**Bab 039 Naira 3**Ketukan di pintu memecah suasana. Seorang pelayan masuk dan membungkuk hormat. "Dokter Sarah telah tiba."Seorang wanita muda dengan jubah dokter yang bersih melangkah masuk. Meski usianya masih muda, sekitar 25 tahun, wajahnya penuh ketenangan dan profesionalisme. "Duchess, Tuan Muda, Lady Helena," sapanya sambil menatap Naira yang masih terbaring lemah.Atthy segera berdiri, memberikan ruang bagi Dokter Sarah untuk memeriksa Naira. Dengan cekatan, dokter itu menempelkan punggung tangannya di dahi Naira dan mengamati napas serta detak jantungnya. "Demam tinggi, tetapi masih dalam batas yang bisa ditangani. Dia perlu lebih banyak istirahat dan cairan hangat. Saya akan menyiapkan ramuan herbal untuk menurunkan panasnya."Helena memberikan isyarat kepada pelayan untuk menyiapkan yang diperlukan, sementara Atthy tetap berdiri di samping ranjang, memperhatikan dengan saksama.Dokter Sarah menatap Atthy sejenak sebelum berkata, "Duchess, apakah ada gejala lain yang Lady
**Bab 040 Karl dan Nathan**Malam semakin larut, tetapi ruangan tempat Naira beristirahat masih dipenuhi suasana hangat dari percakapan yang mulai mendalam. Karl bersandar di kursinya dengan ekspresi berpikir, sementara Nathan tetap di atas tempat tidur, duduk di samping Naira, tangannya tidak lepas dari genggaman Naira. Atthy duduk dengan postur rileks tetapi penuh kewaspadaan, memperhatikan ekspresi kedua bocah Griffith itu.Karl akhirnya kembali membuka suara. "Duchess, tadi Anda bilang kalau Caihina itu berbeda dari Nauruan. Apa maksudnya?"Atthy tersenyum tipis, seolah sudah mengira pertanyaan itu akan muncul. "Caihina adalah bagian dari Nauruan, tapi kami seperti anak tiri. Sumber daya kami berlimpah, tetapi kami selalu dihambat dalam perdagangan dan diplomasi. Kami harus berdagang di Nauruan, tetapi harga yang kami terima jauh lebih rendah dari yang seharusnya."Karl mengerutkan kening. "Seperti bangsawan rakus yang mencoba mengendalikan pasar?"Atthy mengangguk. "Tepat sekali.
**Bab 041 Karl dan Atthy**Setelah insiden di halaman belakang, Karl dan Nathan akhirnya kembali ke dalam Manor untuk membersihkan diri. Atthy, yang pakaiannya juga kotor akibat menyelamatkan mereka, berjalan bersama Helena menuju kamarnya. Langkah mereka tenang, tetapi suasana di antara keduanya menyimpan ketegangan yang tak terlihat.Helena akhirnya membuka suara, "Anda bergerak begitu cepat tadi, Duchess. Sejujurnya, saya bahkan belum sempat memproses apa yang terjadi sebelum Anda sudah menarik mereka ke tempat aman."Atthy tersenyum tipis, ekspresinya tetap tenang. "Itu hanya refleks. Aku terbiasa memperhatikan keadaan di sekitarku dan bereaksi cepat jika diperlukan. Dalam situasi seperti tadi, terkadang satu detik saja bisa membuat perbedaan besar."Helena menatapnya sekilas, lalu berkata dengan hati-hati, "Bukan hal yang biasa bagi seorang wanita bangsawan memiliki refleks seperti itu. Anda berbeda."Atthy mengangkat bahu, tidak berniat menyangkalnya. "Aku dibesarkan dalam lingk
**Bab 001: Duka**Kamar tidur yang megah itu kini terasa sesak. Di tengah kemewahan, Atthy duduk terpaku di tepi ranjang, matanya masih membesar mencoba mencerna setiap kata yang terlontar dari suaminya. Duke Hugh Griffith, yang seharusnya menjadi pelindung dan pasangan hidupnya, berdiri dengan sikap santai di samping tempat tidur. Sambil merapikan pakaian yang tercecer di lantai, ia mengucapkan kata-kata yang menusuk hati Atthy.“Kau hanya seorang wanita bodoh. Kau terlalu tinggi menilai dirimu sendiri. Bagiku, kau tidak lebih baik dari mereka yang mengemis perhatian pria di jalanan demi sekantung uang,” ujar Hugh dengan suara datar, tanpa ada nada penyesalan.Kata-kata itu seakan menjatuhkan seluruh dunia Atthy. Tubuhnya bergetar, hatinya seolah tersayat oleh pedang tak terlihat. Ia ingin berteriak, menantang, melawan, namun pikirannya berkata untuk tetap tenang. Ini adalah pernikahannya—meskipun hanya di atas kertas. Keluarganya menaruh harapan besar padanya, dan Atthy tahu bahwa ia
**Bab 002: Perpisahan**Helena menatap dengan mata terbuka lebar saat melihat Atthy yang tampaknya begitu tenang meski dalam situasi yang sangat emosional. Tidak ada air mata yang keluar dari matanya, hanya ketenangan yang tampak begitu kontras dengan perasaan gelisah yang menguasai Helena. Tangan Helena masih menahan tangan Atthy yang menggenggam erat dokumen perceraian itu."Duchess..." suara Helena sedikit gemetar, "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Tuan Hugh mengirimkan surat ini?"Atthy menarik napas panjang, matanya kosong sejenak seolah mencerna apa yang harus dikatakan. Wajahnya yang lembut terlihat begitu letih. Bahkan, dengan senyum pahit di bibirnya, Atthy tetap terlihat terjaga dalam keadaan hati yang hancur."Kau bertanya pada orang yang salah, Helena. Bahkan aku sendiri tidak tahu kenapa aku harus menerima semua perlakuan ini!""Karena itu, jangan gegabah!""Aku lelah, Helena... Aku ingin berhenti...""Tapi, Duch...""Helena!" panggil Atthy dengan tatapan tegas menegur
**Bab 003: Konspirasi**Di waktu yang lain, jauh sebelum pernikahan Atthy.---Di dalam kediaman pribadi Ratu Silvia, suasana terasa berat, penuh perhitungan dan intrik yang tidak terucapkan. Ruangan besar yang dipenuhi furnitur kayu tua berwarna gelap ini jarang sekali menyambut pengunjung luar, hanya mereka yang memiliki peran signifikan dalam kerajaan yang diizinkan melangkah ke dalamnya. Hari ini, hanya ada tiga orang yang memenuhi ruangan tersebut. Grand Duke Margrave, Pangeran Davion, dan Ratu Silvia, wanita bangsawan yang memiliki pemikiran tajam dan ambisi yang besar."Skythia telah jatuh," kata Silvia, suaranya dalam dan berat, seolah mengandung beban yang terlalu besar untuk ditanggung sendirian. "Kemenangan Hugh Griffith adalah masalah yang tidak bisa kita abaikan. Kita tahu bahwa ini hanya permulaan. Skythia sudah dikuasainya, dan dia tidak akan berhenti di sana."Pangeran Davion duduk dengan tenang di kursi sebelah kanan kakeknya, memandangi Margrave dengan mata yang tajam
**Bab 004: Mencurigakan*******AWAL CERITA DIMULAI*****Kota Nauruan adalah sebuah kota besar di ujung perbatasan sebelah timur dari wilayah Kerajaan Xipil. Dari pusat Kota Nauruan, beralih ke sebuah wilayah yang masih dalam yurisdiksi Kota Nauruan. Wilayah ini sangat luas, lima belas kali lebih besar dari pusat kotanya sendiri.Caihina adalah sebuah wilayah tandus dan kering yang nyaris tidak tersentuh megahnya pusat Kota Nauruan. Wilayah terpencil ini memiliki belasan desa yang nasibnya kurang lebih sama. Desa-desa kecil yang sangat terisolasi, namun luasnya belasan kali lipat dari pusat kota. Wilayah ini terdiri dari gurun pasir dan sabana yang terlupakan oleh bangsawan yang memimpin kota, yaitu Count Veraga.Angga adalah salah satu desa dari jajaran sembilan desa terluar di wilayah Caihina, Kota Nauruan. Untuk mencapai pusat kota, diperlukan waktu sepuluh hari dengan kereta kuda karena medan yang sulit. Namun, jika berkuda, perjalanan itu dapat ditempuh dalam waktu lima hari. Des
**Bab 005: Utara dan Selatan**Sejak zaman dahulu, sistem hierarki sosial yang kental, baik dalam pemerintahan maupun masyarakat, memperburuk kesulitan rakyat jelata untuk keluar dari belenggu gurun pasir dan sabana yang keras.Awalnya, garam dan kulit hewan adalah komoditas utama yang menopang ekonomi Caihina. Namun, setelah ditemukan pertambangan besi, banyak masyarakat Caihina mulai mempelajari seni pandai besi. Kehidupan yang keras di wilayah ini memaksa mereka untuk menguasai berbagai keterampilan demi bertahan hidup.Berkat ketangguhan masyarakatnya, meski Caihina terpencil dan sering terlupakan oleh pemerintahan kerajaan, wilayah ini tetap mampu mandiri.Sebagian besar masyarakat Caihina sebenarnya tidak miskin. Namun, latar belakang mereka yang berasal dari rakyat jelata dan dikenal sebagai suku terbelakang membuat mereka selalu terpinggirkan. Padahal, garam dan kulit binatang dari Caihina sangat mahal di pasaran, meski sebagian besar orang luar tidak mengetahuinya.Awalnya, pe
**Bab 041 Karl dan Atthy**Setelah insiden di halaman belakang, Karl dan Nathan akhirnya kembali ke dalam Manor untuk membersihkan diri. Atthy, yang pakaiannya juga kotor akibat menyelamatkan mereka, berjalan bersama Helena menuju kamarnya. Langkah mereka tenang, tetapi suasana di antara keduanya menyimpan ketegangan yang tak terlihat.Helena akhirnya membuka suara, "Anda bergerak begitu cepat tadi, Duchess. Sejujurnya, saya bahkan belum sempat memproses apa yang terjadi sebelum Anda sudah menarik mereka ke tempat aman."Atthy tersenyum tipis, ekspresinya tetap tenang. "Itu hanya refleks. Aku terbiasa memperhatikan keadaan di sekitarku dan bereaksi cepat jika diperlukan. Dalam situasi seperti tadi, terkadang satu detik saja bisa membuat perbedaan besar."Helena menatapnya sekilas, lalu berkata dengan hati-hati, "Bukan hal yang biasa bagi seorang wanita bangsawan memiliki refleks seperti itu. Anda berbeda."Atthy mengangkat bahu, tidak berniat menyangkalnya. "Aku dibesarkan dalam lingk
**Bab 040 Karl dan Nathan**Malam semakin larut, tetapi ruangan tempat Naira beristirahat masih dipenuhi suasana hangat dari percakapan yang mulai mendalam. Karl bersandar di kursinya dengan ekspresi berpikir, sementara Nathan tetap di atas tempat tidur, duduk di samping Naira, tangannya tidak lepas dari genggaman Naira. Atthy duduk dengan postur rileks tetapi penuh kewaspadaan, memperhatikan ekspresi kedua bocah Griffith itu.Karl akhirnya kembali membuka suara. "Duchess, tadi Anda bilang kalau Caihina itu berbeda dari Nauruan. Apa maksudnya?"Atthy tersenyum tipis, seolah sudah mengira pertanyaan itu akan muncul. "Caihina adalah bagian dari Nauruan, tapi kami seperti anak tiri. Sumber daya kami berlimpah, tetapi kami selalu dihambat dalam perdagangan dan diplomasi. Kami harus berdagang di Nauruan, tetapi harga yang kami terima jauh lebih rendah dari yang seharusnya."Karl mengerutkan kening. "Seperti bangsawan rakus yang mencoba mengendalikan pasar?"Atthy mengangguk. "Tepat sekali.
**Bab 039 Naira 3**Ketukan di pintu memecah suasana. Seorang pelayan masuk dan membungkuk hormat. "Dokter Sarah telah tiba."Seorang wanita muda dengan jubah dokter yang bersih melangkah masuk. Meski usianya masih muda, sekitar 25 tahun, wajahnya penuh ketenangan dan profesionalisme. "Duchess, Tuan Muda, Lady Helena," sapanya sambil menatap Naira yang masih terbaring lemah.Atthy segera berdiri, memberikan ruang bagi Dokter Sarah untuk memeriksa Naira. Dengan cekatan, dokter itu menempelkan punggung tangannya di dahi Naira dan mengamati napas serta detak jantungnya. "Demam tinggi, tetapi masih dalam batas yang bisa ditangani. Dia perlu lebih banyak istirahat dan cairan hangat. Saya akan menyiapkan ramuan herbal untuk menurunkan panasnya."Helena memberikan isyarat kepada pelayan untuk menyiapkan yang diperlukan, sementara Atthy tetap berdiri di samping ranjang, memperhatikan dengan saksama.Dokter Sarah menatap Atthy sejenak sebelum berkata, "Duchess, apakah ada gejala lain yang Lady
**Bab 038 Naira 2**Lorong-lorong Manor Eldoria terasa lebih sepi dari biasanya. Udara dingin yang meresap melalui jendela-jendela besar menciptakan kesan suram yang semakin mempertegas kekhawatiran Karl. Langkahnya mantap dan tergesa, diikuti oleh Atthy yang tetap mempertahankan ketenangannya. Namun, sorot matanya menunjukkan bahwa dia sudah mulai menilai situasi dengan lebih dalam."Lorong barat ini masih belum sepenuhnya difungsikan, bukan?" tanya Atthy, suaranya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup jelas untuk didengar Karl.Karl mengangguk tanpa memperlambat langkah. "Benar. Banyak ruangan di sini masih kosong atau belum sepenuhnya ditata. Jika Naira tersesat di salah satu dari mereka..."Karl tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi Atthy memahami maksudnya. Seorang anak berusia lima tahun yang tersesat di tempat yang belum dikenalnya bisa berarti banyak hal—dan tidak semuanya baik.Mereka menyusuri lorong dengan lebih hati-hati. Karl membuka beberapa pintu yang tidak terkunci, hany
**Bab 037 Naira**Pagi di Manor Eldoria masih diselimuti udara sejuk ketika latihan Karl dan Nathan memasuki tahap berikutnya. Matahari mulai meninggi, tetapi hawa dingin khas wilayah utara tetap terasa. Di halaman utama, Karl dan Nathan berdiri di posisi masing-masing, siap melanjutkan sesi latihan mereka di bawah pengawasan ketat para pelatih.Karl sudah menunjukkan perkembangan yang baik sejak awal latihan. Tubuhnya bergerak dengan keseimbangan sempurna, matanya fokus, dan setiap gerakan pedangnya semakin tajam. Ia mulai terbiasa dengan pola serangan dan pertahanan yang diberikan oleh pelatihnya.Di sisi lain, Nathan masih berusaha menyesuaikan diri dengan ritme latihan. Langkahnya kadang ragu, tetapi ada semangat dalam sorot matanya. Meskipun tubuhnya masih terlalu kecil untuk menghadapi tantangan fisik yang berat, dia terus berusaha meniru gerakan Karl dengan caranya sendiri.Atthy dan Naira duduk di bangku penonton, mengamati latihan dengan saksama. Jika sebelumnya Naira lebih b
**Bab 036 Naira membuka diri**Latihan dimulai lebih awal di halaman utama Manor Eldoria. Udara pagi masih sejuk, angin berhembus perlahan, membawa aroma tanah yang sedikit lembap. Atthy dan Naira sudah duduk di bangku penonton, memperhatikan Karl dan Nathan yang berdiri di tengah lapangan bersama pelatih mereka.Pelatih utama, seorang pria bertubuh tegap dengan sorot mata tajam, berdiri dengan postur tegas. Di sampingnya, seorang asisten yang lebih muda siap membantu Nathan dalam latihannya."Tuan Muda Karl, kita mulai dengan latihan refleks dan keseimbangan," ujar pelatih utama.Karl mengangguk mantap, langkahnya sudah menunjukkan kesiapan. Ia mengambil posisi, menyeimbangkan tubuhnya sebelum mulai mengikuti arahan pelatih. Tubuhnya bergerak lincah, menghindari pukulan ringan yang diarahkan padanya, meningkatkan ketajaman refleksnya.Sementara itu, Nathan mendapatkan arahan dari asisten pelatih. "Tuan Muda Nathan, kita akan berlatih ketahanan fisik hari ini. Mulai dengan berlari men
**Bab 035 Mengenal**Setelah kepergian Vadim ke ibu kota, Manor Eldoria kembali pada ritme kesehariannya. Namun, bagi Atthy, ini bukan tempat yang bisa dia klaim sebagai miliknya—setidaknya belum.Saat mereka mencapai aula utama, suara langkah-langkah kecil terdengar. Karl, Nathan, dan Naira memasuki ruangan dengan langkah anggun yang sudah tertanam sejak kecil. Mata mereka mengamati sekeliling, tetapi tidak ada tanda-tanda antusiasme yang mencolok."Selamat pagi," sapa Atthy dengan tenang, memilih nada yang tidak terlalu akrab tetapi juga tidak dingin.Karl mengangguk sopan. "Selamat pagi, Duchess."Atthy menyesap tehnya sebelum bertanya, "Bagaimana perasaan kalian di hari pertama di Manor ini?"Nathan melirik sekeliling, ekspresinya campuran antara penasaran dan kebingungan. "Manor ini... berbeda dari kastil kakek," katanya pelan.Atthy menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa yang membuatnya berbeda menurutmu?"Nathan mengaduk makanannya sebelum menjawab. "Lebih sunyi... dan rasanya
**Bab 034 Penyambutan dan Perpisahan**Langit di luar Manor Eldoria telah sepenuhnya gelap ketika makan malam disajikan di ruang utama. Meja panjang yang dihiasi lilin-lilin elegan dan peralatan makan perak mencerminkan keagungan keluarga Griffith. Pelayan bergerak dengan tenang dan terlatih, memastikan segala sesuatunya berjalan sempurna.Atthy duduk di tempatnya, berhadapan langsung dengan Vadim. Di sisi kanan Vadim duduk Karl, dengan sikap anggun dan penuh tata krama seperti yang diajarkan padanya sejak kecil. Nathan dan Naira duduk bersebelahan di sisi kiri, dengan Nathan yang tampak lebih santai, sementara Naira tetap diam, matanya mengamati setiap gerakan di sekitarnya.Vadim mengangkat gelas anggurnya sedikit, sebuah gestur sederhana namun sarat makna. "Semoga malam ini menjadi awal yang baik bagi kalian semua di Manor Eldoria."Karl mengikuti dengan anggukan kecil, sementara Nathan dan Naira memperhatikan, belajar dari sikap kakek mereka.Makan malam dimulai dengan hidangan pe
**Bab 033 Vadim Griffith**TOK TOK TOKHelena membuka pintu dan membiarkan pelayan masuk dengan membawa hidangan sebagai jamuan untuk menyambut tamu kehormatan.''Silahkan Grand Duke...'' ujar Helena menyuguhkan segelas minuman.''Kum's,'' ujar Vadim ketika menerima segelas susu kuda fermentasi yang mengandung alkohol, ''Kau tahu apa yang aku butuhkan Helena.''''Anda baru saja datang,'' jawab Helena dengan sopan, ''Di luar angin sedang bertiup kencang tentu Anda menginginkan sesuatu yang untuk menghangatkan diri.''''Terima kasih, Helena.''Atthy cukup terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya. Seorang Grand Duke berterima kasih dengan cara yang ramah pada pelayan. Tentu hal itu memberikan nilai plus dalam benak Atthy untuk ayah mertuanya.''Duchess, aku datang untuk meminta bantuanmu...''''Bantuan?!'' sahut Atthy terkejut.''Apa kau tahu bagaimana menangani anak-anak?'' tanya Vadim dengan santai.''Saya punya cukup pengalaman, tapi tidak tahu apakah itu cukup...''''Boleh aku