“Jadi mereka sudah bercerai?” Ucap tuan Edmond dengan menyeringai di depan anak buahnya.“Benar tuan, nona Claire meninggalkan kediaman saat mengetahui rencana pertunangan tuan muda dengan nona Alexandra. Sepertinya nona Claire cukup tahu diri untuk memutuskan perceraian di waktu yang tepat.”Edmond menyeringai lebih lebar, merasa puas dengan laporan yang didengarnya. "Bagus sekali. Akhirnya semua berjalan sesuai rencana," ucapnya dengan nada penuh kepuasan. “Leonidas sekarang tak punya pilihan lain selain tunduk pada kehendakku. Dengan Claire yang keluar dari hidupnya, dia akan lebih mudah dikendalikan.”Anak buahnya mengangguk patuh, tetapi tetap berdiri dalam diam, menunggu instruksi lebih lanjut dari Edmond.“Kita harus mempercepat rencana pertunangan dengan keluarga Hills. Leonidas mungkin keras kepala, tapi dia tahu betul apa yang dipertaruhkan. Setelah dia menikah dengan Alexandra, seluruh kekuatan dan kekayaan keluarga Hills akan menjadi bagian dari kita," lanjut Edmond dengan
Ashilla Rowena, wanita cantik dan berpendirian tegas. Dia merupakan wanita dari kalangan atas yang saat ini memegang sebagai salah satu petinggi perusahaan milik keluarganya.Cantik dan berbakat, itu adalah julukannya. Di umurnya yang menginjak hampir dua puluh delapan tahun membuat kedua orang tuanya khawatir karena belum pernah memiliki seorang pasangan dalam hidupnya sehingga pertunangan dengan Ethan Filbert menjadi rencana kedua keluarga tersebut meskipun masih bisa diakhiri jika sama-sama tidak cocok.Dan sekarang, Claire berada di dalam satu mobil dengan dua pasangan yang dingin itu.“Apa mereka akan benar-benar menikah?” Gumam Claire karena melihat Ashhila dan Ethan sama-sama tidak peduli satu sama yang lain.“Kita akan kemana?” Tanya Claire karena mereka berdua tidak berbicara.Ethan melirik ke arah Claire melalui kaca spion, kemudian menjawab dengan nada datar, “Kami akan ke pameran seni. Ibu berpikir itu akan menjadi tempat yang baik untuk 'berkenalan lebih dekat’,” ucapnya
Film bioskop sudah mulai di putar, lampu sudah di padamkan dan hanya tersisa cahaya yang ada di layar lebar tersebut. Suasana di dalam bioskop semakin mencekam seiring dengan musik horor yang menghantui ruangan. Claire tampak santai, menikmati popcorn di tangannya seolah film yang mereka tonton hanyalah hiburan ringan. Sesekali, dia mencuri pandang ke arah Ethan dan Ashilla, yang tampak lebih serius menghadapi film tersebut.Ethan duduk tegak, matanya fokus ke layar, meskipun terlihat sesekali melirik ke Ashilla di sebelahnya. Ashilla, di sisi lain, tetap tenang, wajahnya nyaris tanpa ekspresi meskipun suasana film mulai memuncak dengan ketegangan. Ketika adegan menegangkan muncul, Claire tetap tenang, sementara Ethan tampak sedikit terganggu, matanya sedikit terbelalak, tapi dia berusaha tetap tenang di hadapan Ashilla."Kalian baik-baik saja?" bisik Claire dengan senyum penuh godaan.“Ini bukan apa- apa– Akkhhhhhh..” Keduanya berteriak ketika hantu muncul secara tiba-tiba.Claire
“Kalian sudah tampak akrab.”Tiba-tiba suara Claire yang baru masuk mobil membuat Ethan dan Ashilla terkejut.“Kau dari mana saja? Apa kau baik-baik saja?” Tanya Ashilla pada Claire.“Aku baik-baik saja, bisakah kita pergi sekarang kak?” Tanya Claire dengan senyumnya yang manis.Ethan melirik adiknya dengan sedikit khawatir, tapi dia mengangguk dan menyalakan mesin mobil. "Tentu saja, kita pergi sekarang," ucapnya, mencoba memastikan Claire merasa nyaman.Ashilla, yang duduk di kursi belakang bersama Claire, menatapnya dengan perhatian. "Kau benar-benar baik-baik saja? Kau tampak terguncang tadi."Claire tersenyum, meski sedikit dipaksakan. "Aku hanya perlu waktu sebentar untuk tenang. Tak perlu khawatir."Ethan tetap fokus menyetir, tetapi ada ketegangan di wajahnya. Dia tahu bahwa pertemuan tak terduga dengan Leonidas tadi pasti telah mengguncang perasaan Claire. Namun, dia menghargai adiknya yang berusaha kuat dan memilih untuk tidak mendesaknya lebih jauh. "Baiklah," ujar Ethan a
Hari pertunangan Alexandra dan Leonidas.Acara pertunangan yang diadakan di kediaman Hills tersebut tergelar dengan sangat mewah dimana diadakan di sore hari di taman keluarga Hills.kediaman keluarga Hills kini terlihat megah dengan dekorasi yang elegan dan glamor. Taman yang luas di belakang rumah mereka telah diubah menjadi tempat acara yang memukau, dipenuhi dengan rangkaian bunga-bunga segar, lampu-lampu gantung kristal yang bersinar lembut, serta meja-meja makan yang dihiasi dengan sempurna.Para tamu mulai berdatangan, semuanya mengenakan pakaian terbaik mereka, memberikan kesan bahwa ini adalah acara yang sangat eksklusif dan penting. Alexandra tampak anggun dalam gaun mewah berwarna biru laut yang menonjolkan keanggunan dan kepercayaan dirinya. “Anda sangat cantik, nona Hills. Saya cukup terkejut dengan acara pertunangan anda dan tuan Leonidas.” Ucap Karina, wanita dari keluarga konglomerat yang diundang oleh keluarga Hills untuk memeriahkan acara pertunangan ini.“Terima ka
“Alexandra!!”Semua orang terkejut saat wanita itu menodongkan pisau ke arah lehernya sendiri.“Leonidas! Jika kau tak ingin bertunangan denganku hari ini lebih baik aku mati!!” Teriaknya.Semua orang tapak berteriak apalagi wanita itu tampak sangat serius ingin membunuh dirinya sendiri dihadapan semua orang.Kedua orang tuan Alexandra panik melihat putrinya nekat seperti itu.Jeritan tamu-tamu langsung memenuhi udara saat Alexandra mengangkat pisau itu ke lehernya sendiri. Wajahnya yang biasanya tenang dan penuh percaya diri kini penuh amarah dan keputusasaan. Leonidas, yang awalnya tampak acuh tak acuh, kini memandangnya dengan mata terbelalak, tampak terkejut dengan tindakan ekstrem yang diambil Alexandra."Alexandra, hentikan! Apa yang kau lakukan?!" seru ibunya, berlari mendekat namun tertahan oleh ayah Alexandra yang tampak sama paniknya."Alexandra, letakkan pisaunya!" teriak ayahnya dengan nada tegas, suaranya penuh ketakutan yang jarang terlihat darinya. "Kau tidak perlu mela
Kediaman keluarga Rowena, Jason Rowena, ayah dari Ashilla tampak begitu serius melihat putrinya yang sedang membaca buku.“Kau terus membaca buku, kau tak mengatakan bagaimana kencanmu dengan Ethan Filbert waktu itu. Apa dia pria yang tak menarik lagi?” Tanya Jason pada putrinya.Dia sudah cukup menyerah mengenalkan pria baik untuk putrinya, padahal dia sudah tua dan mendiang istrinya pasti juga ingin putrinya segera bahagia.Ashilla menurunkan bukunya sejenak, menatap ayahnya dengan senyum tipis. "Ayah, Ethan Filbert adalah pria yang baik, tetapi... dia bukan tipeku." Suaranya tenang, tapi jelas bahwa dia sudah memikirkan jawabannya.Jason menghela napas panjang, merasa sedikit frustasi. "Bukan tipe lagi? Shilla, semua pria yang kuperkenalkan padamu selalu bukan tipe. Apa yang kau cari dalam seorang pria? Kau tahu, aku hanya ingin kau bahagia."Ashilla meletakkan bukunya di pangkuannya dan memandang ayahnya dengan tatapan penuh kasih. "Aku tahu, Ayah. Tapi kebahagiaan tidak hanya dat
Satu tahun kemudian,Kediaman Filbert, Italia.“Apakah pekerjaanmu hari ini lancar, sayang?” Tanya Lucia dengan lembut. Sudah satu tahun mereka pindah ke Italia dan Claire memulai karirnya lagi sebagai dokter disana.“Sejak kemarin ada pasien yang harus operasi. Cukup melelahkan tapi aku bahagia.” Ucap Claire sambil memakan cemilan sorenya.Sejak kemarin dia tak pulang ke rumah dan baru kembali siang ini akibat banyaknya pasien yang harus dia operasi segera. Tapi, dia sama sekali tak terbebani karena hal itu dia bisa sedikit melepaskan Leonidas dari pikirannya.“Baguslah jika begitu, jangan terlalu lelah. Apa kau tak ingin menjadi dokter seperti Ibu saja? Pasien yang akan datang ke padamu dan kau bisa memilih apakah kau akan menanganinya atau tidak. Tapi yah.. biasanya pasienmu orang-orang penting dan juga bisa saja mafia. Tapi setidaknya kau tak perlu kelelahan seperti itu.” Ucap Lucia dengan lembut.Claire tersenyum mendengar saran lembut dari ibunya, Lucia. Meskipun Lucia menawark