Sudah tiga hari Aura tinggal di rumah mertua karena rumahnya sedang di renovasi akibat kebakaran yang ia sebabkan.Selama tiga hari juga Aura merasa hatinya gundah gulana disusupi pikiran buruk mengenai prasangka orang-orang terhadapnya.Menghubungi sang Mamih dan Papih untuk menyelamatkannya agar meminta sang suami membawanya tinggal disana, telah ia lakukan tapi sayang Mamih dan Papih super sibuk dan malah membenarkan opini Rendra mengenai dirinya akan kesepian bila tinggal rumah sana.Mama Rena memang selalu berada di rumah, mengajarinya membuat kue dan memasak tapi percuma saja bila ia trauma menggunakan peralatan dapur.Meskipun Aura menyukai acara membuat kue di pagi hari bersama Mama Rena yang selalu memperlakukannya dengan sangat baik apa lagi tidak ada Alisha disana, tapi tetap saja satu rumah dengan Alisha membuatnya jengah terlebih perempuan itu seperti selalu mencari kesalahannya.Aura bingung sendiri kenapa dirinya menjadi seperti ini, padahal beberapa waktu lalu ia sudah
“Emang harus manis, Yeni ... tapi masa sih manis banget?” Aura mengetes rasa dan memang rasanya sudah sesuai dengan beef teriyaki yang sering ia makan di restoran.Tapi berhubung Aura tidak percaya diri dan lebih memilih mengikuti pendapat Yeni sehingga ia menambahkan sedikit garam pada wajan lalu mengaduknya.Setelah di rasa cukup, Aura meminta Yeni memindahkan ke piring saji karena ia akan beralih pada menu lainnya.Pada masakan ke dua Aura merasa semangatnya bangkit dan penuh percaya diri ia berhasil membuat tomyam dengan rasa yang menurutnya enak karena mengikuti setiap instruksi yang Mama Rena tuliskan.Namun ketika ia meminta Yeni mengetes rasa, asisten rumah tangga itu bilang bahwa rasa tomyamnya terlalu asam dan kurang asin.Aura menghembuskan nafas lalu dengan polosnya mengikuti pendapat Yeni.Menu ketiga pun sama, lagi-lagi Aura merasa kecewa dengan masakannya yang menurut Yeni kurang kuat rasanya.Sehingga ia memasukan kembali kaldu agar terasa gurih dan kuat di lidah.Aura
Rendra mendorong pintu kamarnya dan tidak mendapati sang istri di dalam sana.Melangkahkan kaki menuju kamar mandi karena mendengar suara gemercik air disertai isak tangis.Rendra memutar knop pintu namun terkunci, “Sayang, gantian donk mandinya …,” bujuk Rendra pura-pura tidak mengetahui kalau sang istri sedang menangis.Sura gemericik tadi tidak terdengar lagi begitu pula isak tangis Aura.Selang berapa lama pintu kamar mandi terbuka dan sosok Aura yang mengenakan bathrobe keluar dari sana.Tanpa menunggu sedetik pun waktu berlalu, Rendra menarik Aura ke dalam dekapan.Lelaki itu terhenyak ketika Aura malah mendorong dadanya kuat-kuat.“Aura enggak suka ya Abang sok-sok belain Aura di depan kak Alisha!” sentak Aura dengan mata menyalang menatap Rendra.Ekspresi Aura saat ini benar-benar mengerikan, seolah sedang melampiaskan semua kekesalannya yang terpendam cukup lama.Kening Rendra mengkerut dalam, tidak mengerti kenapa istrinya menjadi sensitif dan pemarah seperti ini.
Sejujurnya Aura enggan menghadiri pesta ulang tahun pernikahan grandpa, bukan karena membenci beliau tapi tidak ingin berkumpul dengan keluarga Rendra yang lain.Semenjak om Aras melontarkan lelucon itu membuat Aura tidak nyaman meski ia mengetahui kalau itu hanya bercanda.Tapi mau tidak mau dia harus ikut ke Bali untuk menghadiri pesta tersebut.Beruntung Rendra masih memiliki pekerjaan sehingga tidak perlu pergi bersama mereka, apalagi di mana ada mama dan papa pasti ada Alisha.Aura menghembuskan nafas kasar, entah kenapa dirinya sering labil terkadang kasihan tapi terkadang juga ingin selalu memusuhi gadis itu.Ke mana rasa welas asih yang dimilikinya?Kenapanya dirinya seperti kerasukan medusa seperti ini?Aura mengetuk-ngetukan ponselnya ke kepala, berharap dengan cara itu bisa mengeluarkan segala prasangka yang mengotori pikirannya.Apa yang dilakukan Aura ternyata mendapat perhatian Rendra yang sedang sibuk dengan laptopnya.Mereka masih berada di kantor Rendra saat
Alisha yang baru saja akan keluar dari dapur mengerjap melihat sosok tinggi besar di hadapannya.Deg.Jantungnya seketika bertalu-talu di dalam sana, apa lagi ketika melihat pria itu tersenyum membuat Alisha menahan nafas hingga dadanya terasa sesak.“Be ... Ben?” sapanya gugup.Setelah seluruh keluarga Gunadhya menyelesaikan makan malam, Alisha sengaja memisahkan beberapa hidangan untuk Aura dan Rendra karena mereka dikabarkan akan datang terlambat.Ben datang di tengah-tengah mereka sedang melakukan makan malam dan sempat berbincang dengan grandpa sambil makan malam lalu perbincangan itu berlanjut setelah makan malam selesai.Saat itu Ben sama sekali tidak melihat ke arah Alisha yang memang sedang berusaha mengabaikan Ben juga.Tapi sekarang setelah seluruh anggota keluarga berada di halaman belakang dan Alisha hendak menyusul mereka, tidak sengaja dia malah bertemu Ben.“Apa kabar Dokter?” sapa Ben ramah.Alisha tertawa. “Aku sudah bilang, panggil saja Alisha, apa yang kam
Ben memperhatikan pergerakan Alisha yang sedang menghangatkan makanan seolah hatinya ikut menghangat setelah perbincangan mereka barusan.Dia juga bisa dengan mudah mengetahui isi pikiran dan hati Alisha.Lelaki itu langsung mengambil keputusan kalau Alisha adalah wanita baik-baik meski dengan gamblang menceritakan pernah berusaha merebut Rendra tapi kemudian akhirnya gadis itu merelakannya dan kini malah berbalik menyayangi Aura.“Izinkan aku membawa nampan yang besar, kamu bawalah yang kecil,” kata Ben ingin membantu.“Baiklah, terimakasih,” balas Alisha penuh syukur. “Seharusnya ini tugas penjaga villa, kamu terlalu baik mau repot-repot melakukannya.” Ben bersungut-sungut sambil mengikuti Alisha berjalan menyusuri lorong menuju kamar Rendra.Tawa Alisha kembali mengudara melihat Ben yang seperti sedang merajuk. “Aku sudah bilang alasannya, berhentilah menggerutu Ben nanti kamu tidak mendapat pahala.” “Baiklaaaahhh,” balas Ben lalu mengehembuskan nafas kasar.Tok...Tok..
Rendra melangkah seringan bulu mendekati istrinya yang tengah melamun di depan cermin.Sorot mata Aura kosong menatap cermin sehingga tidak menyadari sang suami telah melingkarkan tangan di pinggangnya.Rendra mengecup pundak terbuka Aura yang mengenakan dress bodycon berkerah shabrina. Aura mengerjap kemudian tersenyum lalu menundukan pandangan ketika melihat pantulan Rendra di cermin yang menatapnya penuh tanda tanya.Tanpa sadar Aura mengelus perutnya yang rata lalu Rendra melapisi tangannya, ikut mengelus dengan gerakan memutar.“Suatu hari mereka akan berada di sini, enggak perlu khawatir ... kita nikmati masa pacaran kita dulu,” bisik Rendra kemudian mengecup pipi Aura.“Okeh,” balas Aura tersenyum sumringah yang tidak sampai ke matanya.Orang bilang mata itu jendela hati dan saat ini Rendra bisa melihat isi hati Aura hanya dengan melihat matanya.Sang istri sedang bermuram durja dan Rendra tau alasannya.“Yuk, kita keluar!” ajak Rendra seraya merengkuh lekukan pinggan
Di luar sana Ben tersenyum ketika Alisha membalas pesannya, kemudian melangkah ringan menuju pintu utama Villa.Tiba-tiba saja tubuhnya bertabrakan dengan tubuh seorang pria yang tidak lain adalah Rendra yang juga akan masuk ke dalam melalui pintu yang sama.Rendra berdecak sambil mengerutkan kening dengan alis menukik tajam.Sama hal nya juga Ben yang menatap Rendra kesal.Rendra melangkah terlebih dahulu diikuti Ben, ketika Rendra berbelok menuju tangga, Ben masih mengikutinya membuat Rendra menghentikan langkah.Kepalanya menoleh ke arah Ben yang menatapnya penuh antisipasi.“Kau mengikutiku?” tanya Rendra ketus.“Untuk apa aku mengikutimu, aku bukan orang yang tidak punya kerjaan,” tukas Ben kemudian melewati Rendra, menyusul lelaki itu hingga berada di depannya.Rendra yang akan menjeput Aura dan memiliki tujuan yang sama dengan Ben, otomatis mengikuti pria itu yang sedang menapaki anak tangga.“Kamu mengikutiku?” Kini Ben yang bertanya setelah mereka berdua berada di uj
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k