Share

Bab 86

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2025-01-23 23:10:18
"Baik, Alan. Aku akan mendengarkan apa yang kamu ingin katakan," Ibu Jessy berkata.

Alan tersenyum, dengan ekspresi yang sopan. "Terima kasih, Ibu Jessy. Aku ingin membantu kamu untuk kembali ke rumah Boy. Aku tahu bahwa Boy telah membuat kesalahan, tapi aku juga tahu bahwa dia masih memiliki hati yang baik," Alan berkata.

Ibu Jessy memandang Alan dengan ekspresi yang sedikit lebih ragu-ragu. "Aku tidak tahu, Alan. Aku tidak ingin kembali ke rumah, jika Boy masih tidak ingin aku di sana."

"Aku mengerti, Ibu Jessy. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu ada di sini untuk membantu kamu. Dan aku juga ingin kamu tahu bahwa aku telah berbicara dengan Boy, dan dia telah meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan."

"Benarkah?" Ibu Jessy bertanya, dengan suara yang sedikit lebih berharap.

Alan mengangguk, dengan ekspresi yang lembut. "Ya, Ibu Jessy. Boy telah meminta maaf, dan dia ingin kamu kembali ke rumahnya," Alan berkata.

Alan melanjutkan, "Boy sekarang tinggal bersamaku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 87

    Alan melanjutkan nasihatnya kepada Boy, dengan ekspresi yang serius. "Boy, kamu harus menyadari bahwa kamu masih beruntung memiliki seorang ibu yang peduli padamu. Aku tidak ingin membuka luka lama masa lalu tentang orangtua kita, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubunganku dengan Ayah," Alan berkata, dengan suara yang sedikit bergetar. Boy memandang Alan dengan ekspresi yang terkejut, tidak menyangka bahwa Alan memiliki luka lama yang belum sembuh. Alan melanjutkan, "Kamu harus menemui Ibu Jessy di Itali dan meminta maaf atas apa yang telah kamu lakukan. Kamu harus memperbaiki hubunganmu dengan dia, sebelum terlambat," Alan berkata, dengan suara yang tegas. Boy mengangguk, dengan ekspresi yang sedikit malu. "Baik, Kak. Aku akan menemui Ibu Jessy di Itali dan meminta maaf." "Aku percaya kamu bisa melakukannya, Boy. Kamu harus memperbaiki hubunganmu dengan Ibu Jessy, untuk kebaikanmu sendiri dan untuk kebaikan orang-orang yang kam

    Last Updated : 2025-01-24
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 88

    Laura terus mengawasi rumah Jessy, sambil menghisap rokoknya. Dia dapat melihat bahwa Boy masih berada di dalam rumah, dan dia merasa sedikit lebih tenang karena itu. Setelah beberapa saat, Laura melihat Boy keluar dari rumah Jessy. Dia terlihat sedikit lebih lega, dan Laura dapat melihat bahwa dia habis menangis. Laura memandang Boy dengan ekspresi yang simpatik. Dia dapat melihat bahwa Boy telah memperbaiki hubungannya dengan Ibunya, dan itu membuatnya merasa lebih baik. Boy menuju ke mobil Laura dan membuka pintu. "Terima kasih, Laura. Aku sangat berterima kasih kamu mau menemaniku. Maaf sudah menunggu lama." "Tidak apa-apa, Tuan. Saya hanya ingin membantu anda memperbaiki hubungan anda kepada Nyonya Jessy," Laura berkata, dengan suara yang dingin. Boy mengangguk, dengan ekspresi yang sedikit lebih lega. Tapi tiba-tiba suara tembakan melesat ke arah Boy. Laura bereaksi cepat dan mengambil pistolnya dari dalam mobil. Dia menarik Boy untuk menunduk dan melindunginya dari tembaka

    Last Updated : 2025-01-24
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 89

    'Aku akan mengirimkan tim ke Itali sekarang juga. Mereka akan membantumu melindungi Boy dan Ibu Jessy. Tapi aku juga ingin kamu tahu, Laura, bahwa aku telah menemukan beberapa informasi tentang Boy yang mungkin relevan dengan situasi ini.' Laura penasaran. 'Apa itu?' dia bertanya. 'Aku telah menemukan bahwa Boy memiliki beberapa musuh yang kuat di Itali. Mereka adalah orang-orang yang memiliki dendam terhadap Boy dan keluarganya.' Laura merasa terkejut. 'Siapa mereka?' 'Aku masih menyelidiki, tapi aku memiliki beberapa nama yang mungkin relevan. Aku akan mengirimkan informasi tersebut kepadamu segera.' Laura mengangguk. 'Terima kasih, Abizar. Aku sangat menghargai bantuanmu.' 'Aku akan terus menyelidiki dan membantumu. Tapi kamu harus berhati-hati, Laura. Musuh-musuh Boy tidak akan berhenti sampai mereka mencapai tujuan mereka.' Laura merasa sedikit khawatir, tapi dia juga merasa siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Dia tahu bahwa dia memiliki tim yang kuat dan Tuan

    Last Updated : 2025-01-25
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 90

    Jessy memandang Laura dengan ekspresi yang takut. "Tapi, Laura, mereka terlalu kuat?" Laura memandang Jessy dengan ekspresi yang tenang. "Jangan khawatir, Nyonya Jessy. Aku sudah siap untuk menghadapi mereka. Tuan Abizar akan membantu kita. Dan Tuan Alan juga." Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu kamar hotel. Laura memandang Boy dan Jessy dengan ekspresi yang waspada. "Siapa itu?" Laura bertanya, sambil mengambil pistolnya. Laura berjalan ke arah pintu kamar hotel, pistolnya siap untuk digunakan. Dia memandang melalui lubang kunci dan melihat Marco dan anak buahnya berdiri di luar pintu. Laura memandang Boy dan Jessy dengan ekspresi yang serius. "Mereka sudah menemukan kita," Laura berkata, sambil mempersiapkan diri untuk menghadapi Marco dan anak buahnya. Boy dan Jessy memandang Laura dengan ekspresi yang takut, tapi Laura memberikan mereka senyum yang tenang. "Jangan khawatir, aku akan melindungi kalian," Laura berkata. Marco dan anak buahnya mulai mengetuk pintu kamar

    Last Updated : 2025-01-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 91

    Abizar memandang Boy dan Jessy dengan ekspresi yang serius. "Kalian harus pergi dari sini sekarang juga," Abizar berkata. "Yash, tolong bawa mereka ke tempat yang aman." Yash, yang telah menunggu di luar, segera membawa Boy dan Jessy keluar dari mobil untuk pindah ke mobil lainnya. "Kita harus pergi sekarang," Yash berkata, sambil membawa mereka ke arah mobil. Tiba-tiba, Alan, yang baru datang, langsung bergabung dengan Abizar. "Maaf telat, aku datang untuk membantu," Alan berkata, sambil memandang Abizar dengan ekspresi yang khawatir. Abizar memandang Alan dengan ekspresi yang lega. "Terima kasih, Alan," Abizar berkata. "Kita harus bekerja sama untuk menyelamatkan Laura." Alan mengangguk, dan bersama-sama dengan Abizar, mereka mulai mencari Laura. Setelah beberapa jam perjalanan, mobil Abizar akhirnya tiba di sebuah tempat yang terpencil. Abizar dan Alan memandang sekeliling, mencoba untuk menemukan tanda-tanda keberadaan Laura. Abizar mematikan mesin mobil dan memandang Alan de

    Last Updated : 2025-01-27
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 92

    Tiba-tiba, terjadi ledakan yang keras dan menghantam mobil Marco. Mobil tersebut terhenti di tengah jalan, dan Marco serta anak buahnya terkejut dan terluka. Anak buah Junior yang tampaknya telah menerima perintah untuk menghancurkan mobil Marco, segera meledakkan mobil tersebut tanpa sisa. Ledakan yang kedua lebih besar dan lebih kuat, membuat mobil Marco hancur total. Abizar, Alan, Laura, dan Yash yang berada di dalam mobil, memandang ke belakang dan melihat mobil Marco yang telah hancur total. Mereka juga melihat mobil Jeep yang menghalangi jalan, dengan lambang "JE" atau Junior Ebizawa. Junior Ebizawa, seorang teman lama Abizar, keluar dari mobil Jeep dan memandang Abizar dengan senyum. "Hai, Abizar! Aku datang untuk membantu!" Abizar memandang Junior dengan lega dan berterima kasih. "Terima kasih, Junior! Kami sedang dalam bahaya!" Junior mengangguk dan memandang Laura yang masih terlalu lemah untuk berbicara. "Kita harus membawa Laura ke tempat yang aman," Junior berkat

    Last Updated : 2025-01-27
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 93

    Boy memandang Laura yang terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan mata yang sedih. Dia merasa malu tidak bisa membantu Laura menghadapi Marco, dan itu membuatnya merasa bersalah. Jessy memandang Boy dengan mata yang penuh kasih sayang. "Jangan merasa bersalah, Boy," Jessy berkata. "Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk Laura. Marco adalah orang yang sangat berbahaya, dan kamu tidak bisa menghadapinya sendirian." Boy mengangguk, tapi dia masih merasa sedih. Dia merasa tak berguna karena tidak bisa membantu Laura. Laura membuka matanya dan memandang Boy dengan mata yang lemah. "Tuan muda, saya baik-baik saja. Jangan merasa bersalah. Saya tahu anda sudah melakukan yang terbaik." Boy tersenyum dan memegang tangan Laura. "Aku akan merawat kamu, Laura. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu lagi seperti tadi." Deg! Laura tertegun dengan ucapan Boy. Memang dia akui adik bosnya itu sangat tampan dan bodoh. Tapi dia menyukai kepolosan pria ini. Jessy memandang Boy dan Laura dengan

    Last Updated : 2025-01-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 94

    Masa lalu Laura... Saat itu Laura masih kecil ketika orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Dia tidak memiliki keluarga yang masih hidup, sehingga dia harus tinggal di jalanan dan mencari makanan sendiri. Suatu hari, dia ditemukan oleh salah satu anggota keluarga Dominic, sebuah keluarga mafia yang terkenal di kota Brazil tersebut. Mereka membawa Laura ke rumah mereka dan memutuskan untuk mengasuhnya sebagai bagian dari keluarga mereka. Laura tumbuh dewasa di tengah-tengah keluarga mafia, dan dia belajar banyak tentang cara hidup mereka. Dia juga belajar tentang kekerasan dan kekuasaan yang dimiliki oleh keluarga Dominic. Laura tumbuh dewasa dalam lingkungan yang keras dan penuh dengan kekerasan. Dia tidak pernah mengenal cinta dan kasih sayang yang tulus, karena hidupnya selalu dipenuhi dengan pengorbanan dan siap untuk kematian. Seiring waktu, Laura diperintahkan oleh Dominic untuk menjadi tangan kanannya Abizar Yezid, yang memegang kekuasaan di Asia Tenggara. Laura men

    Last Updated : 2025-01-28

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status