Saat Via tengah bersantai di rumah, ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk ke WhatsAppnya. Ia pun segera hentikan aktivitasnya yang sibuk dengan cemilan. [Via, gue udah menemukan semua bukti-bukti tentang Salsha dan aku juga sudah melakukan tugas sesuai rencana kita. Jadi kamu tinggal tunggu kabar selanjutnya.] Via tersenyum miring membaca pesan yang dikirimkan oleh Evan.[Oke Van. Makasih ya! Sekarang kamu ada dimana?] Balas Via.[Di kedai, lagi bersama Intan.] jawab Evan dengan cepat.[Eh, kalian jangan pacaran mulu ya, entar pelangan pada kabur!][Via kali ini gue Intan, kenapa lo? IRI BILANG BOS] balas Intan penuh dengan emoticon ngakak.[Huuu dasa*, Tapi ingat! Nggak ada bos yang iri sama anak buah] balas Via tak kalah seru.[Dahlah malas debat! Mungkin lagi Pe-eM-eS.][Siapa yang PMS? Kan gue hamil.][Oh, iya. Jangan lupa jagain tuh baik-baik kandungan lo, jangan sampai lahir nanti kek emaknya.] Mereka berbalas terus berbalas chat, Via sekarang sedang senang-senangnya kar
Keesokan harinya saat Via mebuka mata, ia merasa agak sesak karena sebuah tangan melingkar di perutnya. Dengan perlahan ia pun memindahkannya."Sejak kapan laki-laki ini pulang?" Pikir Via.Saat ia hendak turun dari ranjang, ia merasa ada yang mengganjal di pijakannya. Seketika ia menunjukkan kepalanya untuk melihat benda yang ada di bawah telapak kakinya dan ternyata itu adalah ponsel milik Aryo tergeletak begitu saja dilantai.'Ponsel mas Aryo kok disini? Wah, pasti sudah terjadi perang dingin ini.' batin Via sambil meraih ponsel itu lalu meletakkannya di atas nakas.Selesai mandi Via melihat Aryo masih terlelap, ia pun mencoba untuk membangunkannya "Mas, bangun." Via menggoyangkan tubuh suaminya."Emangnya nggak ke kantor hari ini?" tanyanya saat melihat Aryo membuka matanya."Enggak Yank, aku capek pengen istirahat dan menghabiskan waktu denganmu," jawab Aryo dengan suara khas bangun tidur."Kalau begitu ya sudah cepat mandi gih, nanti aku masak makanan spesial buat kamu."Aryo te
Pukul setengah tujuh malam Via sudah terlihat rapi dan cantik untuk menyambut suaminya pulang, karena sejak tadi pagi Aryo pergi sama Andre hingga sudah jam segini belum juga pulang.Via juga sudah sangat banyak memasak, ia masak rujak ikan, sayur, dan rendang. Tak lupa juga ia bikin jus alpukat. Semua yang telah ia hidangkan di atas meja makan adalah makanan kesukaan Aryo.Sambil menunggu ia pun bermain ponselnya, melihat Intan sedang online, ia pun segera mengirimkan pesan kepada Intan memberitahu kalau rencana berjalan dengan mulus semulus jalan tol.[Selamat ya! Semuanya berjalan seperti yang kau inginkan. Terus gimana kedepannya tentang perasaanmu?] Balas Intan[Maksudnya gimana Tan?][Ya perasaanmu terhadap suamimu][Bohong kalau aku bilang tidak ada cinta lagi untuk mas Aryo, Tan. Tapi kebencian dan kekecewaan lebih menonjol dihati ini. Tidak mudah melupakan orang yang sudah mengisi setiap hari-hari kita, diamana kita perna saling berbagi rasa suka dan dukanya.] [Tapi kata ora
Seminggu ini Via benar-benar menjadi istri yang patuh kepada suaminya, ia selalu memenuhi semua kebutuhan Aryo.Tak lupa juga ia selalu mengingatkan Aryo untuk makan siang saat Aryo sedang di kantor.Hari-hari mereka lewati penuh dengan tawa dan canda riya. Sekarang Aryo baru merasa kebahagiaan yang sesungguhnya.Siang ini Aryo baru saja selesai meeting, seperti biasa ia mendapatkan pesan dari istrinya.[Mas malam ini mau aku masakin apa?] Aryo membaca pesannya dengan tersenyum lalu segera membalas pesannya memberi tahu apa yang ia inginkan. Ia juga tak menyangka sekarang istri sangat jago masak. Apapun masakan istrinya semua terasa begitu nikmat di lidahnya sehingga membuatnya jarang makan diluar karena ia selalu merindukan masakan istrinya.Ingin rasanya Aryo cepat-cepat pulang untuk bertemu istrinya, namun apa daya pekerjaannya masih sangat menumpuk.*Di rumah Via yang sudah mendapatkan balasan pesan dari Aryo segera berkutat di dapur. Ia akan memasak makanan yang di inginkan oleh
Kepergian Via sangat membuat Aryo terpuruk."Aku harus bangkit dari keterpurukan ini, aku harus menemukan Via ku, wanita yang berhasil membuatku jatuh cinta yang keduakalinya, Arrrgghh!" Frustasi Aryo.Ia menyadari yang terjadi padanya sekarang atas kesalahannya. Via telah merancang semuanya karena ia telah menoreh luka yang amat dalam dihati istrinya. ia berpikir setelah beberapa hari ini ia telah menebus kesalahannya dengan menemani dan mendampingi istrinya dengan sabar mencoba untuk menuruti semua kemauannya. Tapi sekarang Via meninggalkan tanpa merasa bersalah, Via tega membuatnya seperti orang gila.Pikiran Aryo sangat kacau, memikirkan kemana Via pergi meninggalkannya, "Aku harus bangkit untuk menemukan Via, aku tidak boleh berdiam diri dan menangisi yang telah semua yang telah terjadi ini. akan ku bawa ia pulang bersamaku dan tidak akan dilepaskan lagi!" gumam Aryo menyeka air matanya, segera beranjak dari tempat duduknya.Aryo keluar dari kamarnya dengan hati yang berusaha kua
Hari ini Via kembali ke Indonesia. Setelah enam bulan berada di negara asing untuk bersembunyi dari Aryo sekaligus menenangkan hatinya yang telah tergores luka.Disana Via bisa melupakan semuanya, melepaskan bebannya yang sangat berat. Via tahu selama ini Aryo mencarinya dengan segala usaha, akan tetapi tetap saja tidak bisa menemukan keberadaannya. Perna dalam persidangan Aryo meminta agar kiasa hukum menghadirkan Via disana, namun Via tetap saja menolak. Tidak membutuhkan waktu lama proses perceraian berjalan dengan lancar walaupun tanpa kehadiran Via, karena Via mengandalkan pengacara yang sangat handal dan sudah biasa menangani kasus seperti itu. Alasan Via kembali ke Jakarta karena ia tidak mungkin meninggalkan kota kelahirannya selamanya, selain itu di Jakarta juga ia mempunyai usaha sendiri yang dikelola oleh Intan sedang berkembang pesat, Kedai kopi dan sekarang sudah ada toko kue juga.Seandainya nanti ia bertemu kembali dengan Aryo, ia tidak akan menghindar ataupun lari, i
Via mulai melangkah kedepan dan menyetop taksi yang lewat. Perjalanan menuju alamat yang diberikan oleh Intan ternyata lumayan jauh, berulang-ulang Via membacanya secarik kertas berisikan alamat itu."Perusahaan Antarna Groub," gumamnya karena baru pertamakali mendengar nama perusahaan itu.Sekitar setengah jam taksi yang ia tumpangi pun berhenti didepan gedung, setelah membayar taksi Via pun turun dan langsung masuk kedalam gedung menuju meja resepsionis."Selamat siang Mbak!" sapa Via pada karyawan itu."Siang! Apakah Mbak membawa pesanan kue dari toko cake VITAN?" tanya karyawan itu langsung."Iya," jawab Via tersenyum"Baik Mbak, silahkan langsung saja menuju ruangan direktur di lantai 13.""Oh, harus aku sendiri yang membawakannya ya?" tanya Via agak keberatan."Iya Mbak, karena Direktur sendiri yang memintanya.""Baiklah kalau begitu Mbak, saya ke atas dulu." Via berjalan menyusuri lobby menuju lift.Beberapa menit kemudian pintu lift terbuka, Via berjalan menuju ruangan khusus
Dilain hari, saat Via sedang ditoko kue, Mika datang mengunjunginya."Mbak," panggilnya ketika melihat Via."Mika, dengan siapa kamu kesini?" tanya Via sambil celingak-celinguk."Aku sendirian Mbak, aku hanya dapat tugas dari mama untuk mengantarkan rendang jengkol ini. Katanya dulu Mbak Via suka jengkol," Mika menyondorkan rantang ditangannya."Wah, tante Elisa masih ingat aja kalau aju suka rendang jengkol." ucap Via meraih rantangnya dengan semangat, Karena sejak menikah dengan Aryo ia tidak perna makan rendang jengkol lagi sebab Aryo tidak suka dengan baunya yang menyengat."Iya, mama titip salam. Soalnya dia tidak bisa anterin langsung karena harus check up.""Tante sakit?" Via mengajak Mika duduk mengobrol."Nggak, cuma mama bilang dia harus rutin ke dokter untuk cek darahnya," jelas Mika."Oh," Via mengangguk-anggukkan kepalanya, "bilang sama tante, makasih banget udah bawain rendang jengkolnya.""Iya Mbak, nanti aku sampaikan.""Tunggu dulu ya. Mbak ambilkan minuman spesial bu