Share

TEASING II

Author: DRoss
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Bantu aku dan Kak Loui. Ibu meminta kita membuatkan cream soup untuknya." ucap Luca pada Leona.

Leona merotasikan bola matanya dengan kesal seraya merapikan bajunya yang sedikit berantakan, lalu bangkit dari tempat duduknya. "Baiklah. Aku akan membantu kalian." jawab Leona pasrah.

Kedatangan Luca di perpustakaan membawa sedikit angin segar untuk Malia. Malia merasa begitu lapar dan mulai jenuh. Tapi karena sudah berjanji untuk menemani dan membantu Leona mengontrol segala macam emosinya, Malia tak bisa meninggalkannya sendirian begitu saja.

Namun, saat Leona hendak menyusul Luca yang telah lebih dulu meninggalkan ruangan, Malia tiba-tiba saja menahan pergerakan Leona. "Biar aku saja. Sepertinya ada seseorang yang datang dan ingin menemuimu." Dengan sigap Malia berlari keluar menyusul Luca.

     Ketika Malia

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MEZZALUNA [Indonesia]   NOSEBLEED

    Pagi itu, kediaman Keluarga Argent terlihat lebih sepi daei biasanya. Hampir semua penghuninya pergi berburu ke hutan, kecuali Luca dan Malia. Mereka masih asyik bergumul dengan selimut tebal di kamar masing-masing."Eungh!" Malia menggeliatkan tubuhnya ke sisi kiri, lalu berguling ke sisi kanan seraya mengulurkan tangan kanannya ke side table, meraba-raba seluruh permukaan atasnya, mencari benda pipih kesayangannya yang entah sejak kapan menelungkup di atas karpet bulu disamping ranjang.Gadis itu kembali menggeliat sembari menurunkan kedua kaki mungilnya dari tempat tidur. Ia kembali mengerang saat kaki kanannya tanpa sengaja menginjak benda yang ia cari sejak tadi. "Aduh!" pekiknya kesal.Malia segera mengangkat kakinya, lalu membungkuk dan mengangkat ponselnya dari atas karpet. Ia mengecek beberapa pesan yang masuk ke ponselnya, namun tiba-tiba cairan kemerahan menyelinap keluar dari salah satu lubang hidungnya.Segera ia menundukkan kepalanya dan mencari

  • MEZZALUNA [Indonesia]   CHIT CHAT

    BUKH!Malia terpental. Jatuh terduduk saat tubuh mungilnya berhasil menabrak seseorang yang juga tengah berlari dari arah lain. Gadis itu memekik sembari mengusap-usap bokongnya saat berhasil bangkit dan kembali berdiri tegak."Kenapa berlari, huh?" tanya Leona. Ia keheranan saat menangkap gelagat aneh yang ditunjukan Malia padanya.Tidak biasanya gadis itu bertingkah mencurigakan seperti itu. Pasti ada sesuatu. Pikir Leona.Malia menaikan pandangannya. Menatap seseorang yang tengah berdiri tegak dengan tubuh menjulang di hadapannya. Ia tertawa kecil saat Leona melipat kedua tangannya dan menatapnya penuh tanya."Butuh teman bicara, 'kan?" tanya Leona.Malia mengangguk ragu. Ia segera membawa tungkainya mengikuti Leona yang telah berjalan lebih dulu menuju kamarnya.Kedua gadis itu duduk berdampingan di tepian ranjang. Lalu secara serempak keduanya merebahkan tubuh masing-masing dan menatap kosong langit-langit kamar yang nampak begit

  • MEZZALUNA [Indonesia]   SIBLING THINGS - I

    Luca dimasukan ke dalam ruangan khusus. Ia menunduk lesu saat mengingat kembali kebodohan yang sebelumnya ia lakukan pada Malia.Jika keluarganya telat datang dan bertindak, mungkin Malia sudah terbunuh. Ia bersyukur atas hal itu, dan di saat bersamaan ia merasa malu karena masih belum mampu mengendalikan dirinya dengan baik. Seperti kedua kakaknya, juga ibunya, Rosalie.Satu persatu anggota Keluarga Argent meninggalkan ruang isolasi. Masing-masing dari mereka menutup ketiga lapis pintu yang menjadi pengaman ruangan itu. Namun tak lama seseorang kembali datang dan membuka satu persatu pintu tersebut. Menutupnya kembali dan berdiri tegak di hadapan Luca sambil melipat kedua tangannya."Ikut aku!" tegas Leona. "Aku tidak pernah setuju setiap kali kau minta untuk di kurung seperti ini." lanjutnya. "Kau harus berlatih, Luca!"Luca mendongak, menatap sang kakak yang nampak begitu menjulang di hadapannya. Leona terlihat lebih serius dari biasanya. Gadis itu men

  • MEZZALUNA [Indonesia]   SIBLING THINGS - II

    "Mau kuhajar atau bicara, hm?" ancam Leona sembari mencengkram salah satu bahu Luca. Leona melemparkan tatapan nyalangnya pada Luca, membuat sang adik bergidik ngeri saat beradu tatap dengannya. Segala kelembutan yang Leona tunjukan beberapa waktu lalu lenyap bersama dengan iris matanya yang berubah warna. Berevolusi. Tahap pertama iris mata Leona mulai menguning dengan tone yang lebih terang. Di tahap selanjutnya tampak terlihat seperti langit senja, jingga dengan sedikit tone kemerahan di sisi luarnya. Lalu warna merah yang menghiasi sisi luar itu menjalar, mengubah keseluruhan warna pada iris mata Leona. Merah semerah bulan darah saat mencapai puncaknya. Pada dasarnya semua vampire memiliki warna iris yang sama. Merah ketika tengah berada dalam jiwa mereka yang sesungguhnya. Dalam keadaan terancam, atau saat hampir-akan-dan sedang marah. Iris mereka berwarna merah. Namun hanya para purebloods yang memiliki iris merah menyala. Seperti Leona, ayahnya

  • MEZZALUNA [Indonesia]   RUN FOR LEONA - I

    "Truth or dare!" Seru Archie sembari mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.Ash, Gabe dan Lyla terperanjat kaget saat rungu mereka mendengar seruan Archie yang terdengar seperti sebuah ajakan perang.Bagaimana tidak? Saat itu mereka berempat tengah berkutat dengan setumpuk buku dan alat tulis masing-masing. Mereka sedang berada di tengah-tengah kegiatan belajar kelompok.Semua orang benar-benar fokus pada pekerjaannya masing-masing, dan Archie menjadi satu-satunya orang yang mulai terlihat bosan dengan keheningan yang mereka ciptakan sejak empat puluh lima menit yang lalu. Archie sudah berusaha keras menahan kantuk dan rasa bosannya. Tapi, sepertinya usahanya telah kalah dengan rahangnya yang berusaha keras mengajaknya untuk mengeluarkan sebuah uapan keras."Hoaaammmz!"Archie menguap sembari merentangkan kedua tangannya. Dan tanpa sengaja memukul kepala Ash dan Lyla yang saat

  • MEZZALUNA [Indonesia]   RUN FOR LEONA - II

    Setelah memarkir motornya di tempat tersembunyi, tak jauh dari pintu masuk menuju hutan, Ash berlari dengan tergesa –melesat menuju rute yang biasa ia dan Leona lalui menuju kabin. Tempat mereka menghabiskan waktu bersama.Sesuai dugaan. Leona berada di depan kabin, duduk di tempat biasa. Anak tangga kedua selalu menjadi tempat favorit Leona. Kedua lengannya sengaja ia sandarkan sedikit pada anak tangga nomor empat, anak tangga paling atas yang menyatu dengan lantai depan kabin.Gadis itu mengubah posisi duduknya saat menyadari keberadaan Ash di sana. Kedua alisnya terangkat naik, membuat pangkalnya nampak hampir menyatu. Bingung.Sepertinya Leona tak menghubungi bahkan tak memberi tahu siapa pun bahwa ia akan datang ke kabin untuk menyendiri seperti sekarang ini. Bisa-bisanya Ash datang padanya dengan wajah sedikit di tekuk, seperti sedang mencemaskan sesuatu."Are you alright?" tanya As

  • MEZZALUNA [Indonesia]   A NIGHT WITH ASH - I

    "Apa kau tertarik untuk mendengar ceritanya, Ash?" tanya Leona dengan penekanan di tiga kata pertama. "I do." sahut Ash yakin. Leona menyempatkan diri menoleh, menatap ke dalam mata Ash, mencari kesungguhan dari kalimat yang diucapkannya tadi. "Bukankah perempuan selalu membutuhkan lelaki yang mau mendengar semua ceritanya?" tak ada keraguan sedikit pun dari pertanyaan Ash. Seolah kalimat itu cukup sering ia katakan, bahkan sepertinya ia tahu betul bagaimana caranya untuk membuat para gadis percaya dengan ucapannya. Termasuk Leona. Ia memberikan anggukan kecil sebagai jawaban. "Kalau begitu kita kesa–" "Melesat tidak termasuk kedalam hitungan jalan-jalan, Leona." potong Ash sembari merangkul pinggang Leona saat Leona hendak melesat. Gadis itu mendesah pasrah saat Ash berusaha menghentikannya. Lima detik setelahnya ia menurunkan pandangannya, memandangi tangan Ash yang masih melingkari pinggangnya dengan sorot tajamnya. Sorot it

  • MEZZALUNA [Indonesia]   A NIGHT WITH ASH - II

    "I-I.. Itu.. Di luar kuasaku." Leona terbata.Gadis itu memejamkan matanya selama beberapa saat, mencoba mengingat kembali beberapa moment yang pernah ia lewati bersama Damien. Leona menggeleng cepat sembari membuka katup matanya dalam sekali sentakan saat beberapa kejadian buruk terlintas begitu ia memikirkan semuanya. "Sudahlah. Itu adalah kesalahan terbesarku." lirih Leona. "Kau menyukainya?" "Siapa?" "Damien." "Itu adalah kesalahan terbesarku, Ash!" pekik Leona kesal. Hening. Baik Ash atau Leona, keduanya bungkam setelah pekikan tadi. Mereka hanya saling menatap dengan bola mata sedikit bergetar. "Jika terpaksa melakukannya sekali lagi. Apa kau akan kembali menyukainya?" lagi-lagi Ash tak bisa merahasiakan rasa penasarannya. Leona mengendikkan bahunya seiring dengan desahan pasrah yang lagi-lagi ia munculkan tanpa sengaja. Sungguh, gadis itu terlihat lelah terus menerus membahas masalah ini. Masal

Latest chapter

  • MEZZALUNA [Indonesia]   EPILOGUE

    Sejak kejadian hari itu Lyla tak pernah muncul di manapun, bahkan nomer ponselnya tak aktif. Bahkan bibi, paman, juga kakak sepupunya tak pernah tahu Lyla pergi ke mana. Yang mereka tahu, malam itu Lyla hanya berpamitan untuk pergi menemui seseorang dengan berbekal long coath ungu kesayangannya.Tiga bulan lamanya, seluruh anggota kepolisian dikerahkan untuk mencari Lyla. Namun seharipun, segala usaha yang mereka lakukan tak membuahkan hasil. Nihil.Dan pada akhirnya, seluruh anggota Keluarga Justice menyerah untuk mencari Lyla. Namun mereka tetap memasang iklan berbayar yang ditayangkan di seluruh stasiun Televisi Nasional dan Swasta tentang hilangnya salah satu anggota keluarga mereka.Di sisi lain, Archie yang masih belum bisa mengurangi rasa sukanya pada Malia memilih untuk mengencani gadis manapun. Hingga hari ini, identitas baru Archie sebagai seorang Hybrid masih dirahasiakan —tidak diungkapkan secara terang-terangan. Hanya saja, ketika ada yang bertanya, ia akan men

  • MEZZALUNA [Indonesia]   DEAD END

    Ash memberikan seluruh atensinya pada Rosalie, mengunci tatapannya pada wanita berpakaian serba merah di hadapannya. Ia tahu, meski Rosalie tampak pasrah, sebagai seorang ibu, Rosalie ingin mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya untuk menemukan di mana jasad putri kesayangannya berada.Saat itu juga, setelah masing-masing memberi anggukkan sepakat, mereka berpencar menyusuri hutan pada garis lurus —sejajar demi memudahkan titik temu saat mereka menemukan apa yang mereka cari. *** Di Kastil Skarsgard Gabe bersama dua kawanannya tampak khawatir menyaksikan sebagian gedung kokoh itu ambruk sebagian. Tidak seperti yang dikatakan Loui sebelumnya. Alih-alih dilalap si jago merah, bangunan klasik itu justru luruh sebagian.Sang Beta mengelilingi setiap sudut bangunan kastil, mencari jalan masuk aman sekedar untuk memberikan pertolongan pada si sulung Argent yang masih berada di dalam sana.Saat ia hendak membawa keempat tungkainya memasuki salah

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALREADY GONE

    Rosalie hanya mengangguk ketika mendengar segala macam informasi yang disampaikan pria bertubuh tinggi besar di hadapannya.Ia mengabarkan tentang perkelahian yang terjadi antara Ash, Damien dan Leona. Dan sang gadis menjadi satu-satunya korban dalam kejadian tersebut.Sementara Stefan juga Charles hanya bisa menghela napas, Malia menjadi satu-satunya yang meneteskan air mata, serta Luca tampak begitu marah ketika mendengar seluruh rentetan kejadiannya."Bagaimana dengan Loui?" tanya Malia pada pria besar di hadapan mereka.Sang gadis tampak begitu mengkhawatirkan keadaan si Sulung Argent yang kini telah menjadi bagian dari Keluarga Skarsgard."Apakah Loui baik-baik saja di sana?" tanya Malia lagi.Pria itu bungkam, tak bisa memberikan jawaban pasti pada gadis bertubuh mungil di hadapannya, sebab ia belum sempat memasuki Kastil Skarsgard ketika tiba di depan perbatasan.Di sepersekian detik berikutnya ia mengendikkan bahunya, lantas memberikan sebu

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALMOST DONE - II

    Dengan tenang Loui melepas cengkraman Irina dalam satu kali sentakan, lantas menarik selembar penutup besi di sisi tungku —menutup lubang tersebut dengan segera.Dalam sekejap lubang besar itu tertutup sempurna. Loui hanya bisa mendengar teriakan Irina setelah tungku perapian itu berhasil disumpal lembaran besi tebal."Maaf, Irina. Ini bukanlah hari kematianku." monolog Loui sebelum akhirnya ia beranjak menuruni tangga dan mencari sisa penghuni kastil tersebut. Lucien, dan Victoria tentunya.***Hutan yang sebelumnya dijadikan tempat bertarung oleh Ash dan Damien kembali hening seperti sebelum tersentuh oleh keduanya. Hanya terdengar suara kicauan burung hantu ketika malam bertugas menggantikan segala kicauan riang yang hanya muncul ketika langit terang.Sepasang kaki memasuki hutan, sesekali menghentikan langkahnya sembari memperhatikan sekitar —memindai setiap sudut yang ada.Sang pemilik tungkai kembali bergerak menuju sat

  • MEZZALUNA [Indonesia]   ALMOST DONE - I

    CRASH!Damien memisahkan kepala sang gadis dari tubuhnya dalam satu tarikan kuat. Di saat yang sama Ash berbalik. Tubuhnya mematung melihat sebelah tangan Damien memegangi kepala sang gadis yang telah terpisah dari tubuhnya."Take this!" Damien melemparkan kepala sang gadis pada Ash yang tengah mematung di sebrang sana. "Have fun with her!"Damien tertawa. Suara husky-nya menguar, memenuhi segala keheningan dan kegelapan yang mulai menyelimuti hutan.Ia masih enggan meninggalkan tempat tersebut —ingin melihat reaksi seperti apa yang akan ditunjukkan sang Alpha ketika melihat gadisnya sudah tak bernyawa karena ulahnya.Ash spontan menangkap apa yang dilemparkan Damien ke hadapannya. Dipeluknya, lantas dipandanginya wajah sang gadis yang terlihat jauh lebih pucat. Diusapnya kelopak mata sang gadis yang semula tertutup.Beberapa detik setelah Ash membawa tungkainya ke tempat di mana tubuh sang gadis tumbang. Dengan tangannya yang gemetar, san

  • MEZZALUNA [Indonesia]   VERSUS

    "Pulanglah. Aku tahu apa yang harus kuperbuat."Suara baritone itu terdengar tegas dan dalam. Lain dari biasanya. Tidak seperti Ash yang dikenalnya. Bahkan sorot tajamnya tampak lain. Gelap. Seperti yang ditunjukkan Damien ketika menyaksikan segala keintiman yang mereka tunjukkan di hadapannya.Tanpa mengatakan apapun kedua pemuda itu bergeser dan berbondong-bondong menuju hutan pinus di belakang perbukitan.Leona mengejar, namun dengan sigap —tanpa mempertimbangkan segala macam resikonya Damien mengibakan sebelah tangannya pada gadis yang tengah berusaha membututinya dan Sang Alpha.Sang gadis terlempar jauh —berguling dari puncak bukit. Di sepersekian detik berikutnya Damien kembali mengibaskan tangannya, lantas membuat sebuah gerakan seperti tengah mengikat sesuatu dari kejauhan. Di saat yang sama Leona mengerang ketika tubuhnya terasa seperti diikat.Ash berbalik, melompat ke udara dengan sebagian tubuhnya yang mulai ditumbuhi bulu abu-abu, l

  • MEZZALUNA [Indonesia]   GO HOME, LEONA.

    "I said, can't you stop talking?"Untuk kesekian kali Leona kembali mengulangi ucapannya. Ia menginginkan hal lain daripada mengobrol dengan pemuda yang tengah berada dalam rengkuhannya."Will do. But, can you promise me something?"Sorot mata Ash tampak begitu serius. Lain dari yang ia tunjukkan sebelumnya. Ia tengah bersungguh-sungguh dengan ucapannya, menginginkan sang gadis untuk menjanjikannya sesuatu.Leona menarik napas panjang sebelum kembali bersuara dan menjawab permintaan sang Alpha. "Go on. Say it." tantangnya."Let me set you free. Will you?" balas sang Alpha dengan segala kesungguhan yang dituangkannya melalui tatapan.Leona mengernyit bingung. Kedua pangkal alisnya hampir menyatu —bertemu di titik yang sama. Ia tergugu-gugu. Bukan enggan menjawab, hanya saja, ia tahu maksud sesungguhnya dari ucapan sang Alpha.Leona sadar bahwa Ash tahu apa yang tengah di hadapinya saat ini. Melalui sorot tajamnya, ia memberikan sebuah tanda ya

  • MEZZALUNA [Indonesia]   WILL YOU

    Hening. Gadis di hadapannya itu tak memberikan jawaban apapun. Bahkan tatapannya tampak kosong tanpa ekspresi apapun. Terlihat dingin dan menyeramkan dalam satu waktu.Sadar dengan atmosfir tersebut, Ash memilih memakaikan sebuah helm ke atas kepala Leona dengan sangat hati-hati hingga terpasang dengan benar —melindungi salah satu bagian berharga di tubuh sang gadis.Setelah berhasil memakai pelindung kepala, Ash naik ke atas motornya —menyalakan mesin, lantas mengulurkan tangan kanannya ke hadapan sang gadis dengan maksud memberi bantuan untuk menaiki kuda besinya yang berperawakan tinggi besar, agak sulit untuk dinaiki para gadis.Ash menancap gas setelah Leona duduk dengan aman di balik punggungnya sembari memeluknya dari belakang. Gadis itu bungkam, tak mengatakan apapun, bahkan wajahnya tak hidup seperti sebelumnya. Meski tak merasa melakukan sesuatu hal yang menyinggung bahkan menyakiti hati Leona, Ash memilih menepi di bahu jalan dan mengajaknya ber

  • MEZZALUNA [Indonesia]   YOU LOOK GREAT

    Ash terus menerus mengulas senyum —memandangi pantulan dirinya di cermin, sudah 15 menit lamanya ia melakukan hal tersebut. Ia terus memandangi seluruh aspek yang ada pada dirinya, dari ujung kepala hingga ujung kaki —termasuk pakaian yang melekat di tubuhnya saat itu.Jika bergeser sedikit ke belakang, persis di balik punggungnya Ash menyembunyikan setumpuk pakaian yang telah dicobanya sejak 30 menit yang lalu.Ia benar-benar sibuk memilah pakaian dan tampilan apa yang cocok ia gunakan untuk menemui Leona, melakukan segala macam hal dengan sang gadis selama satu hari penuh, seperti yang ia janjikan padanya beberapa hari lalu.***"Bisakah kita piknik ke perbukitan —tempat favorit kedua orang tuamu, Leona?"Sepasang mata bulat Leona memicing, mencurigai sesuatu. "Apa kau sedang berusaha mengajakku berkencan?" selidik Leona percaya diri.Tanpa ragu Ash mengangguk, lalu memberi respon, "Jika ya, apa kau akan menolak?"Alis

DMCA.com Protection Status