Share

Bab22# Cari Dia!

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 11:01:57

Grace terpaku sejenak, hingga membuat Arthur yang melihatnya pun ingin tahu siapa yang menelpon sepupunya. Pria itu mengeratkan pendengaran.

"Mengapa Leon tidak ada, Brian?!" teriak Grace hingga menarik perhatian Arthur. "Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan anakku, kau harus cepat menemukannya! Di mana dia ...?!"

Air mata Grace tak terbendung lagi. Napasnya pun terengah, seakan menahan gejolak amarah yang ingin meledak. Grace bahkan tidak bisa berpikir dengan waras sekarang.

Mendengar Leon hilang, Arthur juga langsung terbelalak. Bagaimana mungkin mereka tidak melihat Leon? Ia merasa harus tahu keadaan sebenarnya. Pria itu kemudian menunggu kepastian hingga Grace selesai berbicara.

"Oke, oke, saya akan mencarinya lagi, saya kabari jika menemukannya."

Brian merasa bersalah, meskipun itu bukan kesalahannya. Tetapi, terbesit rasa dia tidak bisa mengemban tugas yang diberikan Grace.

Se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (66)
goodnovel comment avatar
Ugik Kph
jadi kedua pria yang mencari Grace sampai ke Jerman adalah orang suruhan Freya
goodnovel comment avatar
Attin26
ternyata dua orang penjahat itu suruhan Freya. tapi aku yakin sih kalo Leon baik-baik aja bersama Stella.
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Sya
benar kan dugaan ku kalo dua orang itu suruhan Freya, dasar perempuan jahat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab23# Anak Istimewa

    Di taman Rumah Sakit Chartie, Stella sedang mendorong kursi roda Leon. Sebab, Leon mengeluh merasa jenuh jika berada di kamar terus, hingga Stella membawanya berjalan-jalan. Tetapi ini salah, seharusnya Leon tidak boleh keluar terlalu jauh dari kamarnya. "Leon senang?" tanya Stella, ia berjongkok di depan anak itu. Anak laki-laki tampan itu tersenyum bahagia. "Ya, Aunty, Leon senang bisa menghirup udara bebas. Terimakasih ya, Aunty sudah membawa Leon keluar," balas Leon dengan tatapan teduh. "Leon tau, Leon seharusnya tidak boleh keluar, tapi kalau di kamar terus Leon juga bosan ..." Stella menatap iba, rasanya wanita itu ingin menitikkan air mata. Tetapi, ia berusaha menahannya. "Tidak apa, Leon. Kita sebentar saja di sini, setelah itu kita kembali ke kamar lagi." Stella berusaha membuat Leon tidak merasa bersalah, kemudian menunjuk pada satu bangku di bawah pohon rindang, "Kita duduk di sana, yuk." Leon me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab24# Dugaan Yang Salah

    Kedua anak buah Jack, Alfonso dan Carlos sebelumnya mendapat dari informan, jika Grace sering bolak-balik menuju Rumah Sakit Chartie selama ia berada di Jerman. Namun, Alfonso dan Carlos tidak tahu jika Grace berada di rumah sakit itu karena Leon. "Kau yakin dengan info itu?" tanya Alfonso tampak ragu. "Jika kau salah orang, kita bisa dapat masalah besar! Lebih baik kau pastikan dulu sebelum kita bergerak!" Alfonso dan Carlos menyipitkan mata saat melihat seorang pria yang dicurigai sebagai suami Grace, yang sakit dan sedang dirawat di Rumah Sakit Chartie. Carlos dan Alfonso mendapatkan informasi, jika Grace menyembunyikan laki-laki lain di rumah sakit tersebut. Keduanya menduga jika Grace meninggalkan suaminya yang sedang dirawat, dan anak buah Jack sedang mencari bukti untuk menjatuhkan Grace di hadapan Max. "Tapi aku lihat dia sama seperti ciri-ciri yang dikatakan informan itu," kata Carlos meyakinkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab25# Bungkam

    Pikiran Grace masih berkecamuk karena keberadaan Leon yang masih belum diketahui, Arthur pun berusaha menenangkan wanita itu.Rasa penasaran dan curiga, siapa yang berusaha mencarinya di negara itu, terlebih mengetahui ia sering berada di rumah sakit tersebut. Padahal, tidak ada yang mengetahui tentang Grace yang selama ini tinggal di negara tersebut, bersama Leon yang sedang sakit di rumah sakit. Hanya Arthur yang tahu!Mengapa semua sangat tepat? "Kau tidak sedang menuduhku, kan?" tanya Arthur merasa jika ia sebagai tertuduh atas rahasia Grace dan Leon. "Jika aku berbuat jahat kepadamu, kenapa aku harus mencari sendiri keberadaan Leon, mengapa aku tidak mengatakannya pada Paman Victor? Bukankah itu lebih mudah bagiku? Lagipula apa untungnya aku mencari, jika kau sendiri sudah mengatakan padaku?"Benar, apa yang dikatakan Arthur! Untuk apa ia berusaha payah lakukan semua itu, jika Grace saja dengan mudah percaya padanya?"Kau kira

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab26# Begitu Sangat Indah!

    Grace tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya pada Max. Wanita itu langsung mengambil alih kondisi sebelum Max benar-benar marah. Dengan tatapan sedikit kesal, Grace menjawab pertanyaan itu. "Tidak ada Max, aku hanya lelah! Aku ingin cepat tidur," balas Grace enteng. Namun, Max masih tidak percaya. "Bohong! Aku tau kau berbohong!" gertaknya penuh selidik. "Katakan apa yang terjadi?" "Aku sudah berkata jujur! Jika kau tak percaya ya sudah, untuk apa aku paksa kau untuk percaya. Terlalu membuang tenaga!" "Kau marah karena aku meninggalkanmu malam itu?" tanya Max memicing. Sebab, hal itu yang sejak tadi mengganggunya. "Dan sekarang, kau mengabaikanku karena kau sudah mendapatkan lelaki baru?" Grace cepat tanggap dengan pernyataan Max. Situasi ini sangat menguntungkan Grace. "Ya, aku kesal dan marah denganmu! Jadi untuk apa aku mengharapkan pria yang tidak mau menyentuhku!" Max menunjuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab27# Tantangan Max VS Grace

    Max menggamati gerakan tangan Grace yang menghabiskan makanan di piringnya. Pria itu seperti tidak biasa dengan perlakuan Grace yang seperti ini. "Besok kita ke rumah papi," kata Max di sela-sela makan. Grace hanya mengangguk tanpa berkata. "Kau tidak bertanya kenapa?" Lagi, Max merasa ada yang berbeda dengan wanita itu. Grace bahkan sekarang jarang melihat dua bola mata Max. Padahal, biasanya Max bisa melihat getaran cinta dalam mata indah itu. "Tatap aku Grace!" Grace kemudian menengadah wajahnya yang tertunduk. Dua pasang bola mata saling bertatapan dalam. "Puas?!" balas Grace penuh penekanan. Setelah makan malam itu, Grace berpamitan dan kembali ke kamarnya. Sementara Max masih termenung di ruang bar. Pria itu mengambil satu botol minuman beralkohol dan menikmatinya sendiri, sambil mengingat kenangan-kenangan bersama wanita itu dulu. "Apa aku harus mela

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab28# Patriarki Atau Tradisi?

    Tidak butuh waktu lama setelah perjalanan mobil Max kini tiba di depan rumah mewah milik kedua orang tuanya. Pelayan hendak membantu mengeluarkan koper dari dalam bagasi, tetapi mendapat larangan dari Max. "Tidak usah dikeluarkan, Bi!" tolak Max."Baik, Tuan."Grace melongo. "Loh, kenapa?""Biarkan saja di situ!" tegas Max, kemudian beralih pada istrinya. "Ayo, masuk!"Sang ART pun bingung dengan perintah dua majikan yang berbeda. Lantas ia kembali ke dapur melalui pintu samping.Kedatangan Grace dan Max disambut hangat oleh Felly dan Alexander, begitu pula calon pengantin—Chelsea."Hai, Grace," sapa dua orang tua Max.Grace bergantian memeluk sang mertua. "Kami baik, Mi. Mami dan Papi juga sehat, kan?""Ya, kami sangat sehat, Grace!" seru Alex tampak lebih bugar."Iya, apalagi papimu ini tambah semangat saat mendengar Chelsea mau menikah," sahut Felly."Benarkah?" Max menimpali, kemu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab29# Kecupan Singkat

    Debaran jantung Max makin cepat. Pria itu takut jika Grace bisa mendengar detak jantungnya. Sebelum melangkah, Max menarik nafas dalam kemudian membuangnya panjang, menormalkan embusan napas yang tidak beraturan.Grace yang sejak tadi menepuk-nepuk kasur kosong di sisinya, menunggu dan merasa bingung. "Apa yang terjadi, Max? Kenapa kau diam? Ayo, sini, tidur di sampingku."Max segera merubah wajahnya menjadi datar, setelahnya melangkah mendekati ranjang itu. "Kenapa kau belum tidur?"Grace tau Max menanyakan itu hanya omong kosong untuk mengisi kecanggungan, Max membuat semuanya tampak biasa. Padahal Grace tau, jika Max sedang kikuk."Sudahlah tidak usah bertanya yang tidak ingin aku jawab, kau pasti sudah tahu jawabannya. Ayo, cepat tidur."Meskipun saat ini keduanya berada di ranjang yang sama, tetapi Grace tidak mengambil kesempatan itu untuk melakukan misinya. Karena ia pun juga melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu, terlebih di rumah kedua mertuanya. Unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab30# Ratu Pesta

    Pernikahan Chelsea dan Darren diadakan di sebuah gedung megah, dikelilingi taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Suasana anggun dan romantis menguar dari ornamen kristal dan lampu-lampu berkilauan yang menghiasi ruangan. Setiap sudut ruangan pun dipenuhi dengan karangan bunga segar, aroma manis yang menyelimuti para tamu.Di sisi ruangan luas itu disulap menjadi tempat pesta yang sangat mewah sebagai altar, tempat adik Max dan suaminya mengikrarkan ikatan suci. Max dan Grace duduk di meja utama sebagai keluarga mempelai. "Chelsea sangat cantik," puji Grace kagum dengan kecantikan adik Max.Max yang mendengarnya pun mendekatkan wajah ke telinga wanita itu, berbisik. "Kau juga cantik."Lagi, kesekian kalinya Max memuji Grace. Sepertinya benteng pertahanan Max mulai retak, bisa jadi setelah ini pertahanan pria itu roboh.Grace tersipu malu, sembari bertepuk tangan saat Chelsea melangkah masuk. Gaun putihnya berkilau di bawah cahaya, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab196# Aku di Tinggal Lagi?

    Akhirnya Anna memutuskan ikut bersama Chelsea ke kota. Meskipun terbesit keraguan sesaat Anna merepotkan, Chelsea adan Grace tidak henti merayu hingga gadis itu turut serta. Mereka pun bersiap kembali ke kota setelah memasukkan beberapa tas Anna ke bagasi belakang. Setelah Anna masuk ke dalam mobil, kini gantian Grace dan Chealsea yang masuk ke kursi tengah. "Hei, kenapa kamu duduk di situ?" tegur Max menaikkan dua alis, menatap bingung pada Chelsea. Chelsea justru hanya meringis tersenyum, mengabaikan larangan Max, "Hehehe ... Sementara, kamu duduk di depan bersama Kenan ya, Max ... Please ...!" pinta Chelsea mengatupkan kedua telapak tangan. Melihat wajah sang adik, Max hanya bisa menghela berat. Tidak merespon, namun wajahnya yang ditekuk terlihat sekali bila pria itu sedang kesal. Kenan melirik sekilas, dan memastikan ketiga wanita di kursi penumpang sudah aman. Perlahan roda ban mulai menggilas jalanan a

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab195# Anna ke Kota

    Setelah membuat minuman untuk para tamunya, Kenan dan Anna tidak mendapati mereka semua di ruang tamu. Kenan lalu pergi mencari keberadaan Chelsea. Pria itu samar-samar mendengar percakapan antara Chelsea dengan sang kakak. Hatinya terasa sakit, melihat keduanya terlibat percekcokan, dengan Chelsea yang terisak di sana. "Sampai kapanpun aku tidak akan merestui hubungan itu, Chelsea!" tegas Max menatap tajam.Sesaat Kenan menjauhi keduanya, tidak ingin terlihat menguping percakapan tersebut, lantas ia beralih mencari Anna yang justru sedang mengetuk pintu kamar mandi."Anda baik-baik saja, Nyonya?" Kenan justru lebih terkejut mendapati istri sang majikan sedang berada di dalam mandi dalam keadaan pucat.Padahal, beberapa jam yang lalu, Grace tampak ceria lebih dari siapapun di antaranya. Hal itu semakin membuat Kenan penasaran."Hm, aku baik-baik saja, Ken. Hanya ..." Grace tidak melanjutkan ucapannya, terdengar semakin lir

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab194# Dia Tidak Pantas Untukmu!

    Mendengar celotehan Max yang tidak jelas, membuat Chelsea hampir meradang. Wanita itu ingin rasanya membunuh sang kakak dengan mencekik lehernya.Kenan langsung berusaha mencairkan suasana, mengalihkan perhatian sang kekasih. "Ayo, kita ke rumahku dulu. Pasti adikku senang kalau kalian datang. Di sana banyak hal yang bisa kalian lihat."Mereka pun mulai berjalan kembali ke mobil, dan melanjutkan perjalanan menuju rumah adik Kenan, berharap suasana akan semakin hangat dan ceria seiring berjalannya waktu.Setelah mobil berjalan beberapa saat, mereka sampai di sebuah rumah sederhana namun sangat nyaman, dikelilingi oleh taman yang hijau dan asri."Sudah sampai!" seru Kenan menghentikan mobilnya di halaman depan.Di depan pintu, seorang gadis muda dengan senyum lebar menyambut mereka. Anna, adik Kenan, berdiri di sana dengan wajah ceria, mengenakan gaun sederhana yang tampak pas dengan suasana desa. Begitu melihat Kenan turun dari m

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab193# Kampungan!

    Keesokan pagi, di langit cerah dan angin sepoi-sepoi berhembus, membuat suasana sangat nyaman. Chelsea, Kenan, Grace, dan Max sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman Kenan. Mobil yang mereka tumpangi melaju di jalanan bebas hambatan, lalu menuju pedesaan yang tenang. Namun, meskipun perjalanan ini seharusnya menyenangkan, Max tampak tidak terpengaruh oleh suasana ceria di sekitarnya. "Wah, aku tidak sabar nih, tiba di sana. Kampung halaman Kenan pasti indah banget, kan?" seru Chelsea tersenyum lebar, menoleh ke belakang. Grace yang duduk di samping Max pun tak kalah melebarkan senyuman. Ia mengangguk dengan semangat, "Ya, pasti sangat seru! Kenan, kapan terakhir kali kamu ke sana?" Di samping Kenan, Chelsea berbicara riang, sementara Kenan tersenyum kecil menatap jalanan, sesekali mencuri pandang ke Max yang duduk di kursi penumpang dengan wajah datar dan terkesan acuh tak acuh. Kenan tersenyum hangat, "Sudah lama sekali, sih. Tapi saya yakin, Anda pasti suka, Nyonya

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab192# Si Perayu

    Permintaan Chelsea ingin berkenalan dengan adiknya pun langsung dikabulkan oleh Kenan. Sejak pagi, Chelsea sengaja menelpon Grace agar ikut ke kampung halaman Kenan.Awalnya Kenan menolak dengan berasalan canggung terhadap kakak iparnya, terlebih Max. Bukan ia marah karena perlakuan Max kemarin, namun Kenan masih belum terbiasa dengan pria dingin itu. Akan tetapi, Chelsea mengikis keraguan Kenan, jika sang kakak dan istrinya sangatlah baik. "Aku yakin nanti kamu akan terbiasa dengan kehadiran mereka, Ken. Bila kamu tidak mulai dari sekarang, aku rasa akan semakin sulit," bujuk Chelsea meyakinkan.Dengan sedikit keyakinan, Kenan mengangguk lalu tersenyum lirih, "Baiklah, bila itu maumu."Mendengar persetujuan Kenan, Chelsea duduk di sofa sambil memandangi ponselnya. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk menghubungi Grace, langsung menggapai ponsel dan menelpon kakak iparnya. Dia tahu, mengajak Grace ke kampung halaman Kenan bi

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab191# Segenap Jiwa

    Setelah beberapa hari lalu mendapat restu dari sang ayah dan ibu. Kini, Chelsea duduk di kursi dekat jendela, senyum manis terpancar dari wajahnya. Kenan, duduk di hadapan wanita itu, menatapnya penuh perhatian. Hari itu, Chelsea merasa bahagia sekali, karena ada sesuatu yang penting yang ingin ia sampaikan. Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya wanita itu membuka mulut. Suara lembut, nan penuh dengan kebahagiaan pun mulai terdengar. "Ken ... ada hal yang aku ingin bilang. Papi dan mami, mereka merestui hubungan kita," ucap Chelsea dengan binar bahagia. Kenan menoleh terkejut, saat pria itu sedang mengaduk minumannya di dapur, "Benarkah? Wah ... semudah itu Tuan Alex dan Nyonya Felly merestui?" Mendengar ucapan Kenan, Chelsea seketika mencebik. Ia tidak suka mendengar penggilan untuk ayah dan ibunya, seolah ada jurang di antara Kenan dan orang tuanya. "Apa maksud sebutan Tuan dan Nyonya, Ken? Dia calon mertuamu, jadi ... Kamu juga harus mulai terbiasa menyebutnya sama d

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab190# Welcome to Jerman!

    Freya dan Jack berdiri di depan gerbang keberangkatan di bandara Internasional. Keduanya menunggu penerbangan mereka menuju Jerman. Wanita itu tampak tenang, meski suasana dalam hatinya penuh dengan tekad dan amarah. Jack, yang berdiri di sampingnya, lebih banyak diam, memahami bahwa situasi ini sangat serius. Ia tahu bahwa begitu sampai di Jerman, waktu akan sangat terbatas, dan misi mereka harus segera dimulai. Wanita itu melihat jam tangannya. Seolah menghitung detik-detik yang berlalu, lalu menatap Jack dengan tatapan tajam. "Alfonso dan Carlos akan menjemput kita di bandara, bukan? Setelah itu, kita langsung ke rumah sakit. Pokoknya aku tidak mau ada penundaan lagi," ucap Freya dengan tegas. Jack mengangguk memastikan, "Paham, Bos. Mereka pasti sudah siap. Tapi kau yakin untuk bertindak cepat seperti ini?" "Leon harus segera kita lenyapkan lebih dulu, Jack. Aku tidak bisa menunggu lagi, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi rencana ini! Anak buahmu sudah cu

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab189# Hinaan Freya untuk Jack

    Alfonso dan Carlos harus mengawasi Leon dari jauh, memastikan tidak ada yang melihat. Langkah yang diambil keduanya juga sangat terukur dan hati-hati. Meski pun dalam hati mereka, ada rasa was-was bila tertangkap penjaga."Kita harus hati-hati Carlos, kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jangan sampai ada yang curiga," bisik Alfonso mengendap-endap."Hm, kamu benar."Alfonso menajamkan penglihatannya, dengan mata menyipit, "Dan sepertinya ... itu kamar inap Leon, tapi mengapa dia pakai kursi roda?" "Entahlah. Apa mungkin dia sakit?" balas Carlos dengan suara lirih, "Tapi, dia tampak ceria dan lebih tenang. Aku rasa ada sesuatu yang tidak beres ..." sambungnya."Benar katamu. Kita harus cari info lebih banyak," balas Alfonso sembari menunjuk, "Lihat di sana, ada seorang perawat! Ayo, kita mendekat ke ruang itu! Apa ada informasi yang bisa kita dapatkan?"Carlos mengangguk pelan, "Baik. Tapi kita harus cepat, sebelum

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab188# Menyusup ke Rumah Sakit

    Di dalam rumah luas, namun terasa sepi, Freya duduk di ruang kerjanya. Wanita itu menggenggam ponselnya di tangan, kedua fokus pada layar komputer yang menampilkan berbagai data. Namun, entah mengapa pikiran wanita itu bukan pada data yang ia lihat, melainkan isi kepalanya tertuju pada Leon."Argh ...!" Freya tampak frustasi mengacak rambutnya.Ia lantas menekan nomor Jack, seseorang yang ia percayai untuk menyingkirkan Grace dan anaknya. Saat telepon tersambung, suara Jack terdengar dari ujung sana."Jack, ada yang perlu kau lakukan. Aku ingin semua informasi tentang Leon yang ada di rumah sakit Chartie. Alfonso dan Carlos harus mengirimkan data lengkapnya secepatnya!" kata Freya penuh tekad.Jack tersenyum tipis, menarik sudut bibir, "Tentu, Bos Freya, itu sangat mudah. Akan kupastikan mereka mengumpulkan semua yang kamu perlukan.""Bagus. Aku ingin setiap detail, termasuk catatan medis, siapa saja yang mengunjunginya, dan seg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status