Share

BAB 14

Penulis: Anisah97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU

Selamat membacašŸ˜

BAB 14

Aku menutupi wajah saat melihat kehadiran laki-laki yang begitu mencintaiku dengan tulus, dia adalah ayahku, cinta pertamaku yang tidak pernah menyakitiku. Namun, akulah yang sudah menyakiti perasaannya.

"Amira, itu ayahmu, turun dan minta maaflah," ucap Anton.

Aku menyibak selimut dan turun dari ranjang, aku langsung memeluk ayah, mencium kedua tangannya, dan langsung bersimpuh dan mencium kakinya juga. Sungguh, aku sudah menjadi anak durhaka.

"Sudah, Nak. Bangunlah," ucap Ayah.

"Ayah, ini beneran Ayah? Ayah datang menemuiku?" Dengan tangis, aku bertanya pada Ayah. Sungguh, aku sangat terkejut melihat kehadiran ayahku di tempat ini. Hal yang tidak pernah aku bayangkan sama sekali.

"Sudah, kamu tidak boleh menangis lagi, Ayah sudah memaafkan segala kesalahanmu, maafkan Ayah juga karena sudah mengusirmu dari rumah. Ayah datang untuk menjemputmu, Nak." Ayah merengkuh pundakku, membantuku untuk berdiri.

"K-kenapa-" liri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Poni Panji
ceritanya bagus bab demi bab bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 15

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 15Author PoV."Kalian berempat tunggu di sini, biar saya yang mengetuk pintunya," ucap Anton kepada empat bodyguard yang datang bersamanya ke rumah Aldi.Tok!Tok!"Siapa lagi ini!" bengis Aldi ketika mendengar pintu rumahnya diketuk dengan keras.Aldi urung untuk membaringkan tubuhnya diatas sofa. Dia bergerak menuju pintu dan mengintip dibalik tirai yang sengaja ditutupnya lebih awal.'Wih, ternyata Anton. Pucuk dicinta uang pun tiba, pasti Anton mau memberikan uang tip untukku, karena Amira sudah melakukan tugasnya, pasti pelayanan Amira tidak membuatnya kecewa,' gumam Aldi. Rasa kantuk yang menderanya seketika hilang, saat melihat Anton sudah berdiri di depan pintu rumahnya."Anton? Hei, ada apa datang ke rumahku? Hmm ... aku tahu, kamu pasti sudah puas dengan pelayanan itu, 'kan? Masuklah dulu, kita akan berbicara di dalam," tawar Aldi, dia begitu bersemangat dan senang menyambut kedatangan Anton."Kalian berdua, bawa mobil itu!" p

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 16

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU BAB 16 Author PoV."Aku minta maaf, Zoni. Kalau aku tidak mengirimkan pesan itu, mungkin ... huuuuh! Sungguh, aku tidak habis pikir dan tidak menyangka kalau mantan suami Amira benar-benar tidak punya kewarasan sedikit pun," ucap Anton, sembari menghela napas panjang.Anton merasa sangat bersalah karena tindakannya sendiri, karena sudah membuat Aldi melakukan hal yang membuat mental Amira menjadi taruhannya."Bukan salahmu, Anton. Semua ini hanya musibah yang tidak bisa dielakkan lagi," jawab Zoni.Ponsel Zoni berdering, dia mendapatkan telpon dari kekasihnya, Ayumi. Zoni tampak ragu untuk menjawabnya."Kenapa tidak diangkat? Angkatlah," titah Anton. Zoni mengangguk dan menjawab telpon."Assalamualaikum, Ayumi. Iya, sebaiknya tunda dulu, iya, terima kasih sudah memahami." Zoni menutup telpon dengan lesu."Pertunangannya mau ditunda?" tanya Anton. "Iya, tidak mungkin aku melanjutkan pertunangan dengan Ayumi, sedangkan adikku sedang tidak ba

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 17

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU SELAMAT MEMBACA šŸ„°BAB 17Hari-hari kuhabiskan hanya di dalam kamar, terlalu malu untuk menampakkan wajah ini ke orang-orang. Aku sudah di cap sebagai wanita kot0r sekarang. Walau foto sudah Aldi hapus dari sosial medianya, namun orang-orang yang mengambilnya ikut memposting dan membagikan dengan caption yang sangat menyakiti hati bila membacanya.Tin!Klakson motor yang membawa keranjang berisi sayuran berhenti di depan jalan rumahku, bukan hanya rumahku, melainkan di depan rumah-rumah tetangga yang ada di depan dan di samping rumah.Ibu-ibu tampak menuju ke arah penjual sayuran keliling tersebut. Sesekali mereka melihat ke arah rumahku. Mungkin, mereka mencari keberadaan ibuku.Karena hanya ibuku yang tidak terlihat ada di sana, biasanya Ibu juga akan ikut berbelanja sayuran, tapi setelah foto itu beredar, Ibu tidak tampak keluar rumah untuk bergaul dengan tetangga dekatnya lagi. Aku tahu, Ibu pasti juga sangat malu. Bukan h

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 18

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 18"Ayah mau pulang saja, kenapa kita ke sini?" tanya Ayah."Sembuh dulu, baru pulang. Harus nurut, Pak." Ibuku menjawab sambil memijit kaki Ayah.Sepulangnya dari Bandung, kami memutuskan untuk membawa Ayah ke rumah sakit. Karena, aku melihat Ayah batuk dan mengeluarkan d4r4h, dan aku sangat khawatir dengan keadaan ayahku, bila tidak cepat ditangani dokter.Kami sengaja tidak memberitahunya, kalau ingin membawanya ke rumah sakit, karena Ayah pasti akan menolak.Tring!Sebuah pesan masuk ke ponsel kak Zoni, dia membacanya sambil berjalan keluar dari kamar rawat.Aku ingin mengikuti dari belakang, karena dari raut wajah Kak Zoni sepertinya ada hal yang serius, pikiranku mengatakan kalau Kak Zoni mendapatkan pesan dari Aldi. Soalnya, sedari tadi ponselku terus bergetar, pesan dan panggilan dari Aldi sama sekali tidak kujawab."Amira," panggil Ayah, aku menoleh, langkah kaki ingin mengikuti Kak Zoni berpindah haluan menjadi menuju ke ranjan

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 19

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 19Aku duduk diatas motor sembari menghela napas panjang, setelah melihat video berdurasi dua puluh detik yang karyawan itu maksud. Hukuman apa yang pantas untuk Adli? Ini sudah sangat keterlaluan sekali, hatiku sangat sakit melihat tindakan laki-laki yang pernah aku cintai itu. Aku menyesal dan sangat menyesal telah mengenal laki-laki sebejat itu.Dengan hati gelisah, aku kembali memacu motor dengan kecepatan sedang. Apa yang akan terjadi dengan orang tuaku, setelah mereka mengetahui video menji-jikkan ini.Aku tiba di depan rumah sakit, dan melihat sebuah mobil yang tidak asing lagi di mataku sudah terparkir di halaman rumah sakit. Ya, ini pasti mobil salah satu keluarga ibuku.Aku melewati lobi dengan jantung berdebar-debar. Setelah kaki berada di depan kamar tempat ayahku dirawat, aku mendengar pembicaraan dari keluarga ibuku."Lain kali, cari menantu yang sudah tahu asal usulnya di mana, bibit bobotnya siapa, jangan asal terima men

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 20

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU BAB 20"Aaahhhh!""Ha-ha-ha! Kau takut, Aldi?" Aku tertawa keras, ketika melihat Aldi yang berteriak kencang."Aku tidak akan membuatmu mati begitu saja, Aldi," lanjutku sambil melepaskan cangkul dan berjalan mundur."Penjarakan saja aku, Amira. Penjarakan saja." Dengan suara bergetar Aldi meminta dengan tatapan memohon padaku."Bawa dia ke tempat yang sudah kita persiapkan!" perintah Anton."Jangan bawa kami! Lepaskan! Tolong!" teriak bapaknya Aldi.Aku menoleh ke belakang. Dan melihat dua bodyguard itu bertindak dengan kasar, mulut kedua orang yang bejat itu dilakban, agar tidak membuat keributan di sepanjang jalan._______"Ahhk! Ampun, sakit!" Suara rintihan dari Aldi dan bapaknya terdengar sampai teras.Aku, Kak Zoni dan Anton baru sampai di tempat yang sudah Anton sediakan untuk memberikan Aldi dan bapaknya pelajaran."Sudah, jangan pukuli mereka lagi!" Aku menoleh tajam ke arah Anton."Kenapa? Aku ingin mereka berdua dipukul sampai m

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 21

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 21"Kamu tunggu di sini, biar Kakak dan Anton pergi ke alamat selanjutnya," ucap Kak Zoni setelah melihat wanita itu sadar.Kami membawanya ke puskesmas, agar dia bisa cepat ditangani."Habis dari sini, Amira mau pulang dulu, Kakak jangan lupa untuk mengabariku kalau sudah menemukan tiga wanita itu."Kak Zoni mengangguk, lalu dia dan Anton pergi meninggalkan puskesmas."Siapa namamu?" tanyaku sembari mendekati ranjang."Winda, namaku Winda," jawabnya dengan tatapan kosong melihat ke arah jendela yang terbuka."Sudah berapa lama kamu berada di sana?" Winda menatap ke arahku."Tiga tahun, siapa kamu? Kenapa kalian membeliku?""Apa kamu mengenal Aldi?" Aku balik bertanya dan membuat kedua bola mata Winda membola."Aku adalah wanita yang hampir menjadi pelac*r, kalau keluargaku tidak cepat membantuku untuk lepas dari kebejatan Aldi dan bapaknya.""Kamu istri dari laki-laki keparat itu?" Winda berkata dengan sorot mata penuh kebencian."Kamu

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 22

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 22"Amira! Apa yang kamu lakukan? Aduh, kenapa seperti ini? Kalau dia mati, kamu bisa dipenjara, Amira!" marah Kak Zoni sembari menyugar rambutnya kasar."Seharusnya kalian pukul saja dia, untuk membalas sakit hati yang tertahan, kalau seperti ini, mereka berdua bisa mati."Kak Zoni begitu terkejut saat melihat kedua manusia tidak punya hati itu sudah terbaring lemah berlumuran darah di lantai keramik yang berwarna putih.Ya, aku juga melakukan hal yang sama, seperti apa yang dilakukan Winda pada bapaknya itu. Puas sekali melihat daging menjijikan itu terlepas sebagian dari tempat asalnya."Tidak masalah kalau harus masuk penjara, yang penting aku sudah puas membalaskan dendamku!" sahut Winda dan tertawa.Wanita itu terlihat lebih baik sekarang, bukan hanya dia, tapi aku juga merasakan puas setelah memotong alat pusaka milik Aldi."Winda benar. Aku puas walau harus masuk penjara, Kak." Kak Zoni kembali menyugar rambutnya kasar, dengan p

Bab terbaru

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā ENDING

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKU[EXTRA PART]Tahun demi tahun berlalu dengan sangat cepat. Empat tahun mengenyam bangku perkuliahan, kini Zayn Al Fatih dan Nayyara Almahyra telah lulus dengan gelar masing-masing.Zayn mengambil bidang manajemen bisnis, sementara Nayyara memilih bidang pendidikan. Dia ingin menjadi tenaga pendidik untuk mencerdaskan anak bangsa. Kedua buah hati Amira dan Anton itu semringah saat keluar dari gedung tempat mereka wisuda. Nayya pamit pada keluarganya untuk bergabung dengan teman-temannya sebentar. Amira pun mengizinkan.Dia melihat anak perempuannya yang tumbuh semakin dewasa itu setengah berlari ke arah wisudawan yang sedang bergerombol. Mereka berfoto ria sebagai kenang-kenangan sembari melempar toga ke atas pertanda kelulusan. Senyum dan tawa terdengar. Mereka begitu bahagia karena telah menempuh pendidikan ini dengan sempurna.Gelar sarjana tersemat di pundak mereka. Setelah ini mereka akan berpisah dan mungkin akan jarang bertemu. Semua

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 117

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 117Hari berganti hari. Bulan pun berganti tahun. Kebahagiaan keluarga Amira semakin bertambah. Semua tak lepas dari keikhlasan dan kesabaran mereka menghadapi tiap ujian dariNya. Mereka saling menguatkan satu sama lain, saling mendoakan dan membantu tiap kali masalah datang. Kedua mertua Amira adalah mertua idaman banyak menantu. Tak hanya memiliki keluarga yang diidamkan banyak orang, bisnis kuliner mereka pun berkembang dengan pesat. Tiga cabang restoran telah dibangun di Jakarta. Pak Sugi juga membangun bisnis di bidang jasa ekspedisi, sementara Bu Raheni dan Amira membuat sebuah butik ternama tak jauh dari kantor ekspedisi mereka. "Rasanya, baru kemarin kita menikah ya, Mas. Tak menyangka usia kita tak muda lagi," lirih Amira saat menyiapkan dua cangkir teh untuknya dan Anton di taman belakang rumah mereka. Anton duduk di sebuah kursi rotan dan kini Amira pun ikut menduduki kursi sebelahnya. Meja rotan berbentuk bulat sebagai pe

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 116

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 116 "Mbak Ambar, apa kabar?" tanya adik iparnya Bu Ambar. Dia langsung mendekat dan bersalaman dengan Bu Ambar dan keluarga Anton."Mau ngapain kalian datang ke sini?" tanya Pak Arman dengan ekspresi dingin. Laki-laki itu masih belum terima dengan perlakuan adik dan keluarga besarnya di masa lalu karena mempermalukan bahkan menghina Amira sedemikian rupa. "Bang, kami keluargamu, kenapa Abang bertanya begitu? Sepertinya Abang tidak suka kalau kami datang." Pak Dolah, adik laki-laki Pak Arman berbicara sambil memandang ke arah Amira dan Anton yang masih berdiri di depannya."Iya, Bang. Kami datang untuk bertemu denganmu dan Amira. Sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu." Bu Saroh adik perempuan Pak Arman ikut menimpali. Tak seperti dua tahunan lalu saat mereka menatap Amira dengan pandangan jijik dan angkuh, kini mereka datang dengan wajah sendu. Wajah orang-orang yang berduka dan menyesali perbuatannya. Entah apa yang akan dilakukan

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 115

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 115 "Lisa sekarang dirawat di rumah sakit." Bu Raheni berbicara pada keluarganya setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Bu Laras di telepon."Dirawat? Sakit apa, Ma?" tanya Pak Sugi yang masih menyeruput secangkir kopinya. "Mama tidak tahu, Pa. Kata Laras, Lisa drop setelah sidang perceraiannya dengan Heru," jelas Bu Raheni."Cerai? Jadi, Lisa sama Mas Heru benar-benar berpisah, Ma?" Kini giliran Amira yang bertanya. Dia tak menyangka jika pernikahan Lisa kandas di tengah jalan, padahal sebelumnya dia sangat membanggakan suaminya itu. "Mertuanya Lisa menuntut Heru untuk cepat ngasih cucu. Jadi, Heru nikah lagi tanpa izin dari Lisa. Lantas Lisa memilih cerai dari pada dimadu." Bu Raheni menjelaskan sesuai dengan cerita Bu Laras barusan. "Aneh-aneh saja. Masa sampai segitu terobsesinya untuk memiliki cucu. Apa nggak mikir kalau Lisa itu baru keguguran dan belum pulih. Butuh waktu untuk mengandung lagi. Perempuan itu bukan mesin p

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 114

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 114"Lisa, kamu kenapa? Kenapa tadi kamu tiba-tiba pingsan?" cecar Bu Laras ketika Lisa baru sadar setelah dibawa ke klinik terdekat."Mas Heru, Ma." Kedua mata Lisa berkaca-kaca saat mengingat foto yang dikirimkan sahabatnya itu. "Kenapa? Memangnya ada apa dengan Heru?" Bu Laras bertanya lagi dengan sedikit panik. Lagi dan Lagi Lisa menyeka kedua pipinya yang basah. Rasa nyeri dan sesak kembali menghimpit dadanya. Terlalu sakit jika dibayangkan apalagi diceritakan. "Kenapa dengan suamimu, Lisa?" ulang Bu Laras sambil mengusap kening anaknya yang basah oleh keringat. Lisa menatap lekat mamanya yang tampak begitu khawatir dan penasaran. "Mas Heru," lirih Lisa sambil menghela napas berat. Dia memejamkan mata sesaat untuk mengontrol emosinya yang nyaris meledak. "Heru Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengannya? Dia baik-baik saja 'kan? Cepat katakan, Lisa. Jangan bikin Mama makin penasaran." Bu Laras sedikit mendesak karena terlalu khawatir

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 113

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 113"Silakan lanjut menikmati hidangannya, Jeng. Saya ajak dua cucu saya ke kamar dulu," ucap Bu Raheni dengan senyum tipis lalu mengajak Bu Ambar kembali ke kamar Amira. "Jadi orang kok julid terus," lirih Bu Raheni saat melangkah pergi. "Namanya manusia. Benar pun rasanya selalu salah di mata pendengki." Bu Ambar menyahut. "Benar, Bu Ambar. Mereka memang begitu. Makanya saya sengaja nggak bilang kalau punya cucu kembar laki-laki dan perempuan. Mau coba mereka julid apa nggak. Eh ternyata memang sudah wataknya begitu, ya susah berubah. Lihat saja mereka sekarang shock setelah tahu saya punya cucu kembar sekaligus." Bu Raheni sedikit menoleh ke belakang di mana kedua temannya masih saling bisik. Bu Ambar pun melakukan hal yang sama."Ekspresi mereka langsung berubah setelah melihat cucu laki-laki kita." Bu Ambar dan Bu Raheni saling tatap lalu tersenyum tipis. Keduanya kembali melanjutkan langkah ke kamar Amira. Bu Raheni mengetuk pi

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 112

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 112 Perut Amira semakin membukit. Kini, hari perkiraan lahir sudah di depan mata. Amira begitu cemas dan takut akhir-akhir ini.Masa lalunya kembali lalu lalang di depan mata saat dia kehilangan anak pertamanya. Amira benar-benar takut kejadian serupa terulang kembali. "Amira, jangan ketakutan begitu. InsyaAllah semua akan baik-baik saja. Allah akan memberikan keturunan yang shaleh dan shalehah untukmu." Bu Raheni mengusap puncak kepala menantu kesayangannya. Mendengar keturunan shaleh dan shalehah Amira tersenyum tipis. Dia kembali mengingat saat keluar dari ruangan dokter kala itu.Mama mertuanya begitu khawatir melihatnya tergugu pasca pemeriksaan dokter. Suaminya pun ikut berkaca-kaca setelah tahu kondisi kehamilan Amira.Bu Raheni pikir ada hal buruk yang menimpa Amira saat itu sampai membuat anak dan menantunya menangis, padahal mereka terharu karena ternyata ada dua janin yang berkembang di perut Amira. Dokter bilang jika kemu

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 111

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 111"Lisa kamu kenapa, Nak?!" pekik Bu Laras saat melihat anaknya jatuh di lantai. Dia tampak begitu lemas. Baju yang dia pakai banyak bercak-bercak merah, bahkan di lantai pun ada tetesan darah. Lisa tak membalas pertanyaan mamanya. Dia masih memejamkan mata sesaat untuk menahan perih yang mulai menjalar di area bawah perutnya. Lisa terlihat meringis sambil memegangi perutnya. Bu Laras mulai terisak melihat anaknya merintih kesakitan. "Tenang, Ras. Biar Anton bawa Lisa ke klinik," ujar Bu Raheni saat mengusap punggung adiknya perlahan."Iya, Mbak. Kasihan sekali Lisa. Aku takut dia dan bayinya kenapa-kenapa. Ya Allah, mana ada darahnya begini." Bu Laras merapikan baju anaknya yang sedikit terbuka. "Anton sini! Cepat bawa Lisa ke klinik terdekat." Bu Raheni melambaikan tangannya ke arah Anton yang masih berdiri di belakang Amira. Lisa diam saja saat Anton menggendongnya ke luar rumah. Bu Laras pun gegas mengikuti anak dan keponakan

  • MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUĀ Ā Ā BAB 110

    MISTERI VITAMIN YANG DIBERIKAN OLEH SUAMIKUBAB 110 "Sayang, kamu kenapa?" Anton menyusul Amira dari belakang.Saat tengah sarapan bersama, tiba-tiba Amira mual dan berjalan cepat ke arah wastafel. Dia teramat mual dan ingin memuntahkan makanan yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Keringat dingin mulai muncul di kening. Amira terlihat lemas dan pucat. "Aduh, Mas. Sebelumnya nggak mual-mual, tapi akhir-akhir ini kok mual terus ya? Bukannya morning sickness biasanya saat hamil trimester pertama? Sekarang sudah trimester kedua malah mual nggak karuan." Amira berucap sembari membasuh mulut dan berkumur di wastafel."Tenang, jangan khawatir, Amira. Mama dulu waktu hamil suamimu juga begitu. Awal-awal belum terasa mualnya, masuk usia kandungan tiga atau empat bulan baru mual dan muntah." Bu Raheni menimpal sambil memijit punggung Amira perlahan. "Benarkah, Ma?" tanya Anton antusias.Dia mengusap kening istrinya yang basah oleh keringat. Aroma minyak kayu putih menguar. Bu Raheni memij

DMCA.com Protection Status