"Biar aku dan Luca yang menyusul Leona." sergah Loui saat Rosalie hendak beranjak, meninggalkan Malia yang sedang berusaha meraih cangkir tehnya.
Tanpa menunggu konfirmasi dari Rosalie, Loui melesat menyusul Luca yang telah jauh di depan sana. Loui tahu, Rosalie akan mempercayakan semua padanya juga Luca.
Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menemui Leona. Gadis itu tengah duduk bersandar pada sebuah pohon besar sembari memeluk lututnya.
"Pulanglah."
Perintah singkat Loui berhasil mengaburkan lamunan Leona. Gadis itu menoleh lalu menatap kedua laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya secara bergantian. Raut wajah Loui nampak segar seperti biasanya, berbeda dengan Luca yang terlihat terlalu pucat; tidak seperti biasanya.
"Ayo, kita pulang!" ajak Leona pada keduanya.
Terdengar sedikit getaran pada kalimat ajakan tersebut. Bagaimana tidak, Leona nampak khawatir saat melihat wajah Luca yang terlihat begitu pucat. Terlalu pucat. Leona meng
"Kau bilang kita ini berbeda." sahut Ash"Maksudmu?" balas Loui bingung."Kau vampire dan aku serigala" jawab Ash polos. "Berbeda, bukan?"Loui mendesah pasrah sembari mengusap wajahnya. "Kau ini polos atau bagaimana?" keluhnya.Ash mengernyit bingung. Ia memiringkan kepalanya ke sisi kanan, menatap Loui yang mulai terlihat kesal di sebrang sana. "Aku hanya berbicara apa adanya. Kenapa kau kelihatannya kesal?" Ash masih terlihat bingung dengan ucapan dan ekspresi Loui yang nampak bertolak belakang."Sudahlah. Lupakan semua yang kukatakan tadi." anjur Loui pasrah.Meski masih tidak paham dengan situasi sebenarnya, Ash hanya bisa memberi anggukkan dan menuruti perintah Loui. "Hhmmm. Baiklah." jawabnya sepakat.Loui menggeleng, benar-benar tak paham dengan sikap yang ditunjukkan sang Alpha. "Apa kau belum pernah berkencan sampai seumur 18 tahun ini?" se
Leona segera menepis lengan Ash kasar seraya memalingkan wajahnya yang tampak bersemu. "Diam kau! Jangan bersikap manis padaku."Ash mengeleng pelan. "Aku hanya bersikap baik. Bukan bersikap manis seperti anggapanmu." jawabnya.Leona menangkup kedua pipinya sembari menurunkan pandangannya. Malu sekali sudah salah paham seperti ini.Di detik berikutnya Leona memutar tubuhnya –hendak melesat. Namun dengan sigap Ash menahannya karena tempat tersebut cukup ramai pengunjung."Tunggu aku." pintanya seraya merangkul pinggang Leona —membawa Leona menuju bangunan restaurant.Ingin menolak, namun sudah terlanjur malu. Akhirnya ia membiarkan lengan Ash melingkar sempurna di pinggangnya.Hangat. Lengan besar Ash terasa begitu hangat. Sepersekian detik berikutnya Leona menangkap tangan besar Ash, memegangnya erat. Lalu menoleh dan menatapnya lamat-lamat.Ash menghentikan langkahnya lalu menoleh. "Ada apa?" tembak Ash. "Aku hanya berusa
Sepasang mata mengintai segala pergerakan Malia dan Loui. Pria bersurai hitam ikal itu berada di ruangan yang sama dengan mereka –memperhatikan segala macam hal yang keduanya lakukan.Ia menarik napas panjang setiap kali penciumannya merasakan harumnya darah Malia, aroma yang menyeruak dari balik tubuh gadis yang tak berbalut busana di dalam bilik ruang ganti.TOK... TAK... TOK... TAKSuara ketukan sepatu hak terdengar semakin mendekat. Ia menyembulkan kepalanya dari salah satu deretan pakaian –memperhatikan kemesraan yang ditunjukannya dua sejoli itu.Ia dapat mendengar jelas semua kalimat yang diucapkan Loui dan Malia meski jarak terpaut jauh. Ia terkekeh saat mendengar kalimat yang tengah Loui bisikan pada Malia."Aroma tubuhmu akan memancing mereka mendekat." bisik Loui pada Malia.Sekali lagi, pria bersurai ikal itu terkekeh pelan, namun tatapannya menajam saat tanpa sengaja netra legamnya bertemu dengan milik pria yang ia a
"Haish! Merepotkan sekali!" gerutu Leona.Ia melambatkan langkahnya, berjalan penuh kehati-hatian saat kedua tangannya ia gunakan untuk membawa semangkuk besar air hangat yang ia ambil dari termos yang ada di dapur."Ke mana perginya Bibi Erin dan Gabe?" gumam Leona penasaran.Ia menyapu pandangannya pada deretan foto yang terpajang di sisi kanan dan kiri lorong menuju kamar Ash.Deretan foto keluarga yang terlihat begitu manis dan harmonis tersaji dengan indahnya. Setiap moment yang ada dalam deretan foto tersebut terputar dengan sendirinya dalam sudut pandang Leona.Menyenangkan. Batinnya.Tanpa sadar ia mengulas senyumnya saat dirinya melihat foto Ash kecil yang tengah tersenyum, menampilkan dereta
Gadis bertubuh sintal dan berkulit pucat itu tengah bersedekap sembari memandangi pintu rumah Keluarga Cooper, –menunggu kemunculan seseorang yang ditunggunya sejak satu jam lalu."Holly Molly! Akhirnya kau mau menemuiku." sambut sang gadis setelah mendapati sosok Leona yang muncul dari balik pintu putih yang dipandanginya sejak satu jam lalu."Bukankah kita sudah sepakat untuk tak melacak keberadaan kami?" sergah Leona. "Berani sekali kau mendatangiku ke sini."Irina terkekeh pelan lalu menjawab, "Sepertinya kau lupa seperti apa aku."Giliran Leona yang menertawakan ucapan Irina. Tawanya terdengar sarkas dan provokatif, membuat rahang lawan bicaranya tampak mengeras di ujung sana."Apa kita pernah akrab sebelumnya, hm?" selidik Leona. "Jangankan untuk mengingat seperti apa tingkahmu, mengetahui keberadaanmu di muka bumi ini saja aku tak tahu." sarkas Leona.Irina memejamkan matanya sesaat, sembari menurunkan tensi emosinya yang mulai
"Lepaskan aku, Irina!" pekik Damien.Irina buru-buru melepaskan genggamannya dari Damien setelah dirinya berhasil membawa Damien menjauh dari kediaman Keluarga Cooper, senyum asimetris menghiasi wajah keduanya saat saling berhadapan."Jangan ikut campur terhadap urusanku, Irina!" gerutu Damien.Irina terkekeh pelan sembari memberi anggukkan pelan. Benar-benar sudah menduga dengan apa yang akan Damien katakan padanya.Ia maju beberapa langkah, menghapus jarak antara dirinya dan Damien. Ditatapnya Damien lamat-lamat dengan kepala sedikit mendongak. Sesaat, yang Irina lakukan hanya menatap dan memindai semua aspek yang pada Damien, termasuk isi kepala juga hatinya."Tidakkah kau bertingkah seperti orang dungu, Damien?" celetuk Irina terus terang."Kau sudah ditolak mentah-mentah oleh si Gadis Cooper, tapi masih berani menatapnya bahkan melihat apa yang tengah ia lakukan bersama bocah serigala itu." Irina memberi gelengan dan decakan di akhir kalimatn
Irina berhasil membawa Malia ke tengah hutan, salah satu hutan liar di pinggiran Kota Moonwood. Hutan yang berbatasan dengan Northernwood dan Eastwood, tempat yang menjadi tempat kesialan Archie, sahabat Ash yang berhasil diubah menjadi hybrid oleh Damien.Gelap. Tak ada penerangan yang masuk sedikit pun. Bahkan, cahaya sabit tak mampu menyelinap masuk barang setitik pun.Tubuh mungil Malia bergetar hebat. Ia bergidik ngeri saat mendengar bunyi jilatan di sisi kirinya. Kala itu, Irina tengah menjilati sisa darah Malia yang mengotori kuku panjangnya."Sial! Darahmu ternyata seenak ini." gumam Irina.Malia hampir memekik –menangis ketakutan. Segera ia membungkam mulutnya dengan kedua tangan, berusaha menekan segala macam keinginan untuk menangis bahkan berteriak.Berhenti! Berhenti mengatakan tentang darahku. Tolong. Seseorang... Tolong aku. Batin Malia.Irina terkekeh. Ia bisa mendengar jelas suara hati Malia meski gadis itu tak mengatakannya secar
"Haish! Pasti ada sesuatu!" gumam Leona kesal.Ia berjalan –menghentakkan kedua kakinya setiap kali merasa kesal saat ingat kejadian beberapa menit lalu, saat Malia terang-terangan mengusir dirinya –memintanya untuk ditinggalkan seorang diri di sana."Loui! Kita perlu bicara!" ucap Malia dan Luca bersamaan.Keduanya menoleh, tanpa disadari mereka berdiri sejajar dan entah sejak kapan tiba di depan pintu kamar Loui sembari meneriakkan nama sang kakak."Hey, Luca! Kau tidak tahu kejadiannya?" cecar Leona."Aku bahkan belum menyanyai siapapun, Leona." jawab Luca seadanya."Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis kecil itu, Luca?" Leona memiringkan sedikit kepalanya saat netranya bertemu sejajar dengan milik Luca.Luca menggeleng dan menjawab, "Jawabannya ada pada Loui."Keduanya lalu mengangguk bersamaan. Beberapa detik berikutnya pintu kamar Loui terbuka, ia meminta kedua saudaranya untuk masuk dan berbicara di dalam sana."Jadi, ada apa sebenarnya? Malia s