Share

Bab 22

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 23:16:19
Tok! Tok!

"Selamat malam, bumil, sudah waktunya makan malam." Siska membawa nampan berisi makanan kesukaan Dokter Marsya sejak hamil, Caramel, dan udang rebus saos Thailand.

"Terima kasih, Siska. Maafkan aku yang selalu merepotkan," ujar Marsya sambil tersenyum lembut.

"Haduh, jangan gitu dong. Tentu saja saya sangat senang merawat Anda," balas Siska ramah.

"Oh ya, terima kasih banyak, Siska sudah mau merawatku," ucap Marsya dengan senyum tulus.

"Hem, sama-sama. Ayo, saya bantu duduk. Eleh-eleh Dede bayinya kayaknya manja nih. Apa masih mual, Dokter?" tanya Siska sambil mengelus lembut perut Marsya yang sudah terlihat buncit di usia empat bulan.

"Sedikit mual, tapi tidak terlalu parah seperti kemarin," jawab Marsya sambil menikmati hidangan di depannya.

"Ha ha ha, dasar masih di dalam perut saja sudah kesal sama Ayahnya, gimana kalau sudah lahir. Makanya jangan nonton berita gosip yang tak bermanfaat, Bumil."

"Iya deh, mulai sekarang aku nggak akan nonton TV rup
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 23

    Juan duduk di kursi di ruang kerja kantornya. Pikirannya kacau memikirkan mantan istrinya, Marsya. Yang menurut informasi dari anak buahnya masih tinggal di Bandung, tepatnya di sebuah klinik kecil di pinggiran kota. Juan masih belum bisa melupakan kenangan indah bersama Marsya, meskipun sudah lama mereka berpisah. Juan menimbang-nimbang untuk menemui Marsya langsung, namun ia sadar bahwa tidak mungkin baginya untuk kembali bersama dengan wanita itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk meminta bantuan seseorang untuk memata-matai Marsya dan memberinya informasi terbaru tentang kehidupan mantan istrinya tersebut. Juan pun segera menghubungi salah satu bawahannya, seorang pria bernama Ardi. “Ardi, aku butuh bantuanmu. Aku ingin kamu memata-matai mantan istriku, Marsya yang katanya masih tinggal di Bandung. Bisakah kamu melakukan tugas itu untukku?” pinta Juan kepada Ardi. Ardi mengangguk setuju. “Tentu, Pak Juan. Saya akan segera berangkat ke Bandung dan mencari tahu keberadaan Nona M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 24

    Marsya yang sibuk melamun dikejutkan oleh Siska yang tiba-tiba berdiri di sampingnya. "Hei, Dokter Marsya! Apa yang kamu pikirkan sampai begitu serius?" tanya Siska ramah. Marsya tersentak dan memalingkan wajahnya dari lamunan. "Oh, maaf Sis. Aku hanya sedang memikirkan laporan keuangan klinik saja," jawab Marsya sambil tersenyum tipis. Siska mengangguk mengerti, lalu melanjutkan. "Dokter, katanya mau jalan-jalan ke taman komplek. Mau aku temani?" tanya Siska. Marsya terkekeh. "Ya, sebentar. Aku sedang bersiap-siap. Kamu mau menemaniku, Sis?" Siska tersenyum lebar. "Boleh. Kebetulan pekerjaanku juga sudah selesai. Ayo, Dokter. Kita ke taman!" ajak Siska semangat. Mereka berdua meninggalkan rumah dan berjalan menuju taman komplek yang terletak tidak jauh dari rumah mereka. Di tengah perjalanan, mereka berbincang-bincang ringan tentang pekerjaan, hobi, dan rencana masa depan. Sesampainya di taman, mereka duduk di bangku kayu yang menghadap sebuah danau kecil. Burung-bur

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 25

    Sementara itu, di tempat lain, Juan duduk di kursi mobilnya dengan tatapan kosong. Pikirannya merasa campur aduk antara kekecewaan dan rindu pada Marsya. Dia tidak pernah berpikir bahwa pertengkaran mereka dulu akan berujung pada perpisahan. Juan mengingat kembali momen-momen indah bersama Marsya. Momen saat mereka pertama kali bertemu, momen saat mereka tertawa bersama di pantry, dan momen saat mereka saling merajut kasih sayang. Rasa sesak mulai terasa di dadanya. Juan tidak terbiasa merasa rapuh seperti ini. Dia selalu menutup emosinya dengan sikap dingin dan jarak. Tapi, kali ini, Juan merasa seperti sebuah bagian dari dirinya telah hilang. Tiba-tiba, ponsel Juan berdering. Dia melihat nama yang muncul di layar dan tanpa pikir panjang, Juan menjawab panggilan tersebut. 'Juan, bagaimana keadaan di sana? Apa yang terjadi?' suara dari sisi telepon terdengar khawatir. Juan terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. 'Aku akan menemuinya, aku menyesal menceraikan, Marsya.'

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 26

    Di dalam ruangan megah, Abizar berdiri di depan cermin besar, mengenakan setelan jas hitam yang terjahit sempurna membalut tubuhnya. Sorot matanya yang biasanya penuh keyakinan, kini terlihat gamang. Bayangan dirinya di cermin, meskipun tampak gagah, tak mampu menyembunyikan kebingungan di wajahnya. Beberapa jam lagi, ia akan melangkah menuju altar untuk menikahi Natasya, wanita yang secara sosial dianggap cocok menjadi pendamping hidupnya. Pernikahan yang sudah dirancang dengan begitu sempurna oleh kedua keluarga, pernikahan yang diharapkan akan memperkuat kedudukan dan kehormatan kedua belah pihak. Namun, mengapa hati Abizar justru terasa semakin berat? Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba bayangan Elsa melintas di pikirannya. Gadis itu, dengan senyum cerah dan sorot mata yang selalu penuh kehangatan, memenuhi relung hati Abizar tanpa izin. Setiap kenangan kecil bersamanya terasa begitu hidup cara Elsa tertawa, caranya bicara dengan ceria, dan caranya memandang Abizar dengan hara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 27

    Dengan satu tarikan napas panjang, Abizar melepaskan cincin itu dari jarinya, membiarkannya jatuh dengan lembut ke lantai. Semua mata mengikuti gerakan cincin itu, yang kini tergeletak di antara mereka seperti simbol dari keputusan besar yang telah diambil. Tanpa melihat ke belakang, Abizar melangkah pergi, meninggalkan altar yang megah itu, meninggalkan semua rencana yang telah disusun, dan meninggalkan Natasya yang kini terdiam dengan tatapan hampa. Suara bisikan dan desahan kekecewaan memenuhi ruangan, namun Abizar tak lagi peduli. Langkahnya mantap, semakin cepat seolah ingin segera melarikan diri dari beban yang selama ini ia pikul. Sementara itu, di tengah aula yang hening, Natasya berdiri kaku, menatap pintu tempat Abizar menghilang, hatinya diliputi kemarahan dan kehampaan. Tanpa berkata apa-apa, air matanya mulai mengalir, merasakan perihnya ditinggalkan di saat ia merasa sudah berada di ambang kebahagiaan. Dan di luar ruangan itu, Abizar merasa untuk pertama kalin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 28

    Di dalam rumah, Elsa berdiri di balik dinding, mendengar setiap kata yang diucapkan Abizar dan Amira. Hatinya bergemuruh, penuh emosi yang sulit ia kendalikan. Ia ingin keluar, ingin bertanya pada Abizar mengapa ia harus membuat segalanya menjadi lebih rumit. Tapi langkah kakinya tertahan. Ada rasa takut yang begitu besar—takut bahwa ia akan terluka lagi, takut bahwa semua ini hanya permainan lain yang akan membuatnya kehilangan dirinya sendiri. Amira mendekatinya, menatapnya dengan lembut. “Elsa, kau harus memutuskan. Jika kau masih memiliki perasaan padanya, kau harus memberinya kesempatan. Tapi jika tidak, katakan saja padanya untuk pergi.” Elsa menatap Amira, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku tidak tahu, Amira. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.” Amira menghela napas. “Kadang, kau tidak perlu tahu segalanya. Kau hanya perlu mendengarkan hatimu.” --- Malam itu, Abizar kembali ke apartemennya dengan perasaan hampa. Ia membuka pintu, membiarkan dirinya jatuh di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 29

    Sampai di apartemen Abizar duduk di meja makan dengan wajah tegang, entah apa yang tengah dipikirkannya. Tanpa diduga, ia tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan mulai menelepon seorang hacker handal yang dikenalnya. 'Hallo, Josh? Aku butuh bantuanmu. Seseorang telah mengancamku dan aku ingin kau mengidentifikasi siapa pelakunya,' ucap Abizar dengan nada serius. Josh, sang hacker, menerima tantangan itu dengan senang hati. 'Siap, Abizar. Aku akan segera menyelidiki secara detail,' jawabnya singkat. Dalam waktu singkat, Josh berhasil menemukan jejak digital sang pelaku. Ternyata ancaman itu berasal dari IP address milik Alan, sahabat Abizar sejak kecil. Abizar terkejut mendengar hasil penyelidikan tersebut. Ia bahkan merasa sulit untuk percaya bahwa Alan yang telah bersamanya selama bertahun-tahun bisa melakukan hal seperti itu. 'Sialan, Alan! Mengapa kau melakukan ini padaku?' gerutu Abizar dalam hati. Abizar kemudian memutuskan untuk menghadap langsung pada Alan. Ia sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 30

    Abizar tahu, sekadar kata-kata tak akan cukup. Elsa adalah seseorang yang terluka, seseorang yang telah lama mengubur harapan untuk bersamanya. Abizar sadar, sikapnya yang dingin selama ini telah melukai gadis itu, membuatnya merasa tak diinginkan. Sekarang, semua perasaan itu meledak dalam dirinya, dan ia tak mampu mengabaikannya. Abizar menyandarkan kepalanya di kaca jendela, menatap bayangannya sendiri. “Aku mencintaimu, Elsa,” gumamnya lirih, seakan menyatakan janji pada dirinya sendiri. Pagi mulai menyingsing, dan Abizar telah memutuskan. Hari ini, ia akan berbicara dengan Darwin. Mungkin ini bukan keputusan yang mudah, tapi ia harus melangkah. Sebagai seseorang yang menganggap Darwin seperti kakak sendiri, ia harus menjelaskan semuanya, termasuk keputusannya yang kini membawa risiko. Di kantor, Darwin sudah menunggunya dengan ekspresi yang tegas. “Abizar, aku tak menduga kau akan datang pagi ini,” sambut Darwin dengan suara dingin, matanya mengamati Abizar dengan tajam.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24

Bab terbaru

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 99

    Pria itu memberitahu Abizar bahwa Violet telah merencanakan untuk menghancurkan Vale dengan cara yang sangat kejam. Dia telah menyewa sekelompok orang untuk melakukan pekerjaan kotor itu. Abizar merasa marah ketika mendengar rencana Violet. "Kalian memang sampah!" ucap Abizar dengan suara yang keras. Pria itu terlihat takut dan berusaha untuk melanjutkan ucapannya. "Violet memiliki dendam yang sangat dalam terhadap Tuan Alan dan Boy. Dia merasa bahwa mereka telah merusak hidupnya dan sekarang dia ingin membalas dendam." Abizar mengangguk dan memutuskan untuk segera mengambil tindakan. Dia tidak bisa membiarkan Violet melakukan hal seperti itu. "Aku akan segera menghubungi Alan dan Boy untuk memberitahu mereka tentang rencana Violet," kata Abizar dengan suara ya

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 98

    Alan langsung menghubungi Abizar, unuk membantunya. 'Abizar, aku butuh bantuanmu,' kata Alan dengan suara yang serius. 'Apa yang terjadi, Alan?' tanya Abizar dengan suara yang penasaran. 'Aku dan Boy telah menerima beberapa ancaman,' jawab Alan. 'Aku tidak tahu siapa yang melakukannya, tapi aku ingin kamu menyelidikinya.' Abizar langsung setuju untuk membantu Alan. 'Aku akan segera menyelidiki,' kata Abizar. 'Tapi aku butuh informasi lebih lanjut tentang ancaman-ancaman tersebut.' Alan kemudian memberikan informasi lebih lanjut tentang ancaman-ancaman yang telah dia terima, termasuk isi surat ancaman yang telah dia dapatkan. Abizar mendengarkan dengan saksama dan kemudian berjanji u

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 97

    Violet mulai merencanakan sesuatu untuk menghancurkan kebahagiaan Alan dan Boy. Dia memanggil seseorang yang dia kenal untuk membantunya. "Hey, aku butuh bantuanmu," ucap Violet dengan suara yang penuh dengan dendam. "Apa yang kamu butuhkan?" tanya orang itu dengan suara yang penasaran. "Aku ingin menghancurkan kebahagiaan Alan dan Boy," jawab Violet dengan suara yang penuh dengan kemarahan. "Mereka pikir mereka bisa bahagia tanpaku?" Orang itu tersenyum. "Aku bisa membantumu. Tapi aku butuh sesuatu sebagai imbalan." Violet tersenyum. "Aku akan memberimu apa pun yang kamu inginkan. Asalkan kamu bisa membantuku menghancurkan kebahagiaan mereka." Orang itu mengangguk. "Baiklah. Aku akan membantumu. Tapi kamu harus siap dengan konsekuensinya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 96

    "Alan, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," ucap Boy dengan suara yang bergetar. "Aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan aku tidak tahu bagaimana aku bisa memperbaikinya." "Boy, aku tahu bahwa kamu telah melakukan kesalahan," ucap Alan dengan suara yang tenang. "Tapi aku juga tahu bahwa kamu tidaklah jahat. Kamu hanya salah dan kamu harus bertanggung jawab atas perbuatamu." "Aku tahu, Alan," ucap Boy dengan suara yang sedih. "Aku hanya ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang aku telah lakukan. Aku tidak ingin menyakiti kamu atau siapa pun lagi." "Boy, aku memaafkan kamu. Tapi kamu harus berjanji padaku bahwa kamu akan memperbaiki diri dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi." "Aku berjanji, Alan," ucap Boy dengan suara yang bersemangat. "Aku akan memperbaiki diri dan aku akan menjadi orang yang lebih baik. Terima kasih, Alan,

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 95

    Scot mendorong tubuh wanita malam itu dengan kasar sampai terjatuh ke lantai. "Sialan berani-beraninya dia menikah lagi," ucap Scot dengan kesal, sambil membanting gelas yang ada di meja. Para wanita malam yang menemaninya berhamburan pergi, meninggalkan Scot dalam ruangan yang mencekam. Scott Lanser menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa keluarga Han adalah keluarga yang sangat berpengaruh di kota ini, dan melibatkan dirinya dalam urusan mereka bisa berbahaya. Ia tahu bahwa Park Yo Ming adalah orang yang berbahaya dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. "Tuan Park mungkin bukan orang yang bisa diremehkan, tapi jangan lupakan bahwa aku pun memiliki pengaruh yang sama besar di kota ini," ucap Scott Lanser dengan suara penuh keyakinan. Anak buahnya menelan ludah sebentar sebelum mela

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 94

    Park melemparkan senyum sinis ke arah Maria sebelum kembali menarik rambutnya dengan ganas. 'Kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja setelah semua yang kau lakukan?" Maria menggeleng pelan, matanya berkaca-kaca. "Aku minta maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud mencelakaimu." "Dasar wanita licik!" Park semakin mengencangkan cengkeramannya pada rambut Maria, lalu menyeretnya ke arah bathub. Maria berteriak kesakitan, namun suaranya seolah tercekat saat wajahnya dipaksa masuk ke dalam air. Park memaksa Maria untuk tenggelam berkali-kali, membuatnya kesulitan bernapas. "Tolong... aku... lep... as," suara Maria pecah terpotong-potong berusaha mencari udara. Park terus tersenyum penuh kepuasan melihat Maria menderita. "Inilah balasan karena berani melawanku. Kau pantas menerima hukuman ini." Maria meront

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 93

    Di ruang operasi yang steril, Bella merasa gugup dan khawatir. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana akan melahirkan bayinya prematur, apalagi dengan kondisinya yang masih lemah karena pendarahan. Dokter dan perawat mulai bersiap untuk melakukan operasi Caesar. "Dokter, apa benar bayi saya bisa lahir dengan selamat?" tanya Bella khawatir. Dokter tersenyum lembut. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Anda dan bayi Anda, Bella. Semua akan berjalan lancar, jangan khawatir." Beberapa saat kemudian, proses operasi pun dimulai. Bella merasakan kesakitan yang luar biasa saat pisau bedah mulai memotong perutnya. Dia hanya bisa menahan rasa sakitnya sambil berdoa agar bayinya bisa lahir dengan selamat. "Sedikit lagi, Bella. Bayi Anda hampir lahir," ucap dokter dengan penuh semangat.

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 94

    Scot mendorong tubuh wanita malam itu dengan kasar sampai terjatuh ke lantai. "Sialan berani-beraninya dia menikah lagi," ucap Scot dengan kesal, sambil membanting gelas yang ada di meja. Para wanita malam yang menemaninya berhamburan pergi, meninggalkan Scot dalam ruangan yang mencekam. Scott Lanser menarik napas dalam-dalam. Dia tahu bahwa keluarga Han adalah keluarga yang sangat berpengaruh di kota ini, dan melibatkan dirinya dalam urusan mereka bisa berbahaya. Ia tahu bahwa Park Yo Ming adalah orang yang berbahaya dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. "Tuan Park mungkin bukan orang yang bisa diremehkan, tapi jangan lupakan bahwa aku pun memiliki pengaruh yang sama besar di kota ini," ucap Scott Lanser dengan suara penuh keyakinan. Anak buahnya menelan ludah sebentar sebelum melanjutkan. "Tapi janga

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 92

    Abizar berhenti sejenak, memandangnya dengan mata yang penuh arti. “Aku tahu. Dia tidak akan pernah melepaskanku, tidak pernah. Tapi aku sudah tidak bisa kembali. Dunia ini, keluarga ini, itu semua bukan lagi tempatku. Aku hanya ingin hidup denganmu, Elsa. Aku hanya ingin kamu tetap aman.” Elsa menelan ludah. Ada begitu banyak perasaan yang bercampur aduk dalam dirinya—cinta, ketakutan, kebingungan. “Tapi kalau kamu pergi ke sana, kamu akan... akan berhadapan dengan Ebizawa. Apa yang akan terjadi padamu?” Abizar menghela napas panjang, berjalan mendekat, dan duduk di sampingnya. “Aku tidak tahu, Elsa. Tapi apa yang lebih buruk dari ini? Kehidupan yang terus terjebak dalam kebohongan dan pengkhianatan? Aku sudah cukup. Kali ini, aku harus memilih untuk melawan.” Elsa merasa air mata mulai menggenang di matanya. “Aku takut, Abizar. Aku takut kehilanganmu. Aku tidak ingin kamu terluka lagi, tid

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status