Sesuai analisa dan perkiraan dari Bryan bahwa orang yang berada di balik Pablo merupakan orang besar, berpengaruh, dan kaya raya, serta satu lagi : berasal dari kalangan militer. Hanya saja Bryan tidak menyebutkan nama orang tersebut siapa. Meski begitu, tidak perlu dijelaskan lagi bagi Alexander sebab dia sudah tahu siapa orangnya berdasarkan kriteria yang telah disebutkan dan juga indikasi dari pembicaraan Pablo tempo lalu. Ya, orang yang berada di balik Pablo yang ingin mencaplok saham mayoritas WR-Oil adalah :Somers Wilson! Tidak perlu diragukan lagi dan Alexander tidak perlu pula menyuruh intelijennya untuk memastikan hal tersebut. Lalu, apa rencana Alexander selanjutnya setelah dia tahu siapa orang dari militer yang selama ini ingin menjadi pemilik saham mayoritas WR-Oil menggeser Warren Rockefeller? Bagaimana cara Alexander memperlakukan Somers Wilson? Apakah dia tetap menghormati gurunya atau malah cenderung membela kakek mertuanya? “Kakek, aku dengar kau sibuk dengan s
Namun, Alexander sedikit ragu kalau Somers bakalan memenuhi syarat yang dia ajukan. “Syarat tersebut memberatkan. Aku kurang percaya kalau Kakek bersedia.”Somers tidak mau rencana ini urung, jadi dia berusaha meyakinkan Alexander kalau dia memang bersedia. “Katakan saja apa syaratnya, Alex. Aku akan memenuhinya.”“Kakek berjanji?”Karena sudah muak dengan penyakit yang menyiksa dirinya, maka dengan ini dia bakal melakukan apa pun selagi itu wajar dan dia pun sanggup melakukannya. “Katakan saja.”Sebelum menjawab, Alexander menyandarkan punggung sembari bersedekap. Alexander paham siapa Somers sebenarnya. Jika masyarakat puluhan juta saja pernah dia tipu, Alexander tidak mau hal itu terjadi pada dirinya. Somers adalah penipu dan pembohong ulung. Jangan sampai sekarang dia bakalan memanjangkan hidungnya lantaran merangkai cerita dan seolah-olah jujur sama Alexander. “Jika Kakek berbohong, semoga Tuhan tidak menurunkan kesembuhan.”Somers manggut lagi. “Aku tidak akan berbohong. Aku
Alexander langsung menanggapi. “Kesengajaan dari Tony, atau ada intervensi dari luar? Dari Kakek dan mertuaku misalnya? Somers merasakan jantungnya berdesir saat mendengar itu. “Alex. Begini, aku masih belum paham kenapa syarat yang kau ajukan agar bisa membantu menyembuhkan penyakit ku itu terbilang aneh. Aku tidak mengerti. Kenapa kau meminta agar aku tidak meneruskan perjuanganku dalam mengambil alih saham mayoritas WR-Oil?”“Aku tidak mungkin menjelaskannya dengan panjang lebar dan komprehensif. Pada intinya alasan utama ku ada dua. Pertama, membalas dendam kepada Gavin dan menghentikan rencana buruk Winnie untuk terus menjilati Keluarga Callister. Dan kedua, aku tidak ingin Kakek pada akhirnya menyesal setelah memiliki saham mayoritas perusahaan tersebut.”Somers menarik napas dalam-dalam. Apa yang tadi begitu membuatnya ketar-ketir pun terbukti, meskipun dia masih belum bisa mencerna seutuhnya mengapa Alexander mengajukan syarat itu. “Alex, apa kau bisa mengganti dengan syara
Ketika Sarah meninggal secara mengenaskan setelah beberapa hari pernikahan Alexander dan Gabriella, Pablo adalah orang yang paling layak disalahkan. Tapi, Pablo bersikukuh bahwa dia tidak terlibat sama sekali dalam rencana pembunuhan itu. Somers marah sama Pablo namun seiring berjalannya waktu amarah itu semakin memudar. Sebagai kompensasi dari semua jasa Somers dan kematian Sarah, maka Pablo akan melakukan apa saja, bahkan jika diperintah setiap hari mencium telapak sepatu Somers, dia melakukannya tanpa mengeluh. Dalam Perjanjian tersebut, Pablo berjanji akan membuat WR-Oil menjadi milik Somers. Namun, setelah berjalan empat tahun, hasil yang diinginkan tidak pernah tercapai walaupun segala cara telah ditempuh. Alhasil, Pablo siap menerima hukuman layak dari Somers! “Kau tidak bisa menjaga Sarah putri yang amat aku sayangi, dan kau tidak pula bisa memuaskan keinginanku. Kau bodoh, Pablo!” Somers terus menghujat dan memuntahkan sumpah serapah pada Pablo biar hatinya lega dan plo
Keesokan paginya. Somers menghubungi Alexander agar segera ke kediamannya lagi. “Aku sudah punya jawabannya,” ujar Somers yang tetap pada posisi seperti biasa.“Jadi Kakek sudah memutuskan untuk menghentikan proyek memiliki saham mayoritas WR-Oil? Apa buktinya?”Somers berdeham sekali sebelum membalas, “Kau lihat masih ada sisa bercak darah di lantai. Kau tahu itu darah siapa?”Pandangan Alexander terhujam ke bawah dan melihat memang ada kotoran bekas darah. Dia mengendus aromanya, memastikan bahwa ini memang bau yang biasa dia cium ketika di medan perang. Ini darah manusia. “Aku tidak tahu ini darah siapa.”Somers menyunggingkan senyuman jahat di wajahnya. Dengan dingin dia berkata, “Itu adalah darah Pablo, ayah mertua mu.”Alexander kaget. “Aku tidak mengerti. Bisakah Kakek menjelaskannya padaku?”Tentu Somers dengan senang hati menjelaskannya. Soal perjanjian, dijelaskannya secara gamblang dan detail dari awal sampai akhir. Mendengar penjelasan yang panjang lebar tersebut sampa
Ini jadi tamparan keras bagi Somers sebab untuk mengubah diri menjadi pribadi yang bertolak belakang pada karakter biasanya, praktis tidak semudah membalikkan telapak tangan. Alexander memberikan tatapan yang penuh perhatian karena meskipun Somers di matanya memang pria arogan, dia masih berharap agar Somers mau mengubah diri secara perlahan. Kesempatan untuk jadi orang baik jelas masih ada dan siapa pun berhak untuk berubah. Termasuk Somers. Dia tentu saja bisa berubah asalkan menanamkan niat tulus di hati. “Aku menepati janji untuk membantu dalam kesembuhan Kakek. Dan apakah Kakek mau berjanji pula untuk berubah? Apa Kakek bersedia?” Alexander kembali mengulangi pertanyaan tadi guna memastikan bahwa Somers memang sudah memantapkan diri ingin berubah. “Demi kesembuhan Kakek.”Banyak orang di luar sana yang mana mereka menerapkan pola hidup sehat, tapi karena mereka emosional dan suka marah-marah, mereka gampang sakit. Balik lagi, semua kembali ke hati dan jantung. Somers kemudian
Alexander melanjutkan kalimatnya dengan cukup sengit. “Boleh jadi benar bahwa pihak pemerintah dan militer berada di belakang kasus hilangnya Tuan Warren Rockefeller. Karena penguasa licik dan picik, mereka bisa menutupi keburukan mereka dengan beragam cara.” Alexander mengutarakannya sebab dia tiba-tiba teringat dengan gurunya tersebut. Dia tak sampai hati kenapa ada orang yang begitu tega berbuat keji, menculik dan membuangnya, dan sangat beruntung beliau tidak disiksa dan dihabisi. “Warren berhasil memonopoli bisnis minyak dan tidak memberikan kesempatan pada pengusaha dan bahkan pada negara sekali pun. Dia rakus dan tidak peduli.” Somers lebih blak-blakan lagi. Alexander langsung membalik badan, tidak terima gurunya dihujat seperti itu. “Tuan Warren tidak rakus sama sekali dan dia punya kepedulian yang besar. Jika setelah memonopoli dan mengeruk untung banyak dengan berbuat curang terhadap lawan bisnis nya, bisa jadi itu dapat diterima. Tapi, beliau tidak bermain kotor, tidak me
“Sore ini aku akan mengatakan siapa orangnya pada Kakek.” “Kenapa tidak sekarang?” “Saat ini Kakek butuh pengobatan dariku terlebih dahulu. Biarkan obatnya bekerja. Jika Kakek tidak bisa mengontrol diri, pengobatannya akan sia-sia.” Somers mengatur napasnya sebelum berkata, “Baiklah. Baiklah.” Meski begitu, Somers tetap belum bisa tenang, dia malah mengeluh. “Aku menyesal sudah menjadikan Pablo sebagai menantuku. Sangat menyesal. Aku kira dia bisa menjaga Sarah dengan baik. Ternyata, dia lemah, dan bodoh. Sekarang aku khawatir dia bisa menjaga Gabriella atau tidak. Aku khawatir sama cucu kesayanganku.” “Sebaiknya Kakek tidak usah mengeluh, jangan menyesali sesuatu yang telah terjadi, dan jangan pula mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi.” Tiga puluh menit mengeluh bisa merusak otak yang tidak hanya bagi pembicara, melainkan juga bagi pendengar. Begitulah riset mengungkapkan. “Berdamailah dengan masa lalu dan percayalah dengan masa depan selalu baik,” tutur Alexander
Tidak cuma Jenderal Eisenhower, tapi enam perwira lainnya beserta orang-orang di sana pun sepakat untuk menjadikan Alexander sebagai perwira tinggi militer. Mereka menginginkan supaya Alexander diangkat menjadi seorang yang memiliki pangkat tinggi. Tidak tanggung-tanggung, bahkan Alexander langsung diangkat menjadi Jenderal setara dengan Jenderal Eisenhower. Alexander sempat melakukan penolakan. “Pangkat tersebut terlalu tinggi.”Namun, Jenderal Eisenhower tetap memaksa agar Alexander mau menerimanya. “Kau pantas menjadi Jenderal, Alex. Kau sudah selayaknya menjadi pimpinan tinggi sama seperti kami. Kau tidak perlu menolak karena kami menyetujuinya.”Alexander mengawasi satu per satu orang-orang di sana. “Aku masih sangat baru di militer. Perlu waktu dan pengalaman yang banyak untuk menjadi seorang Jenderal.”Berkaca dari apa yang telah terjadi dan mengingat betapa pentingnya peran Alexander, para perwira naga tidak salah dalam mengambil keputusan. Menjadikan Alexander sebagai Jender
Sore harinya, ketika matahari mulai tenggelam, semua pasukan telah bersiap berangkat dari Pulau Lambora menuju Pulau Homs. Pulau Homs jauh lebih kecil jika dibandingkan Pulau Lambora sehingga Winland tidak akan terlalu kesulitan dalam mencari keberadaan pasukan Northiz di sana, terlebih pasukan Northiz di sana tak lebih dari seribu orang saja, dikarenakan lima puluh ribu orang telah mati pada peperangan sebelumnya. Alhasil, kemungkinan besar Winland akan berhasil menaklukkan Pulau Homs dengan cukup mudah. Lebih dari seratus kilometer menempuh perjalanan laut, Alexander menyarankan pada Laksamana Limitz untuk menghentikan perjalanan, dan juga meminta izin pada Marsekal Bernard segera memberikan instruksi agar pasukan udara segera bersiap-siap. “Biarkan pesawat kita terbang dan dideteksi oleh Northiz. Penyamaran kita hanya sebatas itu saja. Mereka pasti akan membiarkan pesawat kita ke sana, pada saat itulah kita hancurkan apa saja yang terlihat.”Penyamaran kali ini berbeda dengan pe
Setelah meminta izin kepada lima gurunya, tepat pada tengah malam, Alexander kembali melanjutkan perjalanan menuju Dragon Room. Tugasnya belum selesai. Pertempuran di Pulau Lambora cuma pembuka. Saat ini dia punya misi yang jauh lebih sulit, yakni merebut kembali lima pulau kecil yang saat ini diduduki oleh militer Northiz, yaitu Homs, Brown, Galls, Nice, dan March. Jalannya perang kali ini tak ubahnya seperti pasukan tentara AS yang ingin kembali merebut sejumlah pulau di pasifik yang telah dikuasai oleh Jepang pada Perang Dunia 2. Operasi pengembalian lima pulau ini terbilang sangat sulit sebab kini mereka cuma menyisakan sekitar dua ribu lima ratus orang saja. Alexander tiba di sana menjelang pagi hari, saat semua pasukan sedang sibuk dengan berbagai macam hal yang diperintahkan oleh Jenderal Eisenhower, seperti mengubur mayat-mayat korban perang baik itu dari pihak Winland maupun Northiz, mengumpulkan semua senjata dan peralatan perang yang masih bisa digunakan, dan mencari mak
Pada saat matahari akan terbenam, Alexander minta izin kepada tujuh perwira naga untuk pergi sebentar. Mereka cukup bingung dan ingin tahu tapi Alexander merahasiakan kepergian.“Besok pagi kita berkumpul lagi di Dragon Room.”Kemudian Alexander pun bergegas pergi dengan menggunakan sepeda motor, kendaraan milik Northiz yang masih berfungsi dan punya bahan bakar. Sekitar jam sepuluh malam dia tiba di goa tempat persembunyian lima gurunya. Dia sangat khawatir tentang keselamatan lima orang itu karena bisa saja menjadi korban salah sasaran perang. Tapi untunglah jarak yang jauh dari pusat pertempuran membuat mereka bisa selamat. Bahkan tidak ada bekas ledakan sama sekali di sini. Mereka tidak keluar goa sama sekali pada saat perang berkecamuk selama beberapa waktu belakangan dan berharap tidak ada satu pun militer Winland maupun Northiz yang menemukan lokasi ini. Begitu melihat kehadiran Alexander yang sudah mengenakan seragam tentara, mereka kaget. Mike mengernyitkan alis dan berta
“Kita beristirahat sekarang,” kata Alexander. “Biarkan sebagian kecil pasukan yang tadi sore sempat istirahat untuk berjaga malam hari ini. Aku yakin kalau pasukan Northiz yang sedang bersembunyi di hutan juga sedang beristirahat.”Sesuai dari masukan Alexander tersebut, akhirnya tujuh perwira naga dan lebih dari dua ribu orang diberikan waktu untuk beristirahat.Tujuh perwira naga pun bubar dari perundingan itu lalu mengambil posisi masing-masing untuk segera tidur. Sementara Alexander, pada saat dia sudah membaringkan badan, dia belum bisa langsung tidur. Dia berpikir saat memejamkan mata atau dalam keadaan terjaga. Dia masih memikirkan tentang strategi dan siasat yang akan mereka ambil esok hari. Saat ini jumlah mereka hanya tinggal sekitar dua ribu enam ratus orang. Mereka beruntung dapat bertahan dari total seratus lima puluh ribu pasukan Northiz berikut dengan semua peralatan tempurnya. Semua rencana yang dijalankan nyaris sempurna. Hanya saja, perjuangan Winland tidak mungki
Satu tembakan pertama!Dikarenakan pakaian marinir berbeda dari pakaian seragam prajurit biasa, militer Winland yang sedang menyamar tidak kesusahan untuk membunuh mereka satu per satu. Para marinir yang tidak dalam posisi siap pun gelabakan saat menerima serangan mendadak dari teman mereka sendiri.Sebelum para marinir dan prajurit Northiz bersiap, militer Winland cepat membunuh mereka satu per satu. Mereka tidak butuh banyak waktu sebab jumlah mereka sangat sedikit. Dua ribu banding dua puluh ribu. Itu artinya masing-masing mereka mesti membunuh sepuluh orang musuh.Pasukan Northiz yang belum siap tempur hanya bisa pasrah saat dada dan kepala mereka ditembaik oleh orang yang berseragam militer seperti halnya mereka. Akhirnya mereka pun sadar bahwa dua ribu orang yang katanya selamat itu ternyata bukanlah rekan mereka, melainkan musuh yang sedang menyamar.“Ayo serbu mereka!” seru Letnan Joseph. Ada dua senapan laras panjang yang ada di tangannya. “Jangan biarkan mereka keburu mengam
Ajudan dari Letnan Jenderal itu mengawasi Kolonel Walter Rauf dengan wajah yang penasaran. Sebagai orang yang selalu berada di samping atasan, dia selalu fokus dan berhati-hati bahkan terhadap rekan sekali pun.Namun, salah satu perwira naga tersebut tidak mau kedoknya ketahuan. Maka dari itu Kolonel Walter berkata dengan percaya diri. “Target kita sesuai dari arahan Jenderal Rommy adalah membawa tiga perwira tinggi Winland hidup-hidup. Atau jika mereka mati, kita tetap harus membawa mayat-mayat mereka. Bukankah begitu? Sementara mereka bertiga hanya dilindungi oleh ratusan tentara saja. Aku yakin kita bisa mengalahkan mereka saat ini juga.”Sang Letnan Jenderal terpaku sambil mengawasi pinggiran pantai yang di mana di sana terdapat ribuan mayat berkaparan dan darah ada di mana-mana. Bukan lagi air laut, melainkan air darah yang menghiasi pantai. Sang Letnan Jenderal murka saat tahu kabar bahwa Jenderal Rommy telah mati bersama mayat-mayat di sana. Jadi dia tidak punya pilihan kecual
“Kapal-kapal mereka tidak mungkin tiba di sini nanti pagi,” kata Alexander. “Ketika cuaca normal dan ombak sedang baik, butuh waktu setidaknya sepuluh jam untuk sampai dari pulau Soms/Homs ke Pulau Lambora karena jarak dari sana ke sini sekitar 250 kilometer. Tapi masalahnya saat ini cuaca sedang buruk dan sepertinya akan turun hujan lebat. Paling tidak mereka butuh waktu lima belas sampai dua puluh jam.”Menurut Alexander, mereka bakalan melancarkan serangan dari udara terlebih dahulu sembari menunggu armada laut mereka sampai ke Pulau Lambora. “Kita mesti bersiap menghalau serangan udara mereka. Kemungkinan besar ketika pagi hari nanti pesawat-pesawat mereka bakal mengebom pulau ini.”Tiga perwira tinggi utama di sana pun bertanya pada Alexander tentang bagaimana cara bertahan dari serangan tersebut. Alexander mengatakan bahwa Winland tidak mungkin bisa menghalau semua serangan udara karena mereka kekurangan alutsista seperti senjata anti-pesawat. Artinya mereka cuma bisa berlindun
Pertempuran berakhir tepat pada malam hari. Tidak ada satu pun marinir dan prajurit Northiz yang tersisa. Semuanya telah tewas. Usai memastikan semua musuh telah habis, pasukan Winland mengambil semua senjata dan peralatan tempur milik Northiz yang masih bisa dipakai dan dioperasikan. Mereka memperoleh ribuan senapan sniper, senapan serbu, amunisi, granat dan perbekalan. Hanya saja, mereka tidak punya banyak waktu untuk mengambil semuanya lantaran dalam hitungan jam pasukan tambahan dari Northiz akan tiba di sini. Maka dari itu, tidak ada waktu tidur dan istirahat bagi mereka malam hari ini hingga pagi nanti. Tepat pada jam 2 pagi, Jenderal Eisenhower telah mengumpulkan semua perwiranya untuk dilakukan perundingan guna mengantisipasi serangan lanjutan dari Northiz. Kini tujuh perwira Naga bersama Alexander telah berada di dalam sebuah barak kecil, mengadakan pembicaraan tentang langkah lanjutan yang bakal mereka ambil. Jenderal Eisenhower terkena luka berat. Ada bekas tiga tembak