"Oh Adikku, Kakak tahu apa yang baru saja kalian lakukan tapi ingat jangan sampai melewati batas ya," ujar Leo kemudian pergi meninggalkan Mira yang masih bingung mencerna ucapannya.
Adelio masuk ke dalam lift dan pergi untuk menjemput Cila, Mira kembali tenggelam dalam pekerjaannya tidak terasa sudah jam setengah lima sore, Mira mulai membersihkan meja kerjanya dan masuk ke ruangan Leo untuk mematikan lampu.
Mira memastikan meja Leo sudah rapi, seperti semula dan berjalan ke arah pintu kemudian mematikan lampu.
Mira masuk ke dalam lift dan menekan tombol satu, saat sampai dibawah mobil Adelio sudah terparkir di depan, Adelio berdiri disamping mobilnya melihat pujaan hatinya keluar Adelio langsung tersenyum.
Mira juga terseyum melihat Adelio, tidak seperti tadi siang kali ini Mira masuk ke dalam mobil sendiri.
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?" tanya Adelio tangannya memasangkan sabuk pengaman Mira.
Mira me
'Apa Adelio yang membawaku kesini, sekarang Adelio dimana?' tanya Mira ke diri sendiri.Mira melihat jam di dinding sudah menunjukkan jam tujuh malam, Mira turun dari ranjang berjalan ke kamar mandi, selesai urusan mandi Mira keluar dari kamarnya dan melihat dua lelaki tengah bercanda di ruang makan. Mira menghela nafas kemudian melangkahkan kakinya menuju meja makan."Selamat malam semuanya," sapa Mira kepada Leo dan Adelio yang sedang makan malam.Leo dan Adelio langsung mengalihkan pandangannya ke arah Mira "Duduklah," perintah Leo.Mira duduk disamping Leo dan berhadapan dengan Adelio, sudah banyak makanan yang tersaji perut Mira sudah terasa lapar."Nyenyak ya tidurnya sampai susah dibangunkan," celetuk Adelio dan melihat ke arah Mira.Mira hanya tersenyum memamerkan gigi putihnya "Kalian sudah makan?" tanya Mira."Belum." jawab Adelio dan Leo bersamaan.Kemudian mereka makan dengan diam
Mira mengambil foto Azmar yang ada dimeja samping ranjang dan memeluknya dengan erat. Pagi ini Mira menggunakan kemeja polos panjang warna putih dipadukan dengan rok ketak selutut, rambutnya dibiarkan tergerai. Sudah jam setengah tujuh Mira turun untuk sarapan, pagi ini Mira akan menjemput Azmar ke rumah sakit. Tepat jam tujuh suara mobil memasuki pekarangan rumah Tuan Abian, Mira berlari ke luar dan mendapati mobil Adelio sudah terparkir disana. Adelio turun dari mobil hari ini Adelio menggunakan baju kaos warna putih dan jeans hitam panjang, tetap tampan pikir Mira. "Apa Kita akan berangkat sekarang?" tanya Adelio yang sudah berdiri di depan Mira. "Apa kamu sudah sarapan?" Mira malah balik bertanya kepada Adelio. Adelio menggelengkan kepalanya, tadi memang dirinya belum sempat sarapan saat terbangun sudah jam setengah tujuh pagi, Adelio langsung bersiap-siap menjemput Mira. "Ayo kit
Mata Mira melotot dan melihat ke arah Adelio, apa dia sudah gila mengapa menanyakan hal ini kepada anak kecil pikir Mira."Kenapa kamu menanyakan hal ini kepada anak kecil?" tanya Miea dengan suara tertekan."Azmar mau banget Papa, yeay akhirnya Azmar punya Papa dan juga Mama, kaya di Dio teman Azmar" teriak Azmar dari belakang.Mira melihat betapa bahagianya reaksi Azmar menbuat Mira jadi ikut tersenyum, jadi selama ini Azmar juga menginginkan keluarga yang lengkap seperti teman-temannya."Jadi Azmar mau?" tanya Adelio sekali lagi."Mau banget Papa." jawab Azmar antusias."Kalo Azmar mau bantu Papa bujuk Mama ya agar mau ikut tinggal bertiga di rumah Papa nanti," ujar Adelio kepada Azmar.Azmar dibelakang mengetuk-ngetuk kepalanya seperti sedang memikirkan sesuatu kemudian berkata "Oke Papa, Azmar akan bantu." jawabnya dengan riang.Mira yang mendengar percakapan antara anak dan Papanya itu langsu
Mira mengangkat kedua bahunya tanda dia tidak tahu, tiba-tiba hatinya juga senang dengan kedatangan Adelio disampingnya,Mira memalingkan wajahnya dan melihat ke arah Adelio.'Mengapa kamu bisa setampan," ini batin Mira tangannya sedikit terangkat ingin memegang pipi Adelio tapi Mira urungkan, matanya masih terpaku menatap Adelio.Adelio mengambil tangan Mira dan membawanya ke pipinya kemudian berkata "Setelah acara Kak Leo selesai, keluargaku akan datang ke rumah," ujar Adelio kemudian mencium tangan Mira.Mira memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan pipinya yang memerah, bibir Mira terangkat dirinya bahagia mendengar perkataan Adelio."Aku akan mengantarkanmu pulang," ujar Adelio matanya menatap bunga yang cantik didepannya."Iya," jawab Mira singkat."Ayo kita ke dalam," ajak Adelio kemudian membawa Mira ke dalam pelukannya dan masuk kembali ke ruangan dimana keluarga besar sedang berkumpul."Kali
"Nanti malam Mama mengundangmu dan juga Azmar untuk makan malam di rumah," ujar Adelio, Mira langsung melihat ke arah Adelio.Adelio mengambil jus miliknya dan menyeruputnya kemudian berkata "Tenang saja, Mama sudah tahu semuanya dan aku pastikan mama tidak akan melakukan yang tidak-tidak kepada cucu dan...." Adelio tidak melanjutkan ucapannya membuat Mira penasaran."Dan apa?" tanya Mira dengan menautkan kedua alisnya."Dan calon istriku," ujar Adelio membuat pipi Mira memerah.Mira melihat jam dipergelangan tangannya, sudah menunjukkan jam satu kurang sepuluh menit."Apa Kamu tidak bekerja?" tanya Mira lagi.Adelio melihat jam dipergelangan tangannya, kemudian melihat ke arah Mira dan berkata "Aku akan kembali bekerja, setelah memastikan kamu kembali ke ruanganmu." jawab Adelio kemudian meninggalkan lima lembar uang merah dimeja dan membawa Mira masuk ke dalam kantor.Setelah mengantarkan Mira keruangan
"Mama, kenapa Mama tidak nikah saja sama Papa biar kita bisa sama-sama terus," ucap Azmar, Mira yang mendengar itu hanya bisa terdiam tanpa bisa menjawabnya."Mengapa Azmar bertanya seperti itu?" tanya Mira dengan nada lembut."Mama, Azmar mau kita hidup bertiga di rumah tidak berpisah seperti ini," ujar Azmar, bertepatan dengan selesak Azmar berkata sebuah mobil sport memasuki pekarangan rumah.Melihat siapa yang turun dari mobil Azmar langsung berlari dari samping Mira menuju ke luar rumah dan menghambur kepelukan Adelio."Papa, kenapa Papa baru datang sekarang?" tanya Azmar dengan suara cerianya."Maaf ya Papa lagi sibuk, jadi ngga bisa bermain dengan Azmar," jawab Adelio dan membawa Azmar dalam gendongannya masuk ke dalam rumah."Selamat sore," sapa Adelio kepada Mira."Ini masih jam setengah enam dan kamu sudah datang," ujar Mira dengan melihat ke arah Adelio."Memangnya tidak bole
Seperti biasa hari ini Mira juga sibuk dengan pekerjaannya, saat sedang sibuk seorang meletakkan amplop coklat cukup tebal di meja Mira, Mira mengngankat kepalanya melihat ke orang yang berdiri di depannya."Apa ini Kak?" tanya Mira dengan terbengong melihat isi amplop itu."Ini kan sudah satu bulan kamu bekerja, jadi itu gaju pertamamu." jawab Leo.Mira melihat ke arah kalender benar ini sudah satu bulan dirinya bekerja, kemudian Mira melihat ke arah Leo dan berkata "Terimakasih Kak," ucap Mira kemudian menyimpan amplop berisi uang itu ke dalam tasnya.Dengan uang ini Mira bisa mengajak Azmar untuk liburan, besok adalah hari minggu, Mira kembali menyibukkan dirinya sampai jam lima sore.Hari ini Mira pulang bersama Leo, jam enam sore Mira sudah sampai rumah seperti biasa Azmar selalu memeluknya dan mengatakan apa saja yang dilakukan hari ini dengan Omanya."Mama besok kan libur, Azmar mau ke taman ya," ucap Azmar ket
Mata Mira melotot, dirinya merasa tidak yakin dengan pria yang ada dihadapannya sekarang."Ma.. Mas Ridho," ucap Mira dengan nada bergetar dirinya sangat terkejut bisa bertemu kembali dengan Ridho.Ya Pria tadi adalah Ridho mantan suami Mira yang pertama, dirinya merasa sangat beruntung bisa dipertemukan dengan Mira saat ini, setidaknya dirinya bisa meminta maaf sebelum ajalnya menghampiri."Jadi benar kamu, Mira," ucap Ridho dengan nada yang juga tidak yakin.Kemudian kepala Ridho menunduk tidak berani menatap ke arah Mira, wanita baik yang dulu Ia sia-siakan sekarang berdiri di depannya, Ridho tidak bisa berkata-kata sekarang hanya ada penyesalan yang selalu menghantui jiwanya, kejadian saat dirinya menyakiti Mira kembali berputar."Bolehkah Aku meminta waktumu sebentar saja?" tanya Ridho kepada Mira.Mira menghela nafas kemudian berkata "Tentu saja, duduklah," perintah Mira, dirinya bergeser agar Ridho bisa duduk disampi
"Ngga Mas, biar Azmar di antar Pak Agu saja ya," pinta Mira, Adelio tidak bisa menolak kemauan istrinya jadi dirinya hanya bisa mengangguk dan naik kembali ke atas ranjang.Setelah itu Adelio menelepon sekolah Azmar, agar menyiapkan makan siang untuk Azmar setelah itu Adelio keluar kamar untuk memberitahukan kepada Azmar kalau Mamanya lagi sakit, dan Papanya tidak bisa mengantarnya ke sekolah, untungnya Azmar sudah bisa mengerti dan sudah mandiri.Adelio kembali ke kamar dengan membawa satu mangkok berisi bubur ayam, Adelio mengambil satu sendok dan menyuapi Mira.Baru suapan yang ke dua perut Mira seperti menolak bubur itu, Mira langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua yang ada diperutnya sampai tidak tersisa.Adelio langsung berlari ke kamar mandi dan membantu Mira, Mira kembali ke ranjang dengan berpegangan tangan Adelio."Dek kamu mau periksa ke dokter, kayanya sakitmu parah dan tidak seperti biasanya," sara
Bibir Mira tersenyum, dirinya sangat mengharapkan allah memberika zuriat padanya, tangan Mira mengusap perutnya kemudian meletakkan kembali sepatu bayi itu pada tempatnya, dan kembali keliling menemani Azmar bermain.Dua jam mereka keliling mal dan kaki sudah mulai terasa lelah apalagi Cila yang sedang hamil muda, mereka langsung berbelanja yang mereka butuhkan, setelah itu mereka pulang.Tut... Tut... Tut...Mira menelepon Adelio setelah mereka sudah sampai di rumah Mamanya, panggilan kedua baru diangkat oleh Adelio."Halo... Ada apa Dek?" tanya Adelio yang masih duduk diruang kerjanya."Mas nanti pulangnya ke rumah Mama ya, aku lagi main ke rumah Mama," perintah Mira."Iya oke sayang, mulai besok kamu jangan jemput Azmar lagi ya, tadi kata Mbak Tika kamu yang jemput Azmar, benar?" tanya Adelio dengan nada lembut."Iya Mas, kan kemarin aku sudah janji sama Mama setelah jemput Azmar aku mau main," jelas Mir
"Ngga apa-apa Kok Pah, kan Azmar sudah besar," jawab Azmar kemudian mereka makan malam dengan diam.Selesai makan malam Mira dan Adelio langsung masuk ke dalam kamar, saat pintu baru saja terkunci Adelio langsung menggendong tubuh Mira."Ya ampun sayang," ucap Mira dengan kaget karena tidak siap dengan apa yang dilakukan Adelio."Kenapa?" tanya Mira ketika Adelio sudah membaringkannya diranjang, tangan Mira mengusap-usap pelan kepala Adelio."Ngga apa-apa sayang, pengin dimanja aja sama kamu," jawab Adelio dengan menenggelamkan wajahnya ke dada Mira."Sayang Aku pengin punya dede kata Kak Cila, Ali juga mau punya adik lagi, tadi wa ke aku," bisik Mira ditelinga Adelio."Kalau begitu ayo kita buat," ucap Adelio.Tanpa menunggu jawaban Mira, Adelio sudah membungkam mulut Mira dengan mulutnya, dan mulai menciumi setiap inci tubuh Mira.Adelio selalu dibuat kagum dengan keindahan tubuh Mira membuat dirinya tidak p
Nyonya Giani melihat tingkah anaknya dengan wajah bingung, jadi dirinya ikut berjalan dibelakang Mira dan langsung menepuk kepalanya melihat tingkah anaknya yang pelupa ini."Kamu ada saja masa lagi makan sampai lupa," ujar Nyonya Giani dengan duduk di kursi yang berada di depan Mira."Iya Ma, saking senengnya kedatangan Mama sampai lupa kalau lagi makan," ucap Mira dengan nada malu."Oh iya Mir besok main ya ke rumah Mama, biar Mama ngga sendirian di rumah," perintah Nyonya Giani."Iya Ma, besok setelah menjemput Azmar, Mira main ke rumah Mama, sudah lama juga ngga main," jawab Mira.Selesai makan Mira berjalan ke arah dapur dan membuatkan kopi kesukaan Mamanya, setelah itu mereka mengobrol sampai jam setengah dua karena Mira harus menjemput Azmar.Nyonya Giani yang tidak mau sendiri ikut menjemput Azmar begitu juga dengan Ali, lima belas menit kemudian mobil yang dikendarai Mira sudah sampai disekolah Azmar.&n
"Ya allah Nak kenapa kamu melakukan itu semua," gumam Mamanya Mila tetapi Mira dapat mendengarnya dengan jelas.Mira mendekat ke arah Mamanya Mila dan memeluknya, Mira Membawa tubuh renta itu ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggungnya dengan pelan."Kalau begitu kami pamit terbih dahulu," pamit dokter itu, setelah kepergian dokter kami semua masuk ke dalam ruangan Mila.Tubuh kaku Mila sudah tertutup dengan kain putih tipis, Mama Mila melepaskan dirinya dari Mira dan berlari menuju brangkar dan menangis disana.Jam satu lebih Adik dan Kakak dari Mamanya Mila mulai berdatangan, karena merasa sudah tidak dibutuhkan kembali Mira dan Adelio pamit.Saat kaki ingin melangkah keluar dsri rumah sakit, suara Nyonya Kim menghentikan langkah Mira, Nyonya Kim berlari ke arah Mira."Mira tunggu," ucap Nyonya Kim kemudian memeluk tubuh Mira."Maafkan Mami sayang, seharusnya Mami tidak melakukan ini s
Kemudian Adelio mengajak Mira untuk duduk dikursi tunggu, meninggalkan Nyonya Kim yang terdiam mematung.Nyonya Kim merasa kalah berdebad dengan anaknya, apa benar yang dikatakan anaknya bahwa dirinyalah yang ikut adil dalam kecelakaan Mila kali ini, tapi sifatnya yang tidak mau kalah lebih besar jadi Nyonya Kim ini semua terjadi karena menantunya.Semua yang ada disana hanya diam menunggu dokter keluar dari ruangan IGD, Adelio melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam sebelas malam, Adelio pamit untuk menelepon rumah takut Azmar terbangun."Halo Mbak, Azmar tidak menanyakan kami kan?" tanya Adelio saat teleponnya sudah tersambung."Tidak Pak, malah belum bangun si dede Azmar," jawab Mbak Tika diseberang sana.Setelah mengentahui semua baik-baik saja Adelio mematikan sambungan teleponnya, dan kembali ke depan ruangan IGDJam setengah dua belas terdengar derap langkah yang menunu ke depan ruangan, saat Mira melihat ke ar
Mira tidak dapat mendengar suara Maminya tapi satu hal yang membuat dirinya terkejut saat Adelio berkata dengan nada keras, kecelakaan."Kamu darimana saja Adelio, kenapa kamu baru angkat telepon Mami, cepat datang ke jalan Y, Si Mila kecelakaan dia menabrak pembatas jalan," ucap Mami diseberang sana."Hah kecelakaan, ya sudah nanti Adelio akan datang kesana," jawab Adelio kemudian mematikan sambungan teleponnya."Kenapa bisa kecelakaan," gumam Adelio."Siapa Mas yang kecelakaan?" tanya Mira dengan nada panik."Si Mila gadis yang kemarin dikenalkan ke Mas, dan Mami menyuruh Mas untuk datang ke tkp," ujar Adelio."Nanti aku akan mengantar kalian ke rumah terlebih dahulu, setelah itu Mas akan pergi kesana," lanjut Adelio."Tidak aku juga akan ikut kesana," ucap Mira, dirinya merasa tidak rela suaminya pergi menemui seorang yang pernah dikenalkan untuk menjadi istri kedua."Kamu capet Dek, lebih baik kamu d
Melihat Mira sudah tertawa membuat hati Adelio merasa lega, berarti Mira sudah tidak sedih lagi dengan kejadian semalam, Adelio ikut tertawa dan memeluk tubuh Azmar.Saat mereka berpelukan aroma masakan gosong masuk ke indera penciuman, Mira langsung melepaskan pelukannya dan melihat ke arah kuali yang berisi telor yang sudah berwarna hitam."Ya ampun ini siapa yang masak?" tanya Mira dengan mematikan kompor dan meletakkan kuali panas itu diwetafel."Maaf Dek, Mas ngga lupa hehe," jawab Adelio dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Lebih baik kalian pergi ke meja makan saja, biar Mama yang buat sarapannya," perintah Mira.Setelah itu Mira membereskan kekacauan yang dibuat oleh Adelio, tidak membutuhkan waktu lama nasi goreng spedial dengan telor dadar di atasnya sudah jadi, Mira membawa tiga piring dan mulai mengambilkan nasi goreng untuk Adelio dan Azmar.Mereka sarapan dengan diam hanya ada suara deting
kemudian Adelio berbalik menghadap ke Mira dan melihat istrinya sedang mengusap air matanya, Adelio berlari dan langsung memeluk tubuh Mira, Nyonya Kim terlihat emosi begitu juga dengan Mila yang wajahnya memerah karena marah.Mila merasa sangat sakit dirinya dibilang murahan oleh pria yang dirinya cintai, dan dia bicara di depan istrinya dan juga Mamanya.Mila tanpa pamit langsung berlari keluar dari rumah Tuan Kim dan mengeluarkan kunci mobil dari dalam tas, dan membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.Sedangkan Adelio setelag merasa Mira mulai tenang langsung mengajaknya keluar dari rumah Maminya, begitu juga dengan Azmar, mereka sampai di rumah jam setengah sebelas malam."Mbak tolong tidurkan Azmar di kamarnya ya," perintah Adelio karena sejak tadi Mira hanya terdiam dan masuk ke dalam kamarnya.Sebelum dikunci Adelio masuk ke dalam kamar dan memeluk kembali tubuh Mira, Mira tidak menolak karena ini yang dirinya inginkan saat ini.