"Jangan mengambil foto lagi," ujar Tang He seraya menghalangi para wartawan tersebut.
An Ran membuka kedua matanya, melihat ribut-ribut di dalam kamarnya An Ran nampak masih tenang, namun begitu melihat pria yang memakai selimut yang berdiri di depannya. Kedua Mata An Ran terbelalak.
"Mengapa itu bukan Zyan," pikirnya
"Mengapa jadi begini," pikirnya.
An Ran menatap marah kepada Tang He, "bukankah dia bilang, Zyan berada di kamar ini," pikirnya lagi seraya mensusutkan tubuh dan wajahnya masuk kedalam selimut.
Tang He segera mendorong wartawan itu keluar dari kamar. Setelah mereka keluar, barulah An Ran bangkit dari ranjang, memunguti bajunya dan pergi ke kamar mandi. Setelah itu An Ran keluar dengan emosi berapi-api.
Tengah malam, Rui terbangun karena suara ponselnya berdering. Masih denhan suara yang setengah tertidur Rui pun menjawabnya."Rumah sakit," ujar Rui.Rui segera berganti pakaian lalu bergegas pergi ke rumah sakit. Kakek Liu mengalami serangan jantung, dan sedang berada di IGD.Hati Rui tak karuan, dalam keluarga Liu hanya Kakek Liu yang memperlakukannya dengan baik."Bibi Ye, bagaimana dengan keadaan Kakek?" tanya Rui.Bibi Ye hanya terdiam, tidak menjawab itu artinya keadaan Kakek Liu tidak baik. Air mata kekhawatiran Rui pun mulai terjatuh.Kakek Liu masih dalam ruang IGD, untuk masa observasi karena Kakek Liu telah kehilangan kesadarannya secara penuh. Rui menangis melihat banyak
Di hotel, Zyan membawa An Ran ke kamar VIP, Zyan duduk di depan An Ran. Semenjak berita yang viral kala itu tersebar, ini pertama kalinya mereka bertemu kembali. An Ran langsung saja, berhambur ingin memeluk Zyan. "katakan apa yang ingin kau katakan!" ujar Zyan seraya mengibas-ngibaskan tangannya agar An Ran tidak mendekat. "Aku sudah dijebak," jelas An Ran. "Seseorang memberikan sesuatu kedalam minuman kami," jelas An Ran lagi. "Aku …. maksudnya kami benar-benar tidak bisa menahan diri karena pengaruh obat tersebut," ujar An Ran. "Kau harus mencari orang itu untuk-ku!" pinta An Ran. "Tidak kah kau masih mencintaiku?" tanya An Ran mengiba.
Rui "...."Rui benar-benar ingin meledakan semua isi hatinya, dihadapan pria yang disebut suaminya ini."Aku Mu Tian Rui, tidak pernah melakukan hal serendah itu hanya untuk bisa tidur denganmu," jawab Rui sambil menahan tangisnya."Aku ingin bercerai," ujar Rui.Zyan merasa kesal atas apa yang di dengarnya, Zyan berjalan mendekat kearah Rui, "bercerai mimpi saja, kecuali aku mati," jawab Zyan seraya pergi meninggalkan ruang kerjanya. Rui menatapi pintu yang baru saja di tutup itu dengan penuh kebencian.Sementata An Ran bertambah senang ketika mengetahui jika selama ini Rui dan Zyan tidak tidur dalam satu kamar. An Ran semakin merasa kesempatannya untuk menyingkirkan Rui menjadi semakin besar.
Di rumah sakit, Rui mengambil selimut dari lamari lalu menatanya di sofa. Zyan melihat Kakek Liu sebentar, lalu keluar dari kamar Kakek Liu. Rui menoleh ketika mendengar pintu geser terbuka."Apa kau akan menginap disini?" tanya Rui."Tidak," jawab Zyan cepat.Rui menggigit-gigit bibir bawahnya, berpikir ada An Ran di rumah mereka untuk apa Zyan memilih tidur di rumah sakit."Jika kau begitu mencintai An Ran, mengapa tidak melepaskanku?" tanya Rui.Zyan berjalan mendekati Rui, lalu mendorong Rui ke dinding. Zyan melihat tulang selangka Rui yang terlihat indah. Zyan merasa tak tahan, lalu mulai mencium leher Rui dan turun ke tulang selangka Rui. Setelah tanda merah di tulang selangka Rui terlihat barulah Zyan melepaskan Rui da
Feng Chen melihat, Zyan keluar dari Ruang VIP. Mengikuti firasatnya, Feng Chen melangkah masuk. Feng Chen tertegun melihat rupa Rui yang berantakan, lalu segera menghampiri."Apa yang terjadi? apa si brengsek itu yang melakukannya?" tanya Feng Chen.Baru saja Feng Chen berdiri, ingin mencari Zyan untuk membuat perhitungan, namun Rui menarik tangan Feng Chen."Pria brengsek itu adalah suamiku, Direktur Feng tidak usah memperhitungkan dengannya," ujar Rui.Rui tak ingin ada ribut-ribut dan malah membuat hubungan Feng Chen dan Zyan semakin tidak baik.Feng Chen menahan amarah dihatinya, "aku antar kau pulang," ujar Feng Chen."Beristirahatlah," ujar Feng Chen lagi.
Rui menguatkan hatinya dan melangkah pulang, Rui melihat Zyan dan An Ran sedang duduk di sofa. Rui menimang-nimang apakah akan memberitahu tentang kehamilannya ini. Baru saja ingin mengatakan, namun An Ran sudah mematahkan niat Rui.An Ran menyandarkan kepalanya di bahu Zyan, dan mulai bersikap manja. Zyan mengusap lembut puncak kepala An Ran. Rui pun mengurungkan niatnya, dan berlalu pergi masuk ke kamarnya.Rui tak tahan melihat pemandangan yang baru saja dilihatnya. Betapa pun Rui tidak menginginkan pernikahan ini, namun Zyan adalah laki-laki pertama yang menyentuh dirinya, dan sekarang sebagian gen Zyan sedang bertumbuh di tubuhnya. Jadi tidak mungkin jika Rui tidak menaruh harapan pada Zyan, ada sekeping hati untuk Zyan, namun itu terasa menyakitkan.Rui mengepak pakaiannya, Rui berencana tinggal di rumah sakit menemani Ka
Assisten Fu juga sama terkejutnya ketika mendengarnya, Nyonya Muda Liu tengah hamil namun mereka tidak mengetahuinya sama sekali.Perawat membawa Rui keluar ruangan IGD, Zyan mengikutinya. Zyan menatapi wajah Rui yang terpulas dan terlihat pucat itu.An Ran merasa senang, karena foto-foto yang Tang He kirimkan telah berhasil menprovokasi Zyan, bahkan membuat Rui kehilangan bayinya. Tang He memiliki keahlian fotografi yang tinggi. Karena itu An Ran meminta bantuannya.Tak ingin membuat Zyan menyalahkan dirinya dan berlaku baik kepada Rui, maka An Ran berpikir saatnya mengeluarkan foto yang ada di ponselnya.An Ran datang ke rumah sakit, melihat Zyan sedang menjaga Rui, hatinya merasa iri. Selama ini, selama menjalin hubungan dengan Zyan. Jika dirinya zakit
Rui menghabiskan hari-harinya di Villa dalam kesendirian, bahkan Zyan tidak mengizinkannya menggunakan ponsel. Rui memutuskan menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang berharga. Rui meminta peralatan untuk merajut. Lalu Rui mulai merajut pakaian bayi, sepatu bayi dan yang lainnya bahkan tanpa sadar merajut sebuah syal untuk zyan.Berbulan-bulan Zyan tidak datang, Hari ini asisten Fu menjemput Rui. Pelayan menyiapkan satu set pakaian berwarna putih."Ada apa ini?" tanya Rui dengan hati was-was."Nyonya, saatnya pergi ke pemakaman," jawab Asisten Fu."Pemakaman?" tanya Rui."Tuan Mu, akan dimakamkan," jawab Asisten Fu."Ayah …. ayah …. tidak mungkin," jawab Ru
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil