“Jika benar apa yang dikatakan Bryan, maka kau tidak akan kami maafkan, Tony!”“Kami tidak menyangka kalau kau setega ini. Kami tahu bahwa kau memang sering ribut dengan Ayah mu, tapi tidak pernah terduga kalau kau sebenarnya sejahat itu.”“Lebih parah dari apa yang kami nilai.”“Kau tidak pantas masih menjadi bagian dari Keluarga Rockefeller!”Umpatan dan ejekan pun berhamburan di sana. Meski begitu, Tony tidak mau nama dan wajahnya rusak di hadapan mereka. Dia berjalan dengan gagah seraya berkoar, “Kalian sudah ditipu oleh bocah ini! Sungguh tidak benar apa yang kalian dengar tadi. Walaupun aku memang kerap bertengkar dengan Ayah, bukan berarti aku tega sampai menginginkan dia mati. Bryan sudah keterlaluan!”Jack mendekati sisi oktagon. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam urusan ini, dia wajib tahu sampai ke akar masalah. “Bryan, kami di sini paham tentang siapa dirimu. Kau dikenal sebagai anak yang pintar dan jujur. Jadi jangan kecewakan kami lantaran membicarakan ses
Bukan hanya Keluarga Rockefeller, tapi seluruh masyarakat yang tinggal di negeri ini sangat segan dan menghormati Jenderal Naga Emas. Bryan sengaja meminta Jenderal Naga Emas menghadiri, menyaksikan, sekaligus memberikan beberapa penggal kalimat sebelum pertarungan berlangsung. “Panglima yang terhormat, silakan untuk naik ke arena. Kami butuh suara mu. Ketika kau sudah bicara, tidak akan ada pengkhianatan di antara mereka berdua.”Alexander kemudian masuk ke dalam oktagon. Dia merapikan seragam tentara dan topeng Naga emasnya, lalu berkata dengan sangat tenang. “Tony, dulu aku pernah mengatakan pada mu bahwa suatu hari nanti Bryan pasti mengalahkan mu, Bryan pasti membalaskan dendamnya. Sekarang kau tahu, Bryan selama beberapa minggu ini berguru padaku. Untuk apa? Ya, untuk meratakan mu.”Alexander juga mengatakan bahwa Bryan yang sekarang jelas berbeda dari Bryan yang dulu. “Kau tidak pantas lagi memanggilnya sebutan bocah, pengecut, pecundang, dan sebagainya. Bryan berubah total.
Alexander lebih percaya pada Bryan ketimbang Tony. Maka dari itu dia sudah menyusun agenda untuk melakukan pelacakan terhadap organisasi tersebut, namun ini akan menjadi proyek jangka panjang sebab sepertinya bukanlah tugas yang mudah. Percuma saja menginterogasi Tony. Tidak ada gunanya. Tony tetap menjadi dirinya sendiri yang utuh walaupun dipaksa dan disiksa. Organisasi itu mungkin ada hubungannya dengan kasus penculikan dirinya dan juga orang tuanya. Jadi tidak ada alasan untuk mengabaikannya. Sementara itu, Tony semakin kena mental. Lantas, apakah dia masih sanggup meladeni tantangan dari Bryan? Yang pasti tidak mungkin batal. Pasalnya, kehadiran Jenderal Naga Emas di sini adalah untuk memastikan pertarungan ini tetap terlaksana. Tidak ada alasan apa pun yang bisa membatalkannya. Jika ada yang berani protes, orang itu mesti berhadapan dengan Jenderal Naga Emas. “Tony, kau masih punya waktu untuk berpikir sebelum identitas organisasi tersebut berhasil terbongkar. Seandainya ka
Alexander mempersilahkan kepada wasit agar memasuki oktagon.Lalu Alexander keluar dari sana dan berseru, “Bryan, kalahkan dia! Jangan bikin guru mu malu!”Bryan mengangguk pasti. “Siap, Jenderal! Berulang kali aku mengatakan, aku akan meratakan dia!” jerit Bryan dengan suara yang sangat lantang. Tring! Lonceng berbunyi, pertanda ronde pertama telah dimulai. Sementara ada lima orang pengawas pertandingan yang akan memberikan penilaian atau penjurian di sana. Dengan begitu pertarungan ini akan adil dan tidak bisa dicurangi. Sang wasit melambaikan tangannya sekali di antara Bryan dan Tony. “Mulai!”Tony berjalan ke sana ke mari mencari posisi yang enak sebelum melepaskan serangan sementara Bryan sudah siap dengan kuda-kuda petarung. Bryan tahu kelebihan dan kekurangan Tony. Sebaliknya, Tony tidak tahu apa kelebihan dan kekurangan Bryan, sebab setahu Tony, Bryan memang bahkan tidak bisa memukul dan menendang sama sekali. Tony merupakan petarung kidal, kuat di tangan dan kaki kiri.
Ronde kedua! Tony agresif. Dia melepas satu push kick, tapi Bryan cepat menghindar. Bryan berjalan ke samping dan ke belakang guna mengantisipasi serangan secara mendadak dari Tony. Wush! Satu terjangan kaki kiri lurus mengarah ke wajah, tapi lagi-lagi Bryan bisa mengelak. Bryan tak kehilangan konsentrasi. Lalu, dalam waktu satu detik, Tony berhasil menggabungkan dua serangan kidal cepat : Straight punch dan Flying knee!Tapi lagi dan lagi, Bryan berhasil melepaskan diri dari serangan brutal dan mematikan itu. Kalau saja lawan Tony orang biasa, sudah terjengkang itu, namun, lawannya bukanlah orang biasa, sebab sudah berguru selama berminggu-minggu dengan orang yang luar biasa. Tony terbelalak heran. Putih matanya melebar. “Astaga! Kau bisa melakukannya? Hebat. Hebat sekali!”Wajar, gurunya adalah Jenderal Naga Emas! Sempat tadi Bryan tersandar di pinggir oktagon setelah menghindari serangan terakhir, lalu dia pun segera berlari mencari ruang kosong. Di sinilah letak toxic-ny
Darah Bryan terbakar, sampai-sampai tidak lagi mengindahkan perintah gurunya. Bryan berdiri dan membungkuk sementara Tony masih terguling di bawah. Saat itulah Bryan dengan sangat ganas menghabisi wajah Tony dengan amat teramat brutal. Bryan tidak terima terusan diejek dan diolok karena pukulannya lemah. Pukulan yang lemah, tapi kalau dalam jumlah yang banyak, tentu menyakitkan juga. Total Bryan melepaskan banyak pukulan ke arah wajah dan dada. Serangan mengerikan itu berlangsung lebih dari satu menit. Bayangkan! Betapa sadisnya! Tony menutupi wajahnya dengan lengan, menangkis semua serangan yang dahsyat itu. Bak! Buk! Bak! Buk! Sampai akhir ronde kedua, Bryan tetap menguasai pertarungan. Tony menyapu darah yang mengalir di wajahnya, padahal Bryan tidak menginginkan hal itu terjadi, tapi karena tidak bisa mengontrol emosi, akhirnya dia terpaksa menyiksa kakaknya sendiri. ***Ronde ketiga! Di awal laga, Tony menjaga jarak dari Bryan. Dia sebisa mungkin menciptakan ruang dan k
Seruan dan teriakan dari anggota Keluarga Rockefeller kepada Bryan semacam stimulus yang menambah semangat juangnya sehingga seakan-akan menjadi energi tambahan buat dirinya. “Kami percaya pada mu, Bryan!”“Kau adalah harapan keluarga!”“Habisi Tony kurang ajar itu!”Bryan meloncat-loncat dan siap bertarung kembali. Tony memasang kuda-kuda, lalu seperti biasa langsung menyerang dengan pukulan dan sepakan kuat mematikan, namun upayanya tersebut tidak menuai hasil sama sekali. Teknik bertahan Bryan sungguh ciamik. Apa Tony lupa ketika dia menyepak Bryan dengan kaki kiri, lantas Bryan akan lebih mudah melakukan Single Leg Takedown? Oh, Bryan kurang cerdas rupanya. Tak buang tempo, Bryan merunduk, langsung menangkap badan Tony, menyepak salah satu kakinya, kemudian membantingnya keras ke tanah. Gedebuk! Meskipun awalnya sempat gagal melakukan Arm triangle, akhirnya setelah bergulat lebih dari dua menit, Bryan berhasil melakukan kuncian mematikan :Rear Naked Choke! Batang leher To
Bryan melemparkan pandangan ke arah Tony dan berkata lirih. “Karena Jenderal memerintah padaku, baiklah aku memenuhinya. Jika dia meminta maaf padaku, aku akan memaafkannya.”Alexander memutar badan. “Tony, apa kau sadar tentang kesalahan mu selama ini? Apa kau mengakuinya?”Tony masih tersandar lesu. Separuh tenaganya sudah terkuras habis dan mentalnya jatuh sejatuhnya. Kekalahan ini sungguh menyakitkan. Ketika dia diajak bicara, rasanya sulit menggerakkan bibirnya. “Tony? Bagaimana?”Apalagi dia dipaksa mengaku bersalah lalu disuruh minta maaf? Parah! Sungguh memalukan! Orang yang amat keras kepala seperti Tony dipaksa mengaku bersalah dan meminta maaf? Apa dunia sudah berbalik arah? Di mata banyak orang, Tony tidak cuma dikenal sebagai pria ambisius, tapi bahkan arogan. Jika ambisius dan arogan digabung jadi satu, maka sifat Fir'aun akan merasuk ke dalam jiwa, dan Tony sudah hampir pada level itu, saking parahnya. Tony bakal menempuh segala cara demi ambisinya tercapai meski
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak