Namun, Winnie tak bergeming, langsung melemparkan interupsi persuasif pada suaminya. “Suamiku, kenapa kau diam saja? Padahal menantu menumpang ini sudah kelewatan sekali! Kau harus segera menghajarnya!” cecar Winnie tidak akan membiarkan Alexander bisa berbicara seenaknya.Di samping itu, Winnie masih tidak terima kalau dia merupakan istri yang tidak bisa diandalkan. Kendati dia sempat gagal dalam merencanakan pernikahan keponakannya si Letnan Dua, bukan berarti dia akan terus disalahkan sampai kiamat. Bagaimana pun, dia akan tetap terus mencari wajah di hadapan suaminya, dan penawaran kali ini, yakni membiarkan anak kandungnya membantu suaminya, dikira merupakan ide bagus.Alexander membalik badan seraya menyunggingkan senyuman halus sebelum berkata, “Jadi Ibu yakin kalau Gavin memang bisa nantinya membantu Ayah dalam melakukan lobian kepada Tony? Kita semua tahu, Ayah sudah lebih dari tiga tahun menggeluti bisnis tersebut dan tidak ada pencapaian signifikan. Dengan kata lain, saham
Pagi harinya.Biasanya Alexander merupakan orang pertama yang selalu sibuk di pagi-pagi buta. Ada saja kegiatannya di rumah sebelum langsung berangkat keluar, yang mana orang di rumah tidak tahu juga ke mana perginya dia.Mengherankan, pada pagi hari ini, dia tidak mendapati lagi istrinya di kamar tidur. Tidak seperti biasanya. Setelah mandi dan berpakaian formal layaknya pekerja kantoran, Alexander pun keluar dari sana dan betapa terkejutnya dia saat secara tidak sengaja menguping pembicaraan antara Pablo, Gabriella, dan Winnie di ruang makan.Pendengaran Alexander sangat tajam meskipun jarak antara dia dan tiga orang tersebut cukup jauh sehingga dia dengan jelas mendengar apa saja yang mereka perbincangan.Pada saat inilah Pablo mau mengutarakan ide konyolnya kepada sang putri tercinta demi mewujudkan apa yang selama ini dia inginkan.Usai mengelap mulutnya pakai tisu, Pablo menatap mata Gabriella lurus-lurus seraya berkata dengan lemah lembut, “Putriku, Tony Rockefeller masih bujan
Alexander tersentak.‘Tuan Somers? Apa mungkin dia adalah orangnya?’Alexander masih butuh informasi selanjutnya dan kembali memasang telinganya dengan sangat baik.Adegan kembali berpindah di ruang makan.Tetiba, Pablo menarik napas yang agak dalam sembari menyandarkan punggungnya di kursi. Ada sejumlah kalimat yang tertahan di mulutnya ketika tadi bilang tentang ayah mertuanya.Terang saja, Gabriella lantas bertanya-tanya, “Kakek? Apa hubungannya dengan Kakek? Sudahlah, Ayah tidak perlu menjual nama Kakek supaya aku bisa menuruti apa kemauan Ayah. Tidak perlu!” raung Gabriella masih dengan wajah yang memberengut.Tidak usah lagi ditanya seperti apa kedekatan antara Gabriella dan kakeknya, Somers.Bahkan, kasih sayang yang diberikan oleh Somers jauh lebih dahsyat ketimbang apa yang diberikan oleh Pablo selama ini.Ayah kandung dari Sarah tersebut punya perhatian luar biasa kepada Gabriella semenjak wanita tersebut terlahir ke dunia.Ketika Gabriella meminta untuk dinikahkan saja denga
Alexander sengaja mampir sebentar di ruang makan meskipun dia tahu kalau sebentar lagi dia bakalan kena cueki tidak hanya oleh dua mertuanya saja, tapi juga istrinya. Semalaman, Gabriella tidak mengajak bicara Alexander tanpa alasan yang jelas. Mereka tidur layaknya bukan sepasang suami dan istrinya.Dan pagi ini pun begitu, terlebih baru saja Gabriella mendapatkan sesuatu yang sedikit merusak mood-nya pula, jadi wajar kalau dia langsung beranjak dari sana tanpa bicara sama suaminya.Alexander menyadari posisinya sekarang yang cukup sulit ketika berada di rumah. Pasalnya, dia sudah buat masalah besar di rumah ini. Sulit baginya untuk bisa mengharumkan lagi namanya yang benar-benar rusak. Dua tahun menyusahkan dan jadi benalu, lalu lebih dari satu tahun lamanya menghilang entah ke mana.Dia pantas mendapatkan perlakuan semacam ini.Parahnya, sekarang Gabriella juga berubah sikap pasca diselamatkan oleh pahlawan baru baginya : Jenderal Naga Emas!Alexander membalik badan dan tetap mene
Sore hari di sebuah taman ujung kota. Pemandangan pinggiran Kota Redchester dari atas bukit terlihat begitu menakjubkan. Hijau, asri, dan menyejukkan.Alexander melakukan peregangan dan pemanasan sebentar, “Bryan, tidak ada yang instan di dunia ini. Semua butuh proses. Apalagi niat mu ingin menjadi kuat. Silakan kau pergi ke tempat gym. Tanyakan pada mereka, berapa lama mereka menginvestasikan waktu dan uang untuk membentuk otot di tubuh mereka? Berapa jam dalam seminggu mereka berolahraga? Lalu, silakan kau tanyakan kepada tentara yang sedang bertugas, Mayor Farrell misalnya, berapa lama dia membutuhkan waktu untuk menjadi seperti sekarang?”Dan kalau saja Bryan tahu seperti apa Alexander menjalani kehidupan selama satu tahun penuh di Pulau Lambora.Meskipun satu tahun merupakan waktu yang dirasa singkat untuk membentuk fisik sempurna, mental yang kuat, dan otak yang jenius, namun selama waktu singkat itu Alexander memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Tidak ada hari dan tidak ada detik
Entah kenapa, Bryan menyepak sebuah kerikil kecil dengan kesetanan.Bugh!Saking semangatnya, kacamatanya sampai terlepas dan jatuh. Untung saja tidak pecah.Alexander dan Farrell yang melihat itu hanya bisa tersenyum datar. Wajar, mereka setiap hari ketemu tentara dan orang-orang kuat, jadi pas menyaksikan tingkah aneh dari pria seperti Bryan, mereka menahan tawa untuk tidak menyinggung perasaan Bryan.Tapi, justru Bryan yang terkekeh sendiri. “Hehe. Ngomong-ngomong, sepakanku lumayan kuat juga ya,” serunya sambil memungut kacamatanya yang terserak di tanah di antara serpihan dedaunan.Kalau bukan karena perintah dari sang guru, Warren Rockefeller, Alexander tidak akan menghabiskan waktunya berlama-lama dengan Bryan hanya untuk menjadikan Bryan sebagai pria sejati. Hanya saja, Alexander punya janji pada gurunya tersebut untuk memperbaiki apa yang ada di perusahaan dan juga keluarganya, terutama tentang dua kakak beradik yang tidak pernah akur....Perlu kesabaran ekstra untuk membuat t
Sembari berlari santai, Alexander melempar beberapa pertanyaan kepada Bryan soal perkara bisnis.Alexander cukup paham soal bisnis dan uang setelah belajar selama satu tahun bersama Warren Rockefeller, seorang pebisnis sukses dan masuk daftar sepuluh orang terkaya di negeri ini.Pada waktu itu dia mendapatkan banyak pengajaran tentang bagaimana caranya me-manage dan mengelola uang sebaik mungkin.Warren merupakan sosok yang sangat benci dengan sistem perbankan konvensional ribawi pada zaman modern. Jika orang pada umumnya menyebut bunga bank adalah bunga, maka dia menganggapnya bunga bank adalah kotoran. Selisih uang yang ditetapkan oleh bank, misalnya pinjam sekian nanti bunganya lima persen atau sepuluh persen atau sekian persen, bunga itu sebenarnya adalah kotoran.Baginya, bunga bank hanyalah anomali. Sesuatu yang sebenarnya jelek dan busuk tapi dibungkus pakai kado ulang tahun. Namanya bagus dan tampilannya keren tapi baunya busuk. Warren tidak pernah menyimpan uang di bank dalam
Sebagaimana sudah Alexander ketahui bahwasanya Warren Rockefeller bukanlah berasal dari keluarga kaya raya. Dia berangkat dari seorang buruh pabrik setelah selesai dari studi S1. Karena ingin membawa perubahan besar di dalam hidupnya dan juga keluarganya, dia pun memberanikan diri untuk menjadi seorang pengusaha, merintis bisnis dari nol.Perjuangan Warren Rockefeller begitu terjal dan banyak rintangan yang mesti di hadapi. Meski begitu, yakinlah bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses. Dalam tahun-tahun berikutnya, Warren berani all in menginvestasikan semua uang yang dia miliki ke sektor minyak. Cukup lima tahun, dia sudah punya lima perusahaan minyak di Winland, sampai pada akhirnya dia punya lebih dari dua puluh perusahaan migas dalam satu payung perusahaan bernama : WR-Oil.Total kekayaannya sudah mencapai milyaran dollar meskipun belum pernah menjadi orang terkaya di semua penjuru negeri. Namun, semua harta yang dia miliki sudah cukup untuk menjadikannya sangat tersohor dan d
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak