Share

Bab 101

Penulis: Miss Kay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-01 22:19:12

Sementara itu, di Italia, Jessy sedang menikmati waktu luangnya di sebuah kafe. Dia tidak menyadari bahwa ada orang yang sedang memantau gerak-geriknya.

Orang suruhan Violet tersebut telah tiba di Italia dan sedang mencari cara untuk menculik Jessy. Dia memutuskan untuk menggunakan cara yang halus dan tidak menimbulkan kecurigaan.

Jessy tidak menyadari bahwa ada bahaya yang sedang mengintainya. Dia terus menikmati waktu luangnya, tidak tahu bahwa hidupnya akan segera terancam.

Di sisi lain, Boy sedang berbicara dengan Abizar tentang rencana Violet. Abizar telah memberitahu Boy tentang rencana Violet untuk menculik Valeria, dan Boy sangat marah dan khawatir.

"Aku tidak akan membiarkan Violet melakukan hal seperti ini lagi," kata Boy. "Aku akan melindungi keluargaku dengan cara apa pun."

Abizar mengangguk da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 102

    Abizar, Boy, dan timnya berhasil menyusup ke dalam rumah besar di pinggiran kota London. Mereka bergerak dengan cepat dan hati-hati, mencari tahu di mana Jessy ditahan. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh beberapa anak buah Violet yang bersenjata. "Kalian tidak akan pernah bisa menyelamatkan wanita itu!" salah satu anak buah Violet berteriak. Abizar dan timnya tidak ragu-ragu. Mereka langsung menyerang anak buah Violet dengan keahlian bela diri yang tinggi. Boy juga ikut serta dalam perkelahian, menggunakan keahlian bela dirinya untuk mengalahkan lawan-lawannya. Perkelahian berlangsung dengan sengit. Abizar dan timnya berhasil mengalahkan beberapa anak buah Violet, tapi masih ada beberapa yang lain yang terus menyerang. Boy berhasil mengalahkan salah satu anak buah Violet dengan tendangan yang kuat. "Kamu tidak akan pernah bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 103

    Vale tersenyum melihat pemandangan di depannya. Laura, pengawalnya yang dingin, sedang digoda oleh adik iparnya, Boy. Meskipun terlihat dingin, Vale tahu bahwa di balik sikapnya yang keras, Laura sebenarnya adalah sosok yang lembut dan penuh kasih. Vale yang sedang hamil begitu senang melihat kedua manusia tersebut. Ia berharap agar Laura dan Boy bisa menjadi sepasang kekasih. "Laura, Boy, kenapa kalian selalu bertengkar? Kalian tidak sadar bahwa sebenarnya kalian saling menyukai," ujar Vale sambil tersenyum lembut. Laura menatap Vale dengan tatapan datar. "Apa yang anda bicarakan, Nyonya Vale?" Boy menimpali sambil tersenyum jail. "Kak Vale benar, Laura. Jika kita selalu bertengkar karena saling menyukai. Ayo berikan kesempatan padaku untuk menjadiknmu kekasihku." Laura hanya tersenyum tipis mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 104

    Laura keluar dari toilet dengan langkah ringan, ia terkejut ketika melihat seorang lelaki tampan bersandar di dinding, menyilangkan tangan dengan wajah datar. Boy, mendekatinya dengan langkah mantap hingga wajah mereka hanya berselisih beberapa sentimeter saja. Laura bisa merasakan hembusan nafas lelaki itu di wajahnya, membuatnya terdiam. "Kau cemburu, hem?" tanya Boy dengan suara yang menggoda, sambil menatap lurus mata hijau Laura. Laura hanya bisa membalas tatapan tajam Boy sambil tersenyum tipis. "Apa maksud Anda, tuan muda?" tanyanya dengan nada dingin, mencoba menyembunyikan kecanggungannya di balik senyumnya. "Jangan pura-pura kau cemburukan kalau aku dekat dengan wanita lain," ucap Boy sambil menggerakkan jari-jarinya di samping wajah Laura, membuatnya semakin merasa tidak nyaman.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 105

    Laura merasa tidak nyaman ketika melihat pesan tersebut. Dia tidak ingin berbicara dengan orang itu, karena dia tahu bahwa percakapan mereka hanya akan membuatnya semakin sakit hati. 'Aku tidak ingin bicara denganmu,' kata Laura dalam hati, sambil menatap ponselnya. Tapi, ponselnya kembali bergetar. Orang itu tidak mau menyerah. {'Aku tahu kamu sedang online, tapi aku harus bicara denganmu. Tolong, Laura angkat teleponku'} kata pesan tersebut. Laura merasa malas. Dia tahu apa yang ingin dikatakan oleh orang itu, tapi dia tahu bahwa dia tidak bisa menghindarinya. Terpaksa dia mengangkat panggilan itu. ['Dengan siapa aku bicara?'} tanya Laura, sambil mengambil napas dalam-dalam. {'Jangan pura-pura lupa ingatan,'} jawab Boy. Laura diam dan menebak dalam hati. 'Apa dia ingin bicara dengannya tentang perjodoh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 106

    Laura berjalan dengan langkah cepat ke dalam markas, tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Dia masuk ke dalam ruang senjata, tempat dia biasa melatih diri dan menguji kemampuan tempurnya. Tapi kali ini, Laura tidak datang untuk melatih diri. Dia datang untuk meluapkan amarahnya. Dia mengambil peluru dari tempat penyimpanan dan memasukkannya ke dalam senjatanya. Dengan mata yang berapi-api, Laura menatap beberapa patung boneka yang berada di ruangan itu. Dia menganggap patung-patung itu sebagai Boy, tuan mudanya yang telah menolak perjodohannya dengannya. Dengan gerakan yang cepat dan tepat, Laura menembaki patung-patung itu berkali-kali. Peluru-peluru menghantam patung-patung itu, membuatnya hancur dan berantakan. Laura terus menembaki patung-patung itu, tidak peduli deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 107

    Boy memandang Alan dengan mata yang marah dan sedih. "Kamu tidak adil, Kak! Cloe bukanlah anak pelakor! Dia adalah wanita yang aku cintai!" teriak Boy dengan nada keras. Alan memandang Boy dengan mata yang tajam. "Kau tidak tahu siapa dia! Yang aku peduli adalah keluarga ini! Dan aku tidak akan membiarkan kamu merusaknya dengan wanita seperti Cloe!" bentak Alan. Boy memandang Alan dengan mata yang penuh kecewa. "Kamu tidak mengerti, Kak! Aku mencintai Cloe! Dan aku akan melakukan apa saja untuk membuatnya bahagia!" teriak Boy dengan nada keras. "Aku tidak akan membiarkan kamu melakukan itu, Boy! Aku tak menyutujuinya!" bentak Alan. "Kamu tidak adil, Kak! Aku hanya ingin bahagia! Lalu apa bedanya dengan Laura wanita yang tak jelas asal usulnya!" teriak Boy dengan nada keras. "Aku tidak peduli apa yang kamu inginkan, Boy! Asal kau t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 108

    Boy memasuki apartemennya dengan langkah yang berat, emosi yang masih menggelora di hatinya membuatnya merasa tidak tenang. Dia memang menyukai Laura, tapi hanya sebatas suka, tidak sampai mencintainya. Dia merasa bahwa Laura adalah wanita yang cantik dan baik, tapi dia tidak merasakan adanya hubungan yang lebih dalam dengan Laura. Boy berjalan ke arah jendela dan memandang ke luar, mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia merasa bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat dengan menolak perjodohan dengan Laura dan memilih Cloe sebagai kekasihnya. Tapi, dia juga merasa bahwa dia telah menyakiti Laura dan keluarganya. Boy mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk membuang pikiran-pikiran yang mengganggu dirinya. Dia tahu bahwa dia harus fokus pada hubungannya dengan Cloe dan tidak boleh membiarkan perasaan-perasaan yang tidak diinginkan mengganggu dirinya. Dua ming

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 109

    Vale duduk di dalam mobil dengan wajah yang tidak senang. Dia merasa bahwa Boy telah melebih-lebihkan dengan mengatakan bahwa ada pengawal yang menjaganya. Laura memulai mesin mobil dan memandang ke belakang untuk memastikan bahwa Vale sudah siap untuk berangkat. "Maaf, Nyonya," kata Laura dengan suara yang lembut. "Saya akan mengantar anda pulang sekarang." Vale tidak menjawab, tetapi hanya mengangguk dengan wajah yang masih tidak senang. Laura memahami bahwa Vale masih marah dengan Boy, jadi dia tidak berbicara lagi dan hanya fokus pada mengemudi. Saat mereka pergi, Boy masih berdiri di luar restoran, memandang mobil yang pergi dengan wajah yang sedikit gelisah. Dia merasa bahwa perasaannya tak tenang, tetapi dia tidak tahu apa itu. Sampai di mansion... Vale duduk di sofa yang empuk, mengelus perutnya yang sedang hamil besar. Dia masih terlihat marah dan frustras

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06

Bab terbaru

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status