Share

BAB 88. Tekad

Meski sudah dipulangkan dari rumah sakit, Tabitha masih harus bed rest selama beberapa hari sehingga ia terpaksa membulatkan cutinya sampai lima hari karena Sakha rewel sekali. Tabitha sebenarnya sudah merasa sangat sehat. Entah karena istirahat total dan multivitamin yang diresepkan dokter kandungannya atau karena hubungannya dengan Sakha berangsur-angsur membaik. Mungkin berkat keduanya. Namun, mau bagaimanapun juga, ia mengerti bahwa kekhawatiran Sakha cukup beralasan. Tabitha menjadi lebih penurut kepada sang suami karena sadar bahwa membawa nyawa lain di perutnya adalah tanggung jawab yang sangat besar. Ia tidak ingin menjadi egois dan membuat bayi di perutnya stres.

"Bee, anakku nggak pengen apa-apa?" tanya Sakha lewat telepon.

"Coba pertanyaannya diganti 'Sayang, kamu nggak pengen apa-apa?' gitu," balas Tabitha dengan tatapan mata tertuju pada televisi yang menyala. Tangan kirinya memegang telepon yang menempel di telinga. Tangan kanannya sibuk mencomot makanan ringan dari top
naftalenee

Biasanya kalau abis adem ayem gini, ujung-ujungnya bakal ada badai yang menanti dan bikin porak-poranda. Iya, nggak sih? Kan masalah Ranis-Riley belum kelar juga tuh. Nggak mungkin Riley langsung gencatan senjatašŸ™ˆšŸ™ˆšŸ™ˆ Lanjut yang manis-manis atau ketemu Haga/Ranis aja biar ada tegang-tegangnya dikit????šŸ˜šŸ˜šŸ˜ *author kangen Haga* ps. aku masih belum terlalu sehat, jadi mohon maaf ya kalau misal update-nya jadi bolong-bolong lagi. tapi aku tetap usahain update lebih sering sampai cerita ini tamat, kokšŸ™šŸ» jangan bosen dulu yaašŸ˜†

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sophia Setiawan
badainya yg tipis2 aja mba Author, kasian kalo smp porak poranda. akunya yg gak kuat nanti ... sehat sehat yaa mba Author ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status