Leon menghentikan makan paginya sejenak dan menatap papanya yang terlihat sangat marah seolah tidak dihargai.
"Penjelasan seperti apa yang papa mau, aku sudah mendapatkan ucapan selamat dari mama, tapi dari papa belum," ucap Leon.
"Kau anak anak, sama sekali tidak menghargai papamu. Kenapa tidak diskusi masalag bisnis pada papa?" bentak tuan Atmaja.
Jika bicarapun pasti tidak akan diberikan kesempatan untuk bicara dan mengungkapkan apa yang dia inginkan. Bukankah biasanya seperti itu.
"Papa selalu menentang apa yang akan aku ingin lakukan bukan, jadi untuk apa aku harus mengatakan rencana dan memulai bisnis yang sesuai dengan kesenanganku," balas Leon.
"Aku merasa menjadi orang tua yang gagal karena mempunyai anak sepertimu!" ucap tuan Atmaja.
"Aku merasa tertekan saat apa yang aku inginkan selalu ditentang olehmu!" sahut Leon.
Pertarungan sengit antara anak dan papa terjadi di pagi hari saat sarapan pagi berlangsug. Nyonya Atmaja men
Tuan Atmaja masih terdiam, sedangkan Leon sudah memasang wajah marah. Alex mendamaikan keduanya dengan memberikan wejangan kedua belah pihak. "Leon maafkan papa, tentu saja papa ingin berdamai dengan mu, tapi berilah papa waktu untuk menerima artis itu," ucap tuan Atmaja. "Baik aku akan buktikan kalau Velope memang layak menjadi istriku melebihi siapapun," jawab Leon. Tuan Alex lega mendengar kesepakatan di antara adik dan keponakannya. Ia juga ikut pusing karena mereka berdua selalu berseteru. "Kalian semua sudah damai aku senang, lebih baik kedepannya kalian harus berdiskusi tentang apa yang diinginkan serta mencari jalan tengah agar dua-duanya tak ada yang tersakiti," nasehat tuan Alex. "Terima kasih telah peduli pada kami paman, hanya paman yang peduli dan tulus menyayangi kami semua," balas Leon. Leon dan papanya sudah berdamai dengan syarat, mereka akan berkeliling perusahaan karena ini adalah pencapaian Leon dan orang tuanya ber
Leon menghentikan langkah dan melihat ke belakang siapakah yang memanggilnya sok akrab begitu. Di kantor papanya tidak ada yang memanggilnya langsung nama apalagi seorang perempuan."Aku tidak mengenalmu tapi kamu tidak sopan sekali berteriak dengan kencang!" seru Leon."Maafkan aku tuan Leon, aku pikir pertemuan kita waktu itu di pesta perjamuan aku langsung bisa memanggil namamu kaena sudah berkenalan," ucap Priska dengan senyuman manisnya.Leon tidak memberi muka kepada wanita yang tidak disukainya itu, membuatnya badmood saja karena menghentikan langkahnya untuk menaktir orang yang sudah berjasa dalam usaha papanya itu."Aku tidak banyak waktu untuk meladenimu, aku ada banyak kerjaan hari ini, jadi jangan ganggu aku!" gertak Leon."Ah, sayang sekali aku padahal membuat kue untukmu," ucap Priska mencoba menghalangi jalan Leon.Leon tidak menghiraukan Priska ia mengkode asistennya untuk menjauhkan Priska dari hadapannya. Sungguh membuatnya
Leon mengecup kening Velope, ia tahu bahwa Velope kecewa waktu untuk bersama dengan kekasihnya hanya sebentar saja, padahal masih banyak waktu esok hari untuk kembali bertemu dan menghabiskan waktu."Aku harus pulang ini sudah larut malam, tidak baik antara pria dan wanita bersama dalam satu ruangan selarut ini," ucap Leon."Baiklah kalau begitu hati-hati dijalan ya, aku akan mengantarmu sampai parkiran," balas Velope.Padangan sejoli itu berpisah malam ini, Velope melanjutkan istirahatnya dan Leon pulang ke rumah orang tuanya. Nyonya Atmaja masih berada di ruang tamu dengan wajah yang tidak senang."Mama kenapa belum tidur?" peluk Leon yang baru saja sampai."Lihatlah siapa yang masih terus kekeh berada disini menunggumu, mama kesal sekali melihat wanita yang seperti ini," sindir nyonya Atmaja.Leon melihat wanita mana yang berada di rumahnya sampai selarut ini, lagi-lagi Priska harus dengan cara apa Leon membuat Priska untuk benar-benar me
Angie menggertak seorang wanita muda yang menabraknya. Ia hanya ingin menunjukkan pada wanita itu bahwa Angie adalah sahabat dekat pemilik perusahaan juga punya akses keluar masuk perusahaan ini."Maaf aku bukan model baru disini nona, aku hanya ingin menemui kekasihku yang tadi katanya berada disini," jawab Priska dengan sopan dan senyuman manisnya."Kekasih, siapa kekasihmu?" tanya Angie melunak.Priska mengatakan bahwa kekasih yang sedang ia kejar cintanya adalah pemilik LA Tech. Seorang pria tampan yang beberapa waktu ini baru saja kembali dari luar negeri untuk mengurus bisnis papanya serta memberikan kejutan kepada kaum pebisnis jika ia mampu mendirikan perusahaan besar padahal usianya masih muda."Apa yang kau maksdu adalah Leon, aku sudah banyak melihat wanita jalang sepertimu ini!" jawab Angie ketus."Terserah nona mau mengatakan apa tentangku, aku akan mengejar cinta Leon," jawab Priska.Angie sangat marah dan kesal melihat perempu
Leon dan Angie saling pandang, entah apa yang harus mereka jawab, sebenarnya wanita tadi adalah rival dari Velope sendiri. Gadis itu mengejar Leon dan karena saat ini ada Velope mungkin Henri berinisiatif menjauhkan mereka berdua agar tidak ada kesalahpadaham."Bukan seperti itu Velope, gadis tadi dia sengaja datang mendekati Henri, kau tahu kan kalau seorang pria berada di puncak pasti banyak gadis mendekat, ya tergantung si pria sendiri tergoda atau tidak!" seru Angie."Angie benar Velope, pria dengan kedudukan tinggi akan lebih seleksi memilih pendamping,banyak yang menghampiri tapi tidak akan masuk ke hati," sahut Leon.Velope mengangguk dan melanjutkan makan siangnya, ketiga orang itu mengobrol dengan santai membicarakan masa lalu bahkan yang akan datang. Leon dan Velope mengakui sebagai seorang kekasih di depan Angie. Karena Velope sedang terikat kontrak tidak dapat mempublikasinya sekarang jika mempunyai seorang kekasih dari penggemarnya sendiri."
Henri mengingat apa yang di ucapkan oleh Priska waktu mengobrol sebelum tidur siang. Wanita yang sangat lihat memuaskan hasrat lelaki itu ternyata selalu menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan proyek sang ayah."Oh dia sungguh lihai di atas ranjang," jawab Henri sambil mengingat kejadian saat makan siang."Aku tidak butuh jawaban seperti itu!" jawab Leon geram."Haha jangan marah dong kawan, wanita itu selalu membantu ayahnya mendapatkan proyek dengan tubuhnya yang indah," jawab Henri.Leon sudah mengerti sekarang jadi maksud perempuan itu mendekatinya adalah hanya untuk mengincar keuntungan karena membutuhkan sokongan dana."Terima kasih telah membantuku mendapatkan informasi penting ini," jawab Leon."Apa imbalan untukku?" tanya Henri."Nanti malam aku traktir kau minum," jawab Leon.Henri menggelengkan kepalanya ia menggoda Leon agar bisa berkencan dengan Velope satu malam saja. Ia ingin menikmati malam panjang bersama Velop
Velope membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Itu dari Meri karena memberitahu perubahan jadwal pemotretan untuknya pagi ini.[Velope jam tujuh pagi ke gedung Berlian untuk pemotretan, jadwalmu di ubah hari ini] isi pesan dari Meri.[Baik aku akan segera mandi dan menuju kesana] balas Velope.Velope menelpon Hanna untuk segera mempersiapakan barang yang ia sebutkan. Dan segera pergi ke lokasi yang akan ia share lock. Leon memeluknya dari belakang saat ia akan masuk ke kamar mandi."Kau terlihat sibuk sekali pagi ini?" Leon mencium punggung Velope."Meri Mengirim pesan kalau jadwal pemotretan di ubah," jawab Velope yang merinding saat Leon mengecup punggungnya.Leon semakin liar mengecup punggung Velope saat mendengar desahan dari mulut kekasihnya itu. Sungguh pagi yang menggairahkan bagi keduanya. Sayang sekali dering ponsel Velope terus terdengar dan membuat Leon harus menyudahi kesenangannya."Mau mandi bersama?" tanya Leon membisik
Leon menoleh kearah seorang pria tampan yang menyapanya. Pria itu tersenyum ramah seorang Aktor sekaligus pewaris perusahaan fasyen terkenal ibu kota Adam Lulu.Pemuda tampan itu adalah teman akting Velope di drama terbaru mereka berjudul mengejar cinta idola."Kau siapa, sepertinya wajahmu tak asing?" tanya Leon."Namaku Adam Lulu, aku salah satu penggemarmu dalam dunia bisnis.Tak pernah menampakkan diri tapi muncul dengan sebuah kejutan yang luar biasa. Aku harap kau mau menerimaku menjadi teman," ucap Adam.Leon menyeringai tipis ia mengingat sebuah serial drama yang di tonton oleh karyawannya tadi siang. Benar lelaki di hadapannya ini dengan rasa percaya diri ingin kenal dan dekat dengannya padahal sudah membuatnya cemburu karena menjadi lawan main dari Velope. "Huh Mimpi saja kau," gumam Leon."Kalau begitu senang bertemu denganmu Adam, aku harus segera pergi dari sini, aku ingin bertemu juga dengan artis idolaku," ucap Leon sembari pergi meni
Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek
Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te
Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa
Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam
Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu
Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b
Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m
Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa
Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan