Share

16. Pelecehan

“Shella? Vidia? Ngapain kalian di sini?” tanyaku lagi, kemudian berdiri.

“Anu, tadi kita mau minta tolong kamu, Din,” jelas Vidia.

“Iya, betul. Kita mau minta tolong karena tadi itu tiba-tiba dengar suara panci sama darah depan kamar kamu,” tambah Shella.

Cih, ternyata dua siluman di depanku tidak begitu pandai berbohong. Mereka bahkan terdengar gugup saat berusaha menjelaskan. Seharusnya babat habis, toh sudah terbiasa berlaku kasar.

“Tapi kenapa Shella ada di sini juga? Kalau mau nginap, terus tidur di mana?” Aku melipat kedua tangan di depan dada sambil melangkah mendekati mereka yang perlahan mundur.

Pintu tertutup rapat, Shella tertawa nyaring. “Kamu pikir kita benaran takut hanya karena memasang ekspresi gini?”

“Takut dengkulmu! Asal kamu tahu saja, Din. Yuni itu gak serius bantu kamu.” Ucapan Vidia membuatku tersentak.

Tawa Shella menggema dalam kamar, seme

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status