Menikmati puding mangga dan waffle renyah setelah makan siang itu, rasanya menyenangkan. Terutama untuk para bocah.Tidak terkecuali bagi Elijah, Ruby dan Cecilia.Sebagai anggota baru di keluarga Bryan, Cecilia tidak terlalu canggung karena dia terus bersama Elijah. Bahkan Ruby pun jadi hobi menempel pada kakaknya.Hal itu menimbulkan tanda tanya bagi Edmund dan rasa senang untuk Emerald.Mungkin, dengan adanya Cecilia, bisa menambah kebaikan di dalam rumah mereka. Emerald berpikir seperti itu.Edmund dan Emerald sedang duduk di sofa ruang tengah, sementara anak-anak ada di depan mereka sekitar dua puluh meter.Menggulung lengan kemejanya, tiba-tiba saja, Emerald menarik lengannya itu dan melanjutkan pekerjaan Edmund.“Biar aku saja.”Edmund diam menunggu. Tidak lama setelah kedua lengan kemeja miliknya digulung sampai setinggi seperempat lengan, dia mendekat dan mengistirahatkan kepalanya di pangkuan Emerald.Desahan napas Edmund membuat Emerald menebak bahwa sebentar lagi suaminya
Perkataan dan dugaan Mase Geofran ternyata benar. Selang dua hari setelah mereka membahas kemungkinan apa yang akan menimpa Matilda yang menghilang, jadi kenyataan.Sekretaris Edmund itu ditemukan di sebuah rumah yang tidak lama ditinggalkan. Tewas dalam kondisi diracuni.Suasana duka cuma berlangsung beberapa hari, karena Mase tidak ingin berlarut-larut. Bekerja seperti biasa untuk menggantikan ibunya, walau raut murungnya menandakan sesuatu.Edmund menyimpan rasa bersalah itu di dalam hatinya. Meski sudah diyakini Mase bahwa Matilda bukan diculik karena mencari tahu tentang Angel Project, tetap saja awal mula segalanya berasal dari dirinya.Kecemasan itu juga ikut dirasakan oleh Emerald yang memahami situasinya, meski tidak tahu apa-apa.“Matilda meninggalkan seorang putra?”“Ya. Dia yang langsung datang bekerja menggantikan ibunya setelah beberapa hari Matilda menghilang.” Edmund berat mengatakannya, tapi dia terbiasa untuk menyembunyikan banyak hal yang tidak ingin dia bagi. Terma
“Aku yang katakan?” Emerald berbisik pada suaminya. Lalu melihat Edmund mengangguk.Tidak langsung, tapi perlahan-lahan. Emerald punya caranya sendiri.“El, ayo. Kita bicara di kamarmu.” Emerald mengamit lengan Elijah masuk ke kamar putranya itu.Sementara Edmund, pergi ke ruang kerjanya. Memeriksa email masuk dari Mase dan mulai membacanya.Ada kernyitan yang makin dalam saat Edmund melihat lebih lama pada bukti-bukti yang dikirimkan oleh putranya Matilda Geofran.Kelly Hadden memang berada di puncak saat ini. Dalam urusan bisnis. Terutama di bidang fashion. Dia salah satu wanita berpengaruh, meski tidak bisa mengimbangi Edmund dan keluarga Mackenzie.Bertemu secara langsung memang tidak pernah terjadi di antara Edmund dan Kelly, kecuali di pertemuan antara para pengusaha dalam sebuah acara. Itu pun, hanya berpapasan.Begitu banyaknya para pengusaha, tentu Edmund tidak mengenalinya secara khusus. Hanya tahu nama dan asal perusahaan. Begitu juga dengan Kelly Hadden. Desas desus tentan
Elijah tahu bahwa Edmund diam-diam mengusir Cecilia dari rumah. Ketika Ruby merasa gembira, maka Elijah murung sampai lebih dari sepekan lamanya.Pada akhirnya kembali ceria, ketika pada minggu pagi, Edmund membawanya ke tempat di mana Cecilia berada.Rumah barunya.Cecilia berlarian penuh semangat yang sempat hilang, ketika melihat dari jendela kamarnya siapa yang datang.Seseorang yang selalu ditunggu-tunggu.“Kak Elijah!”“Cecil!”Mereka berpelukan. Layaknya kakak adik. Sayangnya, bukan. Malah Edmund sebenarnya, ingin memutus hubungan mereka berdua.Edmund sengaja datang tanpa Ruby dan Emerald. Tidak mau ada drama. Mereka berdua jelas bukan orang yang dirindukan oleh Cecilia.“Menurutmu kenapa?” Edmund bertanya dengan nada pelan pada Mase Geofran di sisi kanannya.“Masih sepekan. Wajar bila Kelly Hadden belum berhasil menemukannya. Tempat ini aman dari dunia luar. Anak-anak yang tinggal bukan dari kalangan orang biasa.”Ada anak haram para pejabat. Anak cacat fisik keluarga konglom
Kelly Hadden tidak punya waktu bermain-main ancaman dengan Edmund. Dia berlalu dari hadapan pria itu sambil berpikir keras bagaimana caranya dia bisa mengambil ‘putri’-nya kembali.“Dia sudah coba mengguncangku. Jangan salahkan aku jika terjadi kehebohan yang membuatnya kehilangan banyak hal.”***Acara sosial masih akan berlanjut. Sementara Edmund sudah sangat tidak sabar menanti Kelly Hadden melancarkan aksinya.“Edde, aku haus.” Ruby menarik-narik ujung jari Edmund.Edmund benar-benar lupa. Dia lupa akan kesejahteraan putrinya.“Ayo, kita ambil minuman.” Edmund bergerak menuju ke arah tenda kecil untuk para tamu. Di sana tersedia semua jenis makanan ringan dan minuman yang sudah disiapkan oleh pihak taman kanak-kanak Rosamund.Pantas saja Ruby merengek pada Edmund, padahal sebenarnya, gadis itu bisa mengambilnya sendiri. Itu karena sebagian teman-temannya ditemani ayah dan ibu mereka untuk mengambil minuman dan camilan.Ruby ingin pamer. Menunjukkan bahwa dia tidak hanya akrab deng
Emerald malu-malu.Diminta memuaskan diri sendiri itu memang mudah sebenarnya, tapi rasa gugup dan malu itu yang mencegahnya untuk langsung melakukannya sambil ditonton sang suami.“Tidak mau?” Alis Edmund terangkat sebelah.“Bu-bukan,” bantah Emerald. Panik dan canggung. “Aku ... aku malu.”“Malu?” Untuk alasan itu Edmund terkejut bukan kepalang. “Sekian banyak kita bercinta dan kamu masih merasa malu padaku?”Emerald nyaris menjawab dengan suara tidak terdengar. “Karena biasanya, kamu hampir tidak pernah memintaku melakukan hal seperti ini.”Edmund tersenyum sinis tanpa terlihat Emerald. “Aku sedang ingin melihatmu terpuaskan oleh dirimu sendiri. Ayo, Sayang. Lakukan lah.”Emerald menatap Edmund ragu-ragu. “Jangan tertawa, ya?”“Untuk apa? Kamu aneh, Sayang.” Edmund tertawa pelan, heran. “Justru dengan melihatmu memuaskan dirimu seperti itu, akan menciptakan gairah padaku. Hasrat yang berbeda sensasinya.”Mendengar bahwa itu akan menaikkan hasrat Edmund padanya, Emerald memikirkan h
Miss Adeya Brington tidak mengeluh sama sekali, hanya mengaduh. Karena tentu saja itu sakit. Kedua kakinya tertimpa kardus yang isinya setumpuk pakaian.“Tolong maafkan aku,” pinta Mase yang kegugupannya bertambah dua kali lipat. Dia tidak tahu harus bagaimana, tapi akhirnya berlutut untuk memastikan keadaan kaki wanita yang kecantikannya bahkan cuma setengah dari Kelly Hadden itu.Ya, cantik itu relatif. Namun, siapa pun mungkin akan berpikir bahwa Kelly Hadden jauh lebih menarik dan manis dari miss Adeyap Brington yang apa adanya.Rok pensil selutut warna cokelat gelap, dipadukan bersama blus lengan panjang putih gading yang mengesankan gaya klasik dari seorang Adeya Brington.Rambut hitam kecokelatannya pun, dibiarkan dalam gaya low ponytail. Berkesan simple. Memang Adeya Brington.“Tidak apa-apa, Tuan Geofran.” Miss Adeya canggung dengan sikap Mase yang dianggapnya berlebihan, karena berlutut seperti itu. Dia memundurkan dirinya dengan perasaan tidak enak.“Biarkan aku memeriksa k
Cecilia terkena demam berdarah. Perlahan, semua gejala yang dialami oleh tubuh gadis kecil itu mulai terlihat.Pemeriksaan laboratorium dan rontgen mengatakan begitu.Mual dan muntah, mimisan, bahkan gusi Cecilia juga ikut berdarah. Gadis itu menggigil dan lemas. Bahkan ada banyak bintik merah yang timbul di kulit bocah kesayangan Elijah itu.“Pantau dia.”Mase yang tidak fokus segera mendapat perhatian dari Edmund. “Mase Geofran? Kamu dengar aku?”Mase terperanjat. “Ya? Eh, maaf ada apa, Edmund?”Mereka kini saling tatap di luar ruang rawat Cecilia. Gadis itu sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih memadai di tempat itu.“Kamu tidak fokus? Tumben sekali.”Mase mengusap tengkuk dengan tidak nyaman. Dia lalai. Semua karena apa yang coba dia pikirkan dan cerna secepat kilat.“Itu ... seperti ceritaku tadi.”Edmund paham. “Ah, ya. Ini tentang kematian ibumu?”Mase mengangguk separuh, sanking pelannya. “Aku akan memantau di sini—”“Tidak. Pergi lah, selesaikan. Aku juga begitu ingin tahu
“Tentu. Minta lah apa saja padaku.” Astrid terlihat sungguh hati saat membenarkan dirinya memang berniat mengabulkan apa pun yang diminta Mase padanya.“Kenapa semudah itu?”Astrid tertawa sambil mengecup hidung mancung dengan tulang tinggi milik Mase. “Karena aku menyukai keterbukaanmu.”“Soal apa?” Mase membalas dengan kecupan di tempat yang sama. Menatap Astrid yang senyumnya seperti punya arti.“Dirimu. Tujuanmu.”Mase tersenyum lebar dengan tangan yang menggerayangi Astrid di mana saja dia bisa. “Aku belum memberitahumu tujuanku yang sebenarnya.”“Oh, kamu punya?” Entah dari mana rasa kepercayaan itu muncul. Jelas sekali bahwa Astrid membiarkan dirinya terlena, bahkan tidak masalah jika tertipu.Mase mengangguk. “Ingin tahu apa tujuanku mendekatimu?”“Katakan.” Cepat, Astrid mendekat untuk masuk ke pelukan Mase.“Teman—ah, rekan kerjaku, dia pernah mengalami masalah serius dengan sepupumu, Josh Layton.” Mase memeriksa raut Astrid yang terlihat terkejut, tapi keterkejutan yang cum
Emerald terkejut melihat suaminya sudah ada di rumah bahkan sebelum sore.“Lho, sudah pulang, Ed?” Dia mendekat untuk mendapatkan pelukan, sekalian ciuman singkat.“Aku berencana memberdayakan pulang lebih awal setiap hari kerja.” Edmund hanya bercanda. Menunjukkan candaannya lewat gelitikan di leher istrinya.“Aku tidak akan percaya itu,” balas Emerald pura-pura merajuk.Cecilia rupanya muncul dihadapan mereka berdua dengan wajah bingung dan rambut berantakan, sambil beberapa jemarinya mengucek mata. Dia baru bangun dari tidur siangnya, sementara Elijah masih di tempat kursusnya dan Ruby ada di kamar. Main sendirian.Emerald spontan menjauhi Edmund dan menghentikan candaan mereka. Bertanya pelan pada Cecilia yang rencanakan akan dijemput oleh Anye sebelum jam makan malam.“Hai, Cecil. Mau Aunty bantu kamu untuk mandi? Sebentar lagi Aunty Anye akan menjemputmu.”Walau Cecilia suka berada di rumah Edmund karena bisa setiap saat melihat Elijah, tapi dia lebih merasa ada di rumah, jika b
Benar, ‘kan? Mase akhirnya tahu segalanya tentang Anye Truvan. Dia tahu. Benar-benar tahu sampai ke akar-akarnya. Bagaimana Anye kehilangan keperawanannya dengan terpaksa, di usia delapan belas tahun, karena seorang pria bajingan bernama Josh Layton yang ternyata adalah mantan kekasih Anye dan seorang anak pejabat derah setempat waktu itu.Anye jarang pulang ke desanya hanya karena menghindari pria berengsek itu. Dan saat ini, Josh Layton ada dalam daftar musuh perusahaannya Edmund Bryan. Itu bagus sekali.Mase akan senang untuk ‘mengerjai’ Josh bersama Edmund.***“Cecilia, apa sandwichnya tidak enak?” Emerald cemas karena melihat roti isi sayur, tuna dan beberapa bahan segar lain di dalamnya itu, tidak tersentuh. Cecilia cuma minum susu.Ditatap oleh semua anggota keluarga Edmund, membuat Cecilia menciut, meski tidak termasuk dengan Elijah. Sudah cukup lama sampai terakhir kali dia bergabung dengan keluarga ini.“Mungkin kamu mau sereal?” Edmund, entah angin musim apa yang membawany
“Aku takut, Uncle.” Cecilia memegangi ujung kemeja Mase, ketika melihat kedatangan Edmund yang bagai malaikat pencabut nyawa di matanya.Mengusap lembut puncak kepala gadis teramat kuat versi penilaian Mase itu, dia berkata. “Jangan khawatir. Aunty Em—maksud Uncle, emme-nya Elijah tidak bisa datang kemari, karena Ruby terluka.” Mase memperhatikan kepala mungil mendongak itu dengan senyum.“Ruby terluka?” Cecilia terkejut. Dia juga peduli terhadap Ruby, meski siapa pun tahu jika dia lebih menginginkan Elijah apa pun ceritanya.Mase mengiyakan dengan kepala mengangguk dan senyum mengembang. Perasaan tenang dan damai sebagai calon ayah. Ah, jika dipikirkan lagi, apa Adeya bersedia?“Sekarang, pulang lah bersama edde-nya Elijah, okay? Uncle akan menjemputmu nanti setelah aunty Anye sudah lebih baik.”Cecilia ragu untuk memberi isyarat kepala mengangguk, tapi dia melakukannya juga. Walau hanya seorang bocah, tapi dia seolah belajar dengan sendirinya untuk tidak banyak tingkah, apalagi meng
Mencium dengan sepenuh hati. Jawabannya sudah tentu. Membuat Dane bahagia. Janji dalam hatinya akan segera terlaksana.Adeya suka saat berciuman dengan Dane, karena gairahnya begitu tertantang. Jangan ingatkan dia tentang Mase Geofran, sebab pria itu pun luar biasa baginya.Bolehkah dia memiliki keduanya?Dane mengecup kening Adeya setelah bibir mereka terlepas. Wajah keduanya dipenuhi dengan binar-binar cinta dan hasrat membara.Adeya tidak kuasa menahan debar jantungnya yang lebih ribut dan menjadi tidak karuan.Apa begini rasanya terlibat sesuatu yang dilarang dengan milik orang lain? Kenapa ada perasaan takut sekaligus menyenangkan yang berperang di dalam dirinya?“Apa yang kamu takutkan, Adeya?” Dane mengukir senyum manis dan lembut, ketika menyadari bahwa Adeya meremas kemeja yang dikenakannya dengan erat. Seolah semua ketakutan tersimpan di sana. Ketakutan yang tidak mudah hilang. Dane menyadari hal itu, meski masih saja bertanya.“Ah, itu ... itu, Pak.” Adeya menunduk. Sungguh
Dane tidak menginap di rumah orang tuanya, tapi berkeliaran entah ke mana. Dia suka bersepeda. Meninggalkan mobilnya di taman kanak-kanak Rosamund dan membawa keluar sepedanya dengan perasaan nyaman.Bersih, tanpa rokok dan alkohol. Dane Madden pria seperti itu, tapi dia tidak bisa menjamin untuk perilakunya yang lain.Sambil mengayuh, hal pertama yang ingin diingatnya adalah wajah Adeya Brington saat pertama kali mereka bertemu. Penjaga sekolah yang merekomendasikan Adeya padanya. Karena tak enak hati pada penjaga sekolah yang dianggap seperti kakek sendiri, dia menerima Adeya tanpa pikir-pikir.Sembilan hari setelah mereka dikenalkan satu sama lain, penjaga sekolah meninggal dunia karena serangan jantung.Wajah Adeya waktu itu, masih sama seperti saat ini. Tidak ada perubahan yang berarti.Adeya seperti seorang wanita yang tidak peduli sekitar, kecuali pada siapa dia harus merasa peduli, maka dia akan jadi yang paling perhatian.Kenapa dia baru merasa marah ketika ada orang lain yan
“Sejak tadi, Astrid.”Bibir tipis berwarna nude milik Astrid spontan tertutup rapat. Sudah salah memperhitungkan keadaan, dia juga harus siap diceramahi habis-habisan oleh suaminya, nanti di rumah.“Pak Kepala Sekolah, sebenarnya—”“Kamu bisa pulang sekarang,” potong Dane sebelum dia semakin marah karena ucapan Astrid yang ditujukan untuk Adeya, malah menyakiti perasaannya. Memang rasanya aneh. Karena tadi, ketika rencananya dia hanya akan jadi pendengar saja di ruangan rahasianya, malah berujung dengan dirinya yang tidak tahan atas penghinaan istrinya terhadap Adeya.Adeya menganggap bahwa pertarungan harga diri sudah cukup. Dia tidak akan mungkin menang dari seorang nyonya besar yang berasal dari dua keluarga hebat.Keluarganya sendiri dan keluarga suaminya. Mortimer dan Madden. Dua keluarga setelah Edmund Bryan yang berkuasa. Mereka semua ada dijajaran teratas.Meski terinjak-injak sekali pun, dia hanya perlu diam dan menahan diri. Tidak apa. Tidak mengapa. Karena sejak kecil, dia
Sudah dipastikan, Edmund punya pilihan pada akhirnya.Mase Geofran yang akan menjadi wali dari Cecilia Ranvil. Edmund sudah membicarakan hal ini sebelumnya dengan Mase dan pria itu setuju, setelah diberi waktu berpikir selama beberapa hari.Bahkan Anye Truvan ikut diboyong ke rumah baru Mase, untuk menjaga Cecilia selama dua puluh empat jam penuh.Ya, rumah baru. Edmund memberikan tempat tinggal satu rute perjalanan dengan kantor. Sehingga Mase tidak perlu cemas, jika datang terlambat. Cukup lima menit berjalan kaki dan hanya semenit naik mobil.Mase mau menerimanya, karena Elijah. Bukan karena bocah itu tahu tentang keadaan Cecilia, tapi dia tahu bahwa Elijah sangat menyayangi Cecilia Ranvil. Bahkan putra sulung Edmund itu belum tahu menahu mengenai hal ini.Rencananya, akan ada pesta penyambutan rumah baru dan kepulangan Cecilia dari tempat tinggalnya dulu yang mirip seperti panti asuhan, meski tampaknya lebih cocok disebut sebagai rumah perawatan.(Siapkan pesta penyambutan yang me
“Kenapa harus Uncle?”“Karena Uncle mau melakukannya.” Mase kira lebih mudah menghadapi Ruby, daripada Edmund. Nyatanya, berbanding sangat terbalik. Bahkan Kelly Hadden yang begitu banyak maunya, masih sanggup dia hadapi.“Uncle tidak perlu melakukannya.” Ruby merengut. Kesal bukan main, tapi ditahannya. Belakangan, penguasaan dirinya terhadap emosi sudah jauh lebih baik.Jadi, jangan beri kesan tidak menyenangkan atau Mase Geofran di depannya itu akan mengadu yang tidak-tidak pada Edde-nya.“Benar juga. Ya, sudah. Biar Uncle beritahu Edde-mu bahwa kamu menolak.” Mase sengaja lambat-lambat.Ruby dengan langkah kecilnya mengejar, lalu memeluk kaki Mase yang panjang. “Uncle, ayo pergi bersamaku.”Dengan senyum penuh kemenangan, Mase mengangguk. “Ayo.”***Miss Adeya Brington jadi pengganti Kelly Hadden. Menjadi pemimpin lebih tepatnya, untuk menjalankan kegiatan sosial. Meneruskan kebaikan Kelly Hadden yang tertunda karena kematian misterius wanita itu.Mase menghampiri Miss Adeya yang