelas ibu kasih tau donk Jaka, lalu menurutmu ibu mau berpura-pura di hadapan Kinan? Jelas ibu tidak akan mau. Ibu mau punya cucu Jaka, kapan kamu akan menceraikan Kinan?" u
Setelah beberapa hari dirawat, Jaka akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Kinan tidak ada menengoknya sekalipun bahkan hanya untuk sekedar menghubunginya pun tidak ada sama sekali. Kinan sudah berubah tidak memperdulikannya lagi. Mentang-mentang dia sudah bertemu dengan neneknya, dia jadi tidak peduli lagi denganku, begitulah yang ada di pikiran Jaka."Kinan.. Kinan," seru Jaka setibanya di rumah. Dia mencari Kinan di penjuru rumah tapi tidak mendapati perempuan itu dimana-mana."Udah Jaka, paling Kinan masih keluyuran kayak biasanya. Kamu tau kan istri kamu itu hobi sekali keluyuran," jawab Ibunya sembari membawa barang-barang Jaka menuju kamar.Karena mama Saskia masih belum pulang dari luar negeri. Akhirnya Ibu Jaka memutuskan untuk membawa pulang Saskia juga ke rumahnya. Ibu Jaka tidak peduli bagaimana perasaan Kinan jika melihat Saskia ikut ke rumahnya nanti. Saskia menempati kamar tepat di sebelah kamar Jaka yang memang dipergunakan untuk kamar tamu.Jaka pun masuk ke kamarnya da
POV KINAN"Mas Jaka tega sekali sudah mengkhianati kepercayaanku selama ini, kurang apa aku selama ini bertahan di sisinya. Hanya karena aku belum bisa memberikannya keturunan, dia jadi mengikuti permintaan ibunya begitu saja. Maafkan aku Mas Jaka, aku paling tidak bisa menerima pengkhianatan," gumamku dengan sedih.Setelah shalat aku akhirnya memutuskan untuk menghubungi nenek untuk meminta saran tindakan yang sebaiknya aku ambil. Gegas ku ambil ponselku dan mencari nomor nenek."Hallo assalamualaikum Nek," sapaku ketika sudah diangkat nenek."Waalaikumsalam Kinan, ada apa? Tumben menghubungi nenek semalam ini?" tanya Nenek Arini yang penasaran di telpon sang cucu."Nenek, Mas Jaka selingkuh Nek, dia sudah mengkhianati Kinan," jawab Kinan sambil sesenggukan."Innalillahi, bagaimana ceritanya Nak?" ucap Nenek Arini terkejut mendengar berita yang disampaikan oleh cucunya itu. Dia merasa terkejut beritanya secepat ini sampai di telinga Kinan. Meskipun dia sudah menyuruh Kinan untuk wasp
Sudah beberapa hari ini Jaka uring-uringan setiap hari. Dia sudah berusaha mencari Kinan di seluruh sudut kotanya, tapi belum menemukan wanita itu. Dia sudah mendatangi panti asuhan tempat Kinan tinggal tapi ternyata Kinan tidak ada disana. Bahkan Bu Hasna pun menanyakan ada permasalahan apa yang menyebabkan Kinan sampai pergi dari rumah yang tentu saja tidak dijawab oleh Jaka karena dia takut akan disalahkan. Padahal memang dia adalah pihak yang salah disini.Jaka pun selalu berusaha mencari Kinan setelah pulang kerja tapi rupanya Kinan sengaja menghilang agar tidak dapat ditemukan."Mas, sudahlah. Kalau Kinan memang tidak mau ditemukan biarkan saja. Toh wanita itu sendiri yang memutuskan untuk pergi bukan? Jadi mending kita segera urus pernikahan kita," ucap Saskia sambil gelendotan manja di lengan Jaka.Jaka bukannya tidak ingin menikah dengan Saskia, apalagi mereka telah beberapa kali melakukan hubungan suami istri, dan Jaka sangat menyukai pelayanan yang diberikan oleh Saskia tap
"Bayi.. Bayiku," ujar Saskia ketika di jalan dia berpapasan dengan seorang suster yang sedang membawa bayi ke ruang bayi menggunakan inkubator."Bukan Sas, itu bukan bayi kamu. Itu bayi orang lain," ujar Jaka seraya mendorong dengan cepat kursi rodanya sebelum Saskia semakin histeris."Tidak itu bayikuu.. Huhu.. Itu bayikuuu," ujar Saskia sembari menangis.Tentu saja kelakuan Saskia tersebut menarik perhatian dari beberapa pengunjung yang lewat di lorong rumah sakit tersebut."Sayang sabar ya, itu bukan Nabila," jawab Jaka berusaha menyadarkan Saskia."Nggak, itu bayikuu, bayikuu," Saskia masih berteriak histeris.Jaka akhirnya berjalan menerobos kerumunan orang agar segera bisa membawa Saskia menuju mobil sebelum dia berteriak histeris kembali.Dalam hatinya Jaka merasa kasihan kepada nasib Saskia yang terlihat sekali begitu meratapi kepergian sang putri kecil."Jaka, lama sekali?" gerutu Bu Sarah yang sudah terlebih dahulu sampai di sebelah mobil milik Jaka."Maaf Ma, tadi Saskia se
"Jadi Nenek Arini itu ternyata adalah nenek kandungnya Kinan. Dia adalah pengusaha pemilik HW Group yang bergerak di bidang FNB namun kini sedang merambah dunia fashion," jelas Jaka panjang lebar."Apa???" Bu Sarah membelalakkan matanya karena begitu terkejut dengan berita yang Jaka sampaikan.Bu Sarah tidak menyangka orang yang selalu dia rendahkan adalah orang kaya. Dan dia juga investor tunggal di bisnis anaknya. Tentu ini bukanlah kabar yang bagus."Kamu jangan bercanda gini, nggak lucu," bentak Bu Sarah.Meskipun mendengar suara keribuatan, Saskia hanya diam mematung sembari memandang ke jendela. Tatapannya mengarah ke arah jendela, memandang jauh ke depan sana seolah ada anaknya di ujung sana.Bu Sara memijit pelipisnya berasa pusing, padahal dalam hati dia sudah membuat rencana akan menculik Rayyan. Tentu saja jika dia melakukan itu, bukan tidak mungkin bisnis anaknya akan hancur."Sas, sembuh donk. Ayo ngomong sama mama," ujar Bu Sarah kepada Saskia.Namun Saskia hanya diam ti
"Gimana Jak? Berhasil atau tidak?" tanya Bu Lina ketika melihat Jaka masuk ke dalam rumah."Ah maaf Ma, Kinan tetap kukuh pada pendiriannya untuk tidak meminjamkan Rayyan. Dia bilang Rayyan masih asi jadi tidak bisa dia pinjamkan," keluh Jaka.Bu Lina gondok dengan jawaban yang diberikan oleh anaknya tersebut. Dia marah karena Jaka gagal melaksanakan tugas yang diberikan oleh mertuanya. Dia takut jika besannya tersebut menjadi marah mengingat kelakuan besannya yang seperti itu."Apa tidak bisa kamu paksa Jak?" tanya Bu Lina."Tidak bisa Ma, malah Nenek Arini juga ikut bicara memarahi Jaka egois dan hanya memikirkan diri sendiri," ujar Jaka.Bu Lina meradang dengan penjelasan yang diberikan oleh Jaka tersebut."Sombong sekali Jak, mentang-mentang mereka orang kaya terus bisa berbuat seenak dengkulnya sendiri gitu sama kamu. Mama benar-benar tidak habis pikir dengan mereka. Ngakunya orang kaya tapi sama sekali tidak punya hati," gerutu Bu Lina.Jaka mengabaikan gerutuan dari sang ibu. D
"Apa Mas, coba ulangi permintaanmu?" ujar Kinan yang begitu terkejut mendengar permintaan dari Jaka tersebut."Aku minta tolong sekali Kinan agar aku diijinkan untuk meminjam Rayyan untuk dibawa menemui Saskia. Seminggu saja, bukankah Rayyan itu adalah anak aku juga Kinan?" ujar Jaka.Kinan terperangah dengan permintaan Jaka yang begitu absurd. Dia tidak menyangka seorang Jaka Saputra yang dia kenal dulu begitu bijak dalam membuat keputusan bisa menjadi begitu bodoh seperti ini."Mas, Rayyan bukan barang yang bisa dipinjamkan seperti itu!" ujar Kinan sembari menahan amarah yang mulai bergolak di dada."Ayolah Kinan, tolong Mas sekali ini saja. Demu kesembuhan Saskia," ujar Jaka yang kini berlutut di kaki Kinan."Kamu rupanya belum puas juga Jaka?" ujar Nenek Arini yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah.Jaka yang sedang dalam posisi berlutut kepada Kinan langsung berdiri ketika mendengar suara Nenek Arini. Jaka merasa segan dengan wanita paruh baya tersebut."Kamu masih mencoba untuk
"Silahkan masuk Pak," ujar security tersebut setelah beberapa lama menelepon.'Alhamdulillah,' ucap Jaka dalam hatinya.Jaka pun bergegas untuk memacu kendaraannya untuk segera mencari rumah Kinan. Dan akhirnya setelah berputar beberapa kali, aku bisa menemukan mobil Nenek Arini yang terparkir rapi di halaman rumahnya. Jaka ternganga melihat kediaman Nenek Arini yang begitu mewah dan besar. Jaka tersadar dari kekagumannya setelah lama melihat rumah tersebut. Dia bergegas melangkahkan kakinya menuju gerbang security yang ada di depan."Permisi Pak, saya ingin bertemu dengan Kinan," ujar Jaka kepada security yang berjaga di pos satpam."Oh iya Pak Jaka ya? Silahkan masuk Bu Kinan sudah menunggu di dalam," ucap security tersebut dengan ramah.Jaka segera memarkirkan motornya lalu dia mmpun memencet bel di pintu depan. Ternyata Kinan sendiri yang membuka pintu. Jaka termangu melihat penampilan Kinan yang kini semakin cantik seetelah melahirkan."Silahkan masuk Mas Jaka, ada perlu apa ya?"
POV Jaka"Gimana Jak? Berhasil kan, apa neneknya Kinan mau diajak kerjasama?" tanya ibu begitu melihatku yang baru saja masuk rumah.Aku menggelengkan kepalaku dan mendesah pelan."Nenek Arini menolak mentah-mentah usul yang Jaka berikan Ma," ucapku sembari menghela nafas panjang dan merasa sangat frustasi."Loh kenapa? Kan hanya meminjam Jak, kamu juga punya hak loh atas anak kamu. Mereka nggak bisa seenaknya saja melarang kamu untuk bertemu anaknya!" gerutu ibu dengan kesal.Aku hanya diam tidak mampu lagi untuk menjawab celotehan dari ibu. Kepalaku pening memikirkan jika nanti mama mertuaku datang dan menyuruhku untuk mengikuti saran untuk mengambil hak asuh. Aku sudah pasti kalah."Imel kemana Bu?" tanya Jaka menanyakan kemana sang adik yang tidak kelihatan."Imel ke butik, katanya dia tidak mau ditegur karena kelamaan cuti dari kerjaan," jawab Ibu yang langsung aku jawab dengan anggukan.Kulihat ibu memilih untuk duduk di sebelahku sembari menggigiti kukunya, sepertinya beliau ik
POV Jaka"Kamu harus bisa merebut hak asuh anak yang dilahirkan mantan istri kamu. Hanya dengan itu Saskia bisa sembuh," jawab Bu Sarah dengan tegas.Kalimat permintaan Ibu mertuaku terus menerus berputar di dalam benakku. Entah apa yang ada di dalam benak beliau hingga bisa tercetus ide gila seperti itu. Jelas Kinan akan mempertahankan mati-matian hak asuh bayi tersebut, apalagi Kinan sekarang bukanlah wanita biasa-biasa saja. Dia adalah penerus satu-satunya dari Hadwiryawan Group, salah satu pengusaha kuliner yang cukup terkenal di kotaku.Tetapi menolak keinginan ibu mertua tentu bukanlah hal yang mudah juga. Apalagi beliau termasuk orang yang tidak gampang digoyahkan dan akan memakai cara apapun agar keinginannya tercapai. Termasuk cara yang kotor sekalipun, aku bisa paham hal tersebut mengingat Saskia juga menuruni sifat dari beliau. Hanya saja satu yang masih mengganjal dari semua ini, apakah Saskia akan menyetujui tentang ide gila ini."Jaka, ayo kamu kapan mendatangi Kinan?" u
"Kinan, kamu begadang lagi malam ini?" tanya Nenek Arini ketika melihat wajah Kinan yangbterlihat sayu."Iya Nek, Rayyan semalam rewel dan baru tidur sekitar jam 3 tadi," jawab Kinan sembari menguap."Kamu tidur lagi saja kalau Rayyan sedang tidur, kamu juga harus banyak istriahat, agar kondisi kamu tidak drop. Ini sudah nenek siapkan madu hangat agar badan kamu terasa lebih baik," ucap Nenek Arini seraya meminta Kinan untuk menghabiskan madu yang ada di depannya."Makasih banyak Nek," ujar Kinan sembari menandaskan madu hangat yang sudah dipersiapkan Nenek Arini untuk dirinya."Apa kamu perlu nenek panggilkan tukang urut agar badan kamu lebih terasa segar?" tanya Nenek Arini."Wah boleh juga, tetapi besok saja ya Nek. Hari ini Kinan sudah ada janji dengan bidan home care untuk memijat Rayyan," jawab Kinan."Oh gitu, yasudah biar besok nenek panggilkan tukang urutnya. Kamu harus happy Kinan, makan yang banyak biar ASInya juga lancar," ujar Nenek Arini mengingatkan Kinan."Siap nenek,
"Kamu harus bisa merebut hak asuh anak yang dilahirkan mantan istri kamu. Hanya dengan itu Saskia bisa sembuh," jawab Bu Sarah dengan tegas.Jaka sangat terkejut dengan permintaan yang diucapkan oleh mama mertuanya. Jaka tidak habis pikir dengan permintaan mama mertuanya yang cukup aneh di telinganya tersebut."M-maksud mama apa ya?" tanya Jaka."Kamu tadi kan bilang sendiri kalau kamu mau melakukan apapun demi eksembuhan Saskia. Dan satu-satunya cara ya itu dengan merebut anak Dari Kinan kemudian Saskia yang akan merawatnya," ujar Bu Sarah dengan pandangan tajam."T-tapi Ma, mana mungkin Jaka tega berbuat seperti itu?" tanya Jaka pada sang mertua."Kenapa Jaka, bukannya kamu bisa dengan mudah mengambil anak Kinan? Kamu bilang saja kalau Kinan tidak bekerja jadi dia tidak bisa memiliki hak asuh dari anaknya. Kamu ini gitu aja kenapa dibikin pusing sih?" ujar Bu Sarah yang masih belum mengetahui siapa Kinan sebenarnya."Tapi Kinan bukanlah orang yang bisa dengan mudah kita hadapi sekar