Sena POVAku teringat dengan kehidupan ke empat, sebelum bunuh diri.Aku berusaha keras bekerja untuk membuktikan bahwa aku bisa berdiri sejajar dengan Ducan, namun yang terjadi malah sebaliknya, semua harapan dan perjuanganku menjadi sia-sia."Sena, apakah kamu tidak bisa menjaga suami dengan baik?""Ya?"Aku terkejut tiba-tiba diberikan pertanyaan seperti ini oleh senior di tempat kerja dan menjawabnya dengan hati-hati. "Maksudnya bagaimana? Suami saya baik-baik saja di rumah.""Kamu istrinya Ducan Emrick 'kan?"Aku bingung karena selama ini tidak pernah mengatakan kepada siapa pun, bahwa aku adalah istri dari pria itu."Seharusnya kamu bisa menjaga suami dengan baik, bagaimana kamu bisa menjaga jika tidak bisa menjaga penampilan dan selalu sibuk di kantor? Makanya dia suka selingkuh dengan banyak wanita.""Kamu tidak takut dengan penyakit yang disebarkan dia?""Jangan-jangan berita mengenai kamu yang dibeli ayah Ducan itu benar? Astaga, ck ck ck."Aku diam dan tidak ingin membalas
Adrian masuk ke dalam kamar Sena di rumah sakit, setelah mendengar kabar dari perawat bahwa nyonya muda sudah sadar.Adrian terkejut ketika melihat Sena duduk di kursi dengan jendela balkon yang terbuka. "Nyonya, anda bisa masuk angin jika duduk di situ."Sena tidak peduli. "Jauh lebih baik daripada aku duduk di pinggir balkon."Adrian menghentikan langkahnya. "Nyonya?""Apa yang kamu inginkan?" Tanya Sena."Ya?""Setelah kamu menyelamatkan aku, apa yang kamu inginkan? Di dunia ini tidak ada yang gratis, begitu juga dengan tenaga kamu.""Saya menyelamatkan anda karena tuan besar di depan para tamu, anda tidak perlu khawatir."Sena tertawa. "Kamu pikir, aku akan percaya dan tetap berpikiran naif? Di rumah itu, tidak ada namanya keluarga."Ducan menghela napas. "Nyonya, sebaiknya anda istirahat dan tidak perlu memikirkan hal lain.""Aku diracun di sana, sementara suamiku hanya berdiri diam mendengarkan. Meskipun banyak yang berusaha menjatuhkan aku, dia tidak berusaha menolong aku.""Ad
Suara cincin pernikahan yang jatuh, terdengar di telinganya seperti genderang peringatan.Napas Sena memburu ketika mengetahui rencana busuk Adrian. "Kamu ingin menghancurkan keluarga Emrick? Apakah kamu ingin memanfaatkan aku?"Adrian mengakuinya. "Benar."Bukan ini yang ingin Sena inginkan. Dia hanya ingin hidup normal dengan menjauh dari suaminya atau kalau bisa, bercerai. Mengajak Adrian mungkin pilihan tepat karena pria ini selalu membuat kesal Ducan.Tapi tidak disangka malah diajak kerja sama untuk menghancurkan keluarga Emrick? Memangnya Sena siapa sampai bisa menghancurkan pengusaha besar ini?"Aku-""Tidak berani melakukannya?" Tebak Adrian.Tentu saja, dia tidak mungkin sebodoh itu melawan orang kaya yang sudah menyelamatkan keluarganya meskipun melalui penukaran. Tiba-tiba Sena teringat dengan bisnis Adrian. "Apakah kamu sedang bersaing dengan bisnis ayah mertua?"Adrian yang masih berlutut di depan Sena, tertawa. "Apakah terlihat seperti itu?""Memangnya ada yang lain?"
Orang tua Sena berulang kali diusir dari rumah sakit karena berusaha mendekati Sena.Kepala pelayan keluarga Emrick yang berkunjung, terpaksa menemui mereka berdua, untuk menjaga nama baik Emrick."Tuan, nyonya. Maafkan atas sikap tidak sopan salah satu bawahan saya karena tidak menerima anda berdua. Mereka hanya menjalankan perintah dari nyonya muda." Kepala pelayan mulai menjelaskan maksudnya setelah mereka bertiga duduk di kantin, saling berhadapan."Bagaimana kondisi Sena?" tanya ibu Sena dengan khawatir. "Aku dengar dia keracunan kacang, mungkin bisa dianggap berlebihan bagi orang lain, tapi Sena memang rentan pada penyakit semenjak aku melakukan kesalahan."Kepala pelayan menenangkan ibu Sena. "Nyonya muda sudah sadar, hanya saja beliau butuh ketenangan karena masih syok. Saya sarankan lebih baik saudara sepupu nyonya muda jangan terlalu mendekat.""Maksudnya Sella? Ada apa dengan anak itu? Selama ini bukannya dia baik-baik saja menemani putri kami?" Tanya ayah Sena.Kepala pela
Dengan tubuh menggigil dan ketakutan karena ditinggalkan, Natasha melakukan hal nekat dengan memeluk kaki Ducan di depan umum, tidak peduli citranya menjadi rusak. "Aku hamil dan ini anak kamu, dia butuh kamu. Kenapa kamu tidak peduli pada anak ini? Kenapa mengabaikan kami, ibu dan anak?"Ducan memijat keningnya. "Berhenti, jangan merusak nama baik aku!"Sena tersenyum sinis. Memang begitu sifat Ducan, tidak peduli nama baik orang lain tercoreng dan hanya memikirkan diri sendiri."Tolong, jangan buang aku."Tolong, jangan buang aku."Aku sangat mencintai kamu."Aku sangat mencintai kamu."Bukankah kita sudah menikah?"Bukankah kita sudah menikah?Perkataan menyedihkan Natasha sama dengan apa yang ada di dalam pikiran Sena, tanpa sengaja dia menjatuhkan buket bunga dan menutup mulut dengan kedua tangannya yang gemetar.Ducan dan Natasha sontak menoleh.Ducan terkejut melihat Sena bisa berdiri di samping ayahnya. "Sena?" Tanyanya untuk memastikan.Natasha cepat-cepat berdiri, dia sudah
Sena melarikan diri dari Adrian dan tidak sengaja menabrak Ducan yang hendak masuk ke dalam kamarnya."Apakah mata kamu buta?"Sena tertawa ironi. Berhasil kabur dari Adrian, sekarang malah terjebak dengan pria mesum."Kenapa kamu tertawa? Apakah kamu sudah gila sekarang?"Sena berhenti tertawa lalu menatap lurus Adrian. "Memangnya ada aturan dilarang tertawa di rumah ini? Atau memang ada peraturan baru yang tidak aku ketahui?"Ducan mengangguk paham. "Kamu memang sudah gila sekarang, aku sudah menikah dengan orang gila.""Aku juga memiliki pemikiran yang sama, bukankah pada akhirnya kita cocok?"Ducan terkejut dengan jawaban frontal Sena lalu menyeringai. "Pada akhirnya kamu memutuskan bertekuk lutut di hadapanku?"Sena memutar kedua matanya dengan malas. "Apakah yang ada di pikiran kamu hanya mesum saja?"Setelah beberapa kali mengulang kehidupannya dengan cara bunuh diri yang berbeda, Sena tidak suka melihat sorot mata mesum pria, terutama suaminya sendiri. "Tugas seorang wanita a
Dokter wanita datang dan memeriksa tubuh Sena malam itu juga, ada beberapa bekas pukulan Ducan sehingga membuat dirinya tidak bisa masuk kerja. Kepala pelayan bergegas melapor ke ayah Ducan dan Adrian yang sudah di sisi ayah Ducan memasang raut wajah datar.Ayah Ducan menghela napas. "Jika orang luar tahu Ducan menganiaya Sena, akan menimbulkan kegemparan. Apakah lukanya terlihat?"Adrian melirik sekilas ayah Ducan yang jauh mengkhawatirkan reputasi Ducan. "Tidak, untungnya. Saya melihat sendiri."Ayah Ducan menyerahkan dokumen ke Adrian. "Aku ingin istirahat cepat, aku jadi tidak mood bekerja. Tolong serahkan semua dokumen ini besok pagi lagi. Kamu juga bisa menginap di rumah untuk menghemat waktu dan tenaga.""Baik, tuan besar." Kata Adrian sambil menerima dokumen dari ayah Ducan.Adrian berjalan mengikuti kepala pelayan. Setelah menutup pintu, Adrian bicara ke kepala pelayan. "Saya akan menginap di sini, tapi- apakah tuan muda ada di rumah?"Kepala pelayan menghela napas. Semua
Sena mendengar cerita Adrian di taman bersama dua pelayan yang menemani dengan jarak yang tidak jauh atau juga tidak dekat sehingga tidak menguping percakapan dan terkejut ketika ayah mertuanya memberikan sejumlah uang ke Natasha."Tuan besar sengaja mengatakan di depan umum dengan tidak memberikan kompensasi di dua pilihan mana pun supaya tidak ada lagi kejadian yang sama meskipun saat ini tuan muda sudah memiliki kekasih lain."Perjalanan cinta Ducan, anak dari salah satu orang terkaya di Indonesia memang menarik perhatian banyak orang. Selain tampan, cara bicara dan sifatnya yang humble juga menarik perhatian. "Tidak heran," sahut Sena.Sejak Adrian dan Sena melakukan hubungan intim untuk melegalkan perjanjian mereka, pria itu sudah mulai berani duduk berhadapan dengannya di taman saat istirahat. Sena tidak bisa kembali ke kantor setelah kasus yang dibuat Natasha, ayah Ducan pun melarang dirinya kembali sebelum audit selesai sementara ayah mertuanya memilih kerja di rumah, meskip
Sena sudah mulai paham, alasan dirinya tidak boleh merasakan kesedihan di hadapan Ducan ataupun mengemis cinta seperti yang dirinya lakukan di masa lalu.Ducan benci Sena sejak awal. Jika Sena menangis, akan dianggap lemah dan tidak berguna lalu jika dirinya mengemis cinta serta kasih sayang kepada suaminya sendiri, maka dianggap rendah.Entah kenapa Sena yang dulu tidak pernah menyadarinya, sehingga rela bunuh diri. Ducan sejak awal tidak pernah mencintainya dan tidak akan mau mencintai istrinya.Perawat segera memeluk dan menenangkan Sena. "Nyonya, tenanglah. Anda baru bangun tidur."Sena menunjuk pasangan selingkuh dengan tangan gemetar dan mata sembab. "Usir mereka berdua! Aku tidak mau melihat mereka! Usir mereka sekarang!"Perawat lainnya yang baru tiba dan tidak tahu kronologi awal, tapi lebih mengutamakan kondisi pasien, segera mendorong Sella dan Ducan keluar dari kamar Sena. "Tolong jaga kondisi pasien, tolong keluar," ujarnya dengan nada sopan.Sella dan Ducan menjadi bingu
"BERANI SEKALI KAMU BERTINDAK DI LUAR BATAS TANPA PERINTAHKU!" Teriak ayah Ducan. "Bagaimana jika anak itu mendapat masalah? Apakah kamu sudah gila?""Saya yakin sekali, wanita itu tidak akan bisa menyentuh Emrick. Semua sudah saya perhitungkan dengan baik, Tuan besar. Tolong fokus dengan kesehatan anda sendiri." Adrian menghela napas panjang. "Asbak tadi harganya sangat mahal, meskipun hanya berfungsi sebagai pajangan.""Hah! Apakah aku akan mempedulikan barang murahan yang dijual banyak?""Merek terkenal, anda tidak mungkin lupa dengan harganya yang-""Aku tidak peduli pada asbak murahan itu! Beritahu aku, apa yang terjadi dengan wanita itu? Kenapa kamu tidak mengatakannya kepadaku terlebih dahulu?""Sata rasa tidak perlu mengatakannya kepada anda karena kesehatan anda yang tidak baik." Adrian tersenyum dan mengeluarkan sebuah flash disk dari saku dalam jasnya. "Mungkin anda perlu melihat isi videonya, supaya anda tidak perlu marah lagi.""Marah? Bagaimana bisa kamu mengatakan aku t
"Kamu terkejut?" tanya ayah Ducan.Julia menggeleng. "Tidak, anda pasti berbohong demi menyelamatkan wanita tidak tahu diri itu. Ducan-""Kamu selalu mendengarkan perkataan Ducan, tapi tidak pernah mendengarkan perkataan orang lain. Coba kamu dengar dari semua karyawan yang melihat kegilaan kamu sekarang, apakah benar yang aku katakan itu?" tanya ayah Ducan yang tidak takut dengan reputasi. "Aku melindungi Ducan karena dia anakku dan sebagai Ayahnya, aku harus bekerja sebagaimana mestinya. Tapi, menantu aku, bukan orang yang bisa kamu hina sesuka hati meskipun Ducan tidak menyukainya.""Anda pasti berbohong! Saya tahu anda berusaha menyelamatkan reputasi karena melakukan kesalahan di masa lalu."Ayah Ducan tertawa. "Menyelamatkan reputasi? Nama putraku sudah rusak di luar, mau cara apa lagi aku menyelamatkannya? Sementara dia main gila dengan wanita gila seperti kamu- aku harus marah? Menghukumnya?""Tapi anda, menghancurkan bisnis saya!" teriak Julia yang tidak terima. "Hentikan kebo
Ducan dan ayahnya turun dari mobil bersama, disusul dengan Adrian yang membantu atasannya duduk di kursi roda, setelah turun dari mobil di belakangnya.Ducan menjadi khawatir dengan tindakan ayahnya, setelah mengetahui Sena masuk rumah sakit akibat ulahnya dan memaksakan diri untuk masuk kerja meskipun sedang sakit. "Ayah-"Ayah Ducan tidak mengatakan apa pun dan membiarkan Adrian menolongnya sementara sang anak hanya berdiri diam melihat proses tindakan Adrian, dia menghela napas panjang dan menyindir secara halus. "Memang benar, kata pepatah. Tidak semua anak mampu merawat orang tuanya."Ducan tidak paham dengan sindiran sang ayah dan tertawa renyah, menganggap bahwa ayahnya hanya bercanda. Adrian memutar bola mata diam-diam. Ducan terlalu bodoh untuk memahami sindiran sederhana.Setelah membantu ayah Ducan duduk di kursi roda, Adrian mendorong kursi roda menaiki tangga khusus kursi roda, tangga ini memang dibangun untuk ayah Ducan yang mulai duduk di kursi roda. Ducan dengan perca
Julia memang tidak pernah hidup mewah seperti sosialita yang selalu memakai barang mahal, tumbuh di lingkungan kalangan menengah ke atas. Orang tuanya memiliki bisnis pakaian jadi kecil-kecilan yang dititipkan ke beberapa toko baju. Namun, semangatnya untuk memajukan bisnis keluarga patut dikagumi. Tidak hanya menjalankan bisnis orang tuanya, Julia pun belajar membuat perhiasan dengan tangannya sendiri. Kerja kerasnya bisa membuat bisnis warisan orang tua sekaligus bisnis sendiri bisa maju, meskipun tidak sehebat keluarga Emrick yang mampu membuat takut kalangan ormas atau oknum pejabat yang suka memalak pengusaha. Julia harus mati-matian menjaga bisnisnya sendiri, itulah sebabnya dia bersandar pada Ducan, disamping mendapatkan manfaat kekayaan lainnya. Julia menggigit bibir dengan geram. Padahal aku sudah berusaha keras supaya bisa mencapai di posisi sekarang, aku tidak akan memaafkan siapa pun yang sudah mengacaukan semua usaha aku. Batinnya. Termasuk Sena sialan itu, suatu hari
Ducan menatap Sena yang sudah tertidur pulas setelah mendapat jahitan di belakang kepala dan dokter mengabarkan kondisinya sudah stabil, wanita yang sudah menjadi istrinya itu tidak bergerak sama sekali. Adrian mendampingi Sena, setelah mengabarkan kondisinya ke ayah Ducan.Ducan kecewa pada Adrian. "Kamu seharusnya tidak melaporkan kepada ayahku, ini hanya pertengkaran kecil.""Salah satu terluka, sudah bukan pertengkaran kecil lagi. Tuan muda.""Kamu bertindak seperti itu, hanya untuk menjilat Ayah. Sekarang aku jadi memikirkan perkataan teman-temanku. Sangat berbahaya menempatkan kamu di sisi Ayah, karena bisa saja- kamu menggantikan posisi aku.""Ada rapat dewan direksi dan komisaris, posisi tidak bisa dirubah begitu saja. Anda juga harus percaya diri menghadapi mereka semua, saat menggantikan Tuan besar.""Benar, memang ada mereka. Tapi jangan lupakan, kamu yang selalu di sisi Ayah dan bisa menjilat mereka semua." Ducan menatap Adrian dengan tatapan kebencian. "Kamu bahkan bisa
Ducan marah dengan tindakan Adrian, bahkan bodyguard dari keluarga ayahnya pun datang untuk menghalangi."Jangan mendekati Nyonya.""Ducan, aku minta maaf- ini bukan salahku, aku tidak menyangka dia akan terjatuh dan membentur wastafel. Aku-" Julia semakin panik dengan sikap tidak peduli Ducan, dia tidak ingin kehilangan Ducan. "Ducan, kamu percaya sama aku kan?"Ducan tidak peduli, tatapan matanya masih melekat pada Adrian yang menghalanginya.Ducan memang tidak peduli pada Sena, dia takut wanita itu akan melakukan gerakan menuntut dirinya, dia juga takut ayahnya akan marah karena melukai Sena di rumah seorang pelacur.Julia memang kekasih Ducan, tapi wanita itu juga dianggap pelacur. Ketika tidak berguna sama sekali, dia tidak akan menoleh.Petugas ambulans membawa kereta dorong berisi Sena, Adrian hanya meliriknya sekilas, tidak berani maju karena dihalangi.Setelah semua kekacauan hilang dengan sendirinya, pelayan di rumah juga membersihkan darah di kamar mandi. Ducan menatap ding
Adrian yang perasaannya tidak enak, bergegas masuk ke dalam rumah. Dia melihat Sena sudah tergeletak di kamar mandi dan berteriak. "NYONYA!"Julia dan kedua sahabatnya saling berpelukan, bingung dengan perubahan yang mendadak."Aku tidak menyentuhnya," kata salah satu sahabat Julia."Aku hanya membuka pintu," sahut sahabat Julia yang lain.Julia menggigit bibirnya dengan bingung. "Aku tidak tahu apa pun, dia yang memaksa masuk ke dalam rumah."Adrian melihat belakang kepala Sena yang sudah digenangi dengan darah. "Nyonya."Sena membuka mata lalu menyentuh pipi Adrian dan tersenyum. "Ak... hirnya... ....ku..."Adrian tidak bisa mendengar dengan jelas suara Sena dan menghubungi ambulans, benaknya berkecamuk tapi dia harus tetap menjaga akal sehat untuk menyelamatkan Sena.Julia hampir menangis bersama kedua sahabatnya, sekarang mereka bertiga tidak bisa melarikan diri. Sementara ketujuh teman mereka, pamit pulang tanpa pamit karena tidak mau dilibatkan.Salah satu teman arisan Julia men
Sena yang sudah berdiri di luar gerbang dalam keadaan hujan, diusir oleh suami sendiri dan dikunci di depan gerbang, tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya apa yang sudah terjadi?Sena merogoh handphone di saku jaket, memastikan handphonenya aman dan segera mencari tempat berteduh terdekat.Adrian pasti pura-pura tidak mengenalinya. Ya, pria itu pasti memiliki rencana yang baik untuk masa depan mereka berdua. Tunggu! Tidak!Sena menggigit kuku jari jempolnya dengan bingung. Dia sudah berjanji akan selalu disisiku dan tidak akan meninggalkan aku. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?"Lihat itu, si janda kegatelan datang lagi ke rumah keluarga Emrick.""Tidak tahu malu! Padahal dia sudah diceraikan!""Kalau lakinya tidak mau, ya tidak perlu paksa dong. Memangya kalau sudah dipaksa, dapat apa? Duit?""Berarti benar, gosip yang beredar- dia sudah menjual dirinya demi uang."Sena semakin bingung dan melihat handphone. Jantungnya berdebar keras ketika melihat tanggal dan waktu