Beberapa orang laki-laki dan perempuan yang seumuran dengan Aura dan Rendra berkumpul di suatu bagian yang masih area pesta.Mereka memanggil Rendra agar ikut bergabung, lelaki itu tidak mempunyai pilihan apalagi Kenzi dan Rahma juga ada di tengah-tengah mereka.Sambil menggandeng Aura, Rendra melangkah mendekat dan tatapan lapar para wanita sudah menyambutnya tanpa memperdulikan Aura.Berbeda dengan tatapan para lelaki yang diam-diam mengagumi kecantikan Aura sampai Rendra tidak menyadarinya.“Narendraaaa!” Beberapa wanita berseru kegirangan ketika langkah Rendra semakin dekat, entah mereka bercanda atau tidak yang pasti hal itu mampu membuat hati Aura memanas.Rendra menyalami semua kenalannya, tidak lupa memperkenalkan Aura sebagai istrinya.Aura bisa merasakan sesak di ruang terbuka itu seolah atmosfir berubah pekat dengan kebencian dari beberapa wanita yang harus patah hati karena tidak bisa memiliki suaminya.“Ini adik angkat lu, Zi? Kok gue baru tahu?” tanya salah seor
Beberapa bulan berlalu, Aura masih sering tiba-tiba sensitif tapi Rendra telah terbiasa.Yang dilakukannya adalah pulang lebih awal untuk memeluk Aura, menghilangkan segala kekhawatiran berlebihan sang istri dengan mengajaknya mengobrol.Mengingat dia pernah mengabaikan Aura dan wanita itu malah bersama pria lain membuat Rendra belajar untuk lebih memprioritaskan Aura.Menghadapi perasaan Aura yang rapuh seperti porselen memang butuh kesabaran ekstra, tidak jarang mereka bertengkar ketika kesabaran Rendra sudah diambang batas.Namun selalu berakhir dengan kegiatan di atas ranjang yang luar biasa memuaskan.Berkali-kali Rendra meminta Aura untuk mencari kesibukan agar pikirannya terbuka dan tidak selalu berpikiran negatif namun Aura beralasan kalau kesibukan akan membuatnya lelah dan semakin sulit mendapatkan anak.Waktu berlalu begitu cepat, Rahma telah memberikan banyak ujian pada Kenzi dan lelaki itu lulus ujian.Dengan restu orang tua dan seluruh keluarga kecuali oma Reta, a
“Tapi Om—“ “Sudahlah Andra, Om hanya mau di sini ... dirawat oleh anak dan cucu Om, ada banyak dokter hebat di keluarga kita ... Edward, Nafeesa, Keenan dan Keanu juga ada Alisha, setiap hari kalian bisa datang menjenguk ... kalau Grandpa di rawat di luar negri, dengan kesibukan kalian pasti kalian akan melupakan Grandpa.”Akhirnya perdebatan papa Andra dan grandpa dimenangkan oleh grandpa yang bersikeras menolak dibawa ke luar negri.Terkadang orang tua memiliki pemikiran sendiri yang sulit sekali dipengaruhi.Papa Andra menghembuskan nafas kasar, memilih mengalah.“Ya sudah ... Mama bawa grandma pulang, biar malam ini Papa yang jaga grandpa,” kata papa Andra seraya mengusap pundak mama lalu mengecup kening istri tercintanya.Mama mengangguk sembari tersenyum tipis meskipun hatinya menangis melihat pria yang dari pertama kali dikenalnya begitu baik itu terbaring lemah tidak berdaya di atas ranjang hidrolik dengan alat bantu pernapasan di hidung.“Om, Rena pulang ya ... besok
“Baaaang, boleh Aura nungguin grandpa besok?” Aura bertanya memecah keheningan semenjak Rendra mengemudikan kendaraannya keluar dari pelataran parkir rumah sakit.Suaminya tidak bersuara dengan sorot mata sendu menatap jalan.Sekilas tatapan itu tampak kosong, seakan tubuh Rendra berada di sini tapi jiwanya melayang entah ke mana, mungkin di rumah sakit.Sebagai seorang laki-laki, Rendra memang pandai menutupi perasaannya tapi Aura tahu bagaimana perasaan suaminya saat ini.“Baaaang.” Aura mengelus paha suaminya lembut membuat Rendra tersadar kemudian tersenyum tanpa menoleh.Dia raih jemari Aura kemudian membawanya ke bibir lalu mengecupnya perlahan.“Boleh sayang, tapi jangan kecapean ya.” Akhirnya Rendra menyahut.Aura membalas kecupan suaminya, menarik tangan kekar itu kemudian mengecupnya.“Grandpa pasti sembuh, Bang …,” kata Aura yang lebih terdengar seperti sebuah harapan karena ketika dokter senior dengan gelar yang sesuai dengan penyakit grandpa mengumumkan informas
“Dari mana?” Sebuah pertanyaan bernada dingin dan ketus itu terlontar dari mulut Aura yang disangka Rendra telah terlelap karena jam telah menunjukan pukul satu malam.Sontak Rendra yang baru saja menutup pintu kamar terlonjak terkejut.“Abang pikir kamu udah tidur.” Rendra menyaut tanpa menjawab pertanyaan istrinya.Aura bergerak mendudukan tubuh di atas ranjang, matanya menatap Rendra tajam karena hari ini tidak satu pesan pun yang suaminya kirim.“Apa?” Rendra bertanya ketika melihat tatapan membunuh yang Aura layangkan padanya.“Jawab!” Aura berseru dengan nada ketus. “Abis ketemu sama sekertarisnya grandpa, dia banyak ngajarin Abang tadi ... udah gitu ke rumah sakit dulu ketemu grandpa,” kata Rendra seraya membuka pakaiannya yang kemudian dia lempar ke keranjang cucian kotor.Oh mungkin karena Rendra sedang dipersiapkan untuk menjadi pengganti grandpa sehingga ia pria itu banyak berkomunikasi dengan pak Sandy, yang merupakan tangan kanan sekaligus sekertarisnya grandpa.
Jam telah menunjukan angka dua belas namun Rendra tidak kunjung tiba, lelaki itu mengatakan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk melihat kondisi grandpa sebelum pulang ke rumah.Tapi kabar tersebut dia dapat jam tujuh malam tadi, apa yang menahan suaminya hingga selama itu berada di rumah sakit?Apakah Alisha?Tapi tadi siang, Alisha ada di rumah sakit dan mereka sempat bertemu ketika sedang mengecek kondisi grandpa, itu berarti Alisha sedang berada pada shift siang dan saat ini pasti telah pulang ke rumah mama Rena.Suara pintu terbuka membuat Aura menoleh, sosok sang suami yang memasuki kamar sungguh membuatnya bahagia tapi rasa kesal masih bersarang di hati karena lelaki itu pulang larut.“Malem banget sih pulangnya!” Aura berseru dengan wajah memberengut.Rendra yang memang sangat lelah dan memiliki banyak pikiran engganmenjawab karena jengkel akan Aura yang tidak bisa mengerti keadaanya padahal dia sudah memberi kabar akan mampir ke rumah sakit untuk bertemu gra
Beberapa hari berlalu dan Aura semakin kesepian karena kesibukan suaminya seolah tidak memberi jeda untuk dirinya dan Rendra bisa memiliki waktu bersama.Beberapa jadwal program kehamilan yang sedang mereka tempuh terlewat begitu saja.Rendra baru menyadari kalau Aura sedang merajuk ketika sarapan pagi melihat wajah sang istri yang memberengut kesal dan tanpa ditanya Aura langsung memberitahu kalau sudah beberapa kali mereka melewatkan jadwal program kehamilannya.“Ya udah nanti malem, Abang usahain pulang cepet ... kamu jangan ke rumah sakit dulu hari ini, istirahat di rumah aja ya.”Setelah berucap demikian, Rendra mengecup kepala Aura kemudian melangkah pergi dari ruang makan menuju halaman di mana mobilnya dan pak Damar telah menanti.Ucapan Rendra terasa sembilu yang menyayat hati, seolah dia sedang mengemis untuk dibuahi padahal bukan hanya dirinya tapi Rendra juga menginginkan anak.Kalimat ‘Ya udah’ sangat Aura benci karena bermakna jika lelaki itu akan mengabulkan kein
Aura berlari menuju nakas ketika ponselnya berdering.“Iya Bang?” jawab Aura seraya menepuk pelan wajahnya untuk meratakan skin care yang baru saja dia aplikasikan sebelum ponsel berbunyi.“Lagi apa?” Rendra bertanya dari sebrang sana.“Baru mau tidur, Abang cepet pulang donk, Aura udah ngantuk.”“Ra, Abang nginep di rumah sakit ya ... keadaan grandpa semakin memburuk,” kata Rendra meminta ijin.“Aura temenin ya, Bang? Sekarang Aura ke sana.” “Jangan Ra, kasian kamu mau tidur di mana? Besok Abang pulang, malam ini enggak apa-apa ‘kan kamu tidur sendiri?” Pertanya Rendra tadi bagaikan sebuah ketetapan tanpa debat membuat Aura tidak memiliki pilihan selain mengiyakannya.“Ya udah, salam sama grandpa ... besok pagi Aura ke sana.”Setelah berkata demikian Aura langsung memutus sambungan teleponnya tanpa mendengar jawaban dari Rendra agar lelaki itu tau kalau dia sedang jengkel.Aura tahu mengenai keadaan grandpa yang semakin hari semakin memburuk, karena setiap siang hari sela
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k