Beranda / Thriller / MISTERI LIONTIN VAMPIR / BAB 66-KUTUKAN SANG LADY

Share

BAB 66-KUTUKAN SANG LADY

Penulis: Mirva Celestira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-21 10:56:37
Mata Elizabeth berubah merah menyala, berpendar dengan niat balas dendam yang mendalam. Dari kedalaman hatinya, muncul kebencian yang tak terkira. Dia tidak hanya bersedih, tapi rasa kemarahannya membumbung tinggi, mengalahkan kesedihan dan keputusasaannya.

Semua orang di ruangan itu merasakan kengerian dari kekuatan yang muncul dari tubuh Elizabeth. Aura gelap mengelilinginya, dan tanpa sadar, ia mulai mengeluarkan kekuatan yang belum pernah dilihat oleh orang-orang Celeste sebelumnya.

"Siapa yang berani menyentuh Lucius? Siapa yang berani merenggut nyawa kekasihku?" teriak Elizabeth dengan mata berair namun penuh amarah.

Tetua Templar mundur selangkah, menunjukkan tanda ketakutan. "Putri Elizabeth, kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami tidak melihatnya datang. Kami mohon ampun atas kelalaian kami."

"Kelalaian? Kalian mengatakan ini kelalaian?" Elizabeth menunjuk ke tubuh Lucius yang tak bernyawa, "Aku akan menuntut balas untuk setiap tetes darah Lucius yang tumpah di tanah Celes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 67-RAJA TEMPLAR YANG PALSU

    Tak satu pun dari para penduduk Celeste yang tidak merasa tercekam saat mendengar monolog Zaberisk. Kekuatan dan ketakutan telah menyatu menjadi satu, memaksa setiap jiwa untuk merenungkan takdir yang mungkin menanti mereka. Namun, bagi beberapa individu yang masih memegang harapan dan tekad untuk melawan, monolog Zaberisk bukanlah akhir, melainkan sebuah panggilan untuk bangkit dan melawan. Meski tampak mustahil untuk menantang kekuatan yang begitu dahsyat, kisah pemberontakan dan perjuangan akan selalu dimulai dengan semangat tak terkalahkan dari mereka yang berani mengambil langkah pertama melawan tirani. Celeste mungkin berada di ambang kehancuran, tetapi api perlawanan baru saja dinyalakan Zaberisk kemudian merubah dirinya menjadi Raja Templar. Dan Raja Templar yang asli disembunyikan ke suatu dimensi yang tidak diketahui oleh siapapun. Vivienne mengetahui apa yang ada di pikiran Zaberisk lalu ia sedikit menyeringai dan bergumam,"Rupanya seperti ini permainan Anda, Tuan Zaberisk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 68-PERTEMPURAN CELESTE (1/2)

    Namun, Zaberisk dengan kekuatan Raja Templar, memang bukan lawan yang mudah dikalahkan. Dia melepaskan ombak energi gelap yang menghantam Vivienne berulang kali, memaksa penyihir itu ke sudut. Namun, Vivienne dengan dukungan dari roh feniks, selalu menemukan cara untuk meloloskan diri dan melawan kembali. Vivienne pun memuntahkan darah segar setelah Zaberisk membenturkan dirinya ke Tembok Dimensi."Ugh....hhhh...." Zaberisk tertawa licik dan puas ketika ia dapat mengendalikan kekuatan pikiran Raja Templar dari jauh. Vivienne merasakan tubuhnya lemas. Tembok Dimensi bukanlah tembok biasa. Itu adalah pembatas antara dunia nyata dengan dimensi lain yang penuh dengan energi murni. Benturan dengan tembok tersebut mengakibatkan dampak yang lebih dari sekadar luka fisik, namun juga menyerap sebagian dari energi vital Vivienne. "Ternyata Anda tidak sehebat yang saya duga, Vivienne," ejek Zaberisk dengan suara penuh hinaan. "Dan sekarang, dengan kekuatan Raja Templar di tangan saya, tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 69-UTUSAN TEMPLAR (1/2)

    Di ruang kerja kerajaan, Raja Edmund sedang meninjau beberapa dokumen saat penjaga istana datang membawa kabar. "Tuan, Perdana Menteri Aiden meminta audiensi mendesak." Sahut sang Raja,""Bawa dia masuk." Perdana Menteri Aiden dengan cepat memasuki ruangan, wajahnya tampak cemas lalu melapor pada Raja,"Maafkan saya, Yang Mulia, masalah mendesak mengharuskan saya datang tanpa pemberitahuan." "Kudengar ada sesuatu yang tidak beres. Apa yang terjadi, Aiden?" Perdana Menteri Aiden menjawab,""Malam ini, Yang Mulia, merupakan malam yang darurat. Perang Celeste telah pecah. Ferrandus dan para pembelot Templar telah memasuki istana. Seluruh tentara kita saat ini sedang berjaga di Pintu Gerbang Celeste." "Bagaimana hal ini bisa terjadi? Apa rencanamu, Aiden?" "Kami telah mengevakuasi keluarga kerajaan dan pejabat penting ke lokasi yang aman. Saat ini, prioritas utama kita adalah mengamankan pintu gerbang dan memastikan Ferrandus dan pemberontaknya tidak mendekati kamar rahasia." "Baik. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 70-ARTEFAK VAMPIR?

    Ruangan tersebut tampak begitu mistis dengan dinding berbatu kuno dan simbol-simbol misterius yang menyelimuti setiap sudutnya. Meja besar di tengah ruangan dikelilingi oleh berbagai alat peraga dan peta. Di salah satu ujung meja, Ketua Flanders tengah asyik meneliti beberapa dokumen ketika suara pintu kayu besar terbuka dan Alena Rampheat masuk. Wajah Alena nampak sedikit cemas, namun tatapan matanya tetap penuh percaya diri."Ah, Alena, datanglah. Sudah lama kita tidak bertemu," sambut Ketua Flanders dengan suara rendah."Saya selalu siap untuk tugas, Tuan Flanders. Anda memanggil saya?" tanya Alena dengan nada penasaran.Ketua Flanders tersenyum singkat, "Ya, ada tugas khusus untukmu. Kau tahu kan, kemampuanmu dalam menemukan objek magis tak tertandingi. Dan sekarang, kita membutuhkan keahlianmu."Alena mengerutkan dahinya, "Objek apa yang perlu saya temukan kali ini?"Menggulung sebuah peta kuno, Ketua Flanders menjawab, "Ini adalah peta tanah terlarang. Ada sebuah artefak yang me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 71-MISI BATU BULAN DARAH

    Dalam pertarungan sengit di dalam kripta, Alena dan Leo berusaha dengan sekuat tenaga untuk melawan Aleron dan pasukannya. Lilin Phoenix yang bercahaya menjadi senjata mereka, memancarkan cahaya terang yang membuat Vampir terbakar ketika terkena sinarnya. Namun, Aleron adalah musuh yang tangguh, ia mampu menghindari cahaya tersebut dengan kecepatan yang luar biasa. Alena menggunakan kemampuannya untuk mendeteksi gerakan Aleron dan memberikan petunjuk kepada Leo. Leo menggunakan panah-panah bercahaya yang melesat dengan presisi, memaksa Aleron untuk mengubah taktiknya. Sementara itu, Alena berusaha menjaga jarak dan menghindari serangan Vampir lain yang mencoba mendekatinya. Ketika Aleron semakin tertekan, dia merasakan ancaman yang serius dari pasangan ini. Dengan gerakan kilat, dia mencoba untuk meraih Lilin Phoenix dari tangan Alena, tetapi Leo bereaksi cepat dengan melepaskan anak panah ke arah tangan Aleron. Meskipun Aleron berhasil menghindari anak panah tersebut, hal itu member

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 72-PEMBASMI VAMPIR DAN ALIANSI

    Elara melangkah maju dengan anggun, mata merahnya menatap trio tersebut dengan intensitas yang memikat dan menakutkan sekaligus. "Kalian berpikir kalian bisa masuk ke sini dan mengambil Batu Malam Abadi? Aku telah merencanakan ini selama ratusan tahun." Leo mengepalkan tinjunya, memegang lengannya yang berisi panah bercahaya. "Kami tidak akan membiarkanmu mengancam Celeste atau dunia manusia lagi." Rufus dengan cepat mengambil pedang peraknya, bersiap untuk serangan. "Kami tahu tentang rencana Samhain-mu," katanya dengan dingin. Alena, sambil memegang Lilin Phoenix, melambaikan tangannya dan membuat perisai magis mengelilingi mereka, melindungi dari serangan vampir. "Kita datang bersiap," ujarnya dengan tenang. Elara tertawa, suaranya bergema di seluruh ruangan. "Kalian pikir kalian bisa melawan seluruh pasukan vampirku?" Dalam sekejap, vampir-vampir muncul dari setiap sudut ruangan, mata mereka memerah, gigi taring mereka terlihat, siap menyerang. Namun, Alena, Leo, dan Rufus sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 73-DRAMA PUTRI DAN PENGKHIANATAN

    Dengan langkah cepat, Sang Putri kembali dari medan perang, merasa kemenangan adalah miliknya. Namun, saat ia memasuki gerbang kota, tidak ada tepukan tangan atau sorak sorai menyambutnya. Sebaliknya, muram dan menegangkan. "Ada apa ini?" tanyanya dalam hati. Dari kejauhan, ia melihat sosok yang dikenalnya, sang kekasih, tergeletak tanpa nyawa. Jantungnya berdetak kencang, kakinya berlari mendekati sang kekasih, dan tanpa sadar ia berteriak. Ia meraba tubuhnya, mencari denyut nadi, tapi semuanya terasa dingin. Namun sebelum ia bisa berkabung, tiba-tiba beberapa penduduk kota menyeretnya. Tangannya terikat, dan ia dihadapkan kepada Ferrandus, seorang mantan Templar yang dikenal karena pengkhianatannya. "Dia penyihir!" teriak Ferrandus sambil menunjuk Sang Putri. Fitnah itu tersebar dengan cepat. Warga yang sebelumnya memuja Sang Putri sebagai pahlawan, kini menatapnya dengan rasa takut dan benci. Ferrandus berbicara dengan penuh manipulasi, menyebut Sang Putri bertanggung jawab ata

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 74-GRYFFINDOR DAN PONDOK CELESTE (1/1)

    Gryffindor menawarkan kepada ketiga anak muda yang baru saja melawan Elara untuk beristirahat sejenak di Pondok Celeste. Rufus tersenyum kecil. Alena melihat-lihat seluruh atap pondok Celeste,sementara Leo melihat ada beberapa buku magis milik Gryffindor. "Pedoman Lima Elemental Kehidupan, Buku Pengobatan Lima Alam-" gumam Leo Sanders yang terkesima. "Apakah Anda adalah Penjaga Suci Artefak yang menjadi legenda itu?" tanya Alena dengan sopan. Gryffindor menoleh pada Alena, matanya menunjukkan kilatan kebanggaan namun juga kesedihan. Pondok Celeste memang menyimpan banyak rahasia dan legenda, dan bahkan tidak banyak yang tahu tentang eksistensi Penjaga Suci Artefak. "Saya memang salah satu dari mereka," jawab Gryffindor dengan suara rendah. "Namun, menjadi penjaga bukanlah tugas yang mudah. Banyak dari kami yang telah hilang, berjuang melindungi artefak-artefak tersebut dari kekuatan jahat yang ingin menggunakannya untuk niat buruk." Leo, yang terus-menerus membaca judul buku, ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29

Bab terbaru

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 125- FRANK FLANDERS BUNUH DIRI

    Setelah pertemuan dengan Lucius, situasi di rumah sakit jiwa St. Dymphna semakin tegang. Frank Flanders, meskipun sempat merasa lega karena telah menceritakan tentang liontin kepada Lucius, tetap dihantui oleh mimpi-mimpi buruk yang mengerikan setiap malam. Suara-suara yang berbisik dalam mimpinya semakin kuat, memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tak terbayangkan.Suatu malam, saat petugas rumah sakit berpatroli di lorong-lorong yang sunyi, Frank tampak lebih tenang dari biasanya. Para petugas mengira obat penenang yang diberikan akhirnya bekerja. Namun, di dalam kamar isolasinya, Frank memandang sekeliling dengan mata yang gelap dan penuh keputusasaan. Di sudut ruangan, sebuah kain putih, bekas tirai yang telah disobek, tergeletak tak terpakai. Frank menghela napas dalam-dalam, merasakan beban berat di dadanya. Ia merasa tidak ada lagi jalan keluar dari mimpi-mimpi buruk ini. Dengan tangan gemetar, ia meraih kain tersebut dan mulai mengikatkan salah satu ujungn

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 124-FRANK FLANDERS MASUK RUMAH SAKIT JIWA

    Lucius merasa putus asa setelah pertemuannya dengan Adrian tidak membuahkan hasil. Liontin yang begitu penting baginya ternyata sudah dicuri oleh Frank Flanders, seorang pria yang kini dirundung mimpi buruk setiap malam. Mimpi-mimpi itu begitu mengerikan hingga membuat Frank kehilangan akal sehatnya dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, Frank terus meracau tentang liontin yang memanggilnya dalam mimpi, meminta untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Kondisinya semakin memburuk, dan meskipun para dokter berusaha memahami keadaannya, mereka tidak dapat menghilangkan mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya. Lucius, yang merasa bahwa liontin itu bukan hanya barang berharga tapi juga memiliki kekuatan mistis, sadar bahwa dia harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali liontin itu. Dia tahu bahwa hanya dengan mengembalikan liontin kepada pemilik yang sah, kutukan ini dapat diakhiri. Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana cara masuk ke rumah sakit

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 123-PERPUSTAKAAN TUA

    Lucius meninggalkan rumah Elara dengan berbagai pikiran berkecamuk di benaknya. Perpustakaan tua itu menjadi tujuan berikutnya. Mengemudi melalui jalan-jalan kota yang mulai sepi, ia berusaha mengingat setiap detail yang telah didapatkan sejauh ini. Perpustakaan tua itu terletak di ujung jalan yang jarang dilalui orang. Bangunan batu dengan jendela-jendela tinggi dan pintu kayu besar tampak berdiri megah di bawah cahaya bulan. Lucius memasuki perpustakaan, di dalamnya suasana tenang dan berdebu terasa menyelimutinya. Rak-rak buku yang tinggi dan lampu redup menciptakan suasana yang hampir magis.Di belakang meja kayu besar di tengah ruangan, seorang pria tua dengan rambut abu-abu pendek dan kacamata bundar sedang membaca sebuah buku tebal. Lucius mendekatinya dengan hati-hati. "Victor?" tanya Lucius dengan suara rendah agar tidak mengganggu keheningan perpustakaan. Pria tua itu mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis. "Ya, saya Victor. Ada yang bisa saya bantu?" Lucius

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 122-SAKSI MATA KEDUA

    Setelah mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu, Lucius bergerak dengan tujuan yang lebih jelas. Dia memindai kerumunan di bar sekali lagi, mencoba menemukan wanita bernama Alicia. Ia memutuskan untuk bertanya pada bartender, yang mungkin lebih mengenal para pelanggan tetap di sana.Lucius mendekati bar dan memanggil perhatian bartender, seorang pria dengan kumis tebal dan tatapan tajam. "Permisi, apakah Anda tahu di mana aku bisa menemukan seorang wanita bernama Alicia? Aku diberitahu bahwa dia sering berada di sini." Bartender itu menatap Lucius sejenak sebelum menjawab, "Alicia, ya? Dia ada di sini tadi. Sepertinya dia sedang duduk di pojok sana, di dekat jendela." Lucius mengikuti arah pandangan bartender dan melihat seorang wanita muda dengan rambut hitam panjang dan mata tajam yang duduk sendirian. Dia sedang menatap keluar jendela, tampaknya tenggelam dalam pikirannya sendiri.Dengan langkah mantap, Lucius mendekati meja Alicia dan memberanikan diri untuk berbicara.

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 121-KABAR PENYELIDIKAN LUCIUS

    Lucius menatap layar ponselnya sejenak setelah mengirim pesan balasan kepada Alena. Keheningan jalanan malam yang terhampar di sekitar Knockturn Alley menambah suasana misterius di sekitarnya. Cahaya lampu jalan yang redup menyala samar-samar di antara bangunan-bangunan kuno yang menjulang tinggi, memberi sentuhan dramatis pada suasana malam itu.Ia menarik napas dalam-dalam saat melangkah keluar dari gedung penyelidikan. Udara dingin malam London menusuk tulang, membuatnya lebih berhati-hati saat berjalan di sepanjang trotoar yang gelap. Langkahnya mantap meskipun hatinya dipenuhi dengan rasa was-was dan antisipasi akan apa yang akan dihadapinya dalam perjalanan ini.Dengan kunci mobilnya yang digenggam erat, Lucius melangkah menuju kendaraannya. Cahaya lampu mobil menyinari jalanan yang sepi saat ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Sejenak, ia duduk di dalam mobilnya, membiarkan dirinya meresapi ketenangan sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah memastikan bahw

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 120-OBROLAN PAGI ITU

    [Marcus:]"Hai Lucius, ada waktu untuk ngobrol sebentar?"[Lucius:]"Halo Marcus, tentu. Ada apa?"[Marcus:]"Aku turut berduka cita atas kematian atasan kita,Tuan Grissham Bell. Bisa ketemu sebentar di tempat biasa?"[Lucius:]"Bisa. Ada masalah apa?"[Marcus:]"Aku ingin mendiskusikan proyek baru. Ada beberapa hal yang perlu dipecahkan."[Lucius:]"Baiklah, aku akan ke sana dalam 15 menit."[Marcus:]"Terima kasih, Lucius. Sampai nanti."[Lucius:]"Sampai nanti, Marcus."Lucius kemudian bangkit dari peraduannya lalu pergi membersihkan dirinya. Dia sadar bobot tubuhnya sudah menurun sedikit namun perut abs-nya tetap terbentuk sempurna. Setelah berpakaian rapi, Lucius keluar dari rumahnya dan menuju tempat pertemuan yang biasa mereka gunakan, sebuah kafe kecil di sudut kota yang tenang.[Kafe Kecil di Sudut Kota]Marcus sudah duduk di meja sudut, menatap ke luar jendela dengan secangkir kopi di tangannya. Ketika melihat Lucius masuk, dia melambaikan tangan dan tersenyum tipis."Lucius,

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 119-PELARIAN YANG GAGAL(1/2)

    Bandara Diagon Alley kini dalam kondisi siaga satu. Petugas keamanan dikerahkan ke setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi pelarian. Kabar tentang hilangnya liontin vampir dari museum membuat situasi semakin tegang. Setiap penumpang yang hendak berangkat maupun baru tiba diperiksa dengan ketat, tidak ada yang luput dari pengawasan.Di tengah keramaian yang penuh dengan ketegangan, terdengar bunyi langkah berat dari sepatu-sepatu bot militer yang menggetarkan lantai bandara. Kepolisian Diagon Alley, yang kini menjalankan operasi militer, menyusuri setiap sudut dengan senjata terhunus. Kapten Marcus, pemimpin operasi, memberikan instruksi tegas kepada timnya melalui radio:"Semua unit, pastikan setiap titik keluar dijaga ketat. Tidak ada yang masuk atau keluar tanpa izin saya. Siapkan pemeriksaan intensif di semua pintu gerbang dan terminal."Frank Flanders, yang baru saja mendengar instruksi melalui radio seluler yang diselundupkan, merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia meny

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 118-PELARIAN YANG GAGAL(1/1)

    "Oliver yang malang, mengapa kau tidak memunculkan batang hidungmu di depanku?" dengus pria parlente itu.Frank Flanders duduk sendiri di ruang gelap, merenungi kegagalannya. Walaupun penuh dengan keyakinan awalnya, dia akhirnya tersadar bahwa dia sendirian dalam pencarian Oliver. Dalam kesendirian dan keputusasaan, dia terus mencari dengan tekad yang semakin melemah. Namun, hasilnya tetap nihil. Kegagalan itu menghancurkan semangatnya, meninggalkan dia dalam kesedihan dan penyesalan yang mendalam.Mendengar Oliver Brown tertangkap oleh Kepolisian Diagon Alley, pria gempal itu kemudian bersiap-siap untuk mengambil jalur Britania Raya untuk melarikan diri dari masalah yang diperbuat oleh Oliver Brown. Namun tak disangka, seluruh satuan Kepolisian Diagon Alley telah mencium keberadaannya."CH, sial!" geramnya, menggertakkan giginya dengan frustrasi. Ia tahu bahwa pelarian kali ini akan lebih sulit dari yang pernah dibayangkannya. Dengan setiap langkah yang diambil, bayang-bayang kegelapa

  • MISTERI LIONTIN VAMPIR   BAB 117-PENCARIAN LIONTIN BERBAHAYA

    Lucius melangkah keluar dari kamar tidurnya, meninggalkan kehangatan selimut untuk menghadapi hawa dingin malam. Ia menuju ruang kerjanya yang penuh dengan buku-buku tua dan artefak berdebu, peninggalan dari berbagai penelitian yang pernah ia lakukan. Di sudut ruangan, sebuah sakel rusak yang disebutkan dalam mimpinya tergeletak di atas meja, setengah terkubur di bawah tumpukan dokumen.Dengan hati-hati, Lucius membersihkan permukaan sakel, memperhatikan ukiran-ukiran halus yang menghiasi permukaannya. Ia mencoba mengingat setiap detail dari mimpi tadi, berharap menemukan petunjuk yang bisa membantunya membuka sakel ini dalam dunia nyata.(Tidak mungkin ini hanya kebetulan,) pikirnya. (Mimpi itu pasti ada artinya.)Lucius kemudian mengingatkan dirinya pada satu nama: Profesor Aldric, seorang ahli sejarah yang pernah ia temui dalam salah satu konferensi. Profesor Aldric dikenal sebagai seorang yang memiliki pengetahuan mendalam tentang artefak kuno. Dengan cepat, Lucius memutuskan untu

DMCA.com Protection Status