Aku keluar sebentar, ke toilet," bisik Rui kepada Zyan.
"Emm…" jawab Zyan mengangguk.
Baru saja keluar dari toilet, Bai Yue mendekati dan menyapa Rui, "halo Nyonya Liu! sungguh suatu kebetulan kita bisa bertemu disini," sapa Bai Yue.
"Ini…. bukankah wanita waktu itu," pikir Rui.
"Ah Ya Nona, sungguh suatu kebetulan sekali," sapa Rui juga.
"Nyonya Liu! bisakah kita berbicara sebentar," ajak Bai Yue.
Rui, "…"
Berpikir sesaat akhirnya Rui menyetujui, "silahkan," jawabnya.
Mereka pun mengambil duduk di meja terdekat. Bai Yue memulai pembicaraannya, "kau dan Zyan sudah mengenal berap
Rui mencubit pinggang kekar Zyan, karena ketika sudah merengkuhnya malah ingin menambah porsi, "ish kau ini," ujar Rui."Jangan salahKAN aku, salahkan mengapa kau begitu menggemaskan," ungkap Zyan sambil mencium kilat pipi Rui dan pergi ke kamar mandi di kamar utama mereka."Hish," ujar Rui seraya memegangi pipinya yang baru saja dicium oleh Zyan.Dirinya tak pernah menyangka jika sekarang telah menjadi seperti cinderala dan pangerannya, padahal dulu mereka adalah pasangan yang seperti kucing dan tikus, bermusuhan dan saling berkejaran, dan sekaranga malah saling menunjukkan rasa cinta pada belahan jiwa. Rui tertegun sesaat seraya mengusap perutnya dengan lembut, meski sudah memaafkan namun ingatan tentang kehilangan bayi tidak bisa hilang begitu saja dari ingatannya. Zyan yang baru saja keluar dari kamar mandi, melihat Rui sedang menunduk dan mengusap-usap perutnya.Zyan pun segera menghampiri dan bersimpuh di depan Rui, lalu menciumi perut Rui dengan le
Bai Yue menatapi kepergian Zyan yang merangkul bahu Rui dengan gerakan lembut. Asisten Fu berdehem seakaan mengingatkan jika pekerjaan mereka sudah selesai dan sudah saatnya meninggalkan ruangan Bos-nya ini. Bai Yue pun tersadar dengan deheman dari asisten Fu lalu ikut melangkah keluar.Zyan teringat jika istrinya ini sedang mencarikan jodoh untuk Helen, temannya. Zyan berpikir lebih baik dia memberikan asisten Fu kepada Helen ketimbang nanti istrinya bertemu lagi dengan pria yang bernama Lin He, yang menjadi kandidat untuk Helen dari Rui, "bagaimana menurutmu dengan asisten Fu?" tanya Zyan."Asisten Fu?" jawab sekaligus tanya Rui,"M-maksudku untuk Helen." jelas Zyan."Maksudku kandidat paling baik adalah dia, karena latar belakangnya sudah sangat jelas," jelas Zyan."Apakah Asisten Fu selama ini lajang?" tanya Rui."iya, ten-tentu saja.... dia lajang," jawab Zyan."Ah ya bekerja untuk orang
"Paman Fu," panggil Bo Han"Tenanglah Tuan Muda, aku akan mengantarmu ke tempat yang aman," ujar asisten Fu.Dengan darah yang terus mengalir deras, asisten Fu berusaha keras untuk mempertahankan kesadarannya dan berkonsentrasi untuk tetap bisa melajukan mobilnya. Bo Han teringat pesan Zyan agar tidak cengeng, jadi dia menahan tangisnya agar tidak pecah meski air matanya terjatuh."Paman Fu," panggil Bo Han lagi dengan suar melirih.Asisten Fu sambil melihat peta, mengikuti arah jalan ke kantor polisi terdekat, setelah sampai asisten Fu benar-benar sudah tidak bisa menahan sakit luka tembaknya dan pingsan. Melihat itu adalah kantor polisi, Bo Han segera saja keluar dari mobil dan pergi masuk ke dalam kantor polisi."Tolong! tolong aku!" pekik Bo Han dengan suara menggema di kantor polisi."Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya salah satu petugas wanita.Bo Han segera saja menarik tangan petugas wanita tersebut, dan membawanya ke mobiln
Tubuh Rui menggeliat di dalam sungai, berusaha mengeluarkan diri dari kedalaman sungai, Terbiasa berenang dan menyelam tanpa alat bantuan sedari kecil membuat Rui mampu menahan nafas lebih lama di dalam air.Hosh!Hosh!Hosh!Rui pun berhasil keluar dari kedalam air sungai, dengan sisa-sisa tenaga yang dimiliki, Rui berenang ke bibir sungai. Dengan sedikit merangkak Rui pun merebahkan dirinya di tanah dan rerumputan. Dalam sayup kedua matanya, Rui menatapi langit yang mulai menggelap."Zyan," gumam Rui lalu kehilangan kesadarannya.Tidak membutuhkan waktu lama deru helikopter terdengar menggema, mencari mensusuri setiap area. Nyonya Muda Liu harus segera ditemukan jika ingin memiliki masa pensiu
Ketika sampai di rumah sakit, Bo Han langsung saja berteriak rindu memanggil Rui, "Mama," teriak senang Bo Han."Mama!" panggil Bo Han lagi tapi kali ini dengan terisak sedih memangis dan mata yang memerah.Zyan langsung saja menggendong Bo Han, "apa sudah lupa dengan apa yang Papa ajarkan," ujar Zyan."Tidak Papa" Jawab Bo Han seraya menghapus air matanya."Rui pun melebarkan kedua tangannya, melihatnya Zyan langsung saja memberikan Bo Han kepangkuan Rui.Bo Han langsung saja menyusutkan badannya kedalam pelukan Rui, "terima kasih," ujar Rui tersenyum kearah Su Lin dan Feng Chen."Jangan sungkan, karena kita berteman baik, maka Bo Han juga adalah putraku," ujar Su Lin."Aku akan melihat asisten Fu," ujar Zyan."Papa!" panggil Bo Han."Bolehkah aku juga ikut menjenguk Paman Fu, " pintanya."Tentu saja," jawab Zyan seraya menggendong Bo Han dan pergi menuju ke kamar
Keesokan paginya mereka bertiga dibangunkan oleh deheman dari dokter, Bagaimana pun juga Rui adalah pasien, tidak seharusnya istirahatnya diganggu dengan tidur bersama seperti itu meskipun mereka adalah satu keluarga.Zyan pun terbangun, "ah dokter," ujarnya lalu segera berdiri dan menggendong Bo Han.Dengan wajah memerah malu-malu Zyan mempersilahkan dokter untuk memeriksa keadaan Rui. Bo han masih tertidur dengan kepala menyandar di bahu Zyan. Dokter memastikan jika keadaan Rui sudah baik-baik saja dan sudah bisa di perbolehkan pulang."Terima kasih, dokter," ujar Rui."Mama!" panggil Bo Han yang baru saja bangun."Apakah kita sudah bisa pulang?" tanya Bo Han."Ya tentu saja." jawab Rui."Papa! aku ingin belajar kungfu," ujar Bo Han."Kungfu?" tanya balik Zyan."Jika besar nanti aku akan melindung
Baru saja sembuh beberapa hari, tapi asisten Fu sudah sigap lagi bekerja mengurus hal ini dan itu. Sementara Helen lebih banyak termenung ketika sedang bekerja. Hari ini Feng Chen sengaja membawa Su Lin untuk melihat-lihat perusahaan. Begitu melihat Helen, Su Lin langsung saja menghampiri, "Hei kau kenapa?" tanya Helen yang melihat Su Lin sedang menundukan kepalanya seperti sedang dalam posisi tidur. "Ah.... selamat pagi Direktur Feng," sapa Helen yang melihat Feng Chen berdiri di sebelah Su Lin. "Emm..." jawab Feng Chen seraya mengangguk. Feng Chen pun masuk ke ruangannya, sementara Su Lin mengambil kursi di sampaing Helen, "apa kau merasa sakit?" "Tidak," jawan pelan Helen.
Setelah mengetahui Rui tak bisa memakan nasi, maka Zyan meminta kepala Koki untuk tidak menyajikan nasi selama masa kehamilan Rui ini. Bo Han pun ikut setia kawan dengan Papa-nya itu untuk tidak ikut memakan nasi. Karena tidak memakan nasi, maka kepala koki memasak lebih banyak aneka jenis lauk ketika makan pagi, siang dan malam.Zyan benar-benar menjaga Rui seperti Rui adalah sebuah kaca kristal yang mudah pecah, semenjak Rui hamil maka Zyan pergi terlambat ke kantor dan pulang lebih cepat. Baginya mengawasi Rui dengan mata kepala sendiri adalah hal yang penting, bahkan Zyan pun benar-benar menahan diri untuk tidak menyentuh Rui.Frekuensi menghubungi Rui Via ponsel pun menjadi sering, itu hanya untuk mengingatkan apakah sudah memakan buah, apakah sudah memakan sup kesehatannnya, apakah sudah tidur siang dan hal lainnya. Bahkan Zyan tidak meragu mengistirahatkan rapat beberapa men
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil