Share

Bab 67

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2025-01-12 11:16:55
"Saya Dokter, Saya anak dari wanita yang Anda operasi. Bagaimana hasilnya apa Ibuku baik-baik saja. Dokter Ayu bagaimana?'" tanya Marsya dengan penuh harap.

"Maaf! Hanya kata maaf yang keluar dari mulut Dokter Ayu sambil tertunduk begitupun suster.. Juan yang berdiri dibelakang mereka menatap iba Dokter Marsya.

"Tidak! Bukan itu yang ku ingin dengar dari mulut Anda!" teriak Marsya dengan nada tinggi.

"Maaf Kami semua sudah berusaha di saat Kami sedang melakukan operasi kardiogramnya semakin lemah dan kacau. Detak jantungnya tiba-tiba berhenti dan semakin memburuk. Kami semua sudah berusaha. Dokter Marsya Anda harus ikhlas."

"Tidak!" Marsya mendorong Dokter Ayu dan meringsek masuk ke dalam ruang operasi menyambar tubuh Ibunya yang sudah terbujur kaku.

"Ibu! Ibu ini Aku anakmu Marsya, Ibu Aku mohon kembalilah," ucapnya dengan suara parau.

"Kau sudah berjanji tadi pagi Kita mau ke makam Ayah. Tapi ... tapi kenapa Ibu meninggalkan Aku."

"Ibu!" suara tangisan yang menyayat hat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 68

    "Baik Tuan, kalau begitu Saya akan menyiapkan mobil dan menunggu Anda di lobi setelah Anda sudah siap." "Hem ... pergilah." Dengan gerakan tangan dari Tuannya Tian pergi meninggalkan Juan yang membelakanginya sambil menikmati pemandangan kota Jogjakarta yang begitu terkenal dengan kuliner tradisional dan keramah tamahan warganya. 'Sudah setahun Kau pergi kemana Dokter Marsya. Begitu sulit menemukanmu. Apa Kau baik-baik saja diluar sana. Semua negara sudah Aku cari tak ada satupun tanda-tanda kehadiranmu,' monolognya dengan perasaan yang begitu hampa. *** Juan pergi bersama asistennya Tian dengan pakaian santai. Menikmati perjalanan di kota Jogja untuk menghilangi rasa penat belakangan ini. "Kau menikmati perjalanan ini Tian." "Sangat Tuan, bagaimana dengan Anda." "Hem ... sedikit menikmati tapi kenapa malam ini agak berbeda. Lihatlah dilangit banyak bintang-bintang bersinar dan berkilau." "Banyak masyarakat awam bilang pandanglah langit yang gelap seandainya ada bintang

    Last Updated : 2025-01-13
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 69

    Juan memeluk erat Marsya Dia mencium lama rambut Marsya yang wangi bunga rose. "Tidak, Kau sudah mengacaukan hidupku berjanjilah tak akan pergi lagi, Marsya." Deg! Detak jantung Marsya begitu cepat ketika Juan tiba-tiba mengungkapakan perasaannya. "Kau ... Kau sudah memiliki kekasih Juan, jangan seperti ini. Jangan buat kekasihmu bersedih, Aku bukan perebut kekasih orang." Dekapan Juan menegang matanya terbuka mendengar ucapan Marsya. Ya dia memang mempunyai kekasih tapi wanita inilah yang belakangan ini menjadi pemilik hati sebenarnya. Wanita ini sudah membuat dia membohongi kekasihnya. Juan melepas pelukannya tangannya menangkup wajah cantik Marsya dengan sorot mata lembut. "Kau yang ku inginkan tunggulah sebentar lagi Kita akan bersama." "Apa Kau tidak mengerti, Aku nggak cinta sama Kamu Juan. Kita hanya sepasang manusia yang baru bertemu belum lama yang tak sengaja bertemu dalam hubunganku bersama Bima temanmu. Kau tahu betul siapa yang selalu mengisi hatiku sampai saat

    Last Updated : 2025-01-13
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 70

    "Tuan setelah ini apa Anda akan memberi tahu Tuan dan Nyonya besar? Mereka pasti senang" "Tidak biarkan saja seperti ini sampai waktunya mereka akan kuberitahu." "Apa tujuan Anda menikahi Nyonya Marsya." "Aku hanya membantunya belum lama perusahaan mendiang Ayah Marsya bekerja sama dengan perusahaan Clan. Keluarga serakah itu menguasai perusahaan dan beberapa aset milik Ayah Marsya setelah diselidiki Dominic asal mula perusahaan itu. Perusahaan Clan tidak akan bekerja sama dengan perusahaan yang pemilik sahnya tidak turun langsung bertemu dengannya. Dominic memintaku membangun rumah sakit di Jogja rupanya selama ini pria itu tahu keberadaan Marsya. Dia bilang datanglah ke Jogja pergilah ke taman yang ramai. Adiknya Julia menyukai nasi gudeg di alun-alun. Menggelikan sekali seorang keturunan Clan sangat menyukai makanan itu. Rupanya ada niat terselubung dibelakangnya," urai Juan. "Dan Anda beruntung bertemu dengan Nyonya Marsya, Tuan Juan." "Hem, sangat walaupun tak sepenuhnya

    Last Updated : 2025-01-14
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 71

    Tian membuka pintu mobil penumpang untuk Juan dan berputar masuk duduk ke bangku penumpang samping supir. " Hem,cepat Kita berangkat," titah Juan yang membuka maskernya di dalam mobil. Selama perjalanan pulang Juan menghubungi Mita sudah satu bulan Dia tidak bertemu karena kesibukan masing-masing. Tian melirik Tuannya beberapa kali lewat kaca tengah mobil rupanya Juan memergokinya. Setelah 10 menit mengobrol Juan mematikan ponselnya karena tidak ingin diganggu. "Apa ada yang ingin Kau sampaikan?" tanya Juan dengan alis terangkat sebelah menatap Tian datar. "Tuan besar meminta Anda menemuinya. Beliau masih berambisi ingin menjodohkan Anda dengan putri dari seorang pengusaha berlian, Tuan." "Tolak saja! Aku tidak akan menemuinya kalau Daddyku masih keras kepala dengan keegoisannya Aku tidak akan menuruti kemauannya. Aku berhubungan dengan Mita saja Dia tidak setuju bagaimana dengan istriku." "Sepertinya Nyonya besar menyukai istri Anda." Juan mengangkat wajahnya yang sejak

    Last Updated : 2025-01-14
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 72

    Kedua bola matanya terbelalak melihat Juan yang sedang melumat bibirnya dengan mata memandangnya. "Hph ... uh ... Juan hentikan." Bukannya berhenti Juan semakin melesakkan lidahnya ke dalam mulut Marsya melumat dan menghisap saling merasakan saliva masing-masing. Tangannya mencekal pergelangan tangan Marsya ke atas kepala dan mengunci kakinya dengan menindihnya. "Juan apa yang Kau lakukan?" "Kenapa, Aku meminta hak Aku sebagai suami." "Enak saja! Aku nggak mau, minggir berat nih!" "Ck ... jangan merusak suasana istriku!" "Aku belum siap Juan, Aku ... Aku lagi datang bulan. Ah ya! Benar datang bulan." "Yakin? Apa hanya alasan Kamu saja?" "Aku tidak bohong Juan, awas ih berat Kamunya!" Juan tersenyum menyeringai jahat sambil memainkan lidahnya ke bibir. "Kenapa wajahmu sepertii itu? Jangan aneh-aneh deh!" Tiba-tiba tangan kiri Juan menyentuh dua bulatan Marsya yang padat pas digenggamannya. "Kau tidak memakai bra? Sepertinya istriku ini sudah biasa tidur seperti

    Last Updated : 2025-01-15
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 73

    "Ck ...sudahlah Aku lelah hari ini ada pasienku mau melahirkan." "Sudah ku atasi tenang saja klinikmu libur hari ini. Semua pasien sudah dibawa ke rumah sakit lain." "Apa! Apa maksudmu?" kaget Marsya mendengar ucapan Juan. Badannya sampai setengah duduk membuat kesenangan Juan terganggu. Juan bangun dari kasur lalu berdiri dihadapan Marsya dengan senjata yang masih menegang. Tangannya memegang dagu Marsya kepalanya menunduk menatap istrinya yang terlihat marah tapi seksi dimatanya. "Benar, semua pasienmu sudah Aku pindahkan ke rumah sakit milikku. Penghasilan rumah sakit hari ini tetap masuk kerekening Kamu sayang. Kau tak usah khawatir mereka ditangani dengan baik. Dan Kau hanya menangani Aku saja, hem." "Tapi ... hph," Belum sampai melanjutkan ucapannya Juan mencium bibir Marsya yang membengkak tangannya terulur mengendong tubuh Marsya seperti koala masuk ke kamar mandi tanpa melepas pagutannya. Mereka melakukan penyatuan kembali tanpa ada gangguan dari siapapun. Di tem

    Last Updated : 2025-01-16
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 74

    "Nyonya Marsya mohon maaf, Saya dan semua pengawal akan pergi meninggalkan klinik. Apa suster Siska bisa menemani Anda?" tanya salah satu seorang pengawal yang Marsya ketahui ketua dari para pengawal lainnya. Marsya kaget mendengar ucapan pengawal Juan yang berdiri menatapnya iba. "Kalau Dia sudah berkata seperti itu kalian boleh meninggalkan Aku. Tenang saja Aku biasa sendiri, Tuan pengawal," jawab Marsya tersenyum hangat. Deg! Hati Ahmad bergetar mendengar ucapan wanita yang berdiri dihadapannya. Meskipun wanita itu habis menangis tapi bibirnya masih bisa tersenyum. "Nyonya ini nomer telepon Saya, Anda bisa menghubungi Saya. Kami hanya khawatir meninggalkan Anda disini sendiri." "Tidak apa-apa Tuan pengawal sekarang masih sore nanti Siska pasti datang sebaiknya Anda pergi secepatnya nanti Juan bisa marah." "Ya sudah Saya pergi Nyonya Anda hati-hati di klinik kalau ada apa-apa hubungi Saya. Nanti ada teman Saya yang datang menjaga klinik Anda, Saya permisi Nyonya muda."

    Last Updated : 2025-01-16
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 75

    Suatu malam, Juan masuk ke kamar Marsya yang mau tidur di kamarnya tanpa seizinnya. "Kenapa kamu di sini, Juan?" tanya Marsya, yang telah memasuki delapan bulan kehamilannya. "Kenapa? Ini kamar kamukan dan aku ingin berada dekat anakku," ucap Juan sambil menatap perut Marsya yang telihat sudah membesar. Marsya menatap Juan dengan heran. "Ck, jangan aneh-aneh. Aku memberikanmu kesempatan, tapi tidak sebebas ini. Keluarlah, aku mau istirahat," ujar Marsya, mencoba mengusir Juan dari kamarnya. "Besok lusa kita akan menikah, aku sudah menyiapkan semuanya," kata Juan dengan suara mantap. Marsya terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Apa katamu, menikah?" tanyanya dengan wajah terkejut. "Ya, kita akan menikah," jawab Juan dengan tegas. "Aku tidak mau, kau jangan memaksaku, Juan!" "Aku tidak perlu persetujuanmu, yang jelas besok lusa kita akan menikah atau... ," ucap Juan menggangtung sambil mendekati Marsya yang malam ini begitu cantik. "Kita akan menik

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 111

    Boy merasa sangat sedih dan kecewa karena Alan tidak mau melihatnya. Boy hanya ingin mencari tahu tentang keadaan Laura, tapi malah dihalangi oleh pengawal-pengawal kakaknya. Boy memutuskan untuk tidak memaksa Alan untuk berbicara dengannya. Dia tidak ingin membuat situasi menjadi lebih buruk. Boy memutuskan untuk pergi dan mencari tahu tentang keadaan Laura dari sumber lain. Saat Boy berjalan pergi, dia melihat seorang perawat yang sedang keluar dari ruang ICU. Boy segera mendekati perawat tersebut dan bertanya tentang keadaan Laura. "Maaf, saya ingin tahu tentang keadaan Nona Laura. Apakah lukaanya parah?" tanya Boy dengan suara yang khawatir. Perawat tersebut memandang Boy dengan simpati sebelum menjawab. "Maaf, tuan. Nona Laura masih dalam keadaan kritis. Kami masih berusaha untuk menyelamatkan nyawanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 110

    Vale mencoba menghubungi Alan melalui telepon, karena Laura tidak kembali setelah beberapa jam. Sementara itu, Alan yang menunggu lama Laura yang tak datang-datang juga menghubungi istrinya, Vale. 'Halo, sayang. Kamu sedang apa?' tanya Alan melalui telepon. 'Alan, aku khawatir. Laura tidak kembali setelah beberapa jam. Aku sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak ada jawaban,' jawab Vale dengan suara yang khawatir. Alan terdiam sejenak, kemudian menjawab. 'Aku juga menunggu Laura, tapi dia tidak datang-datang. Aku sudah mencoba menghubunginya juga, tapi tidak ada jawaban. Aku akan mencari tahu apa yang terjadi padanya.' Vale merasa lega karena Alan akan mencari tahu apa yang terjadi pada Laura. 'Terima kasih, Alan. Aku sangat khawatir tentang Laura,' kata Vale.

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 109

    Vale duduk di dalam mobil dengan wajah yang tidak senang. Dia merasa bahwa Boy telah melebih-lebihkan dengan mengatakan bahwa ada pengawal yang menjaganya. Laura memulai mesin mobil dan memandang ke belakang untuk memastikan bahwa Vale sudah siap untuk berangkat. "Maaf, Nyonya," kata Laura dengan suara yang lembut. "Saya akan mengantar anda pulang sekarang." Vale tidak menjawab, tetapi hanya mengangguk dengan wajah yang masih tidak senang. Laura memahami bahwa Vale masih marah dengan Boy, jadi dia tidak berbicara lagi dan hanya fokus pada mengemudi. Saat mereka pergi, Boy masih berdiri di luar restoran, memandang mobil yang pergi dengan wajah yang sedikit gelisah. Dia merasa bahwa perasaannya tak tenang, tetapi dia tidak tahu apa itu. Sampai di mansion... Vale duduk di sofa yang empuk, mengelus perutnya yang sedang hamil besar. Dia masih terlihat marah dan frustras

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 108

    Boy memasuki apartemennya dengan langkah yang berat, emosi yang masih menggelora di hatinya membuatnya merasa tidak tenang. Dia memang menyukai Laura, tapi hanya sebatas suka, tidak sampai mencintainya. Dia merasa bahwa Laura adalah wanita yang cantik dan baik, tapi dia tidak merasakan adanya hubungan yang lebih dalam dengan Laura. Boy berjalan ke arah jendela dan memandang ke luar, mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia merasa bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat dengan menolak perjodohan dengan Laura dan memilih Cloe sebagai kekasihnya. Tapi, dia juga merasa bahwa dia telah menyakiti Laura dan keluarganya. Boy mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk membuang pikiran-pikiran yang mengganggu dirinya. Dia tahu bahwa dia harus fokus pada hubungannya dengan Cloe dan tidak boleh membiarkan perasaan-perasaan yang tidak diinginkan mengganggu dirinya. Dua ming

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 107

    Boy memandang Alan dengan mata yang marah dan sedih. "Kamu tidak adil, Kak! Cloe bukanlah anak pelakor! Dia adalah wanita yang aku cintai!" teriak Boy dengan nada keras. Alan memandang Boy dengan mata yang tajam. "Kau tidak tahu siapa dia! Yang aku peduli adalah keluarga ini! Dan aku tidak akan membiarkan kamu merusaknya dengan wanita seperti Cloe!" bentak Alan. Boy memandang Alan dengan mata yang penuh kecewa. "Kamu tidak mengerti, Kak! Aku mencintai Cloe! Dan aku akan melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia!" teriak Boy dengan nada keras. "Aku tidak akan membiarkan kamu melakukan itu, Boy! Aku tak menyutujuinya!" bentak Alan. "Kamu tidak adil, Kak! Aku hanya ingin bahagia! Lalu apa bedanya dengan Laura wanita yang tak jelas asal usulnya!" teriak Boy dengan nada keras. "Aku tidak peduli apa yang kamu inginkan, Boy! Asal kau t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 106

    Laura berjalan dengan langkah cepat ke dalam markas, tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dia masuk ke dalam ruang senjata, tempat dia biasa melatih diri dan menguji kemampuan tempurnya. Tapi kali ini, Laura tidak datang untuk melatih diri. Dia datang untuk meluapkan amarahnya. Dia mengambil peluru dari tempat penyimpanan dan memasukkannya ke dalam senjatanya. Dengan mata yang berapi-api, Laura menatap beberapa patung boneka yang berada di ruangan itu. Dia menganggap patung-patung itu sebagai Boy, tuan mudanya yang telah menolak perjodohannya dengannya. Dengan gerakan yang cepat dan tepat, Laura menembaki patung-patung itu berkali-kali. Peluru-peluru menghantam patung-patung itu, membuatnya hancur dan berantakan. Laura terus menembaki patung-patung itu, tidak peduli deng

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 105

    Laura merasa tidak nyaman ketika melihat pesan tersebut. Dia tidak ingin berbicara dengan orang itu, karena dia tahu bahwa percakapan mereka hanya akan membuatnya semakin sakit hati. 'Aku tidak ingin bicara denganmu,' kata Laura dalam hati, sambil menatap ponselnya. Tapi, ponselnya kembali bergetar. Orang itu tidak mau menyerah. {'Aku tahu kamu sedang online, tapi aku harus bicara denganmu. Tolong, Laura angkat teleponku'} kata pesan tersebut. Laura merasa malas. Dia tahu apa yang ingin dikatakan oleh orang itu, tapi dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindarinya. Terpaksa dia mengangkat panggilan itu. ['Dengan siapa aku bicara?'} tanya Laura, sambil mengambil napas dalam-dalam. {'Jangan pura-pura lupa ingatan,'} jawab Boy. Laura diam dan menebak dalam hati. 'Apa dia ingin bicara dengannya tentang perjodoh

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 104

    Laura keluar dari toilet dengan langkah ringan, ia terkejut ketika melihat seorang lelaki tampan bersandar di dinding, menyilangkan tangan dengan wajah datar. Boy, mendekatinya dengan langkah mantap hingga wajah mereka hanya berselisih beberapa sentimeter saja. Laura bisa merasakan hembusan nafas lelaki itu di wajahnya, membuatnya terdiam. "Kau cemburu, hem?" tanya Boy dengan suara yang menggoda, sambil menatap lurus mata hijau Laura. Laura hanya bisa membalas tatapan tajam Boy sambil tersenyum tipis. "Apa maksud Anda, tuan muda?" tanyanya dengan nada dingin, mencoba menyembunyikan kecanggungannya di balik senyumnya. "Jangan pura-pura kau cemburukan kalau aku dekat dengan wanita lain," ucap Boy sambil menggerakkan jari-jarinya di samping wajah Laura, membuatnya semakin merasa tidak nyaman.

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 103

    Vale tersenyum melihat pemandangan di depannya. Laura, pengawalnya yang dingin, sedang digoda oleh adik iparnya, Boy. Meskipun terlihat dingin, Vale tahu bahwa di balik sikapnya yang keras, Laura sebenarnya adalah sosok yang lembut dan penuh kasih. Vale yang sedang hamil begitu senang melihat kedua manusia tersebut. Ia berharap agar Laura dan Boy bisa menjadi sepasang kekasih. "Laura, Boy, kenapa kalian selalu bertengkar? Kalian tidak sadar bahwa sebenarnya kalian saling menyukai," ujar Vale sambil tersenyum lembut. Laura menatap Vale dengan tatapan datar. "Apa yang anda bicarakan, Nyonya Vale?" Boy menimpali sambil tersenyum jail. "Kak Vale benar, Laura. Jika kita selalu bertengkar karena saling menyukai. Ayo berikan kesempatan padaku untuk menjadiknmu kekasihku." Laura hanya tersenyum tipis mendengar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status