Beranda / Rumah Tangga / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Bab173# Aku Juga Mencintaimu

Share

Bab173# Aku Juga Mencintaimu

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 10:00:00

Langit malam yang gelap dihiasi oleh taburan bintang. Angin sepoi-sepoi menyapu halaman rumah besar tempat Kenan bertugas. Di teras, Kenan duduk di kursi kayu, tangannya menopang dagu, matanya menatap kosong ke arah pepohonan yang bergoyang perlahan.

Pikirannya berputar-putar sejak perbincangan kemarin. Chelsea, majikannya, mengutarakan perasaannya dengan jujur. Bukan perasaan biasa, tapi perasaan cinta. Kenan menghela napas panjang, mencoba mencari jawab atas kebingungannya.

"Sebenarnya apa sih yang dipikirkan Nyonya Chelsea?" gumamnya pelan, hampir tak terdengar. "Kenapa harus aku? Bukannya Nyonya Chelsea banyak kenalan pria tampan dan mapan yang memiliki segalanya?"

Kenan selalu mengagumi Chelsea. Sebagai majikan, Chelsea tak hanya cantik tetapi juga berhati baik. Ia memperlakukan semua orang dengan hormat, termasuk dirinya yang hanya seorang bodyguard.

"Aku menghormati dia... tapi, ah ... perasaan apa ini? Saat nyonya berbuat baik dan perhati
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (31)
goodnovel comment avatar
wieanton
wuih pacaran mereka skrg, mantap lah kamu kennan bs di gaet chelsea
goodnovel comment avatar
kurotul uyun i
ciyee di terima gk tuh
goodnovel comment avatar
fhᥱrrᥲ7
.ciyeee diterima gak tuh,PJ dong ah wkwkwk .wajar ya panggil sayangnya msih di eja,msih tremor Kenan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab174# Jalankan Misi

    Max menggeleng lirih, saat panggilan Grace justru terputus begitu saja. Ia menatap lagi gadis kecil di depannya dengan penuh rasa iba, setelah melewatkan panggilan sang istri. Mata Alika sembab karena air mata yang terus mengalir. Max, meskipun tidak mengenal siapa anak kecil yang terbaring di ruang ICU itu, merasa harus memberikan sedikit semangat."Kamu harus sabar, ya. Doakan saja agar temanmu itu cepat sadar dan pulih kembali. Kadang doa itu jauh lebih kuat daripada yang kita kira. Paman juga akan mendoakan dia," kata Max lembut, mencoba menghibur.Alika mengangguk pelan, bibirnya gemetar. "Terima kasih, Paman. Aku pasti ... akan terus berdoa untuknya.""Kalau begitu, Paman tinggal dulu ya." Max tersenyum tipis.Alika mengangguk paham. "Iya, Paman."Max seketika menoleh ke arah Christ dan Anthony. "Kita pergi sekarang?"Anthony mengangguk sambil menepuk bahu Max. "Ya, mari kita pergi."Ketiganya berjalan me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab175# Keterkejutan Carlos & Alfonso

    Di sebuah kedai kopi yang terletak di pinggir jalan, Alfonso dan Carlos duduk santai menikmati secangkir kopi yang masih hangat. Suasana pagi yang sejuk membuat keduanya sedikit terlena dalam obrolan santai. "Hari ini kita libur, ya?" Carlos berkata sambil mengaduk kopinya. "Akhirnya bisa istirahat tanpa perlu mikirin tugas-tugas aneh dari Jack." Alfonso tertawa kecil. "Kau benar. Sesekali kita perlu menikmati hidup." Namun, ketenangan itu terganggu ketika ponsel Alfonso bergetar di atas meja. Ia melirik layar, melihat nama Jack tertera di sana. Alfonso menghela nafas panjang lalu bergumam, "Astaga ... baru juga dibicarakan ..." Dengan cepat ia pun mengangkat teleponnya, "Ya, Bos? Ada apa?" Alfonso bertanya dengan nada waspada. "Dengar, aku punya tugas penting untukmu dan Carlos." Suara Jack terdengar tegas di ujung telepon. "Tugas apa?" tanya Alfonso penasaran. "Apa kau ingat target itu, pria yang fotonya pernah kau kirimkan padaku?" Jack terdengar sedang mengkonfirm

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab176# Perbedaan Kasta

    Kenan duduk di balkon kamarnya yang kecil. Angin malam yang sejuk terasa menusuk kulitnya, tetapi pikirannya jauh lebih kacau dibandingkan udara dingin itu. Ia mengingat kembali momen saat ia menerima perasaan Chelsea. Kebahagiaan terlihat jelas di wajah Chelsea, tetapi Kenan merasa dadanya sesak. "Apakah aku salah menerima perasaannya?" pikir Kenan.Bayangan tentang Max, kakak Chelsea yang berwibawa namun protektif, muncul dalam benaknya. Kenan bisa membayangkan tatapan tajam Max jika tahu adik perempuannya memilih seorang bodyguard untuk menjadi pasangannya.Lalu ada Alexander, ayah Chelsea yang terkenal sebagai pengusaha sukses sekaligus sosok yang tegas."Apakah Tuan Alexander akan merestui hubungan ini?"Dan Felly, ibu Chelsea yang anggun namun penuh perhitungan. Kenan tak yakin wanita itu akan menyukai ide anaknya berhubungan dengan pria yang memiliki kasta jauh di bawah mereka.Ia menghela napas panjang, menyandarkan tubu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab177# Anjing Pemburu

    Suasana di restoran Jepang yang semula tenang berubah tegang ketika Darren, mantan suami Chelsea, memasuki ruangan. Darren mengenakan setelan kasual yang tetap menunjukkan gaya hidup mewahnya. Tatapannya langsung tertuju pada Chelsea dan Kenan yang duduk di salah satu sudut restoran. "Ha? Bukannya itu Chelsea?" batin Darren. "Dan ... bodyguardnya?" Ia tertegun sejenak. "Apa yang mereka lakukan di sini berdua? Ah, jangan-jangan ..."Darren berjalan mendekati mereka dengan langkah penuh percaya diri. Sorot matanya terlihat sayu dan terkesan merendahkan saat melihat mereka berdua. Chelsea yang tengah berbicara serius dengan Kenan terhenti seketika begitu melihat Darren berdiri di hadapan mereka."Hoho ... bukannya ini Chelsea ... mantan istriku," Darren memulai dengan nada sinis. Ia memandang Chelsea dari atas sampai bawah, lalu beralih ke arah pria yang bersamanya.Kenan mendongak dengan tatapan tak percaya. "Tuan Darren?" batin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab178# Membuka Sosok Leon

    Alfonso dan Carlos masih duduk di mobil mereka yang terparkir di area rumah sakit. Dari tempat mereka mengintai, Edward kini terlihat tengah berbincang dengan Leon, Alika, dan Stella di dalam ruang rumah sakit. Leon tertawa kecil saat bercanda dengan Edward dan Stella, sementara Alika dengan gembira melompat-lompat di sekitarnya. Pemandangan itu membuat Alfonso menggigit bibir bawahnya, menahan perasaan yang berkecamuk. Ia melirik Carlos yang tampak termenung. "Kau tahu, Alfonso?" Carlos memulai, suaranya berat. "Anak itu, Leon... benar-benar mirip mendiang putraku..." Alfonso menoleh, menghela nafas kasar. "Iya, Carlos. Aku juga berpikir seperti itu..." Carlos mengangguk pelan. "Senyumnya, caranya bicara, bahkan sorot matanya. Leon seperti ... putraku saat masih hidup. Makanya, aku merasa agak berat untuk menjalankan tugas ini." Alfonso menghela napas panjang sekali lagi. "Aku bisa melihat itu. Tapi ini bukan tentang perasaan kita, Al. Kita punya tugas. Kau tahu siapa yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab179# Freya Menyusun Rencana

    Di ruangan kerjanya yang berlampu temaram, Freya nampak sedikit kesal dengan ucapan Jack yang terkesan mengulur-ulur waktu. Ia pun membentak anak buahnya tesebut. Jack di balik telepon hanya bisa terkekeh saat Bosnya itu mulai emosi."Haha ... oke-oke, Bos! Alfonso dan Carlos berhasil mengumpulkan informasi yang menarik. Dan kau tahu apa itu? Pria itu bernama Edward, ternyata bukan suami simpanan Grace, seperti yang kita duga sebelumnya," Jack memulai. "Dia hanyalah bawahannya. Selain itu, Grace memiliki seorang anak laki-laki bernama Leon.""Jadi, selama ini dugaanku salah ... Edward ternyata bukan suami simpanan Grace?" batin Freya seraya terdiam sejenak, lalu ia mendadak tertawa kecil. "Anak laki-laki bernama Leon, kau bilang?""Benar, Bos. Alfonso mendapati Edward bersama Leon dan seorang anak perempuan bernama Alika di rumah sakit Chartie. Dari informasi yang mereka peroleh, Leon mungkin adalah anak dari Grace," jelas Jack.Fre

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab180# Freya Menghadang Max

    Setelah berkelut dalam kegalauan, Grace memutuskan menelpon Max kembali setelah sebelumnya membatalkan panggilan itu. Kini, Max yang sedang berada di kamar hotel melihat ponselnya berdering disertai nama sang istri terpampang jelas di layar datarnya.Sejenak Max memejamkan mata, mengingat ia begitu mencintai sang istri, namun kebohongan yang Grace ciptakan membuat Max sedikit ragu padanya. Pria itu menggapai ponsel yang ada di atas meja, kemudian menempelkan pada telinga."Hallo, Sayang ..." Max tidak bisa ingkar jika dia sangat menyayangi sang wanita.Sementara Grace tertegun mendengar sapaan hangat sang suami yang begitu menentramkan. Selama kepergian max dalam beberapa waktu ini, disertai keadaan terakhir keduanya yang sangat dingin, membuat Grace merasa tidak nyaman. Ia perlu memberitahu apa yang sebenarnya ia rasakan."Uhm ... Max," lirih Grace, ia menarik napas dalam, hatinya terasa getir, "Maafkan aku .... Aku rasa keadaan di

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab181# Rencana Freya Berubah

    Wanita ular itu melangkah penuh percaya diri menghampiri Max yang juga turun dari mobil. Dengan wajah datar pria itu menggertak Freya. "Apa yang kau lakukan, Freya?" Namun bukannya takut, Freya justru tersenyum manis menampakan jika dirinya tidak terpengaruh oleh gertakan Max. "Max ... Apa kau baru saja datang dari luar negeri?" Freya berdiri sejajar dengan pria itu. "Hm, apa kau tau, karena kecerobohanmu bisa-bisa kita mendapat celaka!" Freya tersenyum lirih, seolah merasa tak bersalah. "Maaf Max, ini karena aku terburu-buru mau bertemu denganmu." "Ada apa mencariku?" Kening Max berkerut. Lagi, Freya tersenyum manis, "Apa kau ingin kita bicara di sini saja?" tanyanya melihat sekitar. Max mendengus, kemudian tanpa berkata, pria itu langsung masuk ke dalam gedung. Freya tampak percaya diri berjalan mensejajarkan dengan sang partner. Tiba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12

Bab terbaru

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab230# Momen Manis

    Setelah membaca pesan misterius yang ia terima, Grace berusaha menghilangkan keresahan di hati.Ia langsung bangkit, melangkah keluar ruangan. Grace berencana langsung pulang ke rumah dan memberesi barang penting yang akan ia bawa, termasuk visa dan pasport.Setelah perjalanan beberapa menit, Grace sedikit terkejut saat melihat mobil Max ada di rumah, pasalnya saat dia ke kantor, Max memang belum berangkat. "Apa dia libur?" gumamnya mulai tak tenang.Langkah kakinya terhenti saat suara bariton yang ia kenali, menyapa, "Baby, kenapa kembali? Kamu tidak jadi ke kantor?"Grace melepas sepatu hak tingginya dan berjalan ke arah suara itu. Max sedang duduk di sofa, mengenakan kemeja santai dan celana panjang. Wajahnya tampak penasaran, tetapi ia tersenyum ketika melihat Grace. "Hei, sayang," sapanya lembut. Grace mendekat dan duduk di sampingnya. "Aku hanya mampir sebentar tadi. Rasanya aku ingin istirahat." Max menggeleng pelan.

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab229# Persiapan Matang

    Persiapan Grace benar-benar matang, mulai dari berpamitan kepada dua orang meskipun secara tidak langsung. Namun, setidaknya ia bisa meredakan rasa sesak dalam hatinya.Pagi ini, Grace melangkah masuk ke kantor, sepatu hak tingginya mengeluarkan bunyi ketukan teratur di lantai marmer. Wajahnya terlihat tegas, meskipun matanya menyimpan kelelahan yang sulit disembunyikan. Di meja resepsionis, Vio—sekretaris pribadinya—sudah menunggu. Satu jam yang lalu, Grace sudah mengirim pesan padanya. Wanita itu selalu siap kapan pun Grace membutuhkan. "Vio, kamu sudah cek semua dokumen yang aku minta tadi?" tanya Grace langsung, tanpa basa-basi. Sang sekretaris berdiri dan mengangguk. "Sudah, Nyonya. Semuanya sudah siap di meja Anda. Apa ada tambahan yang perlu saya urus lagi?" Grace mengangguk kecil, lalu melangkah menuju ruang kerjanya. Vio mengikuti di belakangnya, membawa tablet dan sejumlah dokumen penting. Ketika mereka tiba di

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab228# Maaf yang Kedua Kali

    Setelah beberapa saat pertemuannya dengan Arthur, mobilnya melaju perlahan di sepanjang jalan yang lengang. Grace menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Ia tahu ke mana tujuannya malam ini—ke rumah orang tuanya, Victor dan Evelyn. Ketika mobilnya berhenti di depan pagar, Grace mematikan mesin dan duduk diam selama beberapa detik. Ia menatap rumah itu, mengingat momen-momen masa kecilnya. "Maaf, Ma... Pa..." bisiknya pelan. Air mata hampir saja mengalir, tapi ia buru-buru menghapusnya. "Aku tidak punya pilihan." Setelah menarik napas panjang, Grace keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu depan. Ia mengetuk pintu beberapa kali sebelum akhirnya Evelyn membukanya. “Grace?” Evelyn memandang putrinya dengan sedikit terkejut. “Kamu tidak bilang mau datang.” Grace tersenyum kecil. “Ma, aku cuma ingin mampir. Sudah lama kan, aku tidak ngobrol sama Mama sama Papa.”

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab227# Keputusan Akhir

    Bab227#Setelah menghabiskan waktu untuk berbulan madu. Keduanya kini mengakhiri masa libur mereka.Chelsea tersenyum kecil, memandangi wajah suaminya yang tetap fokus mengemudi. Meski ia tahu perjalanan mereka menuju rumah masih panjang, hatinya terasa ringan. Ada rasa nyaman yang tak terjelaskan, seolah semua percakapan mereka sepanjang perjalanan ini menjadi semacam pengikat. Mobil terus melaju melewati jalan-jalan yang mulai ramai. Chelsea bersandar di kursinya, menyandarkan kepala ke bahu Kenan. “Aku tidak sangka perjalanan ini cepat usai, Ken.” Kenan menoleh sedikit, menatapnya lembut. “Aku juga merasa begitu. Tapi kan, kita sudah sepakat. Ini bukan yang terakhir.” “Janji, ya?” Chelsea mendongak, menatap suaminya dengan mata berbinar. Kenan tersenyum kecil, lalu mengecup keningnya. “Janji. Nanti kita buat rencana lagi.” Chelsea tersenyum puas. Ia memejamkan mata, mencoba menikmati perjalanan pulang mereka

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab226# Penyatuan

    Chelsea menahan senyumnya, lalu melipat kedua kakinya di atas ranjang. “Tentang kamu. Masa lalumu. Kamu jarang bahkan tidak pernah cerita, Ken. Aku tahu kamu tidak suka bicara soal itu, tapi aku mau tau. Apa kamu pernah merasa ... ya, kesepian?” Kenan menghela napas perlahan, lalu menoleh ke arah jendela yang masih memperlihatkan sedikit kilauan bintang. Udara malam dari celah jendela terasa dingin, tapi juga menenangkan. Ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang, mencoba mengatur kata-kata dalam pikirannya. “Masa kecilku, ya?” Kenan akhirnya membuka suara. “Itu tidak pernah jadi sesuatu yang aku banggakan, Chelsea. Aku tidak pernah punya keluarga yang utuh. Mama meninggal beberapa waktu yang lalu. Beliau mungkin masih menyisakan luka yang dalam akibat papaku. Aku bahkan hampir tidak ingat wajahnya. Papa ..."Kenan berhenti sejenak, menelan ludah. “Papa pergi sejak Anna bayi. Ia lebih pilih hidup dengan wanita lain yang dianggapnya lebi

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab225# Malam Romantis

    Mendengar ungkapan Kenan, tentu saja membuat Chelsea penasaran, siapa yang mengajari suaminya itu. Kenan pura-pura berpikir sebentar, lalu tersenyum jahil. “YouTube.” Chelsea langsung memukul punggung sang pria, seraya mendengus geli. "Oh, pantas saja. Kukira kamu serius belajar dari chef terkenal atau gimana. Ternyata hasil tutorial."“Tapi yang penting hasilnya enak, kan?” Kenan membalas sambil menatap Chelsea yang sedang sibuk menyantap spaghetti buatannya. Chelsea mengangguk kecil sambil menyuapkan lagi spaghetti ke mulutnya lagi. “Enak sekali, Ken. Kalau gini pun aku tidak bingung kalau pelayan pulang kampung, hehehe ...” tawanya.“Ya, aku kan suami yang serba bisa,” jawab Kenan santai, tapi senyumnya tetap lebar. Chelsea hanya menggeleng-geleng pelan, mencoba menahan tawa. “Iya, iya. Suami serba bisa. Tidak salah aku nikah sama kamu.” Kenan tertawa kecil, tapi kemudian menatap Chelsea dengan lembut. “Aku c

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab224# Tempat Ternyaman

    Angin dingin khas pegunungan perlahan menyelinap di sela-sela kulit. Chelsea menarik syal yang melingkar di lehernya, mencoba menghangatkan diri. Di hadapan mereka, villa yang mereka sewa untuk beberapa hari ke depan berdiri megah. Bangunannya bergaya rustic modern, dengan dominasi kayu cokelat tua yang berpadu dengan kaca besar yang memantulkan pemandangan hijau di sekitarnya. Di belakang villa, pegunungan menjulang tinggi, membingkai lanskap alami yang seperti lukisan. “Ken, aku tidak tau kalau tempat ini akan seindah ini …” Chelsea berujar, suaranya pelan namun penuh kekaguman. Kedua mata tak henti-henti memindai setiap detail villa. Balkon kayu yang menghadap langsung ke lembah, kolam renang kecil yang airnya jernih seperti kaca, hingga taman kecil di samping villa yang dihiasi dengan bunga-bunga musim semi yang sedang mekar. Kenan terkekeh kecil. “Aku tau. Makanya aku tidak kasih lihat detail fotonya ke kamu waktu pesan.” Che

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab223# Perjalanan Manis

    Chelsea menatap Kenan, bibirnya sedikit terbuka, seakan ingin bicara. Tapi, seperti ada sesuatu yang membekukan lidahnya. Pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepalanya seakan berlomba-lomba keluar, tetapi tidak ada satu pun yang berhasil terucap. Mata Kenan yang tenang menatapnya dengan lembut. "Chelsea, ada sesuatu yang mau kamu ucapkan?" tanyanya lagi, suaranya rendah, penuh perhatian.Chelsea menelan ludah, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Tapi akhirnya, hanya sebuah senyuman kecil yang berhasil keluar. "Tidak, aku cuma ... cuma kepikiran saja," katanya pelan.Mengangguk lirih, meskipun demikian, Kenan terlihat tidak sepenuhnya percaya. Tapi, seperti kebiasaannya, dia tidak memaksa. "Kalau begitu, jangan pikirkan terlalu berat, ya. Kita harus saling berbagi." Kenan menepuk punggung tangan Chelsea dengan lembut, lalu berdiri, "Tidur yang nyenyak. Besok kita jalan pagi-pagi."Chelsea hanya mengangguk, meski hatinya tidak bena

  • MENCURI BENIH SUAMI MANDUL   Bab222# Pilihan Bulan Madu

    Suara Kenan membuyarkan lamunan Chelsea. Nada bicara lembut, seperti biasa, tetapi cukup untuk membuat Chelsea menyadari bahwa ia sudah terlalu jauh tenggelam dalam pikiran.Chelsea mengerjap cepat, menoleh Kenan yang duduk di sampingnya dengan sorot mata penuh perhatian. "Aku tidak apa-apa," jawabnya cepat. Kenan menatapnya sejenak, jelas tahu ada sesuatu yang mengganjal. Tapi seperti biasa, dia tidak memaksa. "Kalau ada apa-apa, bilang saja. Aku di sini, oke?"Chelsea mengangguk pelan. Dia tahu Kenan tulus, namun ada sesuatu yang belum bisa dia ungkapkan. Belum sekarang, pikirnya.“Eh, ngomong-ngomong soal bulan madu, Kak Chelsea sudah ada ide mau ke mana?” Anna tiba-tiba menyela, memecahkan keheningan yang sempat tercipta. Gadis itu menatap mereka dengan mata berbinar, seperti anak kecil yang menunggu cerita dongeng. Chelsea menghela napas kecil. "Belum ada, Anna. Aku masih bingung."Anna langsung berseru, "Yah, ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status