Share

Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah
Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah
Penulis: Dinar Asmita

Bab 1

Penulis: Dinar Asmita
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 10:39:51
Setelah pergi ke luar negeri untuk kuliah, karena biaya hidup yang tidak mencukupi, aku bekerja paruh waktu di tempat hiburan di Aurelion.

Sejak malam itu, setiap kali terbangun di tengah malam, aku selalu teringat betapa mengerikannya pengalaman yang aku alami malam itu.

....

Namaku Mirna Jayadi, baru saja merayakan ulang tahun ke-21.

Sebagai mahasiswi pascasarjana dari keluarga sederhana, tingkat pengeluaran di luar negeri sangat tinggi. Biaya hidup yang sebelumnya cukup di negara asal saya, tiba-tiba menjadi tidak mencukupi. Aku sempat berpikir untuk bekerja sebagai pelayan restoran.

Namun, karena masalah visa, mahasiswi asing sepertiku hanya bisa bekerja di restoran ilegal. Hal ini membuatku agak ragu.

Teman sekamarku, Winda Basuki, mengetahui dilemaku, lalu menarikku dan berbicara dengan nada misterius.

"Kerja di restoran itu melelahkan, harus angkat piring dan cuci piring. Aku punya pekerjaan yang gampang dan bayarannya besar. Mau aku kenalkan?"

Dia berkata sambil menatapku dari atas ke bawah, seperti sedang menilai barang di meja.

"Bentuk tubuhmu lumayan. Kalau melamar seharusnya diterima. Siapa tahu kamu bisa dapat banyak uang!"

Setelah menilaiku, dia bahkan menjulurkan tangannya untuk meremas tubuhku di bagian depan dan belakang, membuatku merasa tidak nyaman hingga mundur dua langkah.

Aku tidak terbiasa dengan sikapnya yang terlalu berlebihan, tetapi karena aku benar-benar butuh uang, mau tak mau aku mendengarkan penjelasannya.

Saat baru tiba di luar negeri untuk studi pascasarjana, Winda, seperti aku, juga berasal dari keluarga biasa. Kalau tidak, kami tidak akan tinggal bersama di daerah yang hampir mirip kawasan kumuh ini

Rumah kami kecil dan reyot, sering mati air dan listrik, dengan perabotan yang kotor.

Namun, baru setengah tahun, Winda mulai sering keluar pagi-pagi dan pulang larut malam. Dia mengganti semua perabotan di kamarnya dengan barang baru.

Tidak hanya itu, pakaian dan aksesori yang dikenakannya makin mewah dan terlihat mahal.

Melihat perubahan ini, aku tidak akan percaya kalau dia berkata bahwa dia tidak menghasilkan uang. Jadi, saat dia ingin memperkenalkan pekerjaan ini, aku merasa gugup, tetapi juga tertarik.

"Aku juga mau bekerja. Kalau nggak segera punya uang, aku nggak bisa makan. Kapan kamu bisa menjelaskan lebih lanjut tentang pekerjaan ini?"

Winda tersenyum misterius, kembali menatapku dari atas ke bawah, terutama pada bagian tertentu untuk waktu yang lama.

"Coba pakai bajuku, biar aku lihat."

Aku terkejut melihat gaun yang dikenakannya. Gaun itu hampir tidak menutupi tubuhnya, sangat terbuka di depan dan belakang.

Dan ... aku lebih tinggi darinya. Kalau aku memakainya, pakaian dalamku mungkin akan terlihat separuhnya.

Aku tidak tahu harus bagaimana.

Awalnya tidak disebutkan kalau pekerjaan paruh waktu ini mengharuskan memakai pakaian seperti itu. Sekarang aku merasa serba salah.

Winda menyadari keraguanku, tetapi dia tidak memaksa. Dia hanya bertanya apakah aku masih ingin mendapatkan uang atau kembali ke negara asal dengan tangan kosong.

Dengan ragu-ragu, aku menggigit bibir, menerima gaun yang dilepasnya dan berjalan cepat ke kamar mandi.

Hasilnya, aku mengalami masalah saat melihat pakaian itu di kamar mandi. Lingkar dadaku benar-benar ... terlalu besar untuk pakaian Winda.

Setelah lama mencoba, aku ingin memakai kembali pakaianku sendiri. Aku selalu malu untuk telanjang.

Namun, Winda tiba-tiba membuka pintu dan matanya berbinar melihat tubuhku.

Dia berputar mengelilingiku dua kali, lalu menarik bra-ku untuk melihat dadaku.

Setelah tahu bahwa gaun itu tidak muat padaku, dia tertawa dengan santai dan berkata bahwa dia baru bisa memakainya jika tidak mengenakan pakaian dalam.

"Nggak disangka, penampilanmu biasa saja, tapi tubuhmu luar biasa. Kenapa kamu sembunyikan? Pasti menyenangkan untuk dipamerkan!"

"Kenapa bengong? Cepat lepas bajumu, coba pakai gaun ini. Hasilnya pasti memukau!"

Dia tetap berdiri di sana, dengan semangat menungguku mencoba gaun itu. Dia terus berkata bahwa aku pasti bisa mendapatkan harga yang bagus.

Aku merasa malu, tetapi pakaianku dipegang erat oleh Winda. Aku tidak punya pilihan selain melepas bra-ku dan mencoba gaun yang ukurannya lebih kecil itu.

Namun, ketika menunduk, wajahku langsung merah seperti terbakar.

Winda tidak mengatakan bahwa gaun itu setengah transparan. Bagian dadaku yang tidak memakai bra terlihat samar-samar, membuat orang bisa membayangkan hal-hal tertentu.

Rasanya lebih memalukan daripada tidak memakai apa-apa!

Aku berjalan ke arahnya untuk meminta pakaianku kembali. Namun, saat melangkah, aku merasa bagian belakangku dingin.

Ketika menoleh, aku melihat setengah bokongku terungkap dari gaun itu!

Aku merasa sangat malu hingga ingin menyembunyikan diri di pojok, tidak tahu harus menutupi bagian depan atau belakang.

Winda tidak peduli, malah mengambil ponsel dan memotretku.

Aku langsung merampas ponselnya, "Kamu ngapain!"

Nadaku terdengar tergesa-gesa dan marah.

Namun, Winda dengan santai menarikku, menepuk bahuku untuk menenangkanku.

"Aku tahu kamu malu, tapi pikirkan betapa sulitnya hidup tanpa uang. Toh cuma dilihat orang, nggak akan rugi, tapi kamu bisa hidup nyaman ...."

Hatiku yang awalnya sudah ragu, makin goyah setelah mendengar perkataannya, tanpa sadar melonggarkan cengkeraman tanganku.

Bab terkait

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 2

    Ya, apa aku harus kembali ke negaraku jika tidak bisa menghasilkan cukup uang untuk membayar biaya kuliahku?Begitu pikiran mengerikan itu muncul, pikiran itu terus menghantui benakku. Aku menggelengkan kepala dengan ketakutan, mencoba mengusir bayangan suram tersebut.Saat itu, Winda mengomporiku, menunjukkan layar percakapan WhatsApp-nya kepadaku.Ada seseorang bernama Kak Lody yang mengirimkan stiker "menarik," diikuti dua transfer sebesar 100 juta masing-masing, dengan pesan "untuk Adik beli tas.""Lihat, cuma difoto beberapa kali, kalau bos suka, langsung transfer 100 juta. Uang sebanyak itu nggak akan kamu dapatkan meski cuci piring selama setahun.""Aku sudah bilang kerjaan ini banyak duitnya. Aku juga melakukannya. Apa aku bakal mencelakakan kamu? Banyak orang lain yang berebutan ingin masuk, tapi aku nggak kenalin mereka. Kamu itu spesial, soalnya kamu teman serumahku."Kata-kata ini seperti suntikan keberanian bagiku.Winda benar, tidak ada orang yang mengumbar hal-hal sepert

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 3

    Kalau Kak Lody setuju untuk mencoba dulu ... apa malam ini aku bisa merasakan apa yang dirasakan Winda?Bukan hanya bisa menghasilkan uang dengan mudah, tetapi juga menikmati sensasi seperti itu .... Tidak bisa kubayangkan betapa menyenangkannya.Sampai pagi tiba, aku masih terjebak dalam lamunan, baru bisa tertidur dengan pikiran kacau.Saat bangun, hari sudah sore. Untuk pertama kalinya, aku berdandan dengan serius, melihat ke cermin kiri-kanan dan merasa cukup puas. Dengan penuh semangat, aku pergi ke klub.Dari kawasan kumuh naik kereta bawah tanah ke daerah kaya, perjalanan memakan waktu lebih dari dua jam. Saat tiba, langit sudah gelap, dan banyak mobil sport yang namanya tak kuketahui diparkir di luar klub.Aku berdecak kagum, menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah ke tempat yang bisa mengubah takdirku ini.Kali ini, karena sudah lebih familiar, aku langsung menuju area dalam. Masih di kolam renang yang sama, Kak Lody dan Winda duduk di pinggir kolam dengan pakaian renang min

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 4

    Dalam situasi kritis, aku meledak dengan kekuatan yang belum pernah kumiliki sebelumnya. Dengan tergopoh-gopoh, aku berdiri, mengambil botol bir dari ruang VIP sebagai senjata dan memegangnya di depanku.Para pria itu mencibir, tidak peduli pada perlawananku, dan terus mendekat.Aku segera memecahkan botol bir di kepala salah satu dari mereka. Botol itu pecah, dan dia meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.Aku segera memegang dua botol dengan kedua tangan. Siapa pun yang mendekat, langsung kupukulkan ke kepala mereka. Botol-botol yang sudah pecah kulemparkan ke arah mereka untuk menghalangi mereka mendekatiku.Suara botol pecah, makian dan teriakan para pria, serta jeritan Winda ... semua kebisingan itu makin riuh hingga akhirnya menarik perhatian Kak Lody.Wajahnya tampak kesal, "Apa yang kalian lakukan?"Aku sangat takut pada pria sekarang, tetapi aku tidak punya pilihan selain berbicara dengan suara gemetar."Kalian bilang mau coba dulu dan menemani tamu, tapi nggak bilang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 5

    Nama asliku adalah Sarah Jayadi. Aku lahir di sebuah desa terpencil yang masih menganut budaya patriarki, mengutamakan laki-laki dibanding perempuan.Keluarga tidak ingin aku melanjutkan sekolah setelah lulus SD, tetapi aku belajar mati-matian hingga mendapatkan nilai tinggi dan bebas biaya sekolah SMP dan SMA, sehingga aku tidak perlu putus sekolah untuk bekerja.Ketika hasil ujian masuk universitas keluar, nilaiku cukup untuk masuk universitas tingkat pertama. Namun, keluarga menolak membayar biaya kuliahku.Mereka mengatakan bahwa sekolah hingga SMA sudah cukup, dan aku yang sudah tidak muda lagi seharusnya menikah. Uang dari pernikahan itu bisa digunakan untuk biaya pernikahan adikku.Aku tidak setuju dan melarikan diri dengan membawa kartu identitas, pergi ke kota untuk bekerja demi mengumpulkan uang kuliah sendiri.Aku hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran. Suatu kali, aku bertemu Sisi, seorang pelanggan restoran. Ketika mendengar kisahku, dia terkejut mengetahui bahwa kami

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 6

    Aku berhasil mendekati Winda dan dengan sengaja menceritakan kesulitanku menemukan tempat tinggal bersama. Atas undangannya, aku tinggal bersamanya sambil sesekali menyiratkan bahwa aku kekurangan uang.Saat itu, Winda juga tidak menghasilkan banyak uang, tetapi dia bisa menemukan rasa superioritas dengan melihatku yang hidupnya lebih menyedihkan. Setiap kali dia pulang setelah minum-minum, dia akan menarikku untuk menunjukkan foto dan video kehidupan glamornya di ponsel.Suatu kali, aku mencampurkan obat tidur ke minumannya. Saat dia tertidur, aku memasukkan kata sandi yang diam-diam kucatat sebelumnya dan menemukan video yang hanya sekilas kulihat tetapi langsung membuat hatiku hancur.Itu adalah video saat Sisi menjadi korban, dipaksa oleh banyak pria.Melihat adegan menjijikkan dan keji di ponsel itu, aku mengepalkan tangan hingga kuku menembus telapak tanganku, memaksa darah keluar.Penyelamatku dihancurkan oleh para iblis, tetapi aku tidak bisa masuk ke layar untuk menghentikan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 7

    Latihan semalaman membuatku penuh semangat juang. Hal ini juga yang membuatku tetap tenang saat dikelilingi oleh lima atau enam pria di malam harinya, dan berhasil mengayunkan botol minuman untuk membuka jalan hingga menarik perhatian Kak Lody.Beberapa waktu sebelumnya, ada kasus pembunuhan di klub tersebut. Meskipun tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa Kak Lody yang membunuh Sisi, dia tetap harus lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya dan menjadi lebih waspada akhir-akhir ini.Kalau tidak, dia pasti sudah lama memperluas rekrutmen model wanita. Namun, tanpa melalui seleksi yang ketat, Winda dengan mudah merekomendasikanku langsung ke hadapannya.Kak Lody tidak ingin memperbesar masalah atau membiarkan lebih banyak orang mengetahui rahasia klub, sehingga dia dengan enteng meloloskan aku.Dia mungkin berpikir aku hanyalah seorang siswi asing yang patuh, yang tidak akan menimbulkan masalah.Namun, dia tidak tahu bahwa aku datang dengan tujuan balas dendam.Setelah men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 8

    Dengan cepat aku ditekan ke tanah oleh Kak Lody, rambutku berantakan, dan bajuku setengah terbuka.Saat itu, terdengar suara seorang gadis dari ujung gang, "Hentikan!"Kak Lody, yang nafsunya sudah tidak terkendali setelah melihat tubuhku, tidak berhenti meski dia melihat gadis lain datang.Sebaliknya, dia dengan licik berkata, "Kalau nggak pergi, kamu juga akan kuhabisi!"Gadis itu mundur ketakutan, tetapi di saat bersamaan tubuh Kak Lody tiba-tiba membeku. Dia menoleh dengan tidak percaya ke arahku.Pisauku telah menancap di jantungnya, darah memancar keluar, membasahi kemeja putihku.Aku tersenyum sambil menusukkan pisau itu lebih dalam dan memutarnya dengan kuat beberapa kali, lalu berkata dengan lembut kepadanya."Kamu ingat Sisi?"Setelah itu, aku menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, memandangnya dengan ekspresi penuh belas kasih sekaligus dingin."Nggak, kamu nggak akan tahu siapa dia. Kamu bahkan nggak tahu namanya, tetapi kamu telah merenggut nyawanya.”Aku perlahan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 8

    Dengan cepat aku ditekan ke tanah oleh Kak Lody, rambutku berantakan, dan bajuku setengah terbuka.Saat itu, terdengar suara seorang gadis dari ujung gang, "Hentikan!"Kak Lody, yang nafsunya sudah tidak terkendali setelah melihat tubuhku, tidak berhenti meski dia melihat gadis lain datang.Sebaliknya, dia dengan licik berkata, "Kalau nggak pergi, kamu juga akan kuhabisi!"Gadis itu mundur ketakutan, tetapi di saat bersamaan tubuh Kak Lody tiba-tiba membeku. Dia menoleh dengan tidak percaya ke arahku.Pisauku telah menancap di jantungnya, darah memancar keluar, membasahi kemeja putihku.Aku tersenyum sambil menusukkan pisau itu lebih dalam dan memutarnya dengan kuat beberapa kali, lalu berkata dengan lembut kepadanya."Kamu ingat Sisi?"Setelah itu, aku menggelengkan kepala dengan penuh penyesalan, memandangnya dengan ekspresi penuh belas kasih sekaligus dingin."Nggak, kamu nggak akan tahu siapa dia. Kamu bahkan nggak tahu namanya, tetapi kamu telah merenggut nyawanya.”Aku perlahan m

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 7

    Latihan semalaman membuatku penuh semangat juang. Hal ini juga yang membuatku tetap tenang saat dikelilingi oleh lima atau enam pria di malam harinya, dan berhasil mengayunkan botol minuman untuk membuka jalan hingga menarik perhatian Kak Lody.Beberapa waktu sebelumnya, ada kasus pembunuhan di klub tersebut. Meskipun tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa Kak Lody yang membunuh Sisi, dia tetap harus lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya dan menjadi lebih waspada akhir-akhir ini.Kalau tidak, dia pasti sudah lama memperluas rekrutmen model wanita. Namun, tanpa melalui seleksi yang ketat, Winda dengan mudah merekomendasikanku langsung ke hadapannya.Kak Lody tidak ingin memperbesar masalah atau membiarkan lebih banyak orang mengetahui rahasia klub, sehingga dia dengan enteng meloloskan aku.Dia mungkin berpikir aku hanyalah seorang siswi asing yang patuh, yang tidak akan menimbulkan masalah.Namun, dia tidak tahu bahwa aku datang dengan tujuan balas dendam.Setelah men

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 6

    Aku berhasil mendekati Winda dan dengan sengaja menceritakan kesulitanku menemukan tempat tinggal bersama. Atas undangannya, aku tinggal bersamanya sambil sesekali menyiratkan bahwa aku kekurangan uang.Saat itu, Winda juga tidak menghasilkan banyak uang, tetapi dia bisa menemukan rasa superioritas dengan melihatku yang hidupnya lebih menyedihkan. Setiap kali dia pulang setelah minum-minum, dia akan menarikku untuk menunjukkan foto dan video kehidupan glamornya di ponsel.Suatu kali, aku mencampurkan obat tidur ke minumannya. Saat dia tertidur, aku memasukkan kata sandi yang diam-diam kucatat sebelumnya dan menemukan video yang hanya sekilas kulihat tetapi langsung membuat hatiku hancur.Itu adalah video saat Sisi menjadi korban, dipaksa oleh banyak pria.Melihat adegan menjijikkan dan keji di ponsel itu, aku mengepalkan tangan hingga kuku menembus telapak tanganku, memaksa darah keluar.Penyelamatku dihancurkan oleh para iblis, tetapi aku tidak bisa masuk ke layar untuk menghentikan s

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 5

    Nama asliku adalah Sarah Jayadi. Aku lahir di sebuah desa terpencil yang masih menganut budaya patriarki, mengutamakan laki-laki dibanding perempuan.Keluarga tidak ingin aku melanjutkan sekolah setelah lulus SD, tetapi aku belajar mati-matian hingga mendapatkan nilai tinggi dan bebas biaya sekolah SMP dan SMA, sehingga aku tidak perlu putus sekolah untuk bekerja.Ketika hasil ujian masuk universitas keluar, nilaiku cukup untuk masuk universitas tingkat pertama. Namun, keluarga menolak membayar biaya kuliahku.Mereka mengatakan bahwa sekolah hingga SMA sudah cukup, dan aku yang sudah tidak muda lagi seharusnya menikah. Uang dari pernikahan itu bisa digunakan untuk biaya pernikahan adikku.Aku tidak setuju dan melarikan diri dengan membawa kartu identitas, pergi ke kota untuk bekerja demi mengumpulkan uang kuliah sendiri.Aku hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran. Suatu kali, aku bertemu Sisi, seorang pelanggan restoran. Ketika mendengar kisahku, dia terkejut mengetahui bahwa kami

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 4

    Dalam situasi kritis, aku meledak dengan kekuatan yang belum pernah kumiliki sebelumnya. Dengan tergopoh-gopoh, aku berdiri, mengambil botol bir dari ruang VIP sebagai senjata dan memegangnya di depanku.Para pria itu mencibir, tidak peduli pada perlawananku, dan terus mendekat.Aku segera memecahkan botol bir di kepala salah satu dari mereka. Botol itu pecah, dan dia meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.Aku segera memegang dua botol dengan kedua tangan. Siapa pun yang mendekat, langsung kupukulkan ke kepala mereka. Botol-botol yang sudah pecah kulemparkan ke arah mereka untuk menghalangi mereka mendekatiku.Suara botol pecah, makian dan teriakan para pria, serta jeritan Winda ... semua kebisingan itu makin riuh hingga akhirnya menarik perhatian Kak Lody.Wajahnya tampak kesal, "Apa yang kalian lakukan?"Aku sangat takut pada pria sekarang, tetapi aku tidak punya pilihan selain berbicara dengan suara gemetar."Kalian bilang mau coba dulu dan menemani tamu, tapi nggak bilang k

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 3

    Kalau Kak Lody setuju untuk mencoba dulu ... apa malam ini aku bisa merasakan apa yang dirasakan Winda?Bukan hanya bisa menghasilkan uang dengan mudah, tetapi juga menikmati sensasi seperti itu .... Tidak bisa kubayangkan betapa menyenangkannya.Sampai pagi tiba, aku masih terjebak dalam lamunan, baru bisa tertidur dengan pikiran kacau.Saat bangun, hari sudah sore. Untuk pertama kalinya, aku berdandan dengan serius, melihat ke cermin kiri-kanan dan merasa cukup puas. Dengan penuh semangat, aku pergi ke klub.Dari kawasan kumuh naik kereta bawah tanah ke daerah kaya, perjalanan memakan waktu lebih dari dua jam. Saat tiba, langit sudah gelap, dan banyak mobil sport yang namanya tak kuketahui diparkir di luar klub.Aku berdecak kagum, menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah ke tempat yang bisa mengubah takdirku ini.Kali ini, karena sudah lebih familiar, aku langsung menuju area dalam. Masih di kolam renang yang sama, Kak Lody dan Winda duduk di pinggir kolam dengan pakaian renang min

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 2

    Ya, apa aku harus kembali ke negaraku jika tidak bisa menghasilkan cukup uang untuk membayar biaya kuliahku?Begitu pikiran mengerikan itu muncul, pikiran itu terus menghantui benakku. Aku menggelengkan kepala dengan ketakutan, mencoba mengusir bayangan suram tersebut.Saat itu, Winda mengomporiku, menunjukkan layar percakapan WhatsApp-nya kepadaku.Ada seseorang bernama Kak Lody yang mengirimkan stiker "menarik," diikuti dua transfer sebesar 100 juta masing-masing, dengan pesan "untuk Adik beli tas.""Lihat, cuma difoto beberapa kali, kalau bos suka, langsung transfer 100 juta. Uang sebanyak itu nggak akan kamu dapatkan meski cuci piring selama setahun.""Aku sudah bilang kerjaan ini banyak duitnya. Aku juga melakukannya. Apa aku bakal mencelakakan kamu? Banyak orang lain yang berebutan ingin masuk, tapi aku nggak kenalin mereka. Kamu itu spesial, soalnya kamu teman serumahku."Kata-kata ini seperti suntikan keberanian bagiku.Winda benar, tidak ada orang yang mengumbar hal-hal sepert

  • Mahasiswi dan Jebakan Klub Mewah   Bab 1

    Setelah pergi ke luar negeri untuk kuliah, karena biaya hidup yang tidak mencukupi, aku bekerja paruh waktu di tempat hiburan di Aurelion.Sejak malam itu, setiap kali terbangun di tengah malam, aku selalu teringat betapa mengerikannya pengalaman yang aku alami malam itu.....Namaku Mirna Jayadi, baru saja merayakan ulang tahun ke-21.Sebagai mahasiswi pascasarjana dari keluarga sederhana, tingkat pengeluaran di luar negeri sangat tinggi. Biaya hidup yang sebelumnya cukup di negara asal saya, tiba-tiba menjadi tidak mencukupi. Aku sempat berpikir untuk bekerja sebagai pelayan restoran.Namun, karena masalah visa, mahasiswi asing sepertiku hanya bisa bekerja di restoran ilegal. Hal ini membuatku agak ragu.Teman sekamarku, Winda Basuki, mengetahui dilemaku, lalu menarikku dan berbicara dengan nada misterius."Kerja di restoran itu melelahkan, harus angkat piring dan cuci piring. Aku punya pekerjaan yang gampang dan bayarannya besar. Mau aku kenalkan?"Dia berkata sambil menatapku dari

DMCA.com Protection Status