Share

Bab 4: PENGHIANAT

Penulis: Arshi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di sebuah pulau kecil yang sangat indah, pasangan yang sedang berbahagia itu tengah menikmati makan malam dengan sangat romantis.

Bernard akhirnya memutuskan untuk melamar kekasihnya yang bernama Kristin setelah perjalanan cinta yang berliku selama dua tahun.

"Sayang, selama pacaran aku selalu menjaga dirimu dengan baik, dan tak pernah melakukan hubungan terlarang, meski aku sangat ingin, dan tergoda saat melihat pakaian seksi yang kamu kenakan, tapi aku ingin menikmati malam pertama kita dengan baik dan sah di mata hukum negara dan agama."

"Apakah selama ini kamu setia dan menjaga diri? Karena aku ingin, melakukan malam pertama itu dengan penuh makna, kita sama-sama melakukannya untuk pertama kali."

"I--iya, aku selalu setia dan tidak pernah berhubungan dengan pria mana pun, kecuali dengan kamu, sayang."

"Terima kasih."

"Apakah kamu bersedia menikah denganku, dan siap menjadi nyonya Bernard?"

"Dengan senang hati aku bersedia, sayang."

Tak berapa lama, pria itu merogoh sesuatu dari dalam kemejanya, setelah itu membuka kotak kecil yang berlapis kain lembut berwarna ungu, yang didalamnya ada sebuah cincin yang sangat indah.

Pria itu memasangkan cincin bertakhta kan berlian yang sangat indah, setelah itu, lalu keduanya berpelukan dengan erat.

Menikmati malam indah nan syahdu seiring alunan musik dari gesekan biola mengalun sangat merdu dan romantis.

Di mata Bernard, Kristin adalah gadis lembut dan baik, juga selalu perhatian, tapi semua itu hannyalah topeng dan palsu.

Pada kenyataannya, gadis itu sangat liar dengan gaya hidup ya yang bebas.

"Aaarrgghhh! sial! Kalian semua penipu!" teriak Bernard saat melihat Bella sudah memakai kemeja miliknya.

Tampak indah tapi semua itu racun baginya.

"Tuan, Anda, kenapa?" tanya Bella, merasa heran dan juga sekaligus bingung atas sikap Bernard, padanya.

"Pakai kembali pakaian dalam kamu! aku tidak mau melihatnya!"

Sangat tampak jelas terlihat dari luar, dua gunung yang besar dan menonjol, juga padang rumput yang sangat rimbun.

Sehingga jiwa kelaikannya sangat meronta.

Pria itu berkata sangat ketus, lalu segera berbalik badan meninggalkan Bella begitu saja dengan wajah bingungnya.

"Lalu aku harus bagaimana?"

Gadis itu bertanya dalam hati, dan segera memunguti benda- benda berharganya, lalu segera memakainya kembali dengan cepat.

Gadis itu bersyukur malam ini dia aman dan pria itu pergi dari kamar.

Bella kembali duduk di sofa panjang mini malis, mata yang sudah sangat berat tak bisa diajak kompromi untuk menunggu si tuan rumah, sementara dirinya juga tak berani tidur di ranjang empuk yang menggoda itu.

Tak terasa waktu semakin larut, dan Bella terlelap dengan mimpi indahnya.

Bernard dengan tergesa masuk ke kamarnya, untuk segera merebahkan tubuh yang sudah sangat lelah, dan akan sedikit mengerjai gadis yang sudah dia beli sebesar dua ratus juta.

Gadis yang belum dia tahu namanya, tapi tampak polos, bahkan kepolosannya mengalahkan Kristin yang dia kenal sangat baik. Namun, penghianat.

"Enak sekali dia, tidur dengan sangat pulas, tidak tahu tempat, bahkan tidak menunggu tuan rumah!" gerutu Bernard dengan tangan di pinggang, saat melihat Bella mengorok.

"Awas saja, aku akan buat perhitungan dengan kamu, gadis tanpa nama," ujarnya pelan.

Perlahan pria itu mengangkat tubuh Bella dengan sangat hati-hati, lalu menaruhnya di atas ranjang.

"Manis, tapi sayang kamu wanita nakal!"

Menatap tubuh Bella dengan lekat, dan ia tahu pakaian dalam gadisnya sudah terpasang kembali.

Perlahan Bernard membuka kancing kemeja yang melekat di tubuh Bella, dan membiarkan terbuka begitu saja.

"DASAR KEBO! tidurnya pulas sekali, ga takut dia bersama pria tak dikenal."

Sungguh ini pertama kalinya dia tidur satu ranjang dengan wanita, bahkan dengan Kristin ia tak pernah melakukan itu, meski kekasihnya sering menggoda dan berbuat nakal.

Tak lebih, hanya sekedar berci*man saja, meski Kristin sering marah dan meminta lebih, tapi dirinya tidak mau melakukan hal yang merusak kekasihnya itu.

Perlahan, dengan perasaan yang berdebar, pria itu merebahkan tubuhnya dekat Bella, lalu memeluknya dan menutup tubuh keduanya dengan selimut tebal.

Bernard melakukan itu karena merasa sakit hati atas pengkhianatan Kristin, dan esok pagi sebuah kemenangan akan ia genggam dengan seutuhnya.

"Hitam, selamat malam, selamat tidur," bisik Bernard di telinga Bella.

Hentakan sepatu sangat kentara suaranya di lantai dua belas apartemen milik Bernard. Gadis itu dengan leluasa masuk dengan akses kode yang ia ketahui.

"Sayang!"

Panggil Kristin sesaat ia sudah berada di dalam ruang tamu.

Sepi, dan tak nampak keberadaan kekasihnya, yang biasa ia temukan di dapur sedang menyiapkan menu sarapan pagi untuknya.

"Ben, sayang!" Panggil gadis itu, berjalan menuju balkon dan pria itu tak ia temukan juga.

"Apa mungkin masih tidur, bukannya hari ini ada rapat di kantor," gadis itu bergumam penuh keheranan.

Dia tahu semua jadwal kekasihnya itu, dan selalu memberitahukan jika tugas ke luar kota bahkan ke luar negeri.

Hanya kamar utama yang belum ia periksa, dan dengan perlahan kakinya melangkah ke arah pintu kamar yang letaknya berada di depan ruang tamu.

Perlahan tangan gadis itu membuka pintu dan betapa terkejutnya ia, karena matanya dengan jelas melihat kekasihnya sedang berada satu selimut dengan wanita lain di atas tempat tidur.

"Beeen! pekik gadis itu seraya menarik selimut yang menutupi tubuh keduanya.

"Apa-apa an ini, ha! bangun!" Teriak Kristin, seraya berusaha memisahkan pasangan yang sedang berpelukan itu, tepatnya Bernard lah yang memeluk Bella dengan segala ancaman sehingga gadis itu diam dan pasrah saja.

"Ben! bangun! aku tidak terima atas perlakuan kamu ini!"

Kristin berteriak-teriak seraya menarik tangan kekasihnya, tepatnya calon suami, karena dua bulan yang lalu, dia dan Bernard telah resmi bertunangan.

"Berisik ini masih pagi, lagi pula siapa sih yang main masuk saja ke rumah orang tanpa permisi!" ujar pria itu, meski begitu matanya tetap terpejam dan memeluk tubuh Bella dengan erat.

"Penghianat kamu. Ben!"

"Dan kamu wanita ja*ang, ngapain kamu menggoda calon suami orang, dasar wanita gatal, mau saja ditiduri!"

Kristin menghardik Bella, dan berusaha menarik tangan atau kaki gadis yang berada dalam perlindungan Bernard--tunangannya.

"Jangan menyentuh kekasihku! dan siapa yang jadi penghianat sebenarnya, aku atau kamu?"

Bernard bertanya kepada kekasihnya, dan segera meraih remote TV, lalu segera menyalakan rekaman itu dengan segera.

"Kamu adalah penghianat sebenarnya, Kristin!" ujar pria itu dengan bibir bergetar menahan marah.

Mabuk semalam masih bisa ia atasi dengan segera meminum ramuan penawar, karena tidak mau melakukan hal terlarang dengan gadis manis yang masih polos itu.

"Sini duduk, sayang, kita akan menonton adegan dewasa yang sangat hot," ajak Bernard kepada kekasihnya yang sebentar lagi akan ia jadikan mantan.

Tangan pria itu menepuk kasur di sebelah kanannya yang kosong.

Sementara Bella, baru sadar dan paham atas apa yang menimpa pria itu, kasus pengkhianatan.

Dia merasakan sakit, dan tanpa sadar meraba da-da-nya, karena apa yang menimpa Bernard mungkin sama kisahnya dengan dirinya, walau beda kasus dan kasta.

"Itu semua tidak benar! dan itu hanya rekayasa saja!" teriak gadis itu seraya menjauh.

"Di ranjang ini, aku membuat pengumuman, kita putus, aku tidak sudi menikahi wanita jahanam, licik dan culas seperti kamu!"

Setelah adegan panas dalam rekaman itu telah usai, pria itu langsung memutuskan ikatan cintanya dengan Kristin.

"Sampai kapan pun, aku tidak mau putus, bahkan pernikahan kita tinggal beberapa hari lagi, apa kita tidak malu?" tantang gadis itu dengan penuh emosi.

"Aku tetap menikah, tapi dengan gadis lain," balas Bernard dengan lantang.

"Pergilah, sebelum pihak keamanan, akan menyeret kamu keluar!"

"Aku akan balas kalian berdua!" dan pernikahan itu akan tetap berlangsung!"

Setelah memberikan ancaman kepada kedua manusia yang masih polos itu, Kristin segera pergi dari apartemen kekasihnya.

"Tuan, aku mau ke kamar mandi, sandiwara kita telah usai untuk membalas perbuatan kekasih, Tuan."

"Siapa bilang usai! Kini giliran kita mempraktikkan adegan panas tadi, ingat bahkan kita masih dalam satu selimut, mau gimana pun, aku laki-laki dan kamu perempuan, pastinya, dan mari kita lanjutkan adegan yang belum kita perankan," ajak pria itu seraya memainkan alisnya dengan genit.

"hah!" tubuh Bella perlahan bergeser menjauh, berat dan takut jika pria itu menikmati tubuhnya.

Meski perjanjian awal, tapi dia tak mau, jika melakukan hal itu tanpa ikatan pernikahan.

"Apakah harus sekarang kita melakukannya, Tuan?"

Bab terkait

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 5: Virgin

    "Kamu tidak bisa lari dari apa pun, karena aku sudah membayar mahal tubuh ini," ucap Bernard seraya menunjuk bagian dada Bella dengan tatapan mata yang sangat tajam. Seketika gadis itu beringsut sedikit menjauh, jujur saja dia sangat takut, dan rasanya tidak ikhlas melakukan hubungan terlarang meski pria itu sudah membayarnya. "Apakah aku bisa kabur dari pria ini, atau mampu memperpanjang waktu?" batin Bella, berisik. Dalam diam dan dengan tangan yang sangat kokoh, Bernard memeluk gadisnya dengan erat, tangan kanannya meremas pundak Bella dengan kencang. Bayangan wajah Kristin yang kembali hadir dan atas pergulatan hebat yang panas di ranjang dengan sahabatnya, membuat amarah pria itu kembali memuncak. Gadis cantik dan polos ternyata seorang penghianat, Kristin membodohi dirinya, sehingga membuat hatinya hancur. Bernard meremas pundak Bella sangat kuat, sehingga gadis itu meringis kesakitan. "Arrgh, Tuan, sakit," keluh Bella dan berharap pria yang telah membelinya itu sadar dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 6: Dunia Baru

    Pertempuran yang sangat panas, pada akhirnya menyisakan lelah, lalu keduanya pun tertidur kembali dengan lelap sampai sore hari.Dengkuran yang terdengar sangat keras dan mengganggu, membuat gadis berkulit kuning langsat, cantik, dan seksi itu mendongakkan kepala, mencoba membuka kelopak mata yang masih terasa sangat lengket.Bella hanya bisa diam, karena pria itu memeluknya dengan sangat erat. Meski dalam keadaan tertidur pulas.Meski begitu, gadis itu berusaha membebaskan diri dari dekapan sang pria, perlahan ia membuka selimut yang menyelimuti tubuh polos miliknya.Singa buas itu kini sedang tertidur pulas, dan itu Bella manfaatkan untuk pergi dari apartemen milik tuannya.Pria berwajah tampan, gagah dan tinggi, juga bermata elang itu bak bayi yang baru lahir, polos tanpa sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya."Ah, tidur pulas saja, senjatanya masih tegak berdiri, bak tugu Monas," decak Bella, seraya menutup kembali tubuh Bernard dengan selimut yang ia kenakan sebelumnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 7: Aku tidak mau hamil

    "Apa? Pengaman?"Seketika Bella menutup mulutnya, karena dia lupa, akan benda keramat itu. Apa yang harus ia lakukan jika hamil nanti?Bela lalu menggeleng pelan seraya menunduk pasrah."Baiklah, kita tunda dulu bahas pengaman, saya sudah sangat lapar, ayo kita ke bawah membeli makanan," ajak Bernard pada Bella yang masih diam terpaku.Pria itu menarik tangan Bella dengan paksa, karena rasa lapar dan cacing dalam perutnya sudah tak bisa diajak kompromi.Di gerai makanan Bella hanya diam dan duduk di bangku pengunjung, menunggu Bernard memilih menu.Dalam benaknya tak pernah sama sekali untuk menginjakkan kaki ke restoran mahal, dan semua makanan yang di banderol dengan harga fantastis, satu makanan saja, itu sama dengan biaya hidupnya satu bulan."Beginilah kaum atas, sekali makan habis jutaan," gadis itu bergumam sembari menggelengkan kepalanya perlahan."Yakin ga mau milih makanan?" tanya Bernard, seraya menghampiri Bella, yang hanya duduk manis dan tak mau menyebutkan nama makana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 8: Aku Rindu

    "Kenapa, Anda merasa aneh melihat anak itu?" Tiba-tiba saja Rini berkata pelan pada Bernard. Karena pria itu terlihat aneh saat melihat Adella."Bisa tidak kalau bicara itu dari depan, jangan dari belakang, mirip hantu dan bikin kaget orang saja!" gerutu Bernard saat menoleh ke belakang melihat wanita seksi yang sedang tersenyum menggoda.Pria itu jengah melihat kelakuan Rini dan ingin menertawakan gadis itu dengan pakaian super mininya."Maaf, hehehe," balas Rini seraya terkekeh, karena melihat wajah lucu sang pria, yang sangat menggemaskan.Jika bukan teman sahabatnya, sudah dia goda dan rayu, karena tahu pria itu banyak uang."Ada apa Rin?" tanya Bella, seraya menatap Rini heran. "Bukannya tadi mau makan malam?" tanya Bella lagi."Aku hanya mau ambil dompet yang ketinggalan, tuh di atas nakas," balas Rini, seraya berjalan menuju ke arah Bella."Bell, sekalian aku juga pamit, malam ini mau istirahat, nanti besok pagi ke sini lagi, bawa sarapan," ucap Rini, lalu mengusap pucuk kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 9: Gagal Menikah

    Harusnya hari minggu adalah momen yang sangat membahagiakan untuk Bernard, karena dirinya akan menikah dengan Kristin. Itu semuanya tinggal kenangan dan rencana indah itu tak akan pernah terjadi.Cinta yang dulu ia puja kini berubah jadi rasa benci pada gadis itu.Semuanya gagal dan hancur setelah gadis itu ketahuan berkhianat dengan sahabat Bernard sendiri.Semua rencana telah ia batalkan dengan denda yang tak sedikit. Akan tetapi bagi pria itu lebih baik merugi dari pada menikah dengan wanita culas dan penuh tipu daya.Selama ini dia sangat percaya pada Kristin, apa pun itu, tapi setelah tahu wanita itu berkhianat, cinta itu berubah benci yang sangat dalam bahkan jijik dan tak ingin melihatnya lagi.Dengan langkah goyah, pria itu pulang ke rumah mewah miliknya yang diperuntukkan untuk sang istri tercinta saat mereka telah menikah, tapi itu dulu sebelum tahu wanitanya berkhianat.Dua keluarga telah menunggunya dan ingin tahu kenapa Bernard membatalkan acara pernikahan yang seharusn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 10: Dikira Lesbi

    Semalaman Bella tidak bisa tidur, meski tubuhnya sangat lelah, akibat sehari semalam menemani pria yang telah membayarnya, sekaligus jadi mangsa si tuan tampan, akan tetapi dia ingin menjaga putrinya yang sesekali bangun dan menangis.Gadis itu selalu sigap dalam menjaga putrinya yang malang.Tidak ada dalam kamus hidupnya untuk menjual diri pada pria asing jika bukan karena ingin putrinya sembuh.Takdir tidak selalu indah, tapi Bella berusaha tetap tegar dalam menghadapi kejamnya dunia.Berada di strata ekonomi paling bawah, memang sangat berat baginya, apa lagi selama tinggal dengan kedua orang tuanya seorang Bella adalah gadis yang sangat dimanja, segalanya selalu tersedia.Tiba-tiba saja ponsel jadul nya bergetar dan Bella langsung melihat siapa pengirim pesan itu, dan ternyata si tuan tampan, yang sangat rumit untuk mengucapkan namanya.Pria yang dingin dan jutek, sekaligus tampan. dan membuat Bella tak bisa melupakan sosok pria itu. Kenangan di pagi hari yang panas, dan rasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 11: Balon Rasa Bubble gum

    Setelah tiga hari pasca operasi, Adella akhirnya diperbolehkan pulang, karena kondisi kesehatannya sudah membaik, akan tetapi tiap seminggu sekali harus tetap kontrol ke rumah sakit.Meski sudah dinyatakan sembuh, tetap kondisi gadis kecil itu harus tetap dipantau pihak medis."Bella, sebaiknya setelah Adella berada di kontrakan, harus ada yang jaga, kalau aku bukan tidak mau, tapi tahu sendiri pekerjaanku seperti apa," sahut Rini, setelah mereka berada di ruang tunggu pengambilan obat."Seperti biasa, Bi Titin, yang akan aku percaya untuk jaga Adella, selain sabar dia juga janda yang usianya sudah lumayan."Bella memang sudah meminta Bi Titin untuk membantunya menjaga Adella."Mbak, jangan lupa, nanti Adiknya harus rutin cek up, biar kesehatannya selalu terpantau," ucap Dokter Bima, saat menghampiri Bella yang sedang menggendong putrinya.Pria itu memang sengaja ingin menyapa Bella, dan semakin suka akan sikap dan wajahnya yang teduh.Menurutnya Bella adalah singgel mam yang tangguh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 12: Belum Usai

    "Ah, ganggu saja!" decak Bella seraya melirik ke arah ponselnya yang bergetar di atas meja.Gadis itu kembali bermain dengan balon sutera, tanpa berniat mengangkat panggilan dari telepon selulernya."Bella, hentikan kelakuan kamu, lihat sekeliling, mata mereka melihat ke sini," bisik Rini seraya menangkap bola itu, lalu menaruhnya di atas meja sebelah."Ini unik balonnya, kecil, panjang, dan bening," jawab gadis itu dengan wajah polos tanpa dosa."Angkat itu teleponnya, siapa tahu penting," tunjuk Rini yang merasa terganggu akan getaran dari ponsel sahabatnya, yang sedari tadi terus saja bergetar."Biarkan saja!" Bella masih fokus memainkan balon, sambil sesekali melirik ke arah ponselnya yang masih saja bergetar."Dari siapa sih, Bell?" Jiwa kepo Rini, meronta, karena tak biasanya sahabatnya itu abai dan cuek. Mulut yang penuh dengan makanan gadis itu berusaha mengambil ponsel milik Bella."Stop! ga boleh di angkat, biarkan saja, nanti juga capek sendiri." Bella menahan tangan Ri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 60 Sah

    Semua proses akad nikah berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun sehingga keduanya sangat berbahagia bahkan dua keluarga tanpa bisa menghentikan air mata mereka turut bersuka cita pada akhirnya keduanya bersatu dalam cinta."Anda sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Semoga lekas bahagia sampai akhir hayat," ucap pendeta.Bernard mendekatkan wajahnya dengan menunduk ke arah Bella, semua pasang mata menatap pada kedua pasangan suami istri yang baru saja disahkan itu.Bernard mendaratkan ciuman di bibir manis Bella, wanita itu pun membuka bibirnya dan menerima kecupan dari sang suami sungguh seperti mimpi. Bernard mencium Bella semakin dalam sehingga Ia lupa Jika masih ada orang-orang yang menatapnya."Maaf. Tolong pasangkan cincin ini dari jari Anda tegur pendeta sambil membawa cincin pernikahan kedua mempelai tersebut. Sontak saja Bernard melepas tautan bibir mereka sehingga tamu undangan yang hanya kerabat terdekat itu pun saling tertawa melihat tingkah Bernard yang

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 59: Berdamai dengan keadaan

    "Benar, ini adalah Adela gadis kecil yang Papa tolak keberadaannya," jawab sang istri dengan pelan mesti dengan senyum tapi suara itu sangat jelas di telinga ayahnya Bella."Tetap saja jika melihat anak kecil itu, aku sangat sakit hati saat Bella ditinggalkan begitu saja oleh suaminya dan dengan teganya menaruh bayi yang tidak berdosa, bahkan tanpa malu mereka pergi meninggalkan bayi itu yang ternyata tidak bisa melihat.""Belajar ikhlas, karena Putri kita sudah bahagia bersama pria yang tepat, dia suami yang baik bahkan saat kondisi Adella kritis Tuan Bernard lah yang menolongnya."Mereka terus berjalan saling berjejer menuju halaman yang luasnya mirip seperti lapangan bola, sangat jauh dengan rumah yang berada di Cianjur meski mereka terbilang orang kaya tetap saja di mata menantunya mereka adalah orang yang tidak mampu.Berjalan perlahan Setapak demi Setapak melangkah meski ragu tetap saja keluarga Bella me mantapkan diri untuk masuk ke rumah calon menantu mereka."Selamat d

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab: 58.. Pertemuan

    Satu bulan sudah Sherin menyiapkan pernikahan Bella dan Ben, dan semuanya sudah sembilan puluh sembilan persen selesai.Ya, sebelum dia pulang ke negara Paman Sam, dia harus memastikan jika putra sulungnya sudah menikah dengan gadis yang dicintainya.Sehingga Ia bisa pulang dengan tenang dan kali ini hidupnya menjadi lebih ringan juga sangat bahagia karena sebentar lagi dia akan menjadi nenek juga putranya akan menjadi ayah yang baik buat anak kembarnya nanti."Nanti malam Ayah dan keluargamu yang dari Cianjur akan datang, bersikap baiklah karena itu orang tua, itu yang utama untuk perjalanan hidup rumah tangga kalian berdua."Baik Ma, Bela akan ingat itu, tapi bagaimana dengan Adella?”"Adella adalah cucu Mama, dia tidak akan ke mana-mana apalagi diungsikan karena hanya ada satu orang yang tidak menyukainya dan itu tidak akan berpengaruh.""Terima kasih Ma. Bella sangat berharap ada keajaiban di sana, ayah saya akan lebih menerima Adella dengan tulus.""Baiklah sebentar lagi Be

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 57: Takdir

    "Mama! kakak sangat mesum, cepat nikahkan mereka!" teriak Rachel sembari berlari menuju kamarnya, sementara Bernard hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya. Meski perempuan itu telah bersuami tetap saja tingkahnya seperti anak remaja yang baru lulus sekolah SMP.Tentu saja Bela malu ia memberanikan diri untuk mencium Bernard ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan dengan langsung."Nanti kalau Rachel bilang ke mama, bagaimana? Sungguh saya tidak mau jika dianggap terlalu agresif, Tuan.""Bella sudah aku peringatkan ke sekian kalinya Jangan panggil aku dengan sebutan "Tuan" sungguh terdengar tidak nyaman sama sekali, aku mohon," kata Bernard dengan suara manjanya."Jika setelah menikah apa kamu juga akan memanggil aku dengan sebutan itu?" tanya Bernard yang berkacak pinggang di depan Bella."Tentu saja," jawab Bela sambil terkekeh geli."Panggil aku dengan sebutan sayang," ucap Bernard.Pria itu berbisik. Suaranya sangat pelan, sepelan mungkin sehingga perlak

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 56: Mimpi kawin

    Noda Hitam bab 56Sepasang kekasih perempuan memakai gaun berwarna putih tulang sedangkan lelaki memakai jas berwarna hitam.Keduanya berdiri di altar dan disaksikan oleh Pendeta dan juga tamu undangan, terlihat semua anak manusia tersebut saling senyum. Mencolek satu sama lain sehingga membuat para tamu undangan terkekeh melihat sepasang kekasih tersebut.Keduanya saling tatap dan pandang satu sama lain Seraya memegang tangan.Terlihat mempelai pria memejamkan mata sambil berkata "Saya mengambil engkau. Bella untuk memiliki dan memelihara mulai hari ini dan seterusnya, pada waktu baik atau buruk, pada waktu susah maupun duka, pada waktu Jaya maupun miskin, pada waktu sehat ataupun sakit, untuk mengasihi engkau dan menghargai engkau sampai kematian yang memisahkan kita berdua. Ini sumpah dan janji saya sesungguhnya."Setelah berucap setulus hati mempelai pria tersebut membuka matanya kini giliran mempelai perempuan memejamkan mata dan berucap "Saya, Bella mengambil engkau Bernard

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 55: Malu-malu

    Kini Bella dan Bernard sedang menuju ruang makan keduanya ditunggu oleh Sherin untuk makan siang, wanita sepuh itu sangat rindu makanan Indonesia.Wanita paruh baya yang berwajah Bule itu menggandeng Bernard dan Bella menuju ke ruang makan, terlihat makanan ciri khas Indonesia ada nasi dan urap juga ayam bakar tambah sambal terasi dan sayur asam ada juga ikan asin ciri khas lalaban petai yang baunya sangat mengenakan tapi nikmat di lidah."Wow! banyak sekali makanan ini apa Mama yang masak?" tanya Bella."Tentu tidak. Bibi yang masak ini semua."Mereka pun duduk di kursi makan masing-masing. Sherin duduk di kursi ujung sedangkan Rachel duduk di depan Bernard sementara Bella Masih Berdiri, perempuan itu bingung duduk di sebelah mana."Ya ampun duduk, Kak! di sebelah Kak Bernard dan Kenapa juga Kakak enggak segera duduk. Apakah ambeien?" goda Rachel sambil menahan tawa."Duduk sini." Bernard meraih tangan Bella sehingga wanita cantik itu duduk pas di dekatnya."Bella, ayo makan temani

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 54.. Hadiah kejutan

    Noda Hitam Bab 54Hadiah Setelah berada di dalam kamar Bernard, Bela terbelalak, karena di sudut tempat dia biasa duduk termenung terdapat satu tumpuk hadiah Entah dari siapa."Itu hadiah dari mama saat pulang dari luar negeri dan dari Bali memang sengaja untuk kejutan," ungkap Bernard saat melihat Bella kaget dan wajahnya sangat menggemaskan."Sebanyak itu?" tanya Bella, sangat penasaran."Itu hanya separuhnya yang lain ada di dalam kamar tamu. Nanti Mama ke sini sama Rachel untuk menjelaskan Apa saja kegunaan barang itu," terang Bernard.Pria itu memperlakukan Bella semakin manis dan lembut."Tuan, bisakah kau turunkan aku?" Bella meminta untuk diturunkan dari gendongan Bernard, selain ia mual mencium bau tubuh pria itu dia juga takut jatuh."Baiklah," jawab Ben, tanpa penolakan, karena ia tahu calon ibu dari anaknya itu butuh istirahat. Pria itu dengan hati-hati menurunkan Bella di atas tempat tidur menata bantal lalu menyusunnya memastikan calon istrinya itu senyaman mu

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 53: Seperti Siput

    Akhirnya Bernard dan Bella pulang ke rumah mereka, tentunya rumah Bernard yang dulu diperuntukkan untuk Kristin, tentu saja kini untuk Bella calon ibu dari anak-anaknya.Sherin dan Rachel memakai mobil yang lain keduanya mengikuti mobil Bernard yang melaju di depan mereka lebih dulu dengan kecepatan sedang. Tepatnya merayap mirip siput yang sedang balap lari.Senyum wanita yang sudah termakan usia itu selalu mengembang, karena dia bahagia sebentar lagi akan menjadi nenek seutuhnya. Begitu juga dengan Rachel, meski dirinya belum dikarunia anak tapi mendengar dan melihat kakaknya akan menjadi seorang ayah dia sangat senang sekali.Anak kandung atau ponakan ataupun anak angkat baginya itu tidak masalah, begitu pun dengan suaminya yang tidak terlalu menekan dirinya untuk mempunyai anak.James-suaminya sangat baik dan terbuka dalam hal apa pun juga, termasuk memperoleh anak.Karena anak itu karunia dari Tuhan, jadi saat belum diberi, mereka sangat menikmati setiap hari bulan madu."Bern

  • MENJUAL DIRI DEMI ANAK TIRI   Bab 52: Calon Ayah

    "Kenapa harus ke dokter SpOG, Bukankah dokter yang lain juga ada?" tanya Bernard kepada Bima karena mereka khawatir pada kondisi Bella yang terlihat sangat lemah."Nona Bella harus diperiksa di USG dan lain-lain karena memastikan saja untuk kondisi kesehatannya nanti." jawab sang dokter dengan menahan sabar.Ia tahu sepupunya itu sangat ribet, dia menyukai Bella saat gadis itu belum dekat dengan Bernard, sekarang kenyataan pahit itu datang, dia berpikir yang lain, dan hatinya memang sangat sakit. Kala cintanya bertepuk sebelah tangan.Seketika Bernard terdiam hanya menatap Gadis itu yang tergolek lemah di atas ranjang pasien yang sangat sempit dan hanya dihalangi dengan pasien lain sehelai tirai yang berwarna biru.Bernard pun memberikan jalan untuk para perawat membawa Bella menuju ke ruangan dokter SpOG untuk segera diperiksa.Ben, berjalan bersisian dengan para perawat, wajah pria itu semakin menampakkan raut wajah yang dingin dan tegang. Tak berapa lama Sherin dan Rachel

DMCA.com Protection Status