Share

BAB 43

Author: Mayasa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Katakan.” Suara dingin Anya tampak menunjukkan betapa dia tak menginginkan percakapan ini.

Dimas berbalik dan menatap Anya dengan serius, “Berhenti, Anya. Aku tahu kamu melakukan ini karena kamu masih mencintaiku dan rela menikahi ayahku sendiri untuk mendekatiku kembali.” Ucap Dimas dengan serius.

Anya yang mendengar itu tertawa, sungguh lucu pikiran Dimas tersebut.

“Kamu pikir aku masih mencintaimu?” Ucap Anya dengan nada sinis.

“Iya, jika kamu ingin rujuk ayo. Tapi tidak perlu pura-pura seperti ini. Aku masih bisa menerimamu.” Ucap Dimas sambil memegang kedua tangan Anya dengan erat.

Anya langsung melepaskan genggaman tangan itu dan…

PLAK!!

“Otakmu sungguh kecil, Dimas. Kamu pikir setelah kamu melakukan semua ini aku masih mencintaimu? Aku bahkan sekarang jijik melihat wajahmu itu.” Anya menatap tajam pria itu.

Dimas terdiam sejenak, menatap Anya dengan keterkejutan di matanya. Tamparan itu membuatnya tersadar, namun egonya masih berusaha menyangkal kenyataan.

"Anya, kamu tidak pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
uang regina habis untuk para beronrongnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 44

    Di rumah Dimas saat ini, ketiga orang yang duduk di meja makan itu tampak merasa lelah.“Sia-sia, aku tak tahu bagaimana Anya bisa mendapatkan kepercayaan orang di kebun sawit. Mereka bahkan tak menganggapku ada tadi.” Ucap Dimas dengan kesal.Anggun yang baru tahu masalah keluarganya juga cukup khawatir, “Lalu bagaimana mas? Apakah keuangan kita akan aman nanti?” Tanya Anggun dengan khawatir.Dimas menyesap kopinya dengan serius, “Seharusnya aman, karena Anya kan mandul, dia tidak akan bisa hamil dan membuat posisiku sebagai anak ayah tersingkirkan.” Ucap Dimas dengan yakin.Namun tidak dengan Anggun, dia tampak gelisah di hatinya tentang bagaimana jika Anya hamil dengan ayah mertuanya.Regina yang sejak tadi diam langsung berdiri, “Bukankah ini tanggal 30? Kenapa David belum mentransfer uang bulanan?” Ucap Regina yang baru menyadarinya karena suaminya tak pernah telat mentransfernya uang untuk kebutuhan pribadinya setiap bulan.Dimas juga baru menyadarinya, biasanya ayahnya memberik

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 45

    “Wajahmu sudah membaik?” Nada suara yang penuh kekhawatiran terdengar melalui panggilan video tersebut.Anya yang saat ini tengah menyandar di kepala ranjang tampak tersenyum. “Lihat wajahku sudah membaik, kau tak perlu khawatir.” Ucap Anya untuk menenangkan pria itu.Anya tahu David sangat khawatir dan itu membuat Anya senang karena perhatian pria itu.David meskipun tak percaya namun masih tetap mengangguk, “Setelah pekerjaanku selesai aku akan pergi kesana.” Anya yang mendengar itu tampak terdiam, meskipun dia bisa mengatasinya tapi dia mungkin membutuhkan David untuk melawan mereka.“Baiklah, aku akan menjemputmu nanti.” Ucap Anya dengan lembut.David tersenyum, “Aku juga sangat merindukanmu.” Ucapnya yang membuat Anya tersipu. David sekarang lebih sering mengungkapkan apa yang dia rasakan dibanding memendamnya.“Jika seperti ini kita seperti anak muda,” Ucap Anya yang mendapat respon tawa dari David.“Kamu memang masih muda Anya, nikmati semua fasilitas yang aku berikan untukmu.

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 46

    Regina sudah menghubungi David beberapa kali, namun telepon yang dia sambungkan sama sekali tidak dijawab oleh pria itu hingga pada panggilan terakhir David menjawab dengan nada suara yang begitu dingin.“Aku sedang sibuk, ada apa?” Jawab David dengan dingin.“Mas, kenapa rumah Dimas dijual? Aku dan keluarga Dimas tinggal dimana? Mas kamu tidak setega itu kan pada kami?” Tanya Regina dengan tanpa berbasa basi.David terdiam sejenak sebelum menjawab, nada suaranya tetap dingin dan tegas. "Regina, rumah itu dijual karena ada beberapa masalah sengketa. Kamu tahu sendiri itu jika tanah yang dipilih Dimas dia beli bukan dari pemilik aslinya. Jadi itu bukan urusanku.” Ucap David.Regina terdiam, lalu menjawab, “Lalu kami tinggal dimana mas? Anggun sedang hamil, apakah kamu tega?”Terdengar suara helaan nafas dari David, “Dimas udah dewasa, dia bukan tanggung jawabku lagi. Dan kau kembali lah kerumah yang Anya tinggali dan untuk Dimas aku tak membiarkannya menginjakkan kaki di rumah itu.” Te

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 47

    Suasana pagi di rumah ini terlihat cukup sepi, Regina yang baru bangun tidur heran karena belum ada sarapan di meja makan.“Dimana bi Narsih?” Tanya Regina pada Anya yang sedang duduk dengan laptop di depannya di ruang makan tersebut.“Cuti, anaknya menikah.” Jawab Anya seadanya.Regina hanya mengangguk, “Ya sudah buatkan aku sarapan.” Titah Regina seolah dia masih nyonya besar yang berkuasa disini.Namun Anya hanya diam dan fokus dengan pekerjaannya di laptop sambil sesekali menyeruput teh paginya.“Hei, apa kau tak mendengarku?” Seru Regina dengan keras.Anya yang mendengar itu melirik tajam Regina, “Kamu masih punya tangan dan kaki untuk membuat sarapanmu sendiri, jika kamu tidak ingin melakukannya ya jangan makan.” Jawabnya dengan datar.Regina merasa terhina dengan respons Anya. "Apa kamu berani bicara seperti itu padaku?"Anya menutup laptopnya dengan tenang dan menatap Regina dengan dingin. "Regina, di rumah ini, semua orang punya tanggung jawab masing-masing. Bi Narsih sedang

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 48

    “Kamu akan ke Kalimantan besok?” Tanya Anya melalui telepon seluler saat dia berada di bandara.“Iya, apa kamu tak merindukanku?” Tanya David dengan tenang di seberang sana.“Ah tidak, hanya saja kebetulan sekali dengan Nersa dan Angel yang akan kembali ke Jakarta hari ini.”“Mereka akan pulang? Aku kira mereka akan lama.” Ucap David dengan tenang.Anya tersenyum kecil mendengar nada tenang dari suaminya. "Iya, mereka sudah selesai dengan urusan mereka di sini. Aku pikir ini kesempatan yang baik untuk kita bisa menghabiskan waktu bersama setelah mereka pulang."David tertawa pelan. "Kalau begitu, kita harus merencanakan sesuatu yang spesial. Mungkin kita bisa pergi ke tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya."Anya memandang sekeliling bandara, merasa sedikit lebih ringan. "Aku suka ide itu. Aku akan memikirkan tempat yang menarik. Kita bisa berbicara lebih lanjut ketika kamu sampai di Kalimantan."David mengangguk, meskipun Anya tidak bisa melihatnya. "Baik, aku menantikan s

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 49

    Di ruang makan yang terdapat tiga orang di meja tampak terasa hangat. Tidak, tidak semuanya terasa hangat, namun ada satu yang merasa terbakar.Regina yang sejak tadi melihat kemesraan David dengan Anya merasa hatinya seperti dibakar oleh api besar.“Mas, makan ini.” Ucap Anya sambil menaruh lauk dengan nada manis.David menanggapinya dengan senyuman dan anggukan, sikapnya sangat berbeda jauh saat bersama Regina dulu.Regina merasakan kemarahan yang membara di dalam hatinya. Tidak tahan lagi melihat kemesraan antara David dan Anya, dia menaruh sendoknya dengan keras di meja, suaranya menggema di ruang makan.“Mas, kenapa kamu begitu berubah? Dulu kamu tidak pernah sehangat ini padaku,” ucap Regina dengan suara yang bergetar menahan emosi.David mengangkat pandangannya dari piring dan menatap Regina dengan tatapan yang datar namun tajam. “Regina, kamu tahu sendiri bagaimana hubungan kita dulu. Semua ini sudah berlalu, dan sekarang aku bahagia dengan Anya. Lebih baik kamu belajar meneri

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 50

    “Regina kemana?” Tanya Anya pada David saat mereka sarapan tapi Regina tak kunjung keluar.“Mungkin belum pulang.” Ucap David dengan tenang seolah tak peduli kemana wanita itu pergi.“Belum pulang? Memang kemana dia, Mas?” Tanya Anya dengan bingung.Tapi sebelum David menjawab, suara pintu terbuka yang membuat mereka langsung menoleh. Anya dan David bisa melihat tampilan Regina tampak tidak rapi dan dengan mata jeli Anya bisa melihat ada bekas tanda merah di leher wanita itu yang membuatnya curiga.Regina berusaha berjalan dengan tenang, meskipun merasa tatapan Anya dan David tertuju padanya. Dia menundukkan kepala sedikit, mencoba menghindari tatapan langsung dari mereka.“Pagi,” ucap Regina dengan suara yang sedikit serak, berusaha terdengar santai.David hanya mengangguk singkat sebagai balasan, sementara Anya terus menatap Regina dengan curiga. "Kamu tidak tidur di rumah semalam?" tanya Anya dengan nada sedikit curiga.Regina menghela napas, mencoba mencari alasan yang masuk akal.

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 51

    Di dapur, Regina tampak sangat sibuk dengan bi Narsih yang sudah pulang dari kampungnya. Mereka seperti sedang membuat sesuatu yang membuat Anya penasaran.Tapi dia tak bertanya dan mengamati mereka, hingga saat David datang Regina langsung mendekati pria itu.“Mas, aku buatkan ayam kecap kesukaanmu.” Ucapnya dengan nada yang begitu manis yang membuat Anya mengerutkan dahinya dengan bingung.David tersenyum tipis menanggapi Regina, tetapi tatapannya beralih kepada Anya yang berdiri di dekat pintu dapur. "Ya. Terima kasih. Tapi aku ingin tahu pendapat Anya juga. Apakah dia sudah mencoba masakanmu?"Anya yang mendengar percakapan itu merasa semakin curiga. Regina yang selama ini tidak pernah mau repot-repot di dapur tiba-tiba menunjukkan perhatian. Namun, dia tetap tenang dan mendekat ke meja."Terima kasih, Regina. Kamu terlihat sangat sibuk di dapur. Apa ada sesuatu yang istimewa hari ini?" tanya Anya dengan nada datar.Regina tersenyum tipis, berusaha menampilkan wajah tanpa rasa ber

Latest chapter

  • Madu Untuk Mantan Mertua   -END-

    Aditya menunggu dengan tidak sabar pemeriksaan Agnia yang masih berada di dalam bersama dokter.“Sayang, duduklah dengan tenang aku yakin Agnia baik-baik saja.” Ucap Rima pada putranya tersebut.Kevin juga mengangguk menenangkan putranya, “Benar kata ibumu.”Aditya menghela napas dalam, berusaha mengendalikan kegelisahannya. Meski ia tahu orang tuanya berusaha menenangkan, perasaan cemas tetap menguasai dirinya. “Aku tahu, tapi tetap saja… ini sangat tiba-tiba,” jawabnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan.Tak lama kemudian, pintu ruang pemeriksaan terbuka, dan dokter keluar dengan raut wajah yang tenang. Aditya langsung berdiri dan menghampiri, "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?"Dokter tersenyum kecil, “Tenang, Pak Aditya. Istri Anda hanya kelelahan dan mengalami gejala yang cukup umum di trimester awal kehamilan. Selamat, Pak, Ibu Agnia sedang mengandung.” Aditya terdiam, antara terkejut dan bahagia, sebelum senyum lebar terpancar di wajahnya. Rima dan Kevin yang men

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 173

    Hari-hari berlalu, hingga pernikahan Agnia dan Aditya datang di pagi yang cerah ini.“Kau sangat tampan sayang.” Ucap Rima pada putranya yang tengah bersiap untuk prosesi pernikahannya.Aditya tersenyum pada ibunya, Rima, yang tampak berkaca-kaca melihat putranya dalam balutan pakaian pengantin. "Terima kasih, Ibu. Tanpa Ibu, aku mungkin tak akan sampai di hari ini," ucapnya sambil merapikan setelan jasnya.Rima mengangguk, menyentuh pipinya dengan lembut. "Ibu bangga padamu, Aditya. Kau telah memilih pasangan yang baik dan penuh kasih. Semoga kalian berdua selalu berbahagia."Aditya mengangguk penuh keyakinan. "Aku tahu, Bu. Agnia adalah seseorang yang benar-benar bisa kuandalkan, dan aku siap menjalani hidup bersamanya."Sementara itu, di ruangan lain, Agnia juga tengah bersiap dengan gaun pengantinnya yang anggun. Anya, Angel, dan Mila, membantu memastikan segalanya sempurna. Anya merapikan sedikit veil Agnia dan berkata dengan senyum hangat, "Kau benar-benar cantik, Agnia. Aditya

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 172

    “Kita akan main banana boat!!” Ucap Rose dengan semangat saat mereka bermain di tepi pantai dan akan menaiki permainan itu.Rose, Misella, dan Alex tampak sangat bersemangat saat mengenakan jaket pelampung mereka. Suasana pantai yang cerah dan angin laut yang segar semakin menambah antusiasme mereka. "Ini pasti seru banget!" seru Misella dengan tawa yang lepas, tak sabar untuk segera bermain.Banana boat yang berwarna cerah itu berayun di atas air laut yang jernih, siap membawa mereka meluncur cepat di atas ombak. Alex, yang awalnya terlihat sedikit canggung, akhirnya tersenyum kecil karena semangat yang menular dari kedua temannya.Ketika banana boat mulai bergerak, Rose berteriak penuh kegembiraan, diikuti oleh Misella yang tak henti tertawa. Ombak mengayunkan mereka dengan cukup kencang, membuat perasaan adrenalin dan kegembiraan memenuhi suasana. Alex, yang awalnya tampak tenang, akhirnya ikut berteriak seru, menikmati momen tersebut bersama mereka."Pegangan yang kuat!" seru Mise

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 171

    Johanna, istri Henry yang sedang bersantai di mansionnya tampak melihat sosial medianya. Sebagai nyonya Anderson, dia sama sekali tak melakukan apapun selain menikmati hidup dan uang suaminya.Hingga tak sengaja dia melihat akun Anya, istri dan nyonya dari keluarga Baskara tersebut. Rasa penasarannya mulai timbul terlebih melihat pengikut wanita itu mencapai jutaan followers.“Dia seorang artis?” Gumam Johanna dengan penasaran namun tatapannya merendahkan, karena menurutnya pekerjaan seperti itu tak menunjukkan martabat keluarga terpandang karena terlalu mengekspose kegiatan privasinya.Dengan tenang dia mulai melihat story Anya yang begitu banyak, mulai dari pemandangan di bali hingga perayaan ulang tahunnya disana.“Apa bagusnya merayakan di Bali?” Gumam Johanna dengan sinis, hingga dia melihat video Anya yang diperlakukan suaminya bak ratu, terlebih melihat pandangan David yang begitu terlihat mencintai istrinya bahkan menciumnya setelah mengucapkan selamat ulang tahun.Johanna men

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 170

    “Happy birthday to you!!” Semua orang gembira merayakan ulang tahun Anya.Anya tertawa bahagia di tengah-tengah mereka, “Happy birthday, honey.” Ucap David sambil mengecup bibir Anya sekilas.Anya memeluk suaminya dengan lembut, “Terima kasih sayang.” Ucapnya dengan penuh cinta.Suasana pesta ulang tahun Anya di Bali terasa hangat dan penuh kebahagiaan. Semua orang bersorak-sorai, dan tawa Anya memenuhi ruangan. Dia memeluk David dengan erat, merasa sangat bersyukur memiliki suami yang selalu ada di sisinya."Ini ulang tahun terbaik," ucap Anya dengan mata berbinar, masih memeluk David. "Aku tidak bisa meminta lebih dari ini."David tersenyum, menatapnya dengan penuh cinta. "Kau pantas mendapatkan semua kebahagiaan ini, sayang."Sahabat-sahabat Anya, seperti Angel, Mila, dan Nersa, ikut memberikan ucapan selamat sambil memberikan hadiah-hadiah kecil yang dipilih dengan penuh perhatian.“Apakah kami telat?” Tiba-tiba suara Aditya datang membuat mereka semua menoleh.“Kalian sudah datan

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 169

    “Diana sudah kau siapkan barang endors-nya? Kita akan terbang pukul sepuluh pagi nanti.” Ucap Anya saat mereka akan berangkat ke Bali.Diana mengangguk, “Sudah, ini semua aman. Huft padahal kita suda menaikkan rate card-nya tapi masih banyak yang mengendors, membuatku harus mengedit lebih banyak saja.” Gumam Diana dengan mengeluh.Anya yang mendengarnya tertawa, “Bukankan gajimu sudah dua digit, setidaknya sebanding bukan?” Ucap Anya dengan kekeha ringan.Memang selama lima tahun ini karir Anya sebagai influencer sangat stabil bahkan cenderung semakin naik, meskipun Anya sekarang sudah membatasi endorsan yang masuk, namun tetap saja Diana sebagai editor dan juga manajernya cukup kalang kabut.“Tentu saja, setiap gajian aku bisa membeli satu motor baru. Tapi tetap saja lelah.” Ucap Diana dengan santai.Anya tersenyum, “Ya sudah, masukkan itu dalam mobil dan minta supir untuk mengambil sisanya. Kita berangkat sekarang, aku akan memanggil anak-anak dan juga suamiku.” Ucap Anya dengan lem

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 168

    “Mama, apa aku boleh ajak Rose dan Alex ke bali nanti?” Tanya Misella saat mereka sedang makan malam.Anya yang mendengar nama Alex disebut juga langsung terkejut, “Alex?”Misella mengangguk, “Tadi dia bergabung denganku dan Rose, dia sudah cukup baik dari sebelumnya. Dan sepertinya teman-temannya dulu ikut menjauhinya dan sekarang dia jadi temanku. Saat aku cerita akan ke Bali dia terlihat murung, sepertinya dia tak pernah liburan bersama keluarga.” Ucap Misella.Anya dan David saling bertukar pandang, memikirkan permintaan putri mereka. Anya merasakan keraguan, terutama karena pengalaman sebelumnya dengan Alex, namun dia juga tak bisa mengabaikan sifat baik hati Misella.“Kamu sudah yakin dengan perubahan Alex, Misella? Aku tahu dia telah meminta maaf, tapi mengajaknya liburan bersama keluarga kita adalah hal yang besar,” kata Anya pelan, mencoba memahami situasinya.Misella mengangguk mantap. “Iya, Ma. Dia memang terlihat menyesal. Teman-teman lamanya juga menjauhinya, dan aku tak

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 167

    “Aihh… Calon mantuku datang. Bagaimana persiapannya? Apakah sudah memilih gaun?” Tanya Rima dengan lembut saat Agnia datang berkunjung ke mansion.Agnia tersenyum lalu menaruh kue yang dia bawa di meja.“Kau bawa apa, Agnia? Kue buatanmu lagi ya? Wahh, ayah Aditya sangat senang kemarin dan hari ini kau bawakan lagi, pasti dia sangat bahagia.” Ucap Rima dengan semangat.Agnia tertawa pelan, dia bahagia dia disambut dengan sangat hangat di mansion ini. Seolah mereka tak mempermasalahkan status Agnia bahkan hanya kue sederhana saja mereka sudah sangat bahagia sehingga dia merasa dihargai.“Hanya kue biasa, bu. Kalau ibu ingin kue yang lain nanti Agnia buatkan, kebetulan Agnia sangat suka buat kue.” Ucap Agnia dengan lembut.Rima tersenyum hangat, wajahnya penuh kebahagiaan. "Kau ini memang sangat perhatian. Kami beruntung sekali mendapatkan calon menantu sepertimu, Agnia." Dia mengambil kue dari meja, lalu mencicipinya dengan penuh antusias. "Hmm, enak sekali! Ayah Aditya pasti sangat me

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 166

    “Bagaimana dengan desain gaun ini, nona? Apakah anda suka?” Tanya desainer gaun pengantin yang ditunjuk oleh Aditya untuk Agnia.Agnia tampak bingung memilih, terlebih keluarga Aditya juga mendesak untuk acara pernikahan mereka digelar satu bulan lagi, tentu persiapan yang cukup singkat apalagi keluarga Baskara ingin acara pernikahan ini mewah.“Saya masih bingung, bisakah saya membawa gambar dari beberapa desain ini? Saya ingin menunjukkan dan meminta saran dari calon ibu mertua saya.” Ucap Agnia dengan lembut.Desainer gaun itu tersenyum sopan dan mengangguk. "Tentu saja, Nona Agnia. Saya akan menyiapkan beberapa gambar desain yang bisa Anda bawa. Kami ingin memastikan Anda merasa nyaman dan puas dengan pilihan Anda, apalagi ini hari yang sangat istimewa."Agnia tersenyum tipis, meskipun perasaan di dalam hatinya masih campur aduk. Proses persiapan yang begitu cepat dan tuntutan dari keluarga Baskara untuk membuat pernikahan mereka mewah cukup membuatnya tertekan. Dia tidak pernah m

DMCA.com Protection Status