Rendra menatap wajah istrinya, entah kenapa Aura jadi terlihat begitu cantik setelah kegiatan bercinta yang seharusnya sudah mereka lakukan berbulan-bulan lalu.Sang istri tampak lebih dewasa di mata Rendra padahal umurnya baru menginjak dua puluh tahun dan memang gadis blasteran Asia itu memiliki cantik yang menurun dari gen kedua orang tuanya.Rendra memejamkan mata untuk menggali memory yang tertanam tadi malam dan tidak akan pernah melupakan bagaimana wajah sang istri terpejam menahan ledakan ketika merasakan pelepasan untuk pertama kali.Rendra menunduk untuk mengecup kening Aura yang tengah terlelap berbantal di lengannya.Aura mengerjap, terusik dengan sentuhan bibir Rendra di keningnya kemudian mendongak untuk menggapai wajah pria itu.Mata mereka bertemu sesaat kemudian Aura menunduk malu dan semburat merah seketika mewarnai wajah pucat karena kelelahan.Aura masih ingat kejadian malam pengantin yang mereka lakukan tadi malam dengan hanya membe
“Ra...hari selasa nanti sidang perdana Jordan, Tuan Alfons pengacara Abang yang akan minta ijin ke kampus kamu,” kata Rendra setelah tubuhnya duduk sempurna di sofa tepat di samping Aura dengan mata menatap lurus layar flat besar yang tergantung di dinding.Sofa besar tempat Aura kehilangan kesuciannya itu telah berganti dengan sofa kecil yang hanya cukup untuk dua orang dengan bantalan yang besar membuat tubuh keduanya menempel berdesakan.Aura menoleh, perasaan takut berlumur khawatir dan cemas Aura rasakan kini.Berkecamuk menjadi satu hingga dapat merubah ekspresi wajahnya.Tidak mendengar jawaban, Rendra menoleh dan mendapati kerutan di antara alis di wajah istrinya.“Nanti Abang temenin, grandpa sama grandma juga pasti hadir...,” sambung Rendra lagi memberitahu.Aura mengangguk kemudian memaksakan satu garis senyum di bibirnya.Bukan masalah dirinya di antar oleh siapa saat sidang nanti tapi dia khawatir tuntutannya pada Jordan malah berbuah
Aura mencengkram erat ujung blazer sambil menunduk merasakan kegugupan mendera.Getaran-getaran yang dirasakan pada tangan yang basah itu perlahan menguasai tubuhnya.Walau dia datang bersama suami juga Grandma dan Grandpa namun tetap saja jantung Aura bergemuruh kencang, bergejolak sampai dia bisa merasakan mulas pada perutnya.Belum pernah Aura berurusan dengan hukum apalagi sampai ke meja hijau seperti ini.Padahal dirinya yang menjadi korban namun entah kenapa rasanya seperti seorang terdakwa yang akan duduk di kursi kesakitan.Mereka semua berjalan beriringan memasuki gedung tinggi dengan banyak tangga dan pintu ganda besar lalu melewati koridor menuju ruang sidang mengikuti tuan Alfons-sang Pengacara beserta asistennya yang berjalan memimpin di depan.Rendra menoleh pada Aura yang tampak pucat pasi berjalan pelan seolah enggan memasuki gedung di mana semua perbuatan manusia yang melanggar hukum di timbang untuk diberi ganjaran.Lelaki itu mengeluarkan tangannya dari saku
“Apakabar tuan Narendra?” sapa Ben sambil mengulurkan tangan yang walau enggan namun Rendra menjabatnya juga.Setelah perbincangan mereka di Jerman beberapa waktu lalu mengenai kasus Jordan dan Aura, hubungan Ben dan Rendra masih menggantung.Ben belum memutuskan kontrak kerjanya dengan perusahaan Rendra sementara Rendra belum mendapatkan maaf dari Ben mengenai kelancangannya yang telah meminta dia untuk menceraikan istrinya sendiri.“Belum pernah sebaik ini dan bagaimana kabar Anda Tuan Benedict?” Rendra balas bertanya formal.Ben tersenyum kemudian memasukan kedua tangan ke dalam saku celana kainnya lalu menunduk menatap ujung sepatu kemudian mendongak setelah menghembuskan nafas perlahan.“Saya baik dan terimakasih sudah bertanya,” balas Ben tertawa kering.“Apa yang membawa Anda jauh-jauh ke London, Tuan Ben? Apakah ingin melihat penderitaan istri saya yang telah dilakukan sepupu Anda?” tanya Rendra menyindir dengan nada elegan.Ben menatap Aura yang diam saja hanya menampi
“Kita makan siang dulu! Udah ditungguin grandpa dan grandma di Restoran.” Rendra memberitahu padahal baru saja Aura akan bertanya ke mana perginya para tim support yang sudah banyak memberikan semangat untuknya hari ini.Tadi dia terlalu fokus kepada Ben, fokus ingin meringankan beban suaminya.Aura memang ingin membuat Jordan jera tapi tidak ingin membuat suaminya kesusahan mengenai perusahaan sang grandpa.Sungguh, dia tidak apa.Lebam dan luka telah mengering, rasa trauma pada Jordan pun telah sirna.Aura bersyukur saat itu Rendra datang tepat waktu.Jika memang kasus ini harus lanjut, setidaknya dia bisa meringankan beban suaminya dengan meminta Ben untuk mempertimbangkan agar tidak memutuskan kerja sama dengan perusahaan grandpa.Aura mengangguk sebagai balasan, kemudian memasuki mobil sport sang suami tidak lupa mengencangkan seatbelt.“Alvin sama Maria ke mana Bang?” “Mereka udah ke restoran duluan ....” “George sama Robert juga?” Aura kembali bertanya namun kali i
Pada sidang berikutnya semua hadir kembali dan mereka dibuat terkejut karena Jordan mengganti pengacaranya atau lebih tepatnya Ben tidak mendukung Jordan lagi.Ben menarik pengacara hebat itu dan membiarkan ayah Jordan mencari pengacara untuk anaknya.Kemampuan finansial ayah Jordan yang tidak sekuat Ayah Ben hanya mampu membayar pengacara yang levelnya di bawah pengacara Ben.Membuat kekuatannya hampir menyetarai pengacara keluarga Gunadhya.Bukti-bukti yang mendukung sudah dapat menguatkan kemenangan kasus tersebut, selangkah lagi Jordan akan mendekam di penjara.Ben pun tidak memutuskan kontrak kerjanya dengan perusahaan Rendra.Perbincangan Ben dengan Aura yang hanya berdurasi sepuluh menit itu mampu menjungkir balikan keadaan.Aura p tidak membenci dan masih mau menerima Ben yang saat itu berada di kubu Jordan sungguh mampu merubah haluan Ben.Ben memutuskan untuk tidak membantu Jordan walaupun dia harus menerima hujatan dari keluarga besar sang ayah.Beruntung sang ayah
Tubuh Aura bergetar ketika kakinya menapaki tangga menuju pintu lapas di mana Jordan sedang mendekam di sana.Aura harus menemui lelaki itu dulu sebelum memutuskan apakah dirinya akan mencabut tuntutan tersebut atau tidak.Siapa tau jika surat yang diberikan kepadanya hanyalah salah satu bentuk usaha pengacara Jordan untuk membuatnya luluh.Aura harus melewati beberapa penjagaan dan juga pemeriksaan, dia mengeluarkan pasportnya sebagai tanda pengenal kemudian diarahkan menuju ruangan yang cukup luas dengan beberapa set meja kursi seperti yang sering dilihatnya di kantin.Jantung Aura berdetak kencang, sesaat dia menyesali kedatangannya ke tempat ini tapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa pergi begitu saja karena Jordan dengan tangan terborgol sudah berada di balik pintu bertralis yang memisahkan ruangan.Pakaian lapas yang membalut tubuh Jordan sungguh tidak cocok dengan wajah tampannya.Tatapan mata mereka akhirnya bertemu membuat Aura menahan nafas se
Rendra meraup wajahnya menggunakan kedua tangan, beberapa waktu lalu tuan Alfons datang ke kantornya setelah bertemu Aura untuk menjelaskan perkembangan terbaru mengenai kasus tersebut. Apa yang di jelaskan tuan Alfons kepada Aura sama seperti apa yang dijelaskan kepada Rendra. Tuan Alfons juga memberikan beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika mereka tetap melanjutkan kasusnya yang akan berujung dua kemungkinan yaitu menang atau kalah. Namun perjalanan menuju akhir itu akan membutuhkan waktu dan perjuangan yang panjang dan melelahkan. Rendra seolah dipaksa berhenti untuk melangkah mengingat kata-kata Aura semalam yang mengatakan jika dirinya sudah lelah dengan masalah ini dan hanya ingin fokus kuliah. Terlebih menurut tuan Alfons, Aura sedang mempertimbangkan kesepakatan yang diajukan pengacara Jordan dengan menemui lelaki itu di penjara. Aura sempat mengirim pesan kepada Rendra, meminta ijin untuk menemui Jordan terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. Menu
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k