Share

Bab 22 - Obsesi Semata

"Elia sudah bersamaku, cepatlah! sebelum dia sadar!" Max mengakhiri sepihak panggilan telepon yang tampak membuatnya emosi. Ia kemudian beralih pada Elia yang masih tidak sadarkan diri dengan posisi tangan kaki terikat, Max mengusap surai Elia dengan penuh kasih, "Maaf aku harus melakukan ini, Elia. Demi kita berdua."

Beberapa menit mobil menepi, tampak mobil lain muncul dari arah berlawanan. Pengemudinya lekas keluar sembari melempar sebuah kunci, mereka kemudian bertukar kendaraan.

"Ini kunci rumahnya, jangan sampai hilang karena hanya ada satu," ucap pria dengan setelan serba hitam itu, mengingatkan Max.

Setelah dipindahkan ke mobil lain, Elia terlihat menggeliat kecil.

"Cepat pergi sana, efek biusnya mulai pudar."

Max khawatir Elia akan segera sadar, ia pun lekas melajukan kendaraannya dengan kecepatan penuh. Namun di tengah perjalanan, perempuan itu mulai membuka matanya, mencari kesadaran.

"Maxime?" Elia mengerjapkan mata, berusaha mendapatkan kesadaran penuh. Saat bola mat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status