Share

Bab 297

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-17 18:19:23

“Apa yang terjadi? Ibumu baik-baik saja kan?” tanya Pram mengikuti langkah cepat Laras keluar dari hotel.

Laras itu meski kecil orangnya tapi sangat gesit lihat saja Pram yang bahkan tiga puluh lebih tinggi darinya kewalahan mengimbangi cara jalan wanita itu.

Tak ada jawaban dari mulut Laras terpaksa Pram meraih lengan wanita itu. “Kamu belum jawab apa yang terjadi?” tanyanya lagi.

Laras memejamkan mata, dia tidak ingin merepotkan Pram lagi, bukankah mereka sudah saling menolong jadi impas bukan.

“Ibuku ehm... baik-baik saja, aku harus pergi sekarang, kita sudah tak punya urusan lagi,” kata Laras cepat-cepat, tapi Pram tentu saja tidak membiarkan hal itu terjadi apalagi melihat wajah pucat gadis itu setelah menerima telepon tadi, dan jangan lupakan matanya yang berkaca-kaca.

Pram memang sering mematahkan hati para gadis, tapi tentu saja gadis yang memang pantas dia perlakukan seperti itu, tapi tentu saja Laras bukan salah satunya.

“Biar aku antar tenangkan dirimu dulu, ang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Siti Astichomah
Kalau Pram pintar 2 milyar cast utk beli rmh atas nama Laras dan bapaknya Laras beri obat pelumpuh syaraf. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 298

    Pram kali ini tidak punya alasan kenapa dia melakukan semua ini. Dua milyar bukan uang yang sedikit. Dia pasti sudah gila.Meski dia punya jauh lebih banyak dari itu. Pram memang selalu royal pada pacar-pacarnya sebelum diputuskan dengan menyedihkan, tapi dua milyar dalam satu hari tetap saja terlalu banyak untuknya, bahkan tidak untuk Alisya sekalipun, meski dia tidak akan keberatan jika teman tersayangnya itu meminta padanya. Pram menyayangi Alisya, sangat sayang. Dia bahkan pernah berpikir mungkin suatu hari nanti mereka bisa menikah dan hidup bahagia. Semua hal yang diimpikan para laki-laki dari istrinya ada dalam diri Alisya, dan Pram juga akan dengan rela hati mengkristalkan segala rasa takut dan traumanya pada pernikahan. Tapi Alisya memilih Pandu. Laki-laki yang bahkan sangat tidak pantas untuk temannya tersayang itu, dia tahu sejak awal. Akan tetapi Alisya bisa jadi orang paling keras kepala jika sudah punya mau dan sebagai orang yang menyayangi wanita itu dengan tulus

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 299

    Alisya bohong ternyata. Dia bilang Pram adalah teman yang baik dan suka membantu. Nyatanya sekarang laki-laki itu seperti sengaja mengerjainya. Dia DIPERINTAHKAN untuk ada di lapangan golf yang jaraknya satu jam perjalan dari kantornya berada pada pukul lima lebih sepuluh dan TIDAK BOLEH TELAT.Jam pulang kantor Laras memang jam lima sore, tapi tidak mungkin bukan dia bisa sampai di sana tepat waktu. Memangnya dia jin yang bisa langsung pindah tempat. “Aku pulang dari kantor jam lima, kamu pasti tahu karena pernah menjemput Alisya,” kata Laras kesal, rasanya dia ingin berteriak di ponselnya supaya telinga laki-laki itu budeg sekalian. “Aku tidak mau tahu, jam lima lebih sepuluh kamu harus sudah sampai, ingat aku sudah membelimu dua milyar.” Sialan Laras tidak punya uang sebanyak itu. bahkan meski nolnya dikurangi dua sekaligus. Dia benci ayahnya yang lagi-lagi menjerumuskannya dalam masalah seperti ini, tapi dia juga membenci ibunya yang keras kepala tidak mau menceraikan ayah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 300

    “Apa sih sebenarnya masalahmu? Kamu sangat merepotkan,” kata Laras judes setelah mereka keluar dari salon. Laras sudah sangat cantik dengan make up minimalisnya, dan juga blus berwarna kuning pucat dan celana kain berwarna gading, sangat cocok dengan kulitnya yang langsat.Tapi dia tidak menyukainya. Siapa sih yang suka tiba-tiba dipaksa untuk melakukan apa yang sama sekali tidak dia ketahui.“Terima kasih dan aku sangat suka merepotkanmu,” kata Pram yang senyumnya sudah kembali bertengger di wajah tampannya. Laras menghela napas, dia mengasihani dirinya sendiri jika suatu saat jatuh cinta pada laki-laki itu dan tentu saja itu bukan hal mustahil mengingat saat ini statusnya adalah barang yang sudah dibeli Pram. Mengingatnya saja sudah membuat Laras bergidik. “Memangnya kita akan kemana? Kamu ternyata suka sekali bersandiwara. Oh jangan-jangan wanita yang menjadi pacar-pacarmu itu sebenarnya adalah wanita yang bernasib sial dan kamu jadikan pacar pura-pura untuk menutupi kebusukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 301

    Laras sudah menghabiskan entah berapa kue kering di depannya ini, rasanya sangat enak dan dia suka dan yang lebih penting ini gratis. Jadi tidak akan ada yang menghalangi Laras untuk memakannya, meski perutnya sudah kenyang dengan makan mawah dengan berbagai hidangan mewah yang dia santap tadi, kecuali... pandangan sang nyonya rumah yang seperti menuduhnya menyembunyikan setoples kue itu di balik bajunya. Pram yang sedang berbincang dengan sepupunya juga sama sekali tidak membantu, membuatnya seperti terlempar ke sarang macan yang setiap saat siap mencabik-cabik tubuhnya.  Baiklah mungkin perumpamaannya memang terlalu berlebihan tapi wanita cantik yang diperkenalkan sebagai istri ayah Pram memang melihatnya seperti harimau melihat mangsa. Lupakan pemikiran Laras yang mungkin saja dia akan berdosa karena sudah membohongi orang tua Pram dengan sandiwara ini, karena seperti kebanyakan orang kaya mereka tidak akan sudi menerima menantu yang sama sekali tida

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 302

    Suara ponsel Laras mengintrupsi pembicaraan mereka yang bisa berpotensi penganiyayaan. Laras mengangkat panggilan dari ibunya dengan tenang tapi wajahnya langsung memucat saat mendengar apa yang ibunya bicarakan di seberang sana. “Ada apa?” tanya Pram. “Kenapa wajahmu selalu pucat setelah mengangkat telepon jangan bilang kalau ayahmu-“ “Ibuku. Aku harus menemuinya sekarang,” kata Laras memutus apapun yang akan dikatakan Pram, dia menatap laki-laki itu dengan pandangan kalut. “Aku antar di mana ibumu sekarang?” Laras menyebutkan alamat kontrakannya. Jika biasanya rumah kontrakannya sepi, kini rumah mungil penuh sesak dengan beberapa tetangga, yang hanya beberapa saja yang Laras kenal dengan baik. “Ada yang meninggal?” tanya Pram. Aura rumahnya sangat suram dan para tetangga saling bicara dengan wajah prihatin apalagi setelah melihatnya. Ibunya baru saja menghubunginya jadi tak mungkin meninggal, batin Laras meyakinkan dirinya sendiri. “Jangan bicara sembarang, ibuku mungkin s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 303

    Laras berbaring diam di atas ranjang apartemen yang dipinjamkan Pram untuknya. Ini sudah satu minggu sejak mengantar ibunya ke kampung halamannya, dia lebih tenang jika sang ibu di sana bersama saudara-saudaranya. Mungkin hanya dia anak yang bahagia dengan perceraian kedua orang tuanya. Setidaknya sekarang sang ayah tidak akan lagi menganggu ibunya dan bisa bebas besama gundiknya itu. Laras tak tahu bagaimana Pram membujuk ibunya untuk mau bercerai dari sang ayah yang selama hampir lima belas tahun ini selalu gagal dilakukan olehnya. Tidak dia pungkiri Pram memang seorang negosiator dan perayu sejati apalagi di dukung dengan wajahnya yang luar biasa tampan. Karena itu Laras masih tidak percaya kalau mantan tunangannya berkhianat dan malah menikah dengan ayah laki-laki itu, meski tidak Laras pungkiri kalau ayah Pram juga masih sangat menawan meski usianya tak lagi muda. Pram mengingat laki-laki itu membuat Laras kembali menghela napas panjang, dia belum bisa memaafkan dir

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 304

    "Kamu yakin akan menikahi wanita itu?" Pram menghentikan gerakannya memutar pensil di tangannya, dia menatap sahabat sekaligus sekretarisnya sejenak. Dia mengenal Aris sejak tahun ketiga di bangku kuliah, Aris pemuda yang cerdas meski berasal dari keluarga yang sederhana. Mereka langsung klop dan menjadi teman. Karena itu tak butuh berpikir dua kali, Pram langsung menariknya untuk bekerja bersamanya begitu mendengar sang sahabat belum mendapat pekerjaan tetap. "Kenapa kamu bertanya begitu?" Tanya Pram memperhatikan laki-laki muda di depannya dengan seksama, sejujurnya hal ini sama sekali tidak ada dalam rencananya, semuanya terjadi begitu saja, tapi Pram menolak menyesali semuanya. Dia memang belum lama mengenal Laras, tapi dia sudah sangat berpengalaman bertemu wanita, dia yakin Laras sangat berbeda dari semua wanita-wanita yang dia pacari, termasuk mantan tunangannya yang sekarang menjadi ibu tirinya. "Aku hanya memastikan, bukankah kamu sendiri yang bilang benci dengan ay

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 305

    Laras kelaparan. Padahal semalam dia makan semua makanan yang dibawakan Pram. Semalam dia tidur sangat larut, bukan karena dia ngobrol dengan Pram, Laras bahkan buru-buru masuk kamarnya begitu selesai makan dan mengunci pintu kamarnya, lagi pula apartemen ini terkunci otomatis jika nanti Pram pulang dan menutup pintu."Jam segini kamu baru bangun?" Laras yang matanya separuh terbuka langsung melonjak begitu mendapati laki-laki di dapur rumahnya, apalagi laki-laki itu bertelanjang dada memamerkan keindahan tubuhnya. "Kamu harus terbiasa dengan keindahan tubuhku karena nanti kita akan menikah," kata Pram dengan tak acuh saat melihat Laras menatap tubuhnya dengan melongo.Laras menggelengkan kepalanya berusaha untuk mengenyahkan bayangan tubuh setengah telanjang Pram. Astaga kenapa otaknya malah berpikir yang tidak-tidak sih! "Apa yang kamu lakukan di dapurku!" tanya Laras ketus. "Dapurmu?" Tanya Pram sambil menaikkan alisnya menyebalkan.Laras tahu pasti ada yang salah dengan otak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23

Bab terbaru

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 346

    Beberapa kali Pram menengok Arlojinya dengan gelisah. Ini sudah hampir jam sepuluh malam, dia lalu menengok ponselnya tidak ada pesan sama sekali. Kemana dia? Padahal Pram sudah ada di rumah tepatnya di ruang kerjanya sejak selesai makan malam, malam ini dia makan sendiri di meja makan besar itu. Laras belum kembali sejak minta izin meninggalkan kantor lebih cepat tadi siang. Dan Clara wanita yang katanya baru sembuh dari sakit itu menghilang entah kemana, bahkan dia juga tidak mengatakan apapun pada para pembantu. “Tuan, nyonya sudah pulang.” Pram menghela napas lega. “Baiklah terima kasih, Bi. Tolong siapkan makanan untuknya dan juga susu hangat dia pasti sangat lelah.” “Ehm... tuan. Tapi nyonya sama sekali tidak makan setelah jam tujuh malam, biasanya hanya makan buah saja itupun kalau benar-benar lapar.” “Apa maksudmu dia pemakan segala, bahkan kami pernah makan nasi goreng di pinggir jalan

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 345

    Clara tak ingin seperti ini. Dia mencintai Pram. Belum pernah dia memiliki rasa cinta seperti pada laki-laki itu. Tapi dia juga realistis, dia tentu saja memilih ayah Pram yang lebih royal padanya dan memanjakannya dengan kasih sayang. Pram memang sesekali mengajaknya jalan tapi tak sekalipun memberikan barang-barang mahal, apalagi waktu itu sang papa butuh suntikan dana dan ayah Pram mau memberikannya asalkan mereka menikah. Clara tak punya pilihan lain, ayah Pram memang masih tampan meski sudah berumur. Clara tentu saja tak menolak, tapi lambat laun dia sadar kalau cintanya hanya untuk Pram seorang dan dia bertekad akan mengejarnya tak peduli kalau statusnya saat itu ibu tiri laki-laki yang dia cintai. “Kenapa kamu membuatnya mati lebih cepat! Seharusnya kamu memastikan dulu isi surat wasiatnya!” “Kenapa papa menyalahkan aku, surat wasiatnya semula aku menerima dua puluh lima persen kekayaannya tapi dia mengubahnya, dan pengacara itu sama sekali tidak bisa diandalkan, harusnya

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 344

    Laras menatap rantang yang dia bawa. Dia sengaja masak daging dan juga ayam hari ini. Sejujurnya dia sama sekali tak tahu apa makanan kesukaannya. Lebih dari seperempat abad dia mengenalnya tapi mereka bahkan bisa dibilang orang asing dalam satu rumah. Ini akan canggung, tentu saja. Laras tidak pernah bersikap baik pada ayahnya seumur hidupnya pun demikian dengan sang ayah. Yang dia ingat dari sosok itu hanya bentakan dan pukulan, tak ada yang lain. Tapi hari ini dia mau menyempatkan diri untuk menjenguk serta membawakan makanan. Bukan karena dia memaafkannya atau ingin minta maaf karena laki-laki itu harus terlibat masalah seperti ini. Laras tidak bersalah dia selalu menekankan hal itu pada dirinya sendiri. Ini salah ayahnya sendiri kenapa begitu lancang meminta uang pada mertuanya, kenapa ayahnya begitu tak tahu malu melakukan itu semua. Padahal uang milyaran yang diberikan Pram saja sudah dia berikan semua. Laras tahu meski kecil dalam hati kecilnya dia masih menyayang

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 343

    Pram menatap Alisya yang makan dengan tenang. “Tumben suamimu membiarkanmu lepas seperti ini.” Alisya tak menanggapi dia mengaduk jusnya dan menyerutnya dengan tenang, Clara sudah pergi sepuluh menit yang lalu tak tahan dengan sikap dingin Alisya dan juga sikap Laras yang menganggap wanita itu tak ada di sana. Hanya Pram yang masih sesekali berbicara dengannya, meski itu juga seolah terpaksa, wanita itu merajuk. Pram tahu itu tapi dia tidak wajib membujuknya, tentu saja jadi yang dia lakukan adalah meneruskan makan siang mereka dengan tenang. Baik Laras maupun Alisya seperti tak peduli dengan kepergian Clara, hanya saja saat Laras pergi ke kamar mandi Pram tidak tahan dalam keadaan seperti ini, hubungan keduanya sangat baik dan hangat tentu saja Pram tak ingin membuat masalah dengan Alisya. Karena bagaimanapun dia menyayangi wanita itu. Alisya melambaikan tangan pada pelayan yang lewat dan memesan dua mangkuk ice cream strawberry dan setelah pelayan menghidangkannya dia memberika

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 342

    “Aku suka caramu membuat format laporan simple dan praktis, aku minta kamu melakukan hal yang sama untuk laporan yang masuk siang ini.” Ini pengalaman pertamanya bekerja dengan Pram, ternyata suaminya itu sangat teliti dan perfecsionis, untung saja Laras bukan tipe orang yang menye-menye bahkan tadi Pram menegurnya dengan keras saat membuat kesalahan tapi tak segan memuji jika pekerjaan Laras memuaskan. Pram di kantor dan di rumah sangat berbeda, Laras tak tahu dia lebih menyukai versi suaminya yang mana, tapi yang jelas Laras sangat tidak menyukai suaminya saat ada di dekat wanita ini. “Pram apa semua baik-baik saja? kamu sepertinya sangat sibuk apa perlu aku juga bekerja di sini?” Laras langsung mengangkat kepalanya dan menatap Clara yang tiba-tiba datang lalu memeluk Pram seolah mereka sepasang kekasih. Pram yang tak enak hati langsung melepaskan pelukan Clara tapi wanita itu sepertinya urat malunya sudah putus bahkan beberapa karyawan yang melintas sempat menoleh pada ruangan

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 341

    Pram tahu kalau sang istri ingin sekali pergi dari tempat ini secepatnya, tapi dia tidak akan membiarkan hal itu. Pram tak perlu obat tidur untuk membuat sang istri tidur lelap. Kekenyangan adalah obat tidur paling mujarab untuk Laras, Pram bahkan yakin istrinya itu tidak akan bangun meski ada gempa saat sudah tidur. Hidup bersama dalam satu atap beberapa bulan ini membuat Pram tahu sekali kebiasaan istrinya itu. Setelah yakin Laras tertidur Pram masuk ke kamar bibi yang ditempati wanita itu, bukan masalah jika kamar itu terkunci, Pram tahu dimana letak kunci cadangannya. “Wah kamu benar-benar seperti beruang yang sedang hibernasi,” gumam Pram yang melihat Laras sudah pulas padahal baru saja mereka berdebat. Perlahan dia mengangkat tubuh sang istri dan memindahkannya ke kamar utama, benar dugaannya jangankan terbangun saat dipindahkan terganggu saja tidak. “Astaga benar-benar kamu ini,” kata Pram sambil menggeleng

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 340

    Laras tak bisa tidur malam ini, bahkan setelah meminum pil pereda nyeri. Padahal badannya sakit semua serasa baru dipukuli orang satu kampung.Tapi...Perutnya lapar dan itu berbahaya. Karena Laras tidak suka kelaparan. Tapi kali ini dia akan bertahan di dalam kamar ini. Dia tidak pernah kembali kekamar utama dan memilih tidur di kamar bibi, agak sempit memang dan tentu saja fasilitasnya tidak seperti kamar utama, tapi tentu saja kamar ini lebih baik dari kontrakan Laras dan ibunya dulu paling tidak kasurnya sangat empuk dan atapnya tidak bocor dan yangpaling penting... tempat tidurnya kecil. Pram tidak akan mau tidur di sini. Bukan Laras terlalu percaya diri kalau sekarang Pram memang mau tidur dengannya. Laki-laki itu sendiri yang mengatakan, terutama setelah kejadian tadi. Sayangnya perutnya benar-benar tak bisa kompromi, dengan kesal Laras bangun dan mengendap masuk ke dapur, dia tidak tahu apa masih ada sisa bahan makanan atau tidak. “Sabar ya, Sayang. Kita cari dulu,” ka

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 339

    "Apa kamu bermaksud ingin menggodaku." Laras berbalik untung saja dia tidak refleks menyiramkan air yang dia pegang pada Pram. "Apa maksudmu dengan menggoda, aku sedang minum?" Pram tersenyum miring dan menatap Laras dari atas ke bawah terang-terangan, Laras yang mengikuti arah pandangan Pram langsung sadar kalau sekarang dia hanya menggunakan baju tidur kurang bahan. "Sialan! Mau aku colok matamu," jawab Laras ketus. Laras meletakkan gelasnya dengan kasar dan buru-buru lari ke kamar sial kenapa dia bisa lupa. Tapi Pram tak membiarkan sang istri untuk pergi dari hadapannya. "Siapa yang menyuruhmu pergi, kamu harus tanggung jawab." "Apa maksudmu?" tanya Laras sambil menelan ludah. "Tentu saja karena membuat aku menginginkanmu," kata Pram sambil tersenyum jahil. Laki-laki itu menarik tangan sang istri kuat. Kalah tenaga, Laras teerhuyung ke depan dan jatuh tepat dipelukan suaminya. "Lepas! ini pelecehan!" "Hahaha... kamu lupa kita suami istri bahkan aku berhak m

  • Maaf, Aku Bukan Wanita Lemah   Bab 338

    "Percaya diri sekali aku. Pram tidak akan masuk ke kamar ini, kami tidak perlu pura-pura di sini." Laras memilih baju-baju yang tergantung di sana, bukan seleranya memang tapi dia tidak mungkin memakai baju yang tadi untuk tidur. Lagi pula ada selimut, dia bisa menggulung tubuhnya seperti kepompong dan tidur nyenyak sampai pagi. Laras mengangguk itu rencana yang sangat bagus menurutnya. Dia segeraa mengambil satu baju asal saja, dan membawanya ke kamar mandi saat keluar dari kamar mandi Laras langsung berlari ke atas ranjang dan menggulung dirinya dengan selimut tebal, tapi tak lama dia kembali membuka selimut itu karena panas dan pengap, akhirnya dia hanya menutupi tubuhnya dengan selimut meski masih kepanasan tapi dia harus bisa bertahan, menurunkan suhu ruangan menjadi pilihannya. Laras menunggu dengan tegang di dalam kamar, dia memang sudah mengunci pintu kamar ini khawatir Pram tiba-tiba masuk dan melihatnya yang sedang berpakaian tak layak. Sampai jauh malam Laras sama se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status