Share

Bab 16

Penulis: Sara Aminah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 12:00:32
Akhirnya perjanjian perceraian itu disimpan kembali oleh Vioni.

Keesokan harinya, dia tidak menunggu Felix dan pergi ke rumah Keluarga Tiura sendirian.

Rumah Keluarga Tiura terletak di persimpangan pusat kota dan pinggiran Kota Tumaz. Ini adalah kawasan vila terkenal di mana setiap inci tanahnya sangat mahal.

Begitu Vioni menghentikan mobil, ada orang yang melihatnya.

Akan tetapi, pelayan itu tidak mendatanginya, melainkan berbalik dan berjalan masuk.

Vioni tidak peduli dan hanya membuka pintu sebelum keluar dari mobil.

Sebelum keluar, dia mengambil beberapa suplemen. Bagaimanapun, meminta maaf harus dilakukan dengan tulus.

"Nona Vioni sudah datang."

Saat Vioni memasuki ruangan, pelayan yang baru saja bergegas masuk untuk melapor juga menyapa lagi sambil tersenyum.

Vioni mengangguk ke arahnya.

"Kak!"

Sally bergegas turun dari lantai atas.

Dia mengenakan gaun putih, dengan rambut hitam panjang tergerai dari bahunya dan wajah polosnya sudah cukup membuat orang terpesona.

Sally menyapa ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 17

    "Kamu mana ada salah?"Melihat Sally seperti itu, Nyonya Amel langsung merasa sedih dan meraih tangannya, "Kenapa kamu begitu bodoh? Untung saja cuma tangan yang terbentur, bagaimana kalau sampai mengenai wajah dan meninggalkan bekas luka?"Sally menggelengkan kepalanya, Saat itu aku nggak bisa memikirkan cara lain. Aku nggak bisa membiarkan kakak dan Rania bertengkar ...."Mendengar ucapannya, Nyonya Amel pun teringat sesuatu dan menatap Vioni dengan muram, "Lihatlah masalah yang telah kamu timbulkan! Kamu ini seorang kakak dan Sally masih harus membantumu, apa kamu nggak merasa malu!?""Aku nggak butuh bantuannya."Jawaban Vioni membuat Nyonya Amel terlihat sangat marah, "Apa katamu!?""Apa yang akan kamu lakukan kalau saat itu Sally nggak menghentikanmu? Tahu nggak itu adalah tempat umum? Kalau seseorang memposting videomu di internet, bagaimana kamu akan mempertanggungjawabkan reputasi keluarga kita? Apa yang akan Keluarga Soris pikirkan tentangmu?Vioni tetap diam.Akan tetapi, so

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 18

    Akhirnya tangan Vioni yang tergantung di sisinya mengepal.Dia juga melihat ke arah Sally.Sally sedang tersenyum padanya.Sepasang mata bulat dan besar itu masih terlihat polos.Setelah menatapnya beberapa saat, Vioni juga tiba-tiba tersenyum.Lalu dia berkata, "Anak haram."Setiap orang memiliki batas kesabaran.Kedua kata ini jelas merupakan kata yang tabu bagi Sally.Setelah Vioni mengatakan ini, raut wajah Sally menjadi sangat jelek.Setelah itu, dia mengulurkan tangannya dan mendorong Vioni ke lantai tanpa pikir panjang.Ini adalah reaksi bawah sadar Sally.Amarah langsung membakar akal sehatnya, sedemikian rupa sehingga dia menyadari ada yang salah hanya setelah mendorongnya.Akan tetapi, sudah terlambat.Suara terkejut Nyonya Amel langsung terdengar, "Apa-apaan ini?"Gerakan Sally langsung membeku di tempat.Dia juga langsung menoleh dan hendak mengatakan sesuatu kepada Nyonya Amel, tetapi Nyonya Amel sudah berjalan melewatinya.Tangan Sally yang terulur gagal meraihnya.Sebali

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 19

    Ucapan pelayan itu ditambah dengan penampilan penuh penderitaan Sally, membuat Nyonya Amel langsung memikirkan sesuatu.Dia pun langsung menoleh ke arah Vioni, "Vioni!"Kalau Felix tidak ada di sini, mungkin Nyonya Amel akan langsung menamparnya."Sally itu adikmu, nona kedua yang diakui keluarga kami! Kamu pikir kamu ini siapa!? Kamu anggap keluarga kami ini apa!?"Vioni tidak menjawab.Dia hanya melirik ke arah Sally yang wajahnya dibasahi air mata dan perlahan menatap Felix di sebelahnya.Pria itu juga menatapnya dengan tatapan muram.Vioni tahu dia pasti kesal.Dia kesal karena istrinya akan mengucapkan kata-kata yang tidak berpendidikan seperti itu dan wanita kesayangannya akan dihakimi dengan cara seperti itu.Akan tetapi, bagi Vioni, yang lebih penting adalah ucapannya tadi ... yaitu kepercayaannya pada Sally.Benar, dia percaya Sally tidak akan menyakiti siapa pun tanpa alasan.Akan tetapi, dia tidak pernah bertanya mengapa kemarin Vioni menyerang Rania.Karena ... itu tidak se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 20

    Setelah Vioni mengatakan itu, orang di hadapannya tidak begitu menunjukkan reaksi.Dia hanya melirik ke arahnya, lalu akhirnya mengulurkan tangan dan menerima perjanjian.Felix langsung membuka halaman terakhir.Dia terkekeh setelah melihat Vioni sudah menandatanganinya.Sebelum Vioni sempat memahami arti tawanya, dia sudah mengangkat tangan dan merobek perjanjian itu menjadi dua.Tindakannya membuat jantung Vioni berdebar kencang.Akan tetapi, dia langsung menenangkan diri dan berkata, "Kalau Pak Felix nggak puas dengan perjanjian ini, aku bisa mencetaknya ulang."Felix tetap diam. Dia mengangkat tangannya dan melemparkan perjanjian yang sudah robek itu ke tempat sampah. Pria itu juga dengan cepat berjalan ke arah Vioni.Jarak yang mendekat secara mendadak membuat ekspresi Vioni berubah.Dia langsung tanpa sadar melangkah mundur.Punggungnya langsung membentur meja.Pada dasarnya sudah ada luka di punggungnya, tetapi saat ini Vioni hanya bisa mendengus."Cerai?"Felix meraih tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 21

    Tentu saja Vioni bisa mengerti maksud dari tatapannya.Itu adalah peringatan, tetapi juga penghinaan.Dia juga tahu di balik penampilan Felix yang rendah hati dan lembut, masih ada hati yang lebih dingin dan keras daripada orang lain.Vioni perlahan menunduk, setelah itu yang dia lihat adalah perjanjian yang dirobek oleh Felix dan langsung dibuang ke tempat sampah.Butuh banyak keberanian dan tekad untuk menyerahkan perjanjian itu, tetapi pria itu bahkan tidak mau melihatnya.Karena dia tidak peduli.Dia tidak peduli dengan perasaan Vioni dan tentu saja tidak peduli dengan keputusan yang dibuatnya.Selama dua hari berikutnya, Vioni tidak bertemu Felix lagi.Terakhir kali dia mendengar kabarnya adalah kemunculannya di sebuah rapat umum.Dalam foto tersebut, Felix mengenakan setelan jas berwarna gelap. Bahkan dari jarak dekat saja bisa dilihat wajahnya sangat sempurna. Ditambah dengan senyuman di bibirnya, dia terlihat sangat sempurna dan tidak bisa dibandingkan oleh banyak aktor.Dari k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 22

    Vioni menunduk dan melihat foto di koran.Dirinya yang ada di foto tentu saja terlihat menyedihkan dan memalukan.Akan tetapi, saat ini suasana hatinya tiba-tiba menjadi tenang.Vioni tidak mengatakan apa pun setelah membungkuk untuk mengambil koran.Dia mengangkat tangan dan melemparkan koran itu ke tempat sampah di sebelahnya, lalu membuka pintu lagi dengan tenang."Ayo pergi," katanya kepada sopir dengan suara tenang.Sopir tidak berani menjalankan mobil dan menatap wajah Felix dengan waspada.Sementara Felix menatap Vioni tanpa ekspresi.Akan tetapi, Vioni tidak menoleh ke arahnya.Melirik ke arahnya pun tidak. Dia hanya mengangkat jendela mobil.Pada saat itulah Felix berbalik dan masuk tanpa ragu.Dia tidak bisa melihat Vioni, tetapi Vioni bisa melihat punggungnya dengan jelas.Vioni juga tahu pria itu memberitahunya kalau dia tidak akan pergi bersamanya.Jadi kalau ditertawakan, dialah yang akan ditertawakan seorang diri.Akan tetapi, kalau harus dikatakan, Vioni sudah cukup ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 23

    Vioni terlihat sangat serius, sama sekali tidak seperti sedang bercanda.Akan tetapi, Andreas tertawa."Ayo, kali ini aku juga membawa pembuat kue kembali saat pulang ke rumah kali ini. Kue yang dia buat pasti sesuai dengan seleramu."Saat mengatakan itu, Andreas langsung membawa Vioni ke depan.Dia adalah tokoh utama malam ini.Saat ini lebih dari separuh pandangan di sana tertuju ke arahnya.Akan tetapi, Andreas bersikap seolah tidak merasakan apa-apa dan hanya berjalan maju bersama Vioni.Lalu, dia menyerahkan kue di atas meja.Penampilannya seolah dia hanyalah seorang anak kecil.Mengambil apa yang dia rasa enak dan tidak sabar untuk membaginya dengan teman-teman.Andreas tidak peduli, tetapi Vioni tidak bisa.Setelah melihat kue di depannya untuk beberapa saat, akhirnya Vioni mengambilnya sambil berkomentar, "Tujuanmu terlalu jelas."Alis Andreas terangkat dan dia berkata, "Oh?""Bukankah kamu cuma ingin menggunakanku sebagai tamengmu?" Vioni mengambil sesendok kecil kue dan memas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 24

    Tangan Sally merangkul lengan Felix dengan lembut. Keduanya mengenakan pakaian biru yang sekilas terlihat serasi.Sesaat Vioni merasa bukan hanya aibnya yang terkoyak, tetapi juga ada tangan yang menampar wajahnya.Orang yang menamparnya jelas lagi adalah suaminya.Seketika Vioni merasakan rasa pahit di dalam mulutnya.Ini tidak bisa ditutupi oleh kue yang baru saja dia makan.Dia tidak mengatakan apa pun kepada Andreas dan diam-diam meletakkan kue di tangannya.Vioni hendak berbalik dan pergi, tetapi Sally melihatnya lebih dulu."Kak!"Suara ini lantang dan nyaring.Mustahil Vioni tidak mendengarnya.Terlebih lagi, Andreas yang berada di samping tidak memberinya kesempatan untuk melarikan diri. Dengan ayunan kaki, dia langsung menghalangi jalannya.Vioni langsung mengerutkan kening dan menatapnya.Andreas melihat ke depan sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Pak Felix, aku sudah lama mendengar tentangmu."Felix mengabaikan sosok yang memunggunginya lagi dan langsung berjabat t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 100

    Felix melirik ke arah layar ponselnya dulu, lalu bertanya, "Dari mana saja kamu?"Vioni mengerucutkan bibirnya, "Siapa suruh mengganti kunciku?""Jawab pertanyaanku."Wajah Felix terlihat marah.Awalnya Vioni ingin bertengkar dengannya. Akan tetapi, setelah menatapnya beberapa saat, akhirnya dia berkata, "Rumah sakit."Raut wajah Felix agak berubah dan menatap tubuhnya.Vioni tidak memperhatikan tatapannya dan hanya berkata, "Sore tadi mereka bilang ibuku sudah bangun, tapi tertidur lagi saat aku tiba di sana. Makanya aku terus menunggu di sana untuk melihat apakah dia akan bangun lagi atau nggak."Suara Vioni sangat lembut, jelas terlihat tertekan.Akhirnya raut wajah dingin Felix memudar, tetapi langsung teringat sesuatu, "Terus kenapa kamu nggak menjawab telepon?""Nggak bersuara, aku nggak sadar."Setelah mengatakan itu, Vioni juga bertanya, "Sekarang aku sudah boleh masuk nggak?"Felix pun menyingkir untuk memberi jalan baginya.Vioni membungkuk dan mengganti sepatunya, lalu melet

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 99

    Dengan posisi tingginya, Felix telah melihat begitu banyak godaanYang jelas wanita di depannya adalah tipe yang paling buruk.Oleh karena itu, dia sama sekali tidak memedulikan wanita itu dan langsung menelepon Vioni.Panggilan tersambung, tetapi tidak ada yang menjawab.Wajah Felix menjadi semakin muram.Wanita itu berdiri di belakangnya dan tentu saja agak malu dengan pengabaiannya.Akan tetapi, setelah memikirkan mobil Felix dan pakaian yang dikenakannya yang jelas berharga, akhirnya dia mengumpulkan keberanian untuk melangkah maju dan bertanya, "Apa hubunganmu dengan Vioni? Kalian teman?""Tapi seharusnya dia nggak punya waktu untuk menjawab teleponmu sekarang, 'kan? Kalau nggak pulang selarut ini, dia pasti sedang berkencan dengan seorang pria, 'kan?""Kuberi tahu kamu, dia itu sama sekali nggak seperti penampilannya yang terlihat patuh dan diam-diam sangat liar. Pagi ini aku melihatnya ...."Sebelum wanita itu selesai berbicara, Felix tiba-tiba menoleh.Tatapan dingin dan tegas

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 98

    Langit sudah gelap.Lampu di luar telah dinyalakan dan lampu neon warna-warni serta lautan lampu merah pada jam sibuk malam hari menyatu membentuk pemandangan paling indah di kota yang ramai dan dingin ini.Gedung Grup Harmonis terletak di pusat kota. Jendela besar dari lantai ke langit-langit lebih mirip bingkai foto, membingkai segala sesuatu di dalamnya agar orang bisa menikmatinya.Felix berdiri di sana dan melihat dengan wajah datar.Dia memegang korek api dan menekan tombolnya satu per satu. Api biru menyala sebelum menghilang secara tiba-tiba.Lagi dan lagi.Felix tidak ingat banyak tentang ayahnya.Saat ini dia hanya ingat wajahnya yang tidak tersenyum dan tuntutannya berlebihan pada dirinya sebelum akhirnya dia terbaring di ranjang rumah sakit tidak mampu mengurus dirinya sendiri.Saat meninggal, Felix baru berusia 12 tahun.Meskipun tidak banyak perasaan antara ayah dan anak, setidaknya Felix ingat dia adalah ayah yang normal.Mungkin ayah dan ibunya masih bisa dianggap salin

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 97

    Air mata Vioni tidak terbendung lagi."Bajingan," katanya dengan suara gemetar melalui gigi terkatup.Orang yang awalnya hendak menggigit leher Vioni berhenti setelah mendengar ucapannya.Lalu dia mendongak.Lipstik Vioni luntur, eyelinernya juga luntur karena air mata, rambutnya acak-acakan dan terlihat sangat menyedihkan.Akan tetapi, saat melihat air mata di bulu matanya, jantung Felix tiba-tiba berdebar.Kemudian, dia memperlambat gerakannya sambil memeluk bagian belakang kepala Vioni dan langsung menciumnya.Ciuman ini jauh lebih lembut dan Vioni tidak merasa jijik seperti sebelumnya.Sebenarnya Felix juga sedih kalau dia kesakitan.Sekarang sikapnya melembut, Felix juga menjadi tenang.Akan tetapi, saat Felix hendak berbicara dengannya, Vioni tiba-tiba membuka mulut dan menggigit bibirnya dengan kuat...."Pak Felix."Sudah sehari, tetapi Yakov masih melirik ke arah bibir Felix saat berbicara dengannya.Tentu saja, sebenarnya bekas telapak tangan di pipi Felix sangat menarik perh

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 96

    "Apa yang sedang kamu lakukan?"Vioni tertegun sejenak, lalu mulai meronta, "Lepaskan aku! Felix, lepaskan aku!"Dia terus menendang-nendang kakinya dan salah satu sepatu hak tingginya terlepas.Koridor hotel berkarpet dan tidak menimbulkan suara saat membentur lantai.Dia menurunkannya setelah sampai di lift.Akan tetapi, Vioni dipojokkan olehnya. Saat hendak pergi, pria itu mencubit dagunya dan menciumnya.Dia tidak memberinya kesempatan untuk ragu atau meronta. Begitu menciumnya, ujung lidahnya langsung menyentuh gigi Vioni.Ciuman tanpa henti itu membuat Vioni langsung merasa tercekik.Akan tetapi, tangannya ditekan oleh pria itu dan dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendorongnya menjauh.Lutut Felix langsung diangkat dan menyelinap ke dalam gaunnya.Dia jelas lebih mengenal tubuhnya dibandingkan orang lain. Gerakannya yang agak kasar membuat Vioni merasa tidak berdaya.Dia hanya bisa melihat pedang itu mendarat, mengulitinya dan menghancurkan tulang-tulangnya.Yang membua

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 95

    Baru pada saat itulah Vioni menyadari sesuatu dan kaki yang semula akan menendang perlahan ditarik kembali.Topeng masih menempel di wajahnya, tetapi sorot matanya sangat dingin seolah ingin mencabik-cabik Vioni."U ... untuk apa kamu membawaku kemari?"Akhirnya Vioni bertanya setelah menatapnya beberapa saat."Kenapa, merasa aku menghancurkan rencanamu?"Raut wajah Felix menjadi semakin jelek dan tangannya mencengkeram dagu Vioni.Lupakan saja penolakan terhadap ajakan menari dan tendangannya. Saat ini kekuatan tersebut seolah akan menghancurkan tulang Vioni.Alis Vioni berkerut dan saat hendak menepis tangan pria itu, Felix meraih tangannya sambil mengangkat lutut dan langsung menekannya di antara kedua kaki."Nona Vioni sangat terkenal."Dia menatapnya, "Kok aku nggak tahu kamu punya potensi menjadi seorang pelacur?"Dulu Vioni pendiam dan membosankan, hanya pada saat tertentu dia menunjukkan sifat centil yang berbeda.Awalnya Felix mengira hanya dia yang bisa melihat sisi dirinya y

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 94

    Negosiasi antara Vioni dan Tuan Muda Martin berjalan sangat lancar.Setelah lagu berakhir, mereka tidak meninggalkan panggung dan malah memulai tarian kedua."Aku masih belum tahu siapa namamu?"Tuan Muda Martin bertanya padanya.Vioni mengangkat alisnya, "Ini adalah pesta dansa topeng, jadi nggak perlu bertukar nama, 'kan?""Tapi bukankah kamu sudah tahu identitasku? Sepertinya ini nggak adil bagiku.""Ada cukup banyak orang di sini yang mengetahui identitas Tuan Muda Martin. Kamu sangat terkenal, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."Suara Vioni terdengar agak tidak berdaya.Akan tetapi, Tuan Muda Martin sama sekali tidak marah dan hanya berkata, "Apa itu berarti aku nggak akan punya kesempatan untuk mengajakmu makan setelah malam ini?""Hm, ada." Vioni mengangguk dengan serius, "Setelah waktunya tiba, bawalah ayahmu bersamamu dan aku akan ikut Pak Jared untuk makan bersama. Bukankah akan menyenangkan bisa makan bersama?""Jadi setelah sekian lama, kamu ini bawahan Jared? Sekretaris,

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 93

    "Tuan, tahu nggak arti dari siapa cepat dia yang dapat?"Tuan Muda Martin menoleh dan bertanya sambil tersenyum.Felix berkata tanpa mengubah ekspresinya, "Aku tahu, tapi menurutku pilihannya ada di tangan wanita ini."Ucapan Felix membuatnya sulit untuk menjawab.Felix tidak melihat ke arah Tuan Muda Martin lagi, hanya menatap Vioni.Saat ini sepasang mata yang selalu setenang air itu seolah sedang berusaha keras untuk menahan sesuatu, seperti arus yang bergemericik.Tangan Vioni yang tergantung di sisinya tidak tanpa sadar mengepal.Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba tersenyum dan meletakkan tangannya di telapak tangan Tuan Muda Martin, menyetujui ajakannya.Sorot mata Felix tiba-tiba menjadi muram.Tangan yang terbentang itu tiba-tiba terkepal.Dia ingin melihat ke arah Vioni lagi, tetapi Vioni sudah berbalik.Felix menatap punggung mereka dan mengatupkan gigi.Saat ini Jared melangkah maju, "Pak Felix."Felix menatapnya dengan wajah datar."Nggak kusangka malam ini kamu akan data

  • Maafkan Aku, Sayang   Bab 92

    "Kamu lihat orang yang berdiri di arah jam enam?"Jared bertanya.Karena langkah tariannya, saat ini kedua tubuh itu sangat berdekatan. Vioni sudah lama tidak bermain seperti ini. Saat ini napasnya tidak begitu stabil dan keringat mengalir di ujung hidung di bawah topeng.Setelah Jared bertanya, dia langsung menoleh."Ya, terus?""Itu putra Pak Rufus dari Grup Helios. Dia telah memperhatikanmu selama beberapa waktu. Nanti aku akan memperkenalkan kalian, bisa berdansa dengannya sebentar?"Vioni hanya terkekeh, "Kenapa?""Belakangan ini aku bersiap untuk bekerja sama dengan ayahnya."Jared tidak menyembunyikan apa pun dari Vioni dan berkata, "Kali ini selama kamu bisa membantuku, aku bisa membiarkanmu langsung berinvestasi dalam produksi hak cipta. Kalau serial TV terkenal, kamu juga akan mendapatkan dividennya."Vioni masih tersenyum dan sepertinya tidak peduli dengan apa yang Jared katakan.Jared tidak terkejut dengan reaksinya dan melanjutkan, "Tentu saja, mungkin uang nggak begitu me

DMCA.com Protection Status