Share

Bab 2

Author: Dinar Asmita
last update Last Updated: 2025-01-07 10:39:51
Ya, apa aku harus kembali ke negaraku jika tidak bisa menghasilkan cukup uang untuk membayar biaya kuliahku?

Begitu pikiran mengerikan itu muncul, pikiran itu terus menghantui benakku. Aku menggelengkan kepala dengan ketakutan, mencoba mengusir bayangan suram tersebut.

Saat itu, Winda mengomporiku, menunjukkan layar percakapan WhatsApp-nya kepadaku.

Ada seseorang bernama Kak Lody yang mengirimkan stiker "menarik," diikuti dua transfer sebesar 100 juta masing-masing, dengan pesan "untuk Adik beli tas."

"Lihat, cuma difoto beberapa kali, kalau bos suka, langsung transfer 100 juta. Uang sebanyak itu nggak akan kamu dapatkan meski cuci piring selama setahun."

"Aku sudah bilang kerjaan ini banyak duitnya. Aku juga melakukannya. Apa aku bakal mencelakakan kamu? Banyak orang lain yang berebutan ingin masuk, tapi aku nggak kenalin mereka. Kamu itu spesial, soalnya kamu teman serumahku."

Kata-kata ini seperti suntikan keberanian bagiku.

Winda benar, tidak ada orang yang mengumbar hal-hal seperti ini. Semua diam-diam cari untung besar.

Dia dengan baik hati memperkenalkannya padaku. Bagaimana mungkin aku membuatnya kecewa?

Selain itu ... melihat uang 200 juta itu, aku tak bisa menahan diri menelan ludah.

Sudah lama aku tidak makan kenyang.

Bos Winda, di sisi lain, bisa dengan santai mentransfer 200 juta untuk adik yang bahkan tidak dikenalnya. Dia benar-benar kaya.

"Winda, bisa nggak kamu bawa aku ke sana? Aku juga mau jadi kaya."

Tanpa menunggu, Winda langsung mengajakku ke tempat yang dia sebut sebagai tempat kerja.

Tempat itu adalah sebuah klub mewah yang cukup jauh dari kawasan kumuh. Katanya, klub ini khusus untuk mahasiswa internasional kaya dari negara asal. Semua pekerja di sini berbicara dalam bahasa ibu kami.

Aku melihat dekorasi interiornya dan tak bisa menahan diri berdecak kagum. Segalanya terlihat sangat mahal.

Winda, yang sudah terbiasa, sama sekali tidak tampak kaget seperti aku. Dia dengan santai menarikku melewati bagian depan dan langsung menuju area staf.

Bagian dalamnya bahkan lebih mencengangkan, lebih mewah daripada dekorasi luar, mengingatkanku pada adegan pesta liar di novel.

Ada seorang pria bertubuh kekar berenang di kolam renang dalam ruangan, hanya mengenakan celana renang. Tubuhnya bergerak naik turun seiring gerakannya.

Otot dadanya penuh, dan otot lengannya terlihat kuat.

Begitu Winda melihatnya, dia langsung tersenyum lebar. Ketika pria itu keluar dari kolam, Winda tanpa ragu mendekat, menempelkan dirinya meski tubuh pria itu masih basah. Dadanya bergesekan dengan lengan pria tersebut.

Pakaian Winda yang ketat langsung menonjolkan lekuk tubuhnya saat basah, membuat suasana makin memanas.

Pria itu tersenyum, lalu dengan santai menggesek-gesekkan lengannya ke dada Winda beberapa kali, membuat Winda hampir terjatuh ke pelukannya.

Mata Winda penuh godaan, dan dia berkata dengan nada lembut dan manja,

"Setelah berenang lama, bagaimana kalau malam ini kita lakukan sesuatu yang lain?"

Pria itu tidak menjawab, hanya tersenyum. Tangan yang memeluk pinggang Winda mulai turun, meremas bokongnya.

Winda memberinya isyarat, menunjuk ke arahku yang berdiri tak jauh.

Melihat interaksi mereka, aku ingin menunduk mencari lubang untuk bersembunyi. Kukira pria itu akan berhenti, dan aku agak lega. Kakiku yang tegang mulai santai kembali.

Namun, dia hanya mengangguk ke arahku dan berkata, "Foto adik ini kalah jauh dari aslinya. Melihat langsung lebih terasa."

Lalu, dia melanjutkan, bahkan lebih berani dari sebelumnya, tanpa ragu memegang sana-sini.

Satu tangannya masuk ke bawah rok Winda, sedangkan tangan lainnya menarik turun baju Winda hingga bagian dadanya terbuka.

Winda mengeluarkan suara manja, suara yang belum pernah kudengar, lembut dan penuh godaan.

Pria itu kemudian mengangkat Winda dan meletakkannya di kursi pantai terdekat, membuatnya berlutut membelakangi dirinya.

Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana. Bahkan napasku tak sengaja menjadi lebih pelan.

Pria itu melihatku dan berkata, "Pergi cari manajer, minta dia ajarkan aturan tempat ini. Hafalkan semuanya sebelum besok malam, lalu datang temui aku."

Winda tiba-tiba menoleh, bertanya dengan nada bingung, "Kak Lody, teman serumahku ini punya tubuh bagus. Bukannya sayang banget kalau hanya dijadikan pelayan? Kenapa dia nggak langsung kerja yang itu saja?"

Ternyata pria itu adalah Kak Lody, orang yang mengirim 200 juta untuk beli tas.

Kak Lody menepuk bokong Winda dengan keras, membuatnya bergetar. Winda mengeluarkan suara yang lebih keras lagi.

"Jadi pelayan dulu. Kalau dia ingin uang besar, baru kita bicarakan."

Winda memberiku isyarat, "Dia bilang mau pekerjaan paling menghasilkan itu, aku sudah ceritakan semuanya padanya."

Di perjalanan, Winda sudah menjelaskan bahwa pekerjaan terendah adalah pelayan dengan gaji sekitar 20 juta, sedangkan yang tertinggi adalah model dengan pendapatan 200 juta lebih, belum termasuk tip besar dari tamu.

Aku langsung mengangguk, "Ya, aku ingin jadi model!"

Winda tampak lega dan memandang Kak Lody, "Dia pasti bisa. Bagaimana kalau malam ini Kak Lody coba dulu dia ...."

Kak Lody tidak menjawab, tangannya malah bergerak cepat di bawah rok Winda.

Ucapan Winda berubah menjadi terputus-putus, dengan suara lembut dan manja yang keluar tanpa dia sadari.

Beberapa saat kemudian, diiringi suara Winda yang melenguh antara sakit dan nikmat, Kak Lody berhenti bergerak, lalu memandangku lagi.

"Kamu pergi belajar aturan dari manajer dulu. Besok malam langsung datang."

Setelah itu, dia mulai melepas celana renangnya.

Aku langsung tahu apa yang mereka lakukan tadi. Wajahku memerah, dan aku segera menunduk, berbalik keluar.

Setelah pulang, aku terus memikirkan aturan yang diajarkan manajer dan apa yang kulihat di kolam tadi. Untuk waktu yang lama, aku tidak bisa tidur.

Hingga pagi hampir tiba, aku baru merasa mengantuk, tetapi aku sadar Winda belum pulang. Dia masih di tempat Kak Lody.

Gambaran yang tadi sulit kuhapus dari benakku mulai muncul lagi.

Kak Lody yang kekar memeluk pinggang Winda, jarinya yang panjang masuk dan keluar, dan sesuatu yang menonjol di balik celana renangnya ....

Winda terlihat kesakitan, tetapi juga seperti sangat menikmati.

Tanpa sadar, aku merapatkan kedua kakiku, merasa tidak tenang ....

Related chapters

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 3

    Kalau Kak Lody setuju untuk mencoba dulu ... apa malam ini aku bisa merasakan apa yang dirasakan Winda?Bukan hanya bisa menghasilkan uang dengan mudah, tetapi juga menikmati sensasi seperti itu .... Tidak bisa kubayangkan betapa menyenangkannya.Sampai pagi tiba, aku masih terjebak dalam lamunan, baru bisa tertidur dengan pikiran kacau.Saat bangun, hari sudah sore. Untuk pertama kalinya, aku berdandan dengan serius, melihat ke cermin kiri-kanan dan merasa cukup puas. Dengan penuh semangat, aku pergi ke klub.Dari kawasan kumuh naik kereta bawah tanah ke daerah kaya, perjalanan memakan waktu lebih dari dua jam. Saat tiba, langit sudah gelap, dan banyak mobil sport yang namanya tak kuketahui diparkir di luar klub.Aku berdecak kagum, menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah ke tempat yang bisa mengubah takdirku ini.Kali ini, karena sudah lebih familiar, aku langsung menuju area dalam. Masih di kolam renang yang sama, Kak Lody dan Winda duduk di pinggir kolam dengan pakaian renang min

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 4

    Dalam situasi kritis, aku meledak dengan kekuatan yang belum pernah kumiliki sebelumnya. Dengan tergopoh-gopoh, aku berdiri, mengambil botol bir dari ruang VIP sebagai senjata dan memegangnya di depanku.Para pria itu mencibir, tidak peduli pada perlawananku, dan terus mendekat.Aku segera memecahkan botol bir di kepala salah satu dari mereka. Botol itu pecah, dan dia meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.Aku segera memegang dua botol dengan kedua tangan. Siapa pun yang mendekat, langsung kupukulkan ke kepala mereka. Botol-botol yang sudah pecah kulemparkan ke arah mereka untuk menghalangi mereka mendekatiku.Suara botol pecah, makian dan teriakan para pria, serta jeritan Winda ... semua kebisingan itu makin riuh hingga akhirnya menarik perhatian Kak Lody.Wajahnya tampak kesal, "Apa yang kalian lakukan?"Aku sangat takut pada pria sekarang, tetapi aku tidak punya pilihan selain berbicara dengan suara gemetar."Kalian bilang mau coba dulu dan menemani tamu, tapi nggak bilang k

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 5

    Nama asliku adalah Sarah Jayadi. Aku lahir di sebuah desa terpencil yang masih menganut budaya patriarki, mengutamakan laki-laki dibanding perempuan.Keluarga tidak ingin aku melanjutkan sekolah setelah lulus SD, tetapi aku belajar mati-matian hingga mendapatkan nilai tinggi dan bebas biaya sekolah SMP dan SMA, sehingga aku tidak perlu putus sekolah untuk bekerja.Ketika hasil ujian masuk universitas keluar, nilaiku cukup untuk masuk universitas tingkat pertama. Namun, keluarga menolak membayar biaya kuliahku.Mereka mengatakan bahwa sekolah hingga SMA sudah cukup, dan aku yang sudah tidak muda lagi seharusnya menikah. Uang dari pernikahan itu bisa digunakan untuk biaya pernikahan adikku.Aku tidak setuju dan melarikan diri dengan membawa kartu identitas, pergi ke kota untuk bekerja demi mengumpulkan uang kuliah sendiri.Aku hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran. Suatu kali, aku bertemu Sisi, seorang pelanggan restoran. Ketika mendengar kisahku, dia terkejut mengetahui bahwa kami

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 6

    Aku berhasil mendekati Winda dan dengan sengaja menceritakan kesulitanku menemukan tempat tinggal bersama. Atas undangannya, aku tinggal bersamanya sambil sesekali menyiratkan bahwa aku kekurangan uang.Saat itu, Winda juga tidak menghasilkan banyak uang, tetapi dia bisa menemukan rasa superioritas dengan melihatku yang hidupnya lebih menyedihkan. Setiap kali dia pulang setelah minum-minum, dia akan menarikku untuk menunjukkan foto dan video kehidupan glamornya di ponsel.Suatu kali, aku mencampurkan obat tidur ke minumannya. Saat dia tertidur, aku memasukkan kata sandi yang diam-diam kucatat sebelumnya dan menemukan video yang hanya sekilas kulihat tetapi langsung membuat hatiku hancur.Itu adalah video saat Sisi menjadi korban, dipaksa oleh banyak pria.Melihat adegan menjijikkan dan keji di ponsel itu, aku mengepalkan tangan hingga kuku menembus telapak tanganku, memaksa darah keluar.Penyelamatku dihancurkan oleh para iblis, tetapi aku tidak bisa masuk ke layar untuk menghentikan s

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 7

    Latihan semalaman membuatku penuh semangat juang. Hal ini juga yang membuatku tetap tenang saat dikelilingi oleh lima atau enam pria di malam harinya, dan berhasil mengayunkan botol minuman untuk membuka jalan hingga menarik perhatian Kak Lody.Beberapa waktu sebelumnya, ada kasus pembunuhan di klub tersebut. Meskipun tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa Kak Lody yang membunuh Sisi, dia tetap harus lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya dan menjadi lebih waspada akhir-akhir ini.Kalau tidak, dia pasti sudah lama memperluas rekrutmen model wanita. Namun, tanpa melalui seleksi yang ketat, Winda dengan mudah merekomendasikanku langsung ke hadapannya.Kak Lody tidak ingin memperbesar masalah atau membiarkan lebih banyak orang mengetahui rahasia klub, sehingga dia dengan enteng meloloskan aku.Dia mungkin berpikir aku hanyalah seorang siswi asing yang patuh, yang tidak akan menimbulkan masalah.Namun, dia tidak tahu bahwa aku datang dengan tujuan balas dendam.Setelah men

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 8

    Dengan cepat aku ditekan ke tanah oleh Kak Lody, rambutku berantakan, dan bajuku setengah terbuka.Saat itu, terdengar suara seorang gadis dari ujung gang, "Hentikan!"Kak Lody, yang nafsunya sudah tidak terkendali setelah melihat tubuhku, tidak berhenti meski dia melihat gadis lain datang.Sebaliknya, dia dengan licik berkata, "Kalau nggak pergi, kamu juga akan kuhabisi!"Gadis itu mundur ketakutan, tetapi di saat bersamaan tubuh Kak Lody tiba-tiba membeku. Dia menoleh dengan tidak percaya ke arahku.Pisauku telah menancap di jantungnya, darah memancar keluar, membasahi kemeja putihku.Aku tersenyum sambil menusukkan pisau itu lebih dalam dan memutarnya dengan kuat beberapa kali, lalu berkata dengan lembut kepadanya."Kamu ingat Sisi?"Setelah itu, aku menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, memandangnya dengan ekspresi penuh belas kasih sekaligus dingin."Nggak, kamu nggak akan tahu siapa dia. Kamu bahkan nggak tahu namanya, tetapi kamu telah merenggut nyawanya.”Aku perlahan m

    Last Updated : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 1

    Setelah pergi ke luar negeri untuk kuliah, karena biaya hidup yang tidak mencukupi, aku bekerja paruh waktu di tempat hiburan di Aurelion.Sejak malam itu, setiap kali terbangun di tengah malam, aku selalu teringat betapa mengerikannya pengalaman yang aku alami malam itu.....Namaku Mirna Jayadi, baru saja merayakan ulang tahun ke-21.Sebagai mahasiswi pascasarjana dari keluarga sederhana, tingkat pengeluaran di luar negeri sangat tinggi. Biaya hidup yang sebelumnya cukup di negara asal saya, tiba-tiba menjadi tidak mencukupi. Aku sempat berpikir untuk bekerja sebagai pelayan restoran.Namun, karena masalah visa, mahasiswi asing sepertiku hanya bisa bekerja di restoran ilegal. Hal ini membuatku agak ragu.Teman sekamarku, Winda Basuki, mengetahui dilemaku, lalu menarikku dan berbicara dengan nada misterius."Kerja di restoran itu melelahkan, harus angkat piring dan cuci piring. Aku punya pekerjaan yang gampang dan bayarannya besar. Mau aku kenalkan?"Dia berkata sambil menatapku dari

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 8

    Dengan cepat aku ditekan ke tanah oleh Kak Lody, rambutku berantakan, dan bajuku setengah terbuka.Saat itu, terdengar suara seorang gadis dari ujung gang, "Hentikan!"Kak Lody, yang nafsunya sudah tidak terkendali setelah melihat tubuhku, tidak berhenti meski dia melihat gadis lain datang.Sebaliknya, dia dengan licik berkata, "Kalau nggak pergi, kamu juga akan kuhabisi!"Gadis itu mundur ketakutan, tetapi di saat bersamaan tubuh Kak Lody tiba-tiba membeku. Dia menoleh dengan tidak percaya ke arahku.Pisauku telah menancap di jantungnya, darah memancar keluar, membasahi kemeja putihku.Aku tersenyum sambil menusukkan pisau itu lebih dalam dan memutarnya dengan kuat beberapa kali, lalu berkata dengan lembut kepadanya."Kamu ingat Sisi?"Setelah itu, aku menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, memandangnya dengan ekspresi penuh belas kasih sekaligus dingin."Nggak, kamu nggak akan tahu siapa dia. Kamu bahkan nggak tahu namanya, tetapi kamu telah merenggut nyawanya.”Aku perlahan m

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 7

    Latihan semalaman membuatku penuh semangat juang. Hal ini juga yang membuatku tetap tenang saat dikelilingi oleh lima atau enam pria di malam harinya, dan berhasil mengayunkan botol minuman untuk membuka jalan hingga menarik perhatian Kak Lody.Beberapa waktu sebelumnya, ada kasus pembunuhan di klub tersebut. Meskipun tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa Kak Lody yang membunuh Sisi, dia tetap harus lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya dan menjadi lebih waspada akhir-akhir ini.Kalau tidak, dia pasti sudah lama memperluas rekrutmen model wanita. Namun, tanpa melalui seleksi yang ketat, Winda dengan mudah merekomendasikanku langsung ke hadapannya.Kak Lody tidak ingin memperbesar masalah atau membiarkan lebih banyak orang mengetahui rahasia klub, sehingga dia dengan enteng meloloskan aku.Dia mungkin berpikir aku hanyalah seorang siswi asing yang patuh, yang tidak akan menimbulkan masalah.Namun, dia tidak tahu bahwa aku datang dengan tujuan balas dendam.Setelah men

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 6

    Aku berhasil mendekati Winda dan dengan sengaja menceritakan kesulitanku menemukan tempat tinggal bersama. Atas undangannya, aku tinggal bersamanya sambil sesekali menyiratkan bahwa aku kekurangan uang.Saat itu, Winda juga tidak menghasilkan banyak uang, tetapi dia bisa menemukan rasa superioritas dengan melihatku yang hidupnya lebih menyedihkan. Setiap kali dia pulang setelah minum-minum, dia akan menarikku untuk menunjukkan foto dan video kehidupan glamornya di ponsel.Suatu kali, aku mencampurkan obat tidur ke minumannya. Saat dia tertidur, aku memasukkan kata sandi yang diam-diam kucatat sebelumnya dan menemukan video yang hanya sekilas kulihat tetapi langsung membuat hatiku hancur.Itu adalah video saat Sisi menjadi korban, dipaksa oleh banyak pria.Melihat adegan menjijikkan dan keji di ponsel itu, aku mengepalkan tangan hingga kuku menembus telapak tanganku, memaksa darah keluar.Penyelamatku dihancurkan oleh para iblis, tetapi aku tidak bisa masuk ke layar untuk menghentikan s

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 5

    Nama asliku adalah Sarah Jayadi. Aku lahir di sebuah desa terpencil yang masih menganut budaya patriarki, mengutamakan laki-laki dibanding perempuan.Keluarga tidak ingin aku melanjutkan sekolah setelah lulus SD, tetapi aku belajar mati-matian hingga mendapatkan nilai tinggi dan bebas biaya sekolah SMP dan SMA, sehingga aku tidak perlu putus sekolah untuk bekerja.Ketika hasil ujian masuk universitas keluar, nilaiku cukup untuk masuk universitas tingkat pertama. Namun, keluarga menolak membayar biaya kuliahku.Mereka mengatakan bahwa sekolah hingga SMA sudah cukup, dan aku yang sudah tidak muda lagi seharusnya menikah. Uang dari pernikahan itu bisa digunakan untuk biaya pernikahan adikku.Aku tidak setuju dan melarikan diri dengan membawa kartu identitas, pergi ke kota untuk bekerja demi mengumpulkan uang kuliah sendiri.Aku hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran. Suatu kali, aku bertemu Sisi, seorang pelanggan restoran. Ketika mendengar kisahku, dia terkejut mengetahui bahwa kami

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 4

    Dalam situasi kritis, aku meledak dengan kekuatan yang belum pernah kumiliki sebelumnya. Dengan tergopoh-gopoh, aku berdiri, mengambil botol bir dari ruang VIP sebagai senjata dan memegangnya di depanku.Para pria itu mencibir, tidak peduli pada perlawananku, dan terus mendekat.Aku segera memecahkan botol bir di kepala salah satu dari mereka. Botol itu pecah, dan dia meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.Aku segera memegang dua botol dengan kedua tangan. Siapa pun yang mendekat, langsung kupukulkan ke kepala mereka. Botol-botol yang sudah pecah kulemparkan ke arah mereka untuk menghalangi mereka mendekatiku.Suara botol pecah, makian dan teriakan para pria, serta jeritan Winda ... semua kebisingan itu makin riuh hingga akhirnya menarik perhatian Kak Lody.Wajahnya tampak kesal, "Apa yang kalian lakukan?"Aku sangat takut pada pria sekarang, tetapi aku tidak punya pilihan selain berbicara dengan suara gemetar."Kalian bilang mau coba dulu dan menemani tamu, tapi nggak bilang k

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 3

    Kalau Kak Lody setuju untuk mencoba dulu ... apa malam ini aku bisa merasakan apa yang dirasakan Winda?Bukan hanya bisa menghasilkan uang dengan mudah, tetapi juga menikmati sensasi seperti itu .... Tidak bisa kubayangkan betapa menyenangkannya.Sampai pagi tiba, aku masih terjebak dalam lamunan, baru bisa tertidur dengan pikiran kacau.Saat bangun, hari sudah sore. Untuk pertama kalinya, aku berdandan dengan serius, melihat ke cermin kiri-kanan dan merasa cukup puas. Dengan penuh semangat, aku pergi ke klub.Dari kawasan kumuh naik kereta bawah tanah ke daerah kaya, perjalanan memakan waktu lebih dari dua jam. Saat tiba, langit sudah gelap, dan banyak mobil sport yang namanya tak kuketahui diparkir di luar klub.Aku berdecak kagum, menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah ke tempat yang bisa mengubah takdirku ini.Kali ini, karena sudah lebih familiar, aku langsung menuju area dalam. Masih di kolam renang yang sama, Kak Lody dan Winda duduk di pinggir kolam dengan pakaian renang min

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 2

    Ya, apa aku harus kembali ke negaraku jika tidak bisa menghasilkan cukup uang untuk membayar biaya kuliahku?Begitu pikiran mengerikan itu muncul, pikiran itu terus menghantui benakku. Aku menggelengkan kepala dengan ketakutan, mencoba mengusir bayangan suram tersebut.Saat itu, Winda mengomporiku, menunjukkan layar percakapan WhatsApp-nya kepadaku.Ada seseorang bernama Kak Lody yang mengirimkan stiker "menarik," diikuti dua transfer sebesar 100 juta masing-masing, dengan pesan "untuk Adik beli tas.""Lihat, cuma difoto beberapa kali, kalau bos suka, langsung transfer 100 juta. Uang sebanyak itu nggak akan kamu dapatkan meski cuci piring selama setahun.""Aku sudah bilang kerjaan ini banyak duitnya. Aku juga melakukannya. Apa aku bakal mencelakakan kamu? Banyak orang lain yang berebutan ingin masuk, tapi aku nggak kenalin mereka. Kamu itu spesial, soalnya kamu teman serumahku."Kata-kata ini seperti suntikan keberanian bagiku.Winda benar, tidak ada orang yang mengumbar hal-hal sepert

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 1

    Setelah pergi ke luar negeri untuk kuliah, karena biaya hidup yang tidak mencukupi, aku bekerja paruh waktu di tempat hiburan di Aurelion.Sejak malam itu, setiap kali terbangun di tengah malam, aku selalu teringat betapa mengerikannya pengalaman yang aku alami malam itu.....Namaku Mirna Jayadi, baru saja merayakan ulang tahun ke-21.Sebagai mahasiswi pascasarjana dari keluarga sederhana, tingkat pengeluaran di luar negeri sangat tinggi. Biaya hidup yang sebelumnya cukup di negara asal saya, tiba-tiba menjadi tidak mencukupi. Aku sempat berpikir untuk bekerja sebagai pelayan restoran.Namun, karena masalah visa, mahasiswi asing sepertiku hanya bisa bekerja di restoran ilegal. Hal ini membuatku agak ragu.Teman sekamarku, Winda Basuki, mengetahui dilemaku, lalu menarikku dan berbicara dengan nada misterius."Kerja di restoran itu melelahkan, harus angkat piring dan cuci piring. Aku punya pekerjaan yang gampang dan bayarannya besar. Mau aku kenalkan?"Dia berkata sambil menatapku dari

DMCA.com Protection Status