"Bo Han!" panggil Rui.
"Jangan berlari, nanti terjatuh," Rui mengingatkan.
"Mama, aku sangat senang sekali," ujar Bo Han.
Rui memberikan semua bawaan mereka kepada Zyan, "kau yang bawa, aku akan mengawasi Bo Han!" perintah Rui.
"Haish..." jawab Zyan.
"Jika enggan maka pulang saja!" ujar Rui lagi.
"Wanita ini benaran deh..." gumam Zyan dalam hati.
Rui berbalik ke arah Zyan, lalu memakaikan kacamata hitamnya lagi.
Zyan pun membawa tas ransel Bo Han dan juga keranjang piknik mereka. Zyan mengikuti kemana arah Rui membawanya.
Merek
Di Liu Corporation, Zyan terlihat uring-uringan hampir di sepanjang hari. Wajahnya nampak cemberut sepanjang pertemuan dengan para bawahan Zyan."Apa ini, buat ulang!" ujar Zyan seraya melemparkan proposal yang telah dibuat.Zyan meninggalkan ruang pertemuan dengan hati kesal, hanya asisten Fu yang memahami apa yang terjadi."Nyonya Muda Liu masih menolak Tuan Muda Liu," gumam asisten Fu dalam hati.Di dalam ruangan pun serupa, Zyan masih saja uring-uringan. Bahkan catatan pertemuan yang asisten Fu buatkan tidak dibaca sama sekali.Sementara Rui dengan tenangnya pergi menjemput Bo Han. Sesampainya di sekolah Rui tidak melihat Bo Han melewati gerbang sekolah.Rui pun segera p
Hati Rui seperti akan terlepas dari tempatnya ketika melihat An Ran berdiri di sudut Helipad dengan troli kebersihanya Rui berpikir pasti Bo Han ada di dalam troli tersebut. Dengan impulsifnya Rui berlari ke arah An Ran, namun Zyan menangkap tubuh Rui."Lepaskan aku!" hardik Rui kepada Zyan."Bo Han, pasti Bo Han ada di sana," ujar Rui seraya menunjuk kearah troli.Melihat Rui begitu histeris, An Ran malah tertawa bahagia. Melihatnya Rui malah semakin berlari kearah An Ran.Rui sekuat tenaga ingin melepaskan diri dari Kungkungan Zyan. Namun kali ini tangan Zyan terasa kuat seperti besi. Rui benar-benar tak bisa melepaskan diri dari dekapan Zyan."Sayang! tenanglah," ujar Zyan.Meliha
"Pastikan dia tidak akan bisa keluar dari sana!" perintah Zyan."Baik Tuan," jawab Asisten Fu.Zyan kembali masuk kedalam kamar, dan melihat Rui tengah bercanda dengan Bo Han. Zyan pun ikut menyelinap masuk kedalam selimut dan ikut mengelitiki pinggang Rui."Ah, ampun....ampun!" pinta Rui.Zyan pun menghentikan candaannya, "kau ini benaran deh, sedang sakit malah bercanda," tegur Rui."Aku hanya sangat merindukan saat-saat seperti ini denganmu," jawab Zyan.Rui, "...""Patuhlah! jika segera ingin pulang," ujar Rui seraya turun dari ranjang.Zyan, "..."
Di dalam kamar, Su Lin merebahkan dirinya di ranjang, sambil memegangi dadanya yang bergelut debar-debar. Su Lin membawa debaran itu sampai kedalam tidurnya.Keesokan paginya, Su Lin bertemu kembali dengan Hyo Rin dan Zyan yang mengantarkan Bo Han ke sekolah. Setelah mengantarkan Bo Han, Rui merengek kepada Zyan agar diijinkan bertemu dengan Rou Chen dan juga Fei Yin.Zyan pun memberikan ijin, Rou Chen dan Fei Yin sedang membersihkan kaca, tiba-tiba saja Rui ikut membantu. Keduanya menoleh dan melihat Rui, langsung saja senang dan memeluknya."Kau kemana saja, lama tak bertemu?" tanya Rou Chen."Ei... ini mengapa kau tidak memakai seragam?" tanya Rou Chen."A-aku sudah tidam bekerja lagi disini," jawab Rui.
Selesai melakukan aktivitas yang menyenangkan, Zyan mengeringkan rambut Rui. Rui meletakan kepalanya di kedua paha Zyan, dengan jari- jari tangannya Zyan mengeringkan rambut Rui dengan hairdrayer. "Ayo! saatnya tidur," ajak Zyan. Dini Hari, Zyan menciumi leher dan tulang selangka Rui, berdekatan dengan Rui selalu membuatnya ingin lagi dan lagi. Di pagi hari, sisi ranjang sebelah Rui telah kosong. Zyan telah pergi ke Liu Corporation pagi-pagi sekali. "Benar-benar pria tak tahu batas," ujar Rui seraya memijit-mijit badannya yang terasa sakit di sana sini. Sementara itu di bandara, wanita bertubuh seksi menggoda tengah menggeret kopernya. Bai Yue memakai kacamata hitamnya
Hari ini Feng Chen juga ada di resort golf yang sama dengan Zyan. Hari ini Feng Chen, Rui dan juga Su Lin berjanji temu di resort golf tersebut.Rui dan Su Lin sudah memakai baju casual yang sesuai. Rui terlihat sangat menggemaskan dengan rok mini dan sepatu ketsnya, juga kaca mata hitamnya. Su Lin pun sama tak kalah cantiknya dari Rui. Mereka berdua terlihat bagaikan bunga di padang pasir, sungguh menyegarkan mata.Feng Chen menunggu mereka di Cafe resort, melihat kursi Feng Chen, Rui langsung menarik tangan Su Lin untuk menuju kesana."Direktur Feng," sapa Rui dan Su Lin."Duduklah," ujar Feng Chen dengan tersenyum.Mereka memesan beberapa makanan sambil berbincang dan tertawa-tawa. Tiba-tiba senyuman Rui terhenti ketika melihat
"Jika begitu aku akan mengantarmu pulang," ujar Feng Chen.Su Lin pun terdiam sambil mengangguk, dan ikut beranjak pergi mengikuti langkah Feng Chen menuju mobilnya.Di Villa, Zyan mengecup-ngecup bahu Rui seraya memeluki Rui dari samping dan mengusap-usap lembut perut Rui."Apakah senang?" tanya Zyan.Rui menjawab dengan cubitan di tangan Zyan yang sedang melingkar di perutnya itu."Apakah tak apa kita meninggalkan Bo Han?" tanya Rui."Dia anak laki-laki, tidak seharusnya cengeng," jawab Zyan."Jadi akan sangat baik jika kau tidak terlalu memanjakannya," jawab Zyan."Ya kau benar," jawa
Melihat Rui dan Bo han yang sedang berpelukan, Zyan berpikir mereka sedang bercanda. Zyan pun ikut duduk di sofa, di sebelah Rui.Zyan melihat Bo Han bukan sedang bercanda namun nampak merasa sedih, "Ada apa?" tanya Zyan kepada Rui."Entahlah," jawab Rui.Zyan mengambil Bo Han dari pelukan Rui, lalu mendudukan di pangkuannya, "kenapa, apa ada yang menyusahkanmu?""Tidak Papa, hanya saja sedikit terjatuh tadi," jawab Bo Han.Zyan melihat noda es krim di baju Bo Han, "itu bukan sesuatu yang salah, anak kecil terjatuh memang sering terjadi," hibur Zyan.Zyan memanggil sekretarisnya dan memintanya agar membawa Bo Han ke toko es krim untuk membeli ganti es krim yang terjatuh tadi.
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil