Devin memutar otak, berpikir keras begitu mengetahui bahwa Kick101, wanita panggilan yang disewanya adalah ibu kandungnya sendiri. Keluarga Chayton sudah lama tahu bahwa Sabrina Brice berprofesi sebagai wanita panggilan dan menjadi simpanan orang-orang penting, baik itu di pemerintahan ataupun di dunia bisnis. Dia adalah wanita yang paling dibenci oleh istri-istri pejabat, namun tak ada yang bisa membuktikan perselingkuhan suami-suami mereka.
Baik Devin maupun Levin sama jijiknya dengan Andrew mengetahui profesi Sabrina Brice. Wanita buruk selamanya akan buruk, meski dia bertemu dengan lelaki yang baik. Namun Devin tak pernah mengingkari bahwa Sabrina adalah wanita yang melahirkannya.
Darah pendosa telah mengalir dalam tubuhnya. Membuatnya merasa bahwa melakukan sebuah dosa adalah bagian dari menangkap para penjahat yang tak tersentuh hukum. Bahkan Robinh
Devin membuka mata ketika mendengar pintu kamarnya diketuk. Dia sontak duduk dan mereload memorinya sejenak, dengan mengambil ponsel di sebelahnya dan melihat jam. Dia baru tidur dua jam. Dan sekarang masih dini hari.Sebuah panggilan dari ayahnya yang tak terjawab lima menit yang lalu. Lalu beberapa pesan. Belum sempat dia membukanya, pintu diketuk semakin keras. Perlahan Devin bangkit dan mengintip melalui lobang kecil di pintu.Andrew Chayton berdiri di depan pintu dengan mantel tebal selutut dan syal melilit leher. Andrew selalu melindungi dirinya dari dinginnya angin malam dengan mengenakan mantel dan syal seperti biasanya.Mana Amanda?Devin membuka pintu.“Lama sekali,” gerutu Andr
Dua jam sebelum matahari terbit, Beverly sudah membuka mata. Kebiasaan barunya di Mansion Batista yang mengharuskan pelayan untuk ON dua jam sebelum hari baru dimulai, mulai terasa ringan baginya. Semula Irene harus mengetuk pintu kamarnya berkali-kali untuk membangunkannya. Dia lalu melipat selimut yang menutupi badannya sepanjang malam, saat tidur di sofa. Keluarga Harper sangat baik padanya, meski sama sekali tidak mengenalnya. Saat dia hadir untuk menyampaikan pesan dari Lusie Harper bahwa dia tidak bisa datang untuk menghadiri pemakaman mertuanya--karena sakit, keluarga yang berduka itu menyambutnya hangat. Bahkan memberinya tempat menginap meski hanya satu malam. “Nona Brennon?” Seorang wanita sebaya Lusie Harper muncul di ruang tengah, tempat Beverly tidur. Sepasang mata keriputnya tam
Andrew membuka mata karena mendengar pintu diketuk. Dilihatnya Devin masih terlelap di bed-nya. Saat itu dia setuju, bahwa memesan dua bed memang jauh lebih baik daripada satu bed.“Devin, ada yang mengetuk pintu.”Dengkur halus anak sulungnya terdengar samar.Perlahan Andrew turun dari tempat tidur, karena ketukan di pintu tidak berhenti. Dari ketukannya menunjukkan orangnya tahu adab dan tata krama, seperti ketukan pelayan di rumahnya, Mansion Batista. Semua pelayannya selalu melakukannya bila hendak membangunkannya atau hendak masuk ke dalam ruang kerjanya.Dan Andrew tertegun saat mengintip siapa si pengetuk pintu yang berdiri di depan pintu kamarnya. Pantas saja dia tidak asing dengan gaya mengetuk pintunya. Tanpa berpikir panjang, Andrew membuka pintu.
Devin, Beverly dan Andrew sarapan bersama. Satu dua pelanggan hotel yang juga menginap menyapa Andrew. Andrew mengenalkan mereka pada Devin si sulung dan Beverly sebagai teman baik. Devin melirik Beverly. Gadis itu awalnya tampak canggung sarapan bersama, duduk satu meja dengan majikannya. Namun Andrew, seperti biasa tak pernah membedakan pelayan dengan teman baiknya saat di luar rumah. Sebagaimana Marcus juga menjadi teman bilyardnya. “Kau boleh makan sesukamu, Amanda. Jangan sungkan.” Andrew menunjuk ke arah hidangan yang tersedia dalam Buffet alias prasmanan. Sarapan kali ini, membuat ruangan tampak agak ramai dan padat. Informasi dari bellboy, semalam banyak pengunjung pindahan dari hotel yang seberang yang kini digaris polisi. “Sepertinya suasana sedang tegang di kota ini,” ucap Andrew sembari menikmat
Devin tidak berharap gadis belia itu langsung percaya padanya. Namun ternyata, Amanda Harper langsung balas mendekapnya dan menenggelamkan wajahnya di mantel Devin. Dan Devin merasakan telapak gadis itu begitu dingin menyelusup ke dalam mantelnya. “Tolong aku, Tuan,” bisiknya gemetar. Devin perlahan menuntun Amanda menuju mobilnya. Sejurus kemudian, mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Devin memundurkan mobilnya hingga mendekati tikungan, tapi masih bisa melihat pintu gang. “Mereka melukaimu?” tanya Devin melirik gadis di sebelahnya, yang tampak gemetar. Dia menatap ke arah gang dengan wajah memucat. Dia menggeleng, lalu melorotkan tubuhnya seolah takut ketahuan. “Ayo pergi dari sini, Tuan. Sebelum mereka menemukanku.”
Makan malam yang sedang disiapkan, sembari menunggu kedatangan Devin. Marcus sudah mengabari majikannya bahwa Devin akan datang sebentar lagi. Andrew meminta Levin tidak meninggalkan meja hingga Devin datang. “Aku perlu banyak bicara denganmu, Levin. Sembari menunggu Devin. Kurasa aku sangat sibuk beberapa hari ini, hingga tak sempat memperhatikan bungsuku.” Levin memainkan sendok di atas meja, memutar-mutarnya dengan tangan. Dia tahu, Andrew tidak menyukai bila dia memainkan sendok dan garpu di meja makan, karena pernah terpelanting dan mengenai kepalanya. Dan kemudian menjadi aturan di meja makan, yang kadang-kadang dilanggar oleh Levin dengan sengaja. Terutama bila sedang kesal pada ayahnya. “Kemarin kau menginap di mana?” Levin menghentikan sendok
Andrew benar-benar iba melihat kondisi Hoggar, teman baiknya. Lelaki itu terkapar di atas bed rumah sakit tanpa bisa memamerkan kegagahan, seperti yang selama ini biasa dia lakukan. Saat bermain bilyard, dia memang kerap menjadi icon kegagahan bagi teman seusia mereka. Menjadi icon penguasa kota kecil mereka.Tentu saja karena para pemain bilyard akhir pekan di cafe langganan mereka hanya berisi orang-orang berpengaruh di kota kecil ini. Hoggart sang Komisaris polisi, icon penegak hukum--meski semua temannya tahu dia tak begitu becus dalam pekerjaaannya. Lalu ada Cleve Adrwater, dokter senior yang bisa memberikan resep bebas pada siapa saja, apalagi teman baiknya. Mempunyai klinik dan apotek sendiri.Andrew adalah satu-satunya pengusaha sukses dan selalu membawa Marcus sebagai kawan mainnya, meski status lelaki itu hanyalak Kepala Pelayan. Tapi hu
Senja baru saja turun menyelimuti seluruh Mansion Batista membuatnya terlihat indah dari kejauhan. Lampu-lampu menyala terang, membuat Batista tampak dari kejauhan ladang yang menghampar dari ujung utara ke selatan.Devin sengaja berhenti untuk melayangkan pandang ke arah Batista di kejauhan. Selepas dari gudang Salina Beauty dia hendak mampir lebih dulu ke rumah persembunyiannya sebelum pulang ke Batista. Ayahnya dan Levin pasti akan menunggu untuk makan malam, meski Devin terlalu sering terlambat.Tiba-tiba patroli mobil polisi lewat. Devin masih belum matikan mesin mobilnya dan berpura-pura mengambil ponsel dan menelpon seseorang, padahal ponselnya dalam kondisi mati. Dia sengaja mematikannya karena berencana akan menjenguk Amanda Harper dan tidak ingin siapapun mengganggunya.Mobil patroli berhenti