Natasha tersentak dengan ancaman Ducan. "Ke... kenapa? Kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Aku mengandung anak kamu!""Lalu?""Apa?""Lalu kenapa jika kamu mengandung anakku? Apakah terlalu istimewa bagi kamu?" Tanya Ducan tidak mengerti. "Ah, bagi seorang wanita- bisa memiliki anak adalah sebuah kebanggaan.""Sayang, wanita memang diwajibkan memiliki anak demi pasangannya. Memang itu hak istimewa.""Hak istimewa?" Ducan tertawa mengejek.Sella tertawa dengan kebodohan Natasha. "Bukankah dulu kamu sekretaris? Harusnya paham dong ya dengan keinginan atasan sendiri."Natasha bertanya di dalam hati. Keinginan atasan?Natasha lalu teringat dengan masa lalunya sebagai sekretaris. Menyembunyikan semua informasi wanita Ducan dari publik dan ayahnya Ducan lalu juga keinginan nafsu Ducan yang membesar.Natasha lama-lama menjadi buta karena iri setelah melihat hadiah-hadiah para kekasih Ducan lalu ketika Ducan merayunya saat mabuk, dia sengaja membuka diri.Tidak ada cinta di hati Ducan, bahkan
Sena POVAku teringat dengan kehidupan ke empat, sebelum bunuh diri.Aku berusaha keras bekerja untuk membuktikan bahwa aku bisa berdiri sejajar dengan Ducan, namun yang terjadi malah sebaliknya, semua harapan dan perjuanganku menjadi sia-sia."Sena, apakah kamu tidak bisa menjaga suami dengan baik?""Ya?"Aku terkejut tiba-tiba diberikan pertanyaan seperti ini oleh senior di tempat kerja dan menjawabnya dengan hati-hati. "Maksudnya bagaimana? Suami saya baik-baik saja di rumah.""Kamu istrinya Ducan Emrick 'kan?"Aku bingung karena selama ini tidak pernah mengatakan kepada siapa pun, bahwa aku adalah istri dari pria itu."Seharusnya kamu bisa menjaga suami dengan baik, bagaimana kamu bisa menjaga jika tidak bisa menjaga penampilan dan selalu sibuk di kantor? Makanya dia suka selingkuh dengan banyak wanita.""Kamu tidak takut dengan penyakit yang disebarkan dia?""Jangan-jangan berita mengenai kamu yang dibeli ayah Ducan itu benar? Astaga, ck ck ck."Aku diam dan tidak ingin membalas
Adrian masuk ke dalam kamar Sena di rumah sakit, setelah mendengar kabar dari perawat bahwa nyonya muda sudah sadar.Adrian terkejut ketika melihat Sena duduk di kursi dengan jendela balkon yang terbuka. "Nyonya, anda bisa masuk angin jika duduk di situ."Sena tidak peduli. "Jauh lebih baik daripada aku duduk di pinggir balkon."Adrian menghentikan langkahnya. "Nyonya?""Apa yang kamu inginkan?" Tanya Sena."Ya?""Setelah kamu menyelamatkan aku, apa yang kamu inginkan? Di dunia ini tidak ada yang gratis, begitu juga dengan tenaga kamu.""Saya menyelamatkan anda karena tuan besar di depan para tamu, anda tidak perlu khawatir."Sena tertawa. "Kamu pikir, aku akan percaya dan tetap berpikiran naif? Di rumah itu, tidak ada namanya keluarga."Ducan menghela napas. "Nyonya, sebaiknya anda istirahat dan tidak perlu memikirkan hal lain.""Aku diracun di sana, sementara suamiku hanya berdiri diam mendengarkan. Meskipun banyak yang berusaha menjatuhkan aku, dia tidak berusaha menolong aku.""Ad
Suara cincin pernikahan yang jatuh, terdengar di telinganya seperti genderang peringatan.Napas Sena memburu ketika mengetahui rencana busuk Adrian. "Kamu ingin menghancurkan keluarga Emrick? Apakah kamu ingin memanfaatkan aku?"Adrian mengakuinya. "Benar."Bukan ini yang ingin Sena inginkan. Dia hanya ingin hidup normal dengan menjauh dari suaminya atau kalau bisa, bercerai. Mengajak Adrian mungkin pilihan tepat karena pria ini selalu membuat kesal Ducan.Tapi tidak disangka malah diajak kerja sama untuk menghancurkan keluarga Emrick? Memangnya Sena siapa sampai bisa menghancurkan pengusaha besar ini?"Aku-""Tidak berani melakukannya?" Tebak Adrian.Tentu saja, dia tidak mungkin sebodoh itu melawan orang kaya yang sudah menyelamatkan keluarganya meskipun melalui penukaran. Tiba-tiba Sena teringat dengan bisnis Adrian. "Apakah kamu sedang bersaing dengan bisnis ayah mertua?"Adrian yang masih berlutut di depan Sena, tertawa. "Apakah terlihat seperti itu?""Memangnya ada yang lain?"
Orang tua Sena berulang kali diusir dari rumah sakit karena berusaha mendekati Sena.Kepala pelayan keluarga Emrick yang berkunjung, terpaksa menemui mereka berdua, untuk menjaga nama baik Emrick."Tuan, nyonya. Maafkan atas sikap tidak sopan salah satu bawahan saya karena tidak menerima anda berdua. Mereka hanya menjalankan perintah dari nyonya muda." Kepala pelayan mulai menjelaskan maksudnya setelah mereka bertiga duduk di kantin, saling berhadapan."Bagaimana kondisi Sena?" tanya ibu Sena dengan khawatir. "Aku dengar dia keracunan kacang, mungkin bisa dianggap berlebihan bagi orang lain, tapi Sena memang rentan pada penyakit semenjak aku melakukan kesalahan."Kepala pelayan menenangkan ibu Sena. "Nyonya muda sudah sadar, hanya saja beliau butuh ketenangan karena masih syok. Saya sarankan lebih baik saudara sepupu nyonya muda jangan terlalu mendekat.""Maksudnya Sella? Ada apa dengan anak itu? Selama ini bukannya dia baik-baik saja menemani putri kami?" Tanya ayah Sena.Kepala pela
Dengan tubuh menggigil dan ketakutan karena ditinggalkan, Natasha melakukan hal nekat dengan memeluk kaki Ducan di depan umum, tidak peduli citranya menjadi rusak. "Aku hamil dan ini anak kamu, dia butuh kamu. Kenapa kamu tidak peduli pada anak ini? Kenapa mengabaikan kami, ibu dan anak?"Ducan memijat keningnya. "Berhenti, jangan merusak nama baik aku!"Sena tersenyum sinis. Memang begitu sifat Ducan, tidak peduli nama baik orang lain tercoreng dan hanya memikirkan diri sendiri."Tolong, jangan buang aku."Tolong, jangan buang aku."Aku sangat mencintai kamu."Aku sangat mencintai kamu."Bukankah kita sudah menikah?"Bukankah kita sudah menikah?Perkataan menyedihkan Natasha sama dengan apa yang ada di dalam pikiran Sena, tanpa sengaja dia menjatuhkan buket bunga dan menutup mulut dengan kedua tangannya yang gemetar.Ducan dan Natasha sontak menoleh.Ducan terkejut melihat Sena bisa berdiri di samping ayahnya. "Sena?" Tanyanya untuk memastikan.Natasha cepat-cepat berdiri, dia sudah
Sena melarikan diri dari Adrian dan tidak sengaja menabrak Ducan yang hendak masuk ke dalam kamarnya."Apakah mata kamu buta?"Sena tertawa ironi. Berhasil kabur dari Adrian, sekarang malah terjebak dengan pria mesum."Kenapa kamu tertawa? Apakah kamu sudah gila sekarang?"Sena berhenti tertawa lalu menatap lurus Adrian. "Memangnya ada aturan dilarang tertawa di rumah ini? Atau memang ada peraturan baru yang tidak aku ketahui?"Ducan mengangguk paham. "Kamu memang sudah gila sekarang, aku sudah menikah dengan orang gila.""Aku juga memiliki pemikiran yang sama, bukankah pada akhirnya kita cocok?"Ducan terkejut dengan jawaban frontal Sena lalu menyeringai. "Pada akhirnya kamu memutuskan bertekuk lutut di hadapanku?"Sena memutar kedua matanya dengan malas. "Apakah yang ada di pikiran kamu hanya mesum saja?"Setelah beberapa kali mengulang kehidupannya dengan cara bunuh diri yang berbeda, Sena tidak suka melihat sorot mata mesum pria, terutama suaminya sendiri. "Tugas seorang wanita a
Dokter wanita datang dan memeriksa tubuh Sena malam itu juga, ada beberapa bekas pukulan Ducan sehingga membuat dirinya tidak bisa masuk kerja. Kepala pelayan bergegas melapor ke ayah Ducan dan Adrian yang sudah di sisi ayah Ducan memasang raut wajah datar.Ayah Ducan menghela napas. "Jika orang luar tahu Ducan menganiaya Sena, akan menimbulkan kegemparan. Apakah lukanya terlihat?"Adrian melirik sekilas ayah Ducan yang jauh mengkhawatirkan reputasi Ducan. "Tidak, untungnya. Saya melihat sendiri."Ayah Ducan menyerahkan dokumen ke Adrian. "Aku ingin istirahat cepat, aku jadi tidak mood bekerja. Tolong serahkan semua dokumen ini besok pagi lagi. Kamu juga bisa menginap di rumah untuk menghemat waktu dan tenaga.""Baik, tuan besar." Kata Adrian sambil menerima dokumen dari ayah Ducan.Adrian berjalan mengikuti kepala pelayan. Setelah menutup pintu, Adrian bicara ke kepala pelayan. "Saya akan menginap di sini, tapi- apakah tuan muda ada di rumah?"Kepala pelayan menghela napas. Semua