Hutan Solana adalah sebuah hutan legendaris. Sedikit yang orang ketahui mengenai hutan ini, pada dasarnya informasi mengenai Hutan Solana telah menghilang dari peredaran sejarah yang ada di Kerajaan Imperial Romania, sama dengan banyaknya sejarah yang ada di kerajaan itu.
Kebanyakan informasi mengenai Hutan Solana diturunkan dari mulut ke mulut, yang paling terkenal adalah hutan tersebut merupakan hutan terkutuk dan lokasinya pun menghilang dari peta Kerajaan Imperial Romania, hampir tidak ada yang bisa memastikan di mana Hutan Solana berada.
Karena itulah Hutan Solana yang legendaris tersebut perlahan-lahan mulai dilupakan. Hutan yang tersegel selama ratusan tahun dan hanya muncul sehari saat waktu tertentu sebelum menghilang, Hutan Solana benar-benar sebuah hutan yang aneh, hutan ini menyimpan banyak misteri yang belum terpecahkan.
Fiona yang notabene adalah pendatang dari dunia lain pernah mendengar mengenai hutan yang terkutuk tersebut. Pada saat itu Fiona hanya mengangguk saja dan tidak terlalu serius mempelajarinya saat guru sejarahnya memberikan pelajaran mengenai legenda di Kerajaan Imperial Romania. Apabila mesin waktu itu ada dan gadis itu bisa kembali ke masa lalu, Fiona ingin sekali memukul dirinya sendiri yang tidak serius saat menerima pelajaran.
Ada sedikit penyesalan yang Fiona rasakan, sayangnya di dunia ini tidak ada obat untuk mengatasi penyesalan, satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menerima kenyataan yang ada. Dan kenyataan pahit yang harus Fiona terima adalah dirinya terjebak di Hutan Solana yang misterius.
Tidak ada yang menyangka kalau Amelia akan menyuruh orang untuk menangkap Fiona, mengubur gadis kecil itu hidup-hidup dalam Hutan Solana. Meskipun Fiona tidak tewas di tangan Amelia sendiri, dia yang terjebak dalam Hutan Solana tidak akan bisa kembali, dengan begini tujuan Amelia untuk menyingkirkan Fiona berhasil.
Fiona tidak meragukan pengetahuan Amelia mengenai hutan misterius tersebut dan bagaimana dia bisa tahu Hutan Solana muncul lagi ke permukaan bumi serta di mana letaknya. Meskipun sejarah beserta informasi mengenai Hutan Solana menghilang dari peradaban, informasi kecil mengenai hutan tersebut masih tersimpan dalam perpustakaan pribadi beberapa keluarga vampir lama, dan Keluarga Silveira adalah satu dari beberapa keluarga vampir tersebut.
Matahari baru saja tenggelam dan seharusnya kegelapan malam tidak terlalu terasa, tetapi Fiona merasa kalau sekarang ini seperti tengah malam. Suasana hutan begitu gelap, tidak ada cahaya rembulan di atas sana yang terlihat karena tertutup oleh rindangnya dedaunan pohon besar. Fiona bersyukur indera penglihatannya sebagai vampir sangat tajam, dia bisa melihat dalam kegelapan sehingga gelapnya hutan seperti sekarang tidak menjadi masalah bagi Fiona.
Gadis itu melihat ke sekeliling tempatnya berdiri. Angin malam bertiup sesaat dan menggerakkan dahan-dahan pohon, membuat situasi sedikit menyeramkan dan serasa pepohonan di sana adalah makhluk yang tengah mengawasi Fiona dengan awas.
Bagi mereka yang memiliki mental lemah, mereka tidak akan kuat berada di tempat itu dalam hitungan detik. Tidak hanya ilusi yang menyelimuti tempat Fiona berdiri sangat kuat, Fiona juga merasakan aura asing yang mencoba untuk menekan mentalnya, aura tersebut mencoba untuk memakan keberaniannya dalam tekanan dan membuatnya tidak bisa bertahan lama. Dalam sebuah teori dan praktiknya, ilusi menyerang otak dan indera penglihatan mangsanya, ilusi mudah menyerang seseorang yang bermental lemah dan membuatnya termakan dengan bayangan yang mereka lihat dalam ilusi.
Semakin tinggi tingkat ilusi yang menyerang, maka akan semakin sulit bagi orang yang terperangkap dalam ilusi untuk mematahkannya. Kalau ada level dalam teknik penggunaan ilusi, maka ilusi yang memerangkap Fiona merupakan ilusi level tujuh dari sepuluh level yang ada.
Ilusi level tujuh seperti ini biasanya tidak bisa memerangkap maupun mempengaruhi Fiona saat dia dalam kondisi prima, gadis itu bisa dengan mudah mematahkannya apalagi menyadarinya saat dia masuk dalam perangkap ilusi. Untuk situasi Fiona yang sekarang ini, jangankan dia bisa mendeteksi ilusi dengan mudah, Mana yang tersimpan dalam tubuhnya saja jumlahnya sangat menyedihkan. Baru kali ini Fiona merasakan apa yang namanya hidup dalam kemiskinan, bayangkan saja Fiona yang biasanya menggunakan Mana dengan jumlah sesuka hati dan kapan saja kini harus melakukan pertimbangan matang-matang sebelum menggunakannya.
“Situasiku sangat sulit,” gumam Fiona.
[….]
Sistem 007 yang tinggal dalam kepala Fiona memilih untuk tidak memberikan komentar, sang sistem sama sekali tidak memiliki rasa kasihan atau simpati kepada Fiona. Dibandingkan dengan situasi Fiona yang katanya sangat sulit dan juga ‘miskin’, kehidupan Sistem 007 jauh lebih menyedihkan, dia harus hidup di bawah ‘pembullyan’ Fiona.
Fiona mengambil napas dalam-dalam, dia menghiraukan aura penuh tekanan yang mencoba untuk membully dirinya. Gadis itu mulai beranjak dari tempat sebelumnya.
Ketika Fiona mengambil satu langkah ke depan, pemandangan hutan di sana tiba-tiba saja berubah, gadis itu berdiri dalam sebuah kamar dengan nuansa putih di mana-mana. Dinding yang bercat putih, kayu jendela berwarna putih, eternit langit-langit putih, bahkan perabotan yang jumlahnya sangat sedikit pun juga memiliki warna putih.
Di atas tempat tidur yang berwarna putih terbaring seorang wanita muda, paras wanita muda tersebut sangat pucat dengan peluh yang membasuh badan serta wajahnya. Perut wanita itu besar layaknya orang yang tengah hamil tua, parasnya yang penuh kesakitan serta rintihannya membuat sosok wanita itu sangat menyedihkan. Apabila Fiona tidak tahu kalau wanita itu adalah Amelia, dia akan berpikir ruangan tersebut adalah kamar rumah sakit di era modern.
Di samping Amelia telah berdiri dua orang wanita yang mengawasinya, Fiona mengenal salah satunya sebagai Thea yang merupakan pengasuhnya sejak kecil. Kedua wanita itu membantu sosok Amelia yang terlihat tengah berusaha untuk mengeluarkan bayi dari dalam tubuhnya, pemandangan yang Fiona lihat adalah proses persalinan Amelia, kemungkinan besar adalah hari di mana Fiona dilahirkan.
“AAAKHH…..” Teriakan Amelia yang menahan rasa sakit terdengar membahana dalam ruangan. Dia mengambil napas dengan susah payah, keringat dingin yang membasahi tubuhnya membuat gaun yang dia kenakan melekat pada tubuh Amelia.
Amelia terlihat ingin menghantamkan kedua tangannya pada perut besar miliknya, berupaya untuk melemparkan beban yang telah dia kandung selama lebih dari tiga tahun. Beruntung sekali Thea dan seorang wanita segera memegang kedua tangan Amelia sebelum wanita itu menyakiti dirinya dan bayinya sendiri.
“Saya bisa melihat kepala bayi Anda, Lady Amelia. Ayo dorong kuat-kuat!” bujuk Thea, ucapannya bertujuan untuk menyemangati Amelia yang tengah melakukan proses persalinan.
Aroma darah yang begitu manis dan juga menggiurkan pun tercium dalam ruangan itu, bersamaan dengan aroma darah di sana teriakan Amelia menjadi hal yang paling mendominasi.
Fiona menghiraukan proses persalinan yang Amelia lakukan, dia menoleh ke arah jendela kamar yang gordennya tersibak perlahan-lahan oleh angin semilir dari luar. Di sana Fiona bisa melihat langit yang begitu biru, tidak ada awan putih yang menggantung, cuaca di luar sana sangat cerah dan juga indah.
Thea pernah mengatakan pada Fiona kalau cuaca saat Fiona dilahirkan sangat buruk. Pada saat itu Kota Norburry dilanda oleh badai yang hebat, petir besar jatuh bertubi-tubi dengan kilat yang begitu mengancam, sangat berbeda dengan cuaca langit yang Fiona lihat sekarang ini.
Kalau Fiona tidak salah menebak, apa yang gadis kecil itu saksikan adalah pemandangan di mana proses kelahiran ‘Fiona’ yang seharusnya terjadi dalam plot asli dunia ini. Fiona tersenyum kecil, tangannya meraba sesuatu yang tak kasat mata di udara, benang-benang halus berwarna putih yang begitu transparan menyentuh permukaan tangannya. Fiona ada dalam ilusi yang sama persis dengan plot dunia.
Proses persalinan Amelia sangat lama, mulai dari matahari masih di atas langit sampai tengah malam bayi yang seharus lahir belum keluar juga. Fiona masih sabar menanti, dia duduk di sebuah sofa empuk seraya menunggu ‘dirinya’ dilahirkan oleh Amelia. Dalam ilusi tersebut Fiona tidak lebih dari seorang penonton, Thea dan yang lainnya di sana tidak menyadari kalau ada orang lain dalam kamar itu selain mereka.
Tangisan bayi yang begitu keras tiba-tiba terdengar, perhatian Fiona dan kedua orang yang membantu proses persalinan Amelia pun tertuju pada bayi mungil yang baru saja dilahirkan oleh Amelia. Fiona melihat dengan tenang saat ‘dirinya’ dilahirkan, dia juga melihat bagaimana kegembiraan yang Thea dan rekannya miliki membuat mereka tidak menyadari ada yang salah dengan Amelia.
Ketenangan yang Fiona miliki masih terjaga, bahkan ketika Amelia tiba-tiba saja lepas kendali dan menjadi histeris sampai membunuh Thea dan temannya.
Amelia dalam ilusi tersebut menggendong bayi ‘Fiona’ dengan kedua tangan sebelum taringnya yang tajam menusuk tubuh mungil sang bayi. Amelia menghisap darah ‘Fiona’ sampai kering dan tak bersisa. Ketika bayi ‘Fiona’ mati karena kehabisan darah, Amelia melepaskan gendongannya dan membuat tubuh mungil tersebut terjatuh ke atas lantai. Begitu tubuh mungil itu bertemu dengan lantai, tubuh sang bayi pecah menjadi kepingan-kepingan kristal bening dengan ukuran kecil.
Apabila vampir berdarah murni mati, tubuh mereka akan hancur seperti kepingan kristal yang pecah, dan tubuh bayi ‘Fiona’ yang tewas di tangan ibunya sendiri pun juga berubah menjadi kristal yang hancur berkeping-keping.
“Jadi apa yang ingin kau tunjukkan padaku?”
Pertanyaan Fiona diucapkan dengan begitu lirih, namun dalam ruangan yang begitu sunyi setelah tragedi pembunuhan tersebut terjadi, suara Fiona terdengar sangat keras dan juga membahana.
Amelia yang berdiri di tengah ruangan dengan tubuh berlumuran darah mengangkat kepala, dia yang merupakan ilusi semata dan tidak seharusnya mengetahui keberadaan Fiona terlihat seperti tahu kalau Fiona ada di sana. Kedua mata Amelia berwarna merah, kegilaan yang tadi terlihat saat dia menghisap darah dari tubuh bayi ‘Fiona’ sampai kering menghilang, tergantikan oleh ketenangan yang hampir tidak menunjukkan emosi apapun.
Kedua mata Amelia bertemu dengan Fiona yang duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri, sepasang iris berwarna merah bertemu langsung dengan warna lavender terang milik Fiona.
“Kau tidak seharusnya ada di dunia ini,” balas Amelia.
Tatapan Amelia begitu kosong, tidak ada sedikit pun emosi terbaca pada kedua mata itu, dia melihat Fiona layaknya gadis kecil itu tidak lebih dari angin dalam ruang kosong tersebut. Amelia yang Fiona lihat dan menanggapi pertanyaannya bukanlah sosok Amelia yang sebenarnya, entitasnya adalah sebuah ilusi, keberadaan buatan yang diciptakan oleh si pemilik ilusi setelah membaca pikiran Fiona.
“Keberadaanmu tidak diharapkan, kau seharusnya mati lima tahun yang lalu,” ujar Amelia lagi, nada bicaranya begitu dingin dan juga kaku seperti boneka tanpa jiwa. “Bagaimana mungkin kau bisa ada di dunia ini?”
Fiona tersenyum kecil, dia berdiri dari tempat duduknya.
“Terima kasih karena sudah mengingatkanku, aku akan memberimu pelajaran sains sebagai gantinya kalau begitu. Semua makhluk yang ada di dunia akan menghadapi apa yang namanya seleksi alam, siapa yang kuat maka dialah yang akan bertahan hidup,” ujar Fiona dengan santainya. Senyuman gadis kecil itu bertambah lebar sedikit sebelum menambahkan kata-katanya.
“Aku yang ada dalam ilusi mati di tangan Amelia karena dia tidak lolos dalam seleksi alam, sementara aku yang ada di sini jauh lebih kuat sehingga bisa menjadi pemenang dalam seleksi alam tersebut,” tambah Fiona kemudian. “Ilusi yang kau ciptakan tidak lebih dari sebuah gambaran yang tidak nyata.”
Fiona tidak memiliki beban sedikit pun saat dia mengatakan dirinya yang lain mati di tangan Amelia, seolah-olah yang diperlihatkan dalam ilusi tersebut bukanlah dirinya sendiri. Tidak hanya itu saja, Fiona juga menyebut nama Amelia tanpa ada rasa hormat maupun takut, dia juga tidak menggunakan embel-embel ‘ibu’ di sini. Tindakan Fiona menunjukkan kalau dia tidak pernah mengakui Amelia sebagai ibunya, baginnya Amelia tidak lebih dari inang yang menampung Fiona untuk sementara sebelum gadis itu bisa berada di dunia ini.
Dalam pendapat Fiona, Amelia sendiri sebenarnya tidak pantas disebut sebagai seorang ibu. Fiona memang orang yang mentalnya tidak bisa dikatakan normal, tetapi dia tahu kalau peran seorang ibu adalah menyayangi anaknya dan tidak akan mencelakakannya seperti apa yang Amelia atau ibu Fiona di dunia pertama lakukan.
Bibir Amelia dalam ilusi terkatup rapat membentuk garis lurus. Amelia dalam ilusi tersebut tidak menyangka kalau setelah diperlihatkan ilusi brutal seperti tadi mental Fiona tidak terganggu barang sedikit pun, bahkan ilusi tersebut bisa dikatakan menjadi tontonan Fiona untuk menghabiskan waktu. Melihat ekspresi kalem yang tertera pada wajah gadis kecil itu, tebakan Amelia dalam ilusi tidaklah salah, Fiona memang menonton ‘pertunjukan’ yang dia berikan untuk menghabiskan waktu.
“Aku ibumu dan aku ingin kau mati di tanganku,” kata Amelia lagi, suaranya masih datar dan juga dingin.
Bersamaan dengan itu, aura yang penuh akan tekanan mengitari tubuh Fiona dan memberikan paksaan kepada mental Fiona, menekannya dan membuatnya submisif. Dia ingin melihat Fiona putus asa, merasa dirinya tidak berarti, dan ketika mentalnya sudah berada di angka negatif maka Fiona akan terjebak dalam ilusi ini selamanya.
Ilusi terkuat biasanya mengambil bentuk dalam kesedihan terdalam, dan melihat dirinya tidak diinginkan oleh orang terdekat akan menjadi hal yang paling menyakitkan, akibatnya mereka akan terjebak serta tidak bisa keluar dari kepungan ilusi. Amelia dalam ilusi tersebut berpikir kalau ingatan yang paling menyakitkan bagi Fiona adalah ditolak oleh ibunya, dia berharap saat Fiona melihat hal ini akan membuatnya jatuh dalam keterpurukan.
Sayangnya apa yang Amelia dalam ilusi tersebut pikirkan tidak lebih dari sebuah delusi semata.
“Aku tahu, Amelia memang menginginkanku mati daripada hidup. Aku berterima kasih lagi karena kau sudah mengingatkanku,” balas Fiona dengan nada ringan dan terdengar sedikit menyebalkan. Ucapan Fiona terdengar begitu sarkatis, membuat lawannya ingin memukul Fiona.
“….”
[….]
Baik Amelia dalam ilusi dan Sistem 007 sama-sama tidak bisa mengatakan apapun, ucapan Fiona membungkam mulut mereka. Keduanya memberikan tatapan kepada Fiona yang mengatakan kalau gadis itu sudah tidak waras lagi, mana ada orang yang berterima kasih setelah diingatkan kalau seseorang ingin membunuhnya?
Berbeda dengan Amelia dalam ilusi yang terlihat tidak mengerti mengapa Fiona tampak tidak terpengaruh, Sistem 007 yang sudah bersama-sama dengan Fiona dan mengenal kepribadian buruk gadis itu hanya bisa mengelus dada kecilnya.
“Apakah ini saja yang ingin kau tunjukkan padaku?” tanya Fiona kembali.
Amelia dalam ilusi menghela napas kecil, mengerti kalau ilusi yang dia buat tidak memberikan pengaruh yang besar kepada Fiona.
“Sepertinya kau tidak peduli kalau orang tuamu tidak mengharapkan keberadaanmu dan juga ingin membunuhmu, vampir kecil.” Begitu ucapan Amelia dilontarkan, sosok wanita muda yang berlumuran darah di depan Fiona langsung hancur dan meninggalkan Fiona sendirian dalam ruangan tersebut.
Fiona mengangguk lalu berkata, “Merasa peduli mengenai hal itu hanya membuang-buang waktu saja. Amelia tidak peduli denganku, lalu untuk apa aku peduli dengan dirinya?”
“Dia ibu kandungmu, vampir kecil.”
“Dan ibu kandungku itu juga yang menyuruh orang untuk menguburku hidup-hidup di tempat ini. Orang yang tidak bisa bersikap layaknya seorang ibu tidak pantas disebut sebagai ibu. Aku bisa memanggilmu ibu kalau kau bersikap baik dan menunjukkan sifat keibuan padaku, apa kau tertarik dengan hal itu?” goda Fiona dengan wajah dan juga nada yang begitu datar.
Berbeda dengan ekspresinya, kedua mata Fiona menunjukkan kilat kejenakaan, dia setengah serius dengan ucapannya tadi.
Bukannya merasa tersanjung dengan tawaran Fiona, suara misterius tersebut merasa sedikit marah, akibatnya pemandangan kamar tersebut sedikit bergoyang dan menunjukkan area hutan untuk sesaat sebelum pada akhirnya kembali lagi menjadi kamar persalinan dalam ilusi.
Mata Fiona melihat semua itu untuk sesaat, ekspresi yang masih penuh akan kekaleman dan senyuman tipis yang tidak bermakna apapun masih dia miliki, Fiona tidak menganggap semua itu sebagai hal yang besar meskipun ilusi yang memerangkapnya belum hancur. Yang membuat Fiona sedikit penasaran adalah apakah kursi yang tadi dia duduki masih bisa digunakan apa tidak, apabila si pemilik ilusi ini masih betah mengutarakan omong kosong ehem… berbincang-bincang dengannya, setidaknya Fiona merasa lebih nyaman ketika dia bisa duduk di kursi empuk tadi.
Sistem 007 yang mengerti betul dengan apa yang ada dalam kepala Fiona ingin mengubur diri saja, pemiliknya tersebut adalah tipe orang yang berwajah tebal, dia tidak peduli dengan apapun kecuali kenyamanan diri sendiri. Sistem 007 hanya berharap si pemilik ilusi tidak membaca pikiran Fiona sekarang ini atau si pemilik ilusi akan muntah darah saking kesalnya.
“Jangan bercanda!!” bentak si pemilik ilusi yang kini sudah tidak menggunakan suara Amelia.
Suara si pemilik ilusi membahana di seluruh penjuru ruangan, terdengar keras dan memekakkan telinga, membuat telinga Fiona sedikit sakit ketika mendengarnya. Ekspresi gadis itu tidak berubah, hanya satu jari tangannya saja yang berkedut dan menunjukkan sedikit kekesalan karena itu, selebihnya Fiona masih terlihat sopan dan tidak terpengaruh.
“Kau panggil ibu pun aku tidak sudi menerimanya! Kau itu hanya vampir kecil yang lemah dan tidak bisa melakukan apa-apa!” tegur si pemilik ilusi. “Karena kau lemah, lebih baik kau tinggal dalam ilusi ini untuk selamanya dan tidak keluar. Dunia di luar sana sangat berbahaya, tidak akan ada yang mengambil tubuhmu kalau kau mati di luar hutan ilusi yang kubuat ini.”
“Seberapa bahaya kah di luar sana?” tanya Fiona.
“Sangat berbahaya, di luar sana ada banyak monster berkeliaran. Vampir kecil sepertimu adalah mangsa yang empuk bagi mereka, akan lebih aman kalau kau tinggal dengan manis di tempat ini.”
“Aku tidak tahu kalau Hutan Solana dihuni oleh banyak monster yang berbahaya.”
“Bagaimana kau bisa tahu mengenai hal itu!” dengus si pemilik suara, dengusannya bercampur dengan nada hinaan untuk Fiona. “Kedatanganmu ke tempat ini saja juga karena tidak disengaja. Hanya mereka yang tinggal di tempat inilah yang tahu kalau banyak monster berbahaya menghuni Hutan Solana, setiap harinya Hutan Solana akan menjadi tempat perburuan bagi monster untuk mencari mangsa.”
Si pemilik ilusi menambahkan lagi. “Karena itu bagi vampir kecil yang tidak berdaya, kau itu bukanlah tandingan dari monster buas penghuni hutan. Kalau kau tahu mana yang terbaik bagimu, kau akan memilih untuk tinggal dalam hutan ilusi yang aman ini.”
Fiona tidak meragukan si pemilik ilusi, dia mengatakan kalau Hutan Solana dihuni oleh monster yang sangat berbahaya dan bisa membunuh vampir seperti dirinya dengan mudah, Fiona percaya dengan hal itu. Gadis itu ingin mencari informasi mengenai Hutan Solana dari si pemilik ilusi, Fiona mendapatkannya meski tidak banyak.
“Terima kasih karena sudah mengkhawatirkanku,” sahut Fiona dengan tulus.
“SIAPA YANG MENGKHAWATIRKANMU!!!” raung si pemilik ilusi, suaranya lima kali lebih keras dari sebelumnya dan sukses menggetarkan ilusi di sana walaupun tidak sampai membuatnya hancur.
Untuk melindungi pendengarannya, Fiona menutup telinganya menggunakan kedua tangan, dia juga menggunakan sedikit Mana untuk melapisi gendang telinga di dalam sana. Pendengaran seorang vampir sangat sensitif, suara keras seperti ini membuat telinga Fiona berdengung untuk sesaat.
“Aku menggunakan ilusi padamu karena aku tidak ingin melihat hutanku lagi-lagi dikotori oleh darah dan membuatnya tidak indah. Kau itu sangat lemah dan hampir saja dibunuh oleh dua orang vampir kelas rendahan, bagaimana mungkin tubuhmu yang kecil itu bisa melawan monster-monster besar dan buas penghuni Hutan Solana!!” imbuh si pemilik ilusi.
Si pemilik ilusi terdengar sangat marah, merasa tidak terima karena dibilang merasa khawatir pada keselamatan Fiona, dia tidak ingin Fiona salah sangka terhadap dirinya. Beberapa saat yang lalu dia melihat dua orang vampir membawa vampir kecil ini dan menguburnya, karena merasa kasihan pada vampir kecil ini si pemilik ilusi pun membantunya dengan memerangkap Fiona di dalam ilusi yang tak bisa ditembus.
Walaupun si pemilik ilusi merasa kasihan dan sebenarnya ingin membantu Fiona, dia tidak ingin Fiona berpikir kalau si pemilik ilusi mengkhawatirkannya. Karena itulah si pemilik ilusi langsung membantah ucapan Fiona.
“Jangan salah sangka padaku, siapa juga yang ingin membantumu ataupun mengkhawatirkanmu!!” tambah si pemilik ilusi dengan ketusnya.
Semakin si pemilik ilusi membantah Fiona dan ingin menutupi niatannya, semakin dia terlihat ceroboh dan kikuk pada saat yang sama.
Fiona tidak marah karena dibantah seperti itu. Sebaliknya, Fiona malah tersenyum kecil dan kedua matanya pun berkilat untuk sesaat, dia tidak menyangka kalau si pemilik ilusi yang kelihatannya galak ternyata sangat perhatian, si pemilik ilusi mau membantu vampir kecil yang tidak dikenalnya seperti Fiona ini.
“Kau baik sekali,” puji Fiona dengan tulus.
“Aku tidak baik. Kalau aku baik, untuk apa aku memerangkapmu dalam ilusi dan tidak membiarkanmu keluar dari tempat ini!” sanggah si pemilik ilusi begitu dia mendengar pujian Fiona kepada dirinya.
“Oke… kau tidak baik kalau begitu.” Fiona mengangguk, pasrah dengan si pemilik ilusi yang begitu kikuk tersebut.
Fiona berpikir sesaat, si pemilik ilusi sepertinya tidak memiliki niat jahat terhadap dirinya, dia malah seperti ingin membantu Fiona meskipun caranya sedikit ekstrim. Fiona tidak marah karena si pemilik ilusi membuat ilusi untuknya setelah membaca pikiran gadis itu, gadis itu lebih tepatnya tidak terlalu peduli. Fiona sedikit beruntung si pemilik ilusi tidak bisa membaca ingatannya sebelum datang ke dunia ini maupun mengetahui keberadaan Sistem 007, si pemilik ilusi hanya bisa membaca sebagian kecil dari plot dunia yang Sistem 007 berikan padanya tadi, yaitu pada bagian kelahiran ‘Fiona’ yang lain.
“Kau mengatakan Hutan Solana dihuni oleh monster-monster yang sangat berbahaya, apa kau bisa memberi tahu padaku mengenai mereka?” bujuk Fiona.
Si pemilik ilusi tidak langsung menjawab pertanyaan Fiona untuk beberapa saat, sepertinya dia sedang berpikir apakah perlu memberi tahu Fiona mengenai penghuni Hutan Solana yang lain atau menghiraukannya.
“Untuk apa aku memberi tahu dirimu mengenai mereka? Kau tidak akan bisa keluar dari ilusi yang aku buat ini, vampir kecil,” kata si pemilik ilusi.
“Aku merasa penasaran. Katakan saja kau memberi tahuku untuk menjawab rasa penasaranku,” jawab Fiona.
Melihat si pemilik ilusi sepertinya ragu dan tidak ingin memperhatikan Fiona lagi, Fiona pun membujuknya lagi.
“Ayolah….”
Fiona memperlihatkan daya tariknya sebagai anak kecil yang imut dan baru berusia lima tahun. Dengan mata besar yang begitu lugu, senyuman yang imut, serta kedipan mata itu akan membuat orang yang melihatnya takluk pada karisma imutnya. Sistem 007 yang bersembunyi dalam benak Fiona dan melihat aksi pemiliknya itu langsung terbatuk-batuk, dia tidak terbiasa melihat Fiona yang bersikap imut dan manja seperti ini, rasanya seperti melihat hantu di siang bolong.
Usianya yang masih muda akan membuat orang berpikir Fiona adalah anak kecil yang lemah dan tidak akan melakukan apa-apa, si pemilik ilusi juga berpikir demikian, dia menganggap keluguan Fiona tersebut sangat menarik. Katakan saja Fiona memang penasaran, bukankah anak kecil selalu memiliki banyak pertanyaan karena rasa penasarannya.
“Oke, aku akan memberi tahumu sekali saja,” decak si pemilik ilusi.
Fiona mengangguk dan berkata, “Terima kasih, kau baik sekali~”
Mendapatkan kartu ‘orang baik’ dari Fiona tentu membuat si pemilik ilusi menjadi kikuk, tetapi dia menghiraukan rasa tidak nyaman tersebut dan memberikan pengetahuan singkat kepada vampir ‘lemah yang begitu krispi’ ini mengenai penghuni Hutan Solana.
“Banyak monster yang ikut tersegel dalam Hutan Solana, mereka buas dan akan memangsa orang asing yang memasuki hutan ini. Ketika Hutan Solana muncul dan terlepas dari segel 500 tahun sekali, biasanya akan banyak orang kurang beruntung yang masuk ke hutan ini, mereka yang tidak bisa bertahan akan menjadi mangsa empuk bagi monster penghuni hutan,” jelas si pemilik ilusi.
“Monster-monster yang menghuni Hutan Solana tidak bisa dikatakan bersahabat, tidak hanya orang asing saja tapi sesamanya yang lemah akan mereka mangsa juga. Hampir tiap malam Hutan Solana akan menjadi medan pertumpahan darah, hanya dalam ilusi inilah kau bisa selamat.”
“Dari semua monster yang ada di Hutan Solana, yang paling berbahaya adalah mereka yang menghuni kota di tengah hutan.”
“Kota di tengah hutan?” tanya Fiona yang menyela penjelasan si pemilik ilusi.
Jangan salahkan Fiona yang spontan melakukan hal ini, dia hanya terkejut karena mendapatkan informasi tersebut dan tanpa banyak pikir mengulangi ucapan si pemilik ilusi untuk memastikan apa yang Fiona dengar tidak salah. Dalam plot dunia yang Fiona terima, dia tidak mengetahui informasi lengkap mengenai Hutan Solana, sehingga keberadaan kota di tengah hutan adalah baru pertama kali Fiona dengar. Apa mungkin benda yang menjadi pusat segel Hutan Solana ada di kota itu?
“Benar sekali, di tengah hutan ini terdapat sebuah kota yang ikut tersegel bersama Hutan Solana. Aku tidak tahu bagaimana pastinya kota ini ikut tersegel, yang perlu kau waspadai adalah penghuni kota tersebut adalah makhluk yang haus akan darah dan menjadi monster paling berbahaya,” jelas si pemilik ilusi.
“Apa kau tahu berapa lama Hutan Solana tersegel dari dunia luar dan mengapa hutan ini disegel?” tanya Fiona lagi.
“Aku lupa kapan pastinya Hutan Solana tersegel.”
Si pemilik ilusi tidak memberi tahu Fiona alasan hutan ini tersegel maupun kapan hutan tersegel, ada kemungkinan dia memang tidak mengetahuinya atau si pemilik ilusi tidak ingin Fiona tahu mengenai hal itu. Fiona tidak memaksa si pemilik ilusi untuk menjawabnya, dia tidak terlalu peduli mengenai alasan Hutan Solana disegel dari dunia luar, gadis itu terlalu malas untuk mencari tahu.
Dari penjelasan si pemilik ilusi, Fiona mendapatkan beberapa informasi mengenai Hutan Solana. Hutan ini disegel dari dunia luar dan muncul sekali (satu hari lamanya) dalam 500 tahun sebelum kembali tersegel, di tengah hutan terdapat sebuah kota misterius yang dihuni oleh monster paling berbahaya, kemungkinan besar kota tersebut telah berada di sini sebelum Hutan Solana tersegel di masa lalu dan ada kemungkinan juga benda yang menghalau kerja Sistem 007 ada di tempat itu.
Informasi mengenai Hutan Solana telah menghilang dari buku sejarah Kerajaan Imperial Romania bersama dengan beberapa informasi lainnya, apakah ini sebuah kebetulan semata?
Secepat pemikiran itu terbesit dalam kepala Fiona, secepat pula Fiona menendangnya keluar, dia tidak mau tahu dengan urusan masa lalu Kerajaan Imperial Romania yang tidak ada hubungannya dengan Fiona. Keinginan terbesar Fiona adalah bisa rebahan kapan saja dan di mana saja, dia adalah orang malas dan tidak cocok untuk memiliki rasa ingin tahu seperti itu. Fiona bukanlah seorang protagonis yang suka mencari masalah dalam novel, dia di sini karena liburannya.
“Terima kasih karena sudah memberi tahuku,” ungkap Fiona kepada si pemilik ilusi.
“Kau tidak perlu berterima kasih padaku, aku hanya memberi pengetahuan umum yang perlu kau ketahui saja,” kilah si pemilik ilusi. “Sekarang kau sudah tahu betapa berbahayanya Hutan Solana, kau akan terbunuh sia-sia kalau keluar dari dalam ilusi ini. Apakah sekarang kau sudah memutuskan untuk tinggal dalam ilusiku ini?”
“Apa kau tidak memiliki niat untuk melepaskanku?” tanya Fiona.
“Mustahil aku akan melepaskanmu. Ini semua juga demi kebaikanmu!!” bentak si pemilik ilusi.
Sebuah senyuman yang begitu manis muncul di bibir Fiona, ekspresi yang terpatri pada wajah mungil tersebut juga melembut seperti yang terpancar pada sepasang iris berwarna lavender miliknya.
“Aku sangat menghargai kepedulianmu kepadaku, tapi sayangnya aku tidak bisa membiarkan diriku untuk terjebak dalam ilusi ini selamanya,” tolak Fiona.
Fiona memegang beberapa helai benang putih transparan yang tadinya tak kasat mata di udara, dengan menyalurkan Mana pada genggamannya dia memutus helaian benang tersebut sampai hancur tak bersisa.
Sebelum si pemilik ilusi bisa bereaksi, ilusi yang memerangkap Fiona mulai retak seperti kaca cermin yang dihantam oleh benda keras. Retaknya pemandangan di depan Fiona bertambah parah. Tidak berselang lama kemudian, kepingan ilusi hancur dan pemandangan kamar persalinan Amelia berubah kembali menjadi pemandangan hutan seperti sebelumnya.
Ilusi yang bertahan hampir dua puluh empat jam sebenarnya hanya berlangsung kurang dari tiga jam di dunia nyata. Ketika dunia ilusi dari si pemilik ilusi dihancurkan oleh Fiona, waktu gadis itu kembali berjalan normal. Kegelapan di hutan yang awalnya diselimuti oleh ilusi semakin gelap, menunjukkan kalau waktu sekarang ini berjalan menuju tengah malam.Sunyi, tidak ada yang bersuara dari kedua belah pihak, baik Fiona maupun si pemilik ilusi sama-sama memilih untuk diam saat kepingan terakhir dari ilusi hancur dan tak bersisa.Fiona tersenyum untuk sesaat, menghancurkan ilusi level tujuh membutuhkan energi ekstra, padahal dulunya dia bisa melakukan itu dengan mudah, tetapi tidak dengan sekarang karena gadis itu kini hidup dalam keterbatasan. Rasa penyesalan yang muncul dalam hati Fiona kembali lagi, namun semua itu langsung menghilang setelah dia mengoreksi diri untuk sesaat dan memilih untuk menerima keadaannya yang sekarang.Gadis itu mengepalkan tangan kanannya. Kekuatan perlahan-la
Debu beterbangan di mana-mana, menutupi jarak pandang orang untuk bisa melihat akan apa yang terjadi di sana. Hantaman yang begitu keras dari monster ular kobra membuat tanah tercongkel dalam ukuran yang besar, bahkan sebuah pohon raksasa yang terkena hantaman itu ikut tumbang dan kembali menimbulkan getaran yang hebat.Para monster yang jauh lebih lemah dari monster ular kobra ini sudah mengungsi sejak lama, meski demikian mereka yang tengah bersembunyi tersebut tidak berani menampakkan diri, takut kalau atensi dari si monster raksasa itu akan beralih kepada mereka.“SSHAHAHAHA….” Desisan super keras dari monster ular kobra terdengar, suaranya yang menyeramkan sekaligus memekakkan telinga itu semakin membuat orang yang mendengarnya menjadi takut.Ketika debu yang menyelimuti tempat itu menipis, hal pertama yang terlihat adalah sosok besar dari monster ular kobra. Lidah yang terjulur dari mulut monster itu bergerak terus, mengisyaratkan ketidakpuasan beserta kemarahan yang dia miliki.
BYUUR….Tubuh Fiona jatuh ke sungai, pergantian tempat dari atas sungai ke dalam sungai membuat Fiona sedikit sulit untuk beradaptasi. Tubuh gadis kecil itu semakin tenggelam ke bawah, dia merasa seperti ada sesuatu yang membuatnya untuk tidak bisa keluar dari dalam sungai walaupun Fiona mencoba untuk menggerakkan kedua tangan dan kaki, berusaha untuk keluar dari dalam sungai.Fiona membuka kedua mata, tubuhnya melayang dalam sungai, dia melihat pemandangan yang ada di air dan pada akhirnya Fiona mengerti mengapa dia merasa tubuhnya serasa tertarik ke bawah, tidak bisa keluar dari dalam sana. Tidak ada yang menyangka kalau sungai besar yang membentang di Hutan Solana memiliki aura yang sangat ganas, begitu berbeda dengan aura di hutan yang begitu kalem meskipun bagian hutan banyak dihuni oleh monster yang liar dan buas.Aura ganas adalah sebuah aura yang sangat berbahaya, aura tersebut muncul di tempat-tempat yang telah lama terpapar oleh darah dan kebrutalan yang menyebabkan kenegati
Bayangan hitam yang menyelimuti si pemanah misterius dari balik hutan memudar ketika si pemanah berjalan keluar dari dalam hutan. Langkahnya terdengar begitu tenang, lebih ke arah santai, dengan degup jantung yang terdengar begitu lambat dari jantungnya, seolah-olah kekuatan yang dia berikan ke anak panah yang dia tembakkan tadi bukanlah hal yang besar.Si pemanah adalah seorang wanita yang terlihat berada di awal usia dua puluh tahunan dengan tinggi tubuh sekitar 170 cm. Wanita muda itu memiliki warna kulit yang sehat, yaitu sedikit kecoklatan, dan rambut sebahu yang diikat menggunakan sebuah pita berwarna merah. Paras wanita muda itu cantik dan juga tampan pada saat yang sama, terutama pada area alisnya yang memiliki aksen heroik dan juga bibir ranumnya yang berwarna merah muda pucat.Wanita muda itu mengenakan pakaian berburu dengan dalaman berlengan pendek dan berwarna putih, di area luar tubuhnya dibalut oleh korset yang terbuat dari kulit berwarna hitam dan tali suspender yang d
Malam hari di Hutan Solana sama sekali tidak ada bedanya dengan waktu di siang hari. Cahaya matahari terhalang oleh rumpunnya dedaunan yang tumbuh pada pohon-pohon raksasa yang ada di hutan, sehingga minimnya pencahayaan tersebut membuat situasi di Hutan Solana selalu tampak suram sepanjang hari. Awalnya Fiona berpikir kalau situasi seperti ini akan sama di area tempat tinggal Deniz yang tersembunyi tersebut.Pondok kayu yang menjadi tempat tinggal Deniz dibangun di sebuah tempat yang dihubungkan oleh gua besar yang ada di puncak. Tempat ini sangat terpencil dan memiliki situasi yang benar-benar berbeda bila dibandingkan dengan area lainnya yang ada di Hutan Solana. Di sana masih ada pohon-pohon besar yang tumbuh, namun semua itu hanya sekedar mengelilingi tempat tersebut, Fiona masih bisa melihat langit dengan jelas dari tempat itu.Setelah membersihkan diri dan berendam dalam air hangat hampir satu jam lamanya, Fiona serasa terlahir kembali. Kemampuan regenerasi seorang vampir sanga
Setelah melakukan diskusi untuk membuat rencana baru, akhirnya Fiona dan Deniz pun memutuskan untuk pergi ke kota tersembunyi yang ada di tengah Hutan Solana untuk mencari pusat dari segel yang menyelimuti hutan ini. Meskipun mereka berdua belum yakin apakah segel Hutan Solana bisa mereka patahkan dan apakah benda yang Fiona cari ada di kota tersembunyi, keduanya merasa tidak ada salahnya untuk mencoba. Deniz yang telah tinggal dalam hutan ini selama lima ratus tahun cukup mengenal Hutan Solana dengan baik, dia juga memiliki sedikit informasi mengenai kota tersembunyi yang nantinya mereka kunjungi tersebut walaupun tidak terlalu banyak. Deniz belum pernah mengunjungi kota tersembunyi, jalur yang dituju sangat sulit dan dari pengetahuannya kota tersebut merupakan markas dari manusia serigala yang lolongannya mereka dengar kemarin malam. Manusia serigala adalah lawan yang sepadan dengan bangsa vampir, keduanya tidak pernah akur dan selalu berperang sejak zaman dahulu kala, sehingga mas
Sebagai senjata kelas dewa, Sayap Lucifer milik Fiona mempunyai banyak fungsi baik itu dalam pertarungan dan juga pertahanan, bahkan senjata ini juga memiliki aestetik yang begitu bagus serta dapat digunakan sebagai alat transportasi. Sejak Fiona mendapatkan Sayap Lucifer, benda ini menjadi favoritnya dan sering dia gunakan kapan saja di dunia Infinity. Karena saking seringnya Fiona menggunakan Sayap Lucifer, banyak lawannya yang memberikan julukan kepada Fiona sebagai fallen archangel dalam forum pemain, bahkan tidak jarang dari mereka yang menyebut gadis itu sebagai malaikat maut karena kebrutalannya dalam menghancurkan lawan-lawannya.Setelah menggunakan Sayap Lucifer, kecepatan Fiona mengikuti jalur biru dalam peta untuk menemukan jalan masuk menuju kota bawah tanah semakin meningkat. Gadis itu menyuruh Sistem 007 untuk memberikan titik sebagai penanda pintu masuk pada peta yang ada, setelah Fiona mendapatkan lokasi yang dimaksud dia pun segera bergegas menuju ke tempat itu.Jarak
Lubang misterius yang tersembunyi di bawah patung Fenrir memiliki kedalaman sekitar sepuluh meter ke bawah, di sana tidak ada cahaya apapun sehingga saat Fiona terjun ke dalam dia tidak bisa melihat sesuatu, sekalipun dengan penglihatan vampir miliknya. Ketika Fiona mendarat di dasar tempat itu, gadis itu mengangkat wajah ke atas untuk melihat ke arah ujung lubang yang ada di sana, namun dia masih tidak melihat apapun, Fiona memiliki firasat kalau pintu lubang yang ada di atas tertutup begitu dirinya terjun ke bawah.Dalam hati Fiona berpikir apakah dia harus terbang ke atas dan keluar dari tempat ini, namun dia berubah pikiran lagi mengingat tujuan utama mengapa dirinya pergi ke sini.Walaupun kesadaran dunia sama sekali tidak bisa diandalkan dan dia juga sudah menipu Fiona sebanyak 10.000 kristal Mana, informasi yang diberikan oleh kesadaran dunia bukanlah informasi yang salah, hanya Fiona mendapatkan setengahnya saja dan dia harus mengandalkan diri sendiri untuk mencari setengahnya
Ketika Fiona membuka kedua matanya, hal pertama yang dia lihat adalah sosok Ares yang tertidur tepat di sampingnya. Mereka berdua ada di kamarnya, berbaring bersama di atas tempat tidur dengan posisi saling berhadapan satu sama lainnya. Kedua mata Fiona menatap wajah tertidur Ares dengan seksama, ekspresi pemuda ini kehilangan ketajaman serta aura dinginnya ketika dia tengah tidur, begitu berbeda saat pemuda ini terbangun. Meskipun demikian, Fiona harus mengakui kalau sosok Ares yang seperti ini sangat menarik, terkesan lugu dan juga lembut pada saat yang sama. Tanpa Fiona sadari, kedua matanya yang tengah menatap Ares melembut. Jemari Fiona membelai pipi mulus milik sang pemuda yang masih tertidur itu, tidak sekali maupun dua kali dia juga memainkan helaian halus rambut sang pemuda yang ada di sampingnya. Fiona masih bergeming di tempat dengan ekspresi yang kalem walaupun Ares membuka matanya, menatap sosoknya untuk sesaat. Tidak ada rasa malu ataupun canggung di antara mereka ber
Kondisi Zack tidak lekas membaik setelah Fiona membawanya kembali ke vila tempat gadis itu tinggal. Sistem 007 dengan database yang dimilikinya juga tidak menemukan solusi untuk mengatasi masalah Zack, termasuk Fiona sendiri juga tidak bisa melakukan apa-apa.Setelah dua jam berlalu, kondisi Zack bertambah parah. Beberapa kali jantung anak itu berhenti berdetak, kalau bukan karena bantuan Fiona yang menginput Mana ke tubuh Zack maka anak itu pasti sudah mati dalam dua jam terakhir ini. Menggunakan Mana untuk menyuport vitalitas Zack bukanlah penyelesaian yang sebenarnya, hal ini hanya bisa menunda waktu kematian Zack sebentar saja, tidak mengatasi akar permasalahan yang ada.Fiona baru merasa lega ketika Ares kembali ke vila dan melihatnya. Gadis itu langsung menarik Ares untuk memeriksa kondisi Zack. Harapan satu-satunya adalah Ares, seorang progenitor vampir yang memiliki banyak pengalaman di dunia ini.“Bagaimana?” tanya Fiona.Gadis itu berdiri di samping Ares yang tengah memeriks
Beratus-ratus batu kristal dengan ujung runcing melesat ke arah Fiona dengan kecepatan tinggi. Mereka terlihat mengancam dan bisa menembus apapun dengan mudah, bahkan baja yang begitu tebal. Apabila seseorang terkena serangan itu, bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan orang tersebut, kemungkinan besar mereka akan langsung masuk dalam gerbang maut dan tidak bisa kembali lagi.Serangan yang Amelia lemparkan terlihat begitu mengancam, sayangnya serangan tersebut terhalang oleh sihir pelindung yang Fiona pasang ketika Amelia melakukan serangannya.Ratusan batu kristal berujung runcing menabrak selubung tidak kasat mata, mereka hancur lebur dan berubah menjadi abu ketika bertemu langsung dengan permukaan selubung tersebut.Ekspresi Amelia berubah, apa yang terjadi barusan pernah wanita itu lihat sebelumnya, tepatnya ketika Amelia berusaha membunuh Fiona setelah gadis itu dia lahirkan lebih dari seratus tahun yang lalu. Ada perasaan takut yang menggerogoti hati Amelia. Batu kristalnya te
Tokoh laki-laki kedua yang ditulis dalam plot dunia bernama Zack Ernest, seorang pemburu vampir yang memiliki dendam dan kebencian kepada bangsa vampir. Kedua orang tua Zack mati di tangan seorang vampir berdarah murni yang mengamuk ketika Zack berusia lima tahun, kejadian itulah yang menjadi awal mula tragedi dalam hidup Zack dan mengubah hidupnya menjadi seorang tokoh laki-laki kedua yang pendendam dalam plot dunia.Fiona tidak bisa membayangkan sosok yang suram dan juga tidak pernah tersenyum dalam plot dunia disandingkan dengan anak laki-laki berusia lima tahun yang beberapa waktu lalu bertemu dengannya. Dalam ingatan Fiona, Zack adalah seorang anak yang lugu dan sedikit ceroboh, dia ceria serta memiliki keoptimisan yang begitu tinggi.Sesuatu yang bisa mengubah sifat orang dari yang ceria menjadi suram tidak bisa dikatakan sangat ringan, dan malam ini adalah awal pula petaka yang akan hadir dalam hidup Zack.Dalam penilaian Fiona, kesadaran dunia sedikit memiliki temperamental ya
Angin malam berhembus, menyapu tempat yang bernama taman rahasia dan juga menjadi saksi bisu dari pertemuan dua vampir berdarah murni yang tidak diguga-duga.Si pemuda misterius tertawa kecil. Suaranya tidak terlalu kencang, namun saat suara tersebut terdengar pada tempat sunyi seperti taman rahasia, hasilnya adalah sebaliknya. Suara tawa si pemuda misterius menjadi lebih kencang, tetapi hal itu gagal untuk melumerkan situasi yang ada di sana.Fiona yang masih bersandar pada batang pohon menghela napas untuk sesaat, merasa sedikit lelah. Pemuda misterius ini rupanya jauh lebih kuat dari apa yang Fiona pikirkan sebelumnya, dia bisa merasakan keberadaan gadis itu meskipun Fiona sudah menggunakan selubung pelindung yang Sistem 007 produksi.Melihat fungsi selubung pelindung tersebut tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, Fiona pun menghilangkan selubung pelindung dari tubuhnya. Tidak lama kemudian, aura kuat yang tidak terbendung dari tubuh Fiona pun langsung keluar, menjalar ke mana-m
Mansion besar milik Keluarga Halliwel sudah berdiri sejak 2000 tahun yang lalu. Tempat ini memiliki model arsitektur renaissance modern yang mengingatkan Fiona akan rumah-rumah besar di Perancis pada awal abad ke-18. Mansion ini pula yang menjadi tempat tinggal Fiona hampir seratus tahun lamanya sebelum dia memutuskan untuk pindah.Fiona sangat mengenal setiap sisi dari mansion besar ini, oleh karena itu dia tidak memiliki kesulitan untuk pergi ke taman bunga yang terletak di sisi kanan bangunan sendirian. Setibanya di taman bunga, Fiona yang mendapat bantuan dari Sistem 007 untuk menyembunyikan auranya menghindari area pesta yang dikerumuni oleh vampir muda di sana. Fiona berjalan lurus menuju ke sebuah area yang tersembunyi dari pandangan orang-orang yang berkerumun di tempat itu.Area yang Fiona tuju letaknya sangat tersembunyi, berada di jantung taman dan hanya diketahui oleh Liam dan juga Fiona tanpa sengaja waktu dia tinggal di mansion ini. Tempat itu Fiona namakan sebagai taman
Pesta yang awalnya begitu semarak dan dihadiri oleh tamu yang tengah bersosialisasi pun mendadak menjadi sunyi senyap. Musik berhenti dimainkan, begitu pula dengan pemandangan pasangan yang tengah menari di lantai dansa. Para tamu yang tadinya bercengkerama langsung diam, aura yang begitu kuat dan berasal dari vampir berdarah murni membuat mereka ingin bersujud di atas lantai. Kaki mereka bergetar, jantung berdetak dengan cepat, dan sebuah antisipasi muncul dalam hati. Melihat kehadiran Raja Spades yang hampir tidak pernah terlihat di mata publik, para vampir yang berada dalam kelas di bawah vampir berdarah murni langsung bersujud. Raja Spades adalah satu dari empat raja yang menjadi pilar dunia, dan Raja Spades juga merupakan raja keempat yang mendapatkan Dominion paling akhir serta informasi mengenai dirinya juga sangat terbatas. Orang-orang mengetahui kalau Fiona Tylbur yang menjadi Raja Spades tersebut tidak membentuk sebuah fraksi seperti ketiga raja lainnya. Gadis itu menghirau
Suasana dalam kereta kuda yang tengah berjalan tersebut terasa begitu serius, ada sedikit ketegangan seperti sebuah misteri yang tengah berlangsung akan mendapatkan kunci jawaban untuk memecahkannya. Perasaan Fiona juga tidak jauh berbeda dengan hal itu, dia menatap Ares yang duduk di sampingnya dengan sepasang mata lavender yang terlihat begitu serius.Dominion lain ada di alun-alun Kota Briarland, tepat di sampingnya waktu itu. Informasi yang dibawa Ares sangat mencengangkan, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah Ares bisa merasakannya dengan mudah padahal pemuda itu berasal dari fraksi Dominion yang berbeda. Apabila Fiona berada dalam posisi yang sama dengan Ares dan dia juga memfokuskan perhatiannya saat itu, Fiona sedikit ragu kalau dirinya bisa mendeteksi keberadaan anggota fraksi Dominion lain kecuali mereka yang berasal dari Dominion Spades.“Bagaimana kau bisa merasakannya?” tanya Fiona.Apakah merasakan aura fraksi Dominion lainnya bisa dilatih? Apabila jawabannya adalah po
Nama dari heroine yang ditulis dalam plot dunia adalah Celine Halliwel. Berdasarkan ide gila dari kesadaran dunia, Celine adalah seorang vampir yang berasal dari kelas bangsawan dan berusia delapan belas tahun, usianya begitu muda dalam jajaran usia vampir pada umumnya. Celine sendiri merupakan cucu perempuan Liam yang katanya memiliki ibu seorang manusia, sekarang ini Celine kembali pada Keluarga Halliwel dan merupakan tokoh utama dalam pesta perkenalan yang akan diselenggarakan oleh Keluarga Halliwel.Fiona yang terpaksa harus tinggal di tempat karena permintaan Sistem 007 pun melihat sosok tokoh utama wanita dalam plot dunia, dia mencoba menerka seperti apa sifat orang yang bisa menjadi seorang heroine. Dalam plot dunia telah digambarkan kalau Celine adalah sosok yang enerjik, penuh dengan kebaikan, dan tidak suka melihat sesuatu yang semena-mena terjadi di hadapannya.Sifat yang tertulis tersebut sebelas dua belas dengan kenyataan yang ada. Celine yang ada di depan Fiona tersebut