Shinta berjalan menunduk seperti babi kelaparan tanpa mempedulikan tatapan sinis dan kebencian dari orang-orang di sana. Dia mengakui bahwa dia sangat lemah dan pecundang. Sungguh, hari ini adalah hari yang amat buruk untuknya. Bermaksud membuat Alexander susah dan kecewa, dia justru malu di depan bos dan banyak orang. Dia melenggang dari kerumunan dengan membawa hati yang hancur berantakan.Jika Shinta hatinya hancur, begitu juga untuk Bella. Ya, hatinya hancur. Tapi bukan karena dipermalukan oleh seseorang, melainkan dihancurkan oleh pikiran buruknya sendiri. Dia merasa bahwa Zalinska sengaja berkata lembut seperti itu untuk menarik perhatian Alexander. Dia curiga, jangan-jangan Zalinska memang naksir sama Alexander.Dia tidak bisa mengendalikan diri karena dirundung rasa cemburu buta yang rumit. Dia mendorong bahu Zalinska secara mengejutkan. “Diam!” serunya, mengagetkan semua orang.Mei dan lainnya lantas kaget tak alang kepalang.Ada apa dengan Bella?Dia cuma merepet dalam hati,
Berdasarkan laporan yang didapatkan oleh inteligen adalah bahwa Amr sudah dua tahun belakangan ini mengalami gejala aneh. Dua saudaranya, Leon dan Elijah, tidak terlalu mempedulikannya. Mereka berdua paling tidak tiga bulan sekali berkunjung menemui Amr. Sungguh mengejutkan. Putra sulung Mike Ali mesti menderita separah ini. Alexander sempat berpikir bahwa bisa jadi Amr cuma depresi saja lantaran urusan keluarga dan organisasi. Namun begitu melihat suasana rumah yang kacau balau, sudah pasti beban derita yang merundung Amr jauh lebih tragis.Dulu Amr dikenal sebagai pria yang pemberani sama persis seperti bapaknya. Dia dipandang baik oleh semua anggota organisasi tanpa terkecuali.Hanya saja, setelah kepergian Mike Ali, entah bagaimana ceritanya tiga putra Mike, termasuk Amr, mengalami musibah mengerikan.Amr nyaris tak terurus. Masih untung dia masih bisa makan dan buang air seperti orang normal. Selebihnya, dia bahkan sangat malas hanya untuk mandi. Badannya sangat kurus karena tid
Ketika Alexander dan Farrell memaksa Amr untuk ikut bersama mereka, Amr malah meronta dan berontak. Dia tidak mau pergi. Pada akhirnya Amr pun menyerah karena Alexander dan Farrell memberikan obat bius padanya.Setibanya di rumah sakit, orang pertama yang Alexander temui tentu saja Zalinska. Baru tadi dia bertemu untuk menemani Sophie, kini dia datang lagi dan membawa Amr.“Periksa dia, Zalinska. Aku curiga karena ada tiga bekas luka di kepalanya.” Alexander meminta tolong pada Zalinska.Karena hal ini sudah masuk ke ranah fisik, Zalinska meminta bantuan dari seorang dokter umum dalam melakukan pengecekan terhadap Amr.Pemeriksaan dilakukan hampir selama satu jam lamanya. Setelah menulis semua laporan, Zalinska bersama rekannya pun meminta Alexander untuk bertemu kembali.Berdasarkan laporan dari pemeriksaan tersebut, Amr dinyatakan gegar otak parah.Dengan berat hati dia mengatakan bahwa Amr mengalami penyiksaan secara paksa yang menyebabkan kecacatan pada otak. Luka yang ada di kepa
Jawaban yang diberikan Amr sama sekali belum menjawab apa yang Alexander inginkan. Dengan kata lain Alexander belum tahu sepenuhnya siapa dan di mana organisasi rahasia tersebut. Parahnya, Alexander pun mesti tahu kira-kira apakah iya mereka adalah orang yang telah membuat Amr jadi seperti ini mengingat sepertinya bisa jadi Amr tahu tentang tragedi penculikan itu. Hingga saat ini masih belum ada kepastian sama sekali. Alexander akan tetap terus menginterogasi Amr sampai mendapatkan apa yang dia cari meskipun dia pun sadar bahwa Amr kondisinya begitu memprihatinkan. Dia berharap banyak pada dokter di rumah sakit supaya Amr lebih membaik. Ketika para petugas sedang melakukan pemeriksaan kembali, Zalinska bermasud berbicara empat mata bersama Alexander di kantin rumah sakit sore hari itu. Perbincangan mereka cukup panjang bahkan sampai matahari tenggelam. Hal pertama yang mau dibahas adalah tentu saja tentang kebolehan Alexander dalam menyembuhkan penyakit Tuan Somers. Dia penasaran s
Suasana kantin malam itu cukup lengang.“Kau tahu aku dari siapa?” tanya Zalinska.Tidak mungkin Alexander bicara terus terang kalau dia mendapat rekomendasi langsung dari Dokter James Crick. “Siapa yang tidak mengenal mu, Zalinska. Kau merupakan psikiater andalan di sini. Bahkan Bu Bella saja sangat setuju menjadi orang yang mengurus Sophie. Bukankah begitu?”Zalinska tidak merasa lebih bagus meskipun dia memang cukup terkenal sebagai psikiater yang sangat diandalkan. Jika James Crick saja yang merekomendasikan, tidak mungkin salah lagi.“Apakah orang yang pandai menulis dan berbicara lantas bisa menjadi guru bahasa?” tanya Zalinska menaikkan kedua alisnya. Alexander paham apa maksudnya. Tidak semua orang yang ahli dalam bidang tertentu lantas bisa langsung mengajarkan orang lain.Hal tersebut sebenarnya sudah sangat lumrah di zaman sekarang. Orang yang baru belajar satu buku, menonton lima video di internet, membaca sepuluh artikel, dan hanya dua hari melakukan riset, lantas dia de
Mereka sudah tiga jam mengobrol di sana?Bella marah, sangat marah.Seharusnya dia yang mengobrol bersama Alexander, bukannya Zalinska. Tak menunggu waktu lama lagi, dia segera melangkahkan kaki panjang-panjang ke arah mereka.Setibanya di sana, dia langsung menegur Zalinska. “Kenapa kau belum pulang? Biasanya sore kau sudah pulang.”Kaget, Zalinska sedikit termundur badannya. “Tadi sore ada pasien baru yang dibawa oleh Tuan Alex. Aku mengurusnya sebentar lalu mengobrol di sini soal pasien tersebut dan juga soal Sophie.”“Kau bisa jadi mengganggu Tuan Alex yang hendak beristirahat, Zalinska.” Bella marah-marah.Kendati begitu, Alexander tidak merasa terganggu sama sekali, dan mengatakan pada Bella bahwa obrolan ini berlangsung memang kehendak dirinya, bukan karena kemauan Zalinska. Alexander menjelaskan bahwa dia butuh sejumlah informasi dari sang psikiater tentang kondisi terakhir dua orang yang dia bawa.Namun, Bella selalu punya jawaban. “Tapi, Tuan Alex, kau bisa datang menemui ak
Bella mendaratkan pantatnya di atas kursi yang masih hangat bekas tempat duduk Zalinska. Dia tersenyum genit dan berkata, “Tuan Alex, aku harus lebih didahulukan dari pada Zalinska. Aku adalah bos rumah sakit dan perlu kau ingat lagi bahwa aku adalah putri Dokter James Crick. Maka tidak ada alasan untuk mengutamakan Zalinska dari pada aku.”“Bu Bella, apa menurut mu salah atas apa yang Zalinska lakukan?”Cepat Bella merespons. “Plis, jangan panggil aku Bu lagi. Panggil saja aku Nona. Aku masih terlalu muda hanya untuk dipanggil Ibu. Tuan Alex, Zalinska sebenarnya tidak salah sama sekali. Aku termasuk orang yang menyukai Zalinska karena dia sangat profesional dan hampir tidak pernah melanggar. Dia nyaris sempurna. Tapi, untuk kali ini berbeda. Lagi pula aku kasihan sama dia. Sekarang sudah malam dan dia butuh istirahat.”Ketika Alexander melihat mata wanita yang hampir menyentuh angka empat puluh itu, dia mencoba membaca apa yang tersimpan di dalamnya. Tingkah Bella memang aneh, Alexan
SELAMAT HARI DOKTER NASIONAL***Tulisan besar itu terpampang jelas di dekat pintu masuk Lounge Moon Hotel.Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengadakan acara makan malam bersama dokter dan penggiat kesehatan dari perwakilan setiap rumah sakit yang ada di negeri ini.Ada lima ratus tenaga kesehatan yang hadir dan sebagian dari mereka merupakan orang-orang besar dan penting yang selama ini bergelut dalam bidang kedokteran dan kesehatan.Dari Lounge di atas gedung seratus lantai, para tamu undangan dapat menyaksikan pemandangan Kota Redchester yang begitu mengagumkan ketika di malam hari. Tampak gedung-gedung tinggi dan mobil-mobil berlalu lalang di jalanan.Di atas langit, bintang-gemintang menjadi penghias alam yang begitu indah dan sedap dipandang. Semilir angin bertiup, menggoyang-goyangkan gaun beberapa tamu wanita di sana.Terdiri dari dokter muda sampai ke dokter yang sebentar lagi akan pensiun dari dunia kedokteran. Para pria yang mulai dari usia dua pul