"Jika begitu aku akan mengantarmu pulang," ujar Feng Chen.
Su Lin pun terdiam sambil mengangguk, dan ikut beranjak pergi mengikuti langkah Feng Chen menuju mobilnya.
Di Villa, Zyan mengecup-ngecup bahu Rui seraya memeluki Rui dari samping dan mengusap-usap lembut perut Rui.
"Apakah senang?" tanya Zyan.
Rui menjawab dengan cubitan di tangan Zyan yang sedang melingkar di perutnya itu.
"Apakah tak apa kita meninggalkan Bo Han?" tanya Rui.
"Dia anak laki-laki, tidak seharusnya cengeng," jawab Zyan.
"Jadi akan sangat baik jika kau tidak terlalu memanjakannya," jawab Zyan.
"Ya kau benar," jawa
Melihat Rui dan Bo han yang sedang berpelukan, Zyan berpikir mereka sedang bercanda. Zyan pun ikut duduk di sofa, di sebelah Rui.Zyan melihat Bo Han bukan sedang bercanda namun nampak merasa sedih, "Ada apa?" tanya Zyan kepada Rui."Entahlah," jawab Rui.Zyan mengambil Bo Han dari pelukan Rui, lalu mendudukan di pangkuannya, "kenapa, apa ada yang menyusahkanmu?""Tidak Papa, hanya saja sedikit terjatuh tadi," jawab Bo Han.Zyan melihat noda es krim di baju Bo Han, "itu bukan sesuatu yang salah, anak kecil terjatuh memang sering terjadi," hibur Zyan.Zyan memanggil sekretarisnya dan memintanya agar membawa Bo Han ke toko es krim untuk membeli ganti es krim yang terjatuh tadi.
Keesokan harinya Feng Chen nampak dalam keadaan kacau, wajah yang murung, kemeja tanpa dasi. Feng Chen tidak bisa berkonsentrasi dengan baik hari ini, karena memikirkan tentang hal semalam bersama Su Lin."Aku seharusnya tidak pergi kesana," gumam Feng Chen.Su Lin, juga sama hal nya mengalami yang serupa dengan yang Feng Chen rasakan, sedikit merasa kacau di hati. Namun Su Lin tetap menjaga agar tidak terlalu kentara. Di siang hari Su Lin mendapatkan kedatangan seorang tamu."Nyonya Mu," pikir Su Lin yang tidak mengenal dengan tamu yang sedang datang mencarinya.Su Lin menghampiri Nyonya Mu dengan sopan, namun dengan semerta-merta Nyonya Mu malah menampar Su Lin dengan keras sehingga jejak merah dari tamparan itu langsung terjejak jelas di wajah Su Lin."Nyonya..." ujar Su Lin terbata dalam limbung."Wanita murahan!" hardik Nyonya Mu." ini Ada apa?' tanya Su Lin"Jauhi Direktur Feng!" perintah Nyonya Mu."Maksud Nyonya
Sementara itu Feng Chen sedang merasa tertekan karena menerima serangan dari keluarganya sendiri ataupun dari Keluarga Mu. Sehingga mengalihkan perhatiannya dari Su Lin.Jika Feng Chen sedang sibuk mempertahankan entitasnya, maka Su Lin sedang berjuang untuk mempertahankan kesadarannya, Su Lin merasakan dingin di seluruh tubuhnya.Para penculik itu membawa Su Lin ke pabrik pengalengan ikan yang sudah tidak terpakai, namun masih memiliki ruang pendingin yang masih berfungsi dengan baik.Feng Chen berpikir keras, memilih mengikuti hatinya. Untuk apa dia berada di posisi ini, jika dia harus melepaskan wanita yang dia cintai.Feng Chen menghubungi ponsel Su Lin, hati Feng Chen berdebar ketika di sana ada jawaban, namun sungguh terkejut jika yang menjawab adalah Rui.
Su Lin menghelakan nafasnya, "Direktur Feng, bisakah kau tinggalkan aku sendiri terlebih dahulu, aku butuh waktu untuk memikirkan ini semua."Feng Chen, "…"Su Lin menyusutkan tubuhnya kebalik selimutnya, dan menahan air matanya. Pria yang sangat dia sukai akhirnya melamar dirinya, namun itu membawa ketakutan tersendiri bagi Su Lin, karena dia hampir-hampir saja kehilangan nyawanya karena pria yang dia cintai itu.Melihat Su Lin memunggunginya, Feng Chen pun berdiri, lalu mencium Su Lin meski dari balik selimut."Beristirahatlah dengan baik, ambil waktu sesukamu. Keputusanku tidak akan berubah," ujar Feng Chen seraya bergegas pergi meninggalkan ruang rawat inap Su Lin.Rui membawa Bo Han untuk bermain dengan kedua putri Su Meng. Tak butuh wak
Zyan dan Feng Chen nampaknya sedang sama-sama dilanda mabuk cinta berat, sehingga rasa-rasanya mereka tidak bisa berjauhan terlalu lama dengan kesayangan mereka itu.Di rumah Su Meng, Feng Chen ikut duduk untuk sarapan pagi. Su Meng benar-benar menahan tawanya karena melihat Feng Chen memakai pakaian Su Lin.Setelah makan, nampak Su Lin sudah rapih, "mau kemana?" tanya Feng Chen."Ke pasar," jawab Su Lin dingin."Apa ada yang ingin kau beli?" tanya Feng Chen lagi."Apa kau ingin terus-terusan memakai bajuku?" tanya Su Lin dengan nada meledek."K-kau ingin membelikan baju untuk-ku?" ujar Feng Chen tercengang."Bukan baju mahal seperti y
Feng chen membuka kedua matanya, kedua mata mereka saling bertemu menatap. Feng Chen pun tersenym kepada Sulin, lalu malah menark tubuh Sulin mendekat kepada tubuhnya, "Selamat pagi," ujarnya."Mandilah! setelah ini kita bicara," ujar Su Lin.Feng Chen pun bergegas mandi dengan cepat. mengingat sepertinya akan ada hal yang serius yang akan dibicarakan oleh Su Lin. Setelahnya Feng Chen langsung saja menghampiri Su Lin, "ada hal apa?"Su Lin tidak ingin menarik perhatian orang rumah, lalu membawa Feng Chen pergi ke tepi sungai untuk berbicara, Feng Chen mengkuti langkah Su Lin. Air sungai ini begitu jernih, kicau burung dan sinar matahari pagi sungguh membuat hati yang menggalau menjadi lebih tenang.Su Lin menoleh kepada Feng Chen seraya bersedekap, "apa kau benar-benar serius tentang kita?" tanya Su Lin."tentu saja serius, sangat-sangat serius," ujar Feng Chen."Apa kau sudah siap menerika resikonya, mungkin akan di cemooh ole
Aku keluar sebentar, ke toilet," bisik Rui kepada Zyan."Emm…" jawab Zyan mengangguk.Baru saja keluar dari toilet, Bai Yue mendekati dan menyapa Rui, "halo Nyonya Liu! sungguh suatu kebetulan kita bisa bertemu disini," sapa Bai Yue."Ini…. bukankah wanita waktu itu," pikir Rui."Ah Ya Nona, sungguh suatu kebetulan sekali," sapa Rui juga."Nyonya Liu! bisakah kita berbicara sebentar," ajak Bai Yue.Rui, "…"Berpikir sesaat akhirnya Rui menyetujui, "silahkan," jawabnya.Mereka pun mengambil duduk di meja terdekat. Bai Yue memulai pembicaraannya, "kau dan Zyan sudah mengenal berap
Rui mencubit pinggang kekar Zyan, karena ketika sudah merengkuhnya malah ingin menambah porsi, "ish kau ini," ujar Rui."Jangan salahKAN aku, salahkan mengapa kau begitu menggemaskan," ungkap Zyan sambil mencium kilat pipi Rui dan pergi ke kamar mandi di kamar utama mereka."Hish," ujar Rui seraya memegangi pipinya yang baru saja dicium oleh Zyan.Dirinya tak pernah menyangka jika sekarang telah menjadi seperti cinderala dan pangerannya, padahal dulu mereka adalah pasangan yang seperti kucing dan tikus, bermusuhan dan saling berkejaran, dan sekaranga malah saling menunjukkan rasa cinta pada belahan jiwa. Rui tertegun sesaat seraya mengusap perutnya dengan lembut, meski sudah memaafkan namun ingatan tentang kehilangan bayi tidak bisa hilang begitu saja dari ingatannya. Zyan yang baru saja keluar dari kamar mandi, melihat Rui sedang menunduk dan mengusap-usap perutnya.Zyan pun segera menghampiri dan bersimpuh di depan Rui, lalu menciumi perut Rui dengan le
Su Lin dan Helen langsung saja menemani kesayangan mereka itu, menghibur dan menguatkannya agar tidak terkena baby blues, suatu sindrom yang megarah kepada rasa rendah diri yang bisa ibu hamil alami.Baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan.seperti merasa gundah dan sedih yang berlebihan. Kondisi ini menyebabkan Bunda menjadi mudah marah, sedih, menangis, dan kelelahan tanpa penyebab jelasKondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pascapersalinan. Umumnya, baby blues akan berlangsung selama beberapa hari dan paling lama hingga dua minggu. Zyan pun berencana membuat ruang Nicu sendiri di rumahnya, karena memikirkan perasaan istrinya itu.Zyan tidak ingin nanti ketika Rui sudah bisa kembali pulang ke rumah tapi harus sebentar-sebentar ke rumah sakit untuk mejenguk bayi mereka.pada akhirnya dia pun membuartkan satu ruangan lengkap sama persis seperti ruang Nicu, dan memperkerjakan dokter anak terbaik dan peraw
Fu He dan Fu Chen saling menatap, berbicara melalui binar mata mereka, berbicara dengan bahasa yang hanya di mengerti oleh mereka berdua. Mereka mengangguk pelan, memahami jika saat ini mereka harus membuat kesempatan untuk melarikan diri secepat mungkin.jika saat pelatuk ditarik, hampir tidak mungkin untuk menghidari tembakan. Peluru terlalu cepat untuk dihindari manusia. Namun, ada cara untuk melepaskan diri dari situasi seperti itu. Dengan cara memecah perhatian si penembak.Fu He dan Fu Chen menilai jika mereka memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk melarikan diri yang cukup baik. Memunggungi si penembak membuat mereka akan lebih mudah untuk diserang. Jadi mereka berlari dengan pola zig-zag. ketika mereka melarikan diri seperti ini makah langkah ini membuat mereka lebih sulit untuk tertembak.Fu He memberi tanda kepada Fu Chen, lalu dia melihat sebuah Alat pemadam kebakaran api ringan, APAR ini bisa bertahan hingga tiga tahun jika disimpan di tempat yang kering. Jadi sungguh sa
Fuchen telah menunggu di lobi Liu Corporation, begitu Fu He meminta bantuannya dia langsung saja meninggalkan kampusnya dan melesat ke sini dengan cepat. Ini adalah kakak rasa ayah kandung. Baginya Fu He adalah sosok pengganti Ayah yang terbaik.Fu He telah merawat Fuchen dengan telaten semenjak dia masih bayi, karena inilah mereka berdua sangat dekat. Begitu melihat kakak sepupunya itu keluar dari lift langsung saja dia menghampirinya, "Jadi Kak, siapa yang harus aku pukul untukmu?" tanya Fuchen."Simpan saja tenagamu," ujar Fu He."Ada hal-hal yang hanya bisa diselesaikan dengan ini," ujar Fu He seraya menunjuk kepalanya."he he he ," ujar Fuchen terkekeh."Jika tidak apa-apa, maka jangan bertindak gegabah!" ujar Fu He."Siap Kak!" jawab Fuchen sekaligus memberi hormat.Fu He berjalan seraya tersenyum samar. Mereka pun melajukan mobil mereka menuju tempat yang disepekati untuk bertemu dengan Reinhart. Tempat yang di pilih oleh Reinhart adalah sebuah komplek mewah yang sudah beru
Setelah kejadian intim diantara keduanya, maka sudah tidak ada kecanggungan lagi di antara mereka. Fu He dan Helen sudah bisa saling terbuka antara satu sama lainnya. Mereka berdua makan malam dengan romantisnya meski dengan tempat yang keromantisannya hanya sekadarnya saja. Namun, jika kau sedang jatuh cinta maka semua akan nampak terlihat indah di pandangan mata. Setelah makan malam, mereka sedikit bersantai. Fu He duduk di sofa. Sementara helen merebahkan diri dan meletakan kepalanya di kedua paha Fu he, "jadi apakah semua baik-baik saja?" tanya Helen sembari memainkan jari jemari tangan assiten Fu. "Tenang saja, semua akan baik-baik saja," jawab Fu He. "Jika begitu maka aku bisa tenang," ujar Helen melega. Di kediaman Liu, nampak Rui. sedang berlatih pernapasan, dia ingin agar bisa melahirkan secara normal. Karena itulah dia mengikuti kelas prenatal atau dikenal juga sebagai kelas antenatal adalah kelas yang diikuti oleh calon orang tua sebelum melahirkan. Melalui kelas-kelas
Karena keadaan ini, maka Zyan mengurangi pekerjaan Fu He, agar dia dapat segera kembali pulang, di sana telah di tempatkan penjaga untuknya. Sementara itu, Fu He sendiri enggan berlama-lama di rumah, karena terbiasa menghabiskan waktu diluar, berkativitas. ketika di minta diam di rumah, maka itu seperti mengalami kehidupan di jaman purbakala. Fu He berkali-kali berpindah-pindah duduk dari satu sofa ke sofa yang lain. Memainkan ponselnya, sebuah game menyusun balok-balok, "Haisssh," gumamnya sembri telungkup ketika sudah merasa bosan. Ponselnya berdering, tertera nama Helen di layar ponselnya, "Halo," jawab senang Fu He. "Aku di lobi bawah, bisakah kau menjemputku!" pinta Helen. "Di bawah ... ah iya ... tunggu aku ... akan segera turun," jawab Fu He bersemangat. Di bawah nampak Helen datang sambil membawa kotak bekal makanan, Fu He langsung saja menghampiri dan menggambil kotak makan itu dari tangan Helen, "Apa ini untukku?" "Iya,
Setelah agak lama mengobrol, maka Feng Chen pun pamit untuk pulang, "Beristirahatlah, esok aku akan menjemputmu.""Kau berhati-hatilah," ujar Su Lin.Feng Chen mencium kening Su Lin, lalu melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan kediaman Liu. Su Lin kembali masuk ke kamar. Melihat jika Rui dan Helen sepertinya sedang serius membicarakan sesuatu, "Kalian sedang membicarakan apa?""Ah ini ... aku sedang memberitahu Hellen tentang kejadian sebenarnya," jawab Rui."Kejadian tentang Ellina dan Fu He," jelas Rui lagi."Ada apa ... ceritakan lagi kepadaku!" pinta Su Lin.Rui pun menceritakan sama persis seperti yang Zayn katakan kepada dirinya tadi, Su Lin mengangguk-angguk tanda memahami isi cerita Rui, lalu Su Lin berkata "Itu bukan salah Fu He, takdir langit tidak ada yang bisa mengubah,""Itu bukan salah Fu He," ujar Su Lin sekali lagi."Dan kau harus berhati-hati dengan Reinhart ... aku lihat dia ada niat tidak baik
90.Dalam mobil, nampak Helen terlihat limbung, Su Lin melajukan mobil dengan sedikit lebih santai. Sementara Rui, mencoba menghibur Helen dengan menepuk-nepuk lembut tangan Helen. Merek pun tiba di rumah utama keluarga Liu.Rui memandangi Helen, lalu mencoba membujuknya, "Malam ini menginap di sini saja ya!"Rui menoleh kepada Su Lin, dan memberi tanda agar membantunya untuk membujuk Helen juga. Su Lin langsung menggandeng tangan Helen, "Ya kita sudah lama lho! Tidak bergosip," tukas Su Lin membantu Rui."Hiish kalian …" jawab Helen sambil memaksakam senyumannya."Ya,ya baiklah," akhirnya Helen pun bersedia menginap."Bagus sekali!" jawab Rui senang.
Di rumah utama keluarga Ou, nampak Reinhart sedang menghancurkan segala macam pajangan yang ada di rumah itu, tidak terima dengan keputusan tuan besar Ou, tiba-tiba saja Reinhart merasa jika asisten Fu ini seperti sebuah parasit yang mengganggunya, merasa jika asisten Fu selalu ingin memiliki apa yang dia inginkan dan selalu saja merebutnya."Tidak! untuk kali ini aku akan benaran menghabisimu," ancam Reinhart.Sementara itu, di Liu Corporaton nampak Zyan dan asisten Fu tengah berdiskusi serius tentang hal ini, "itu bukanlah bagian yang kecil, pikirkanlah baik-baik!" nasehat Zyan kepada asisten Fu.Malam ini akan ada perjamuan makan malam acara amal, Rui datang ke Liu Corporation. Sederet gaun malam khusus wanita hamil pun telah tersusun rapi. Asisten Fu keluar dari ruangan kerja Zyan ke
Assisten Fu, memutuskan untuk menjaga jarak dulu dengan Helen. Memberikan waktu untuk diri mereka sendiri dulu. Asisten Fu benar-benar berhasil mengembalikan kefokusannya, kejadian di malam itu ketika Helen mengantarnya pulang ketika mabuk. Sudah cukup untuk menjadi pil penyemangat bagi asisten Fu. Sementara itu, melihat ketidakbersamaan Helen dan Asisten Fu, maka Reinhart benar-benar mengambil kesempatan dengan terus mendekati Helen. Sementara Helen yang masih dalam limbung, merasa tak enak untuk menolak. Dan pula dirinya benar-benar butuh pengalihan pikiran."Majukan pertemuan hari ini lebih awal!" perintah Liu.Hari ini Zyan akan menemui seseorang. namun kali ini Asisten Fu tidak mengetahui apa yang sedang di kerjakan oleh Direktur Liu. Kali ini Asisten Fu hanya menjadwalkan pertemuan-pertemuan saja. Namun, tidak pernah diminta untuk mengurus berkas-berkas tentang pertemuan ini. Dan di setiap pertemuan maka Zyan akan meminta asisten Fu menunggu dil