Share

Ternyata?

Penulis: AlvinaMawar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-24 13:37:28

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (3)

Dzakira terdiam, ia menahan kekecewaan, aku pun tak memperdulikannya, urusan batin nanti pun kami akan kembali melakukannya. Yang jelas, untuk sekarang aku tidak mau sampai Amira mengetahui kebusukan yang sudah aku lakukan di belakangnya.

''Bagas?'' 

Aku melangkah keluar kamar meninggalkan Dzakira sendirian. Teriakan dan cacian terdengar sangat jelas di telinga. Hatiku saat ini tidak perduli dengannya, aku hanya takut Amira marah dan mengusirku dari rumah hanya gara-gara perselingkuhan. Menurutku, nyawa lebih berharga dibanding nafsu birahi. Jika Amira dan keluarga besarnya mengetahui bahwa aku telah berkhianat. Mungkin, aku akan ditendang dari keluarga Hartawan dan tidak diberikan sepeserpun harta. Padahal niatku dari awal ingin sekali merebut semua harta yang dimiliki oleh keluarga Amira hingga jatuh ke tanganku.

 

Soal Dzakira, nanti pun ia akan berbaik hati kembali, apalagi jika diberi uang yang banyak. Dia perempuan matre yang hanya memandang dari segi materi, pastinya ia akan menuruti kembali semua keinginanku, termasuk nafsu yang sama sekali tidak akan bisa aku dapatkan dari Amira.

 

Jika benar yang barusan mengirim pesan adalah Amira, pastinya ia tengah berada di hotel ini. Untuk itu, aku harus mencari keberadaanya secepat mungkin dan aku akan berpura-pura meminta maaf padanya, Amira pasti akan memaafkanku, sebab aku tahu, dia sangat mencintaiku. 

Dari kejauhan, tiba-tiba saja aku melihat seorang perempuan tengah berjalan memasuki sebuah mobil mewah keluaran terbaru. Tampilannya sangat menggoda imanku, ia memakai dress berwarna merah maroon serta memakai sedikit polesan pada wajahnya. Aku seakan terpana dengan kecantikannya. Namun, ketika menyadari perempuan itu hampir mirip dengan Amira. Tanpa menahan rasa penasaran, aku melangkah mendekat ke arah mobil yang ditumpangi perempuan cantik itu, ketika mendekat, mobil itu telah berhasil pergi meninggalkan halaman hotel. Aku pun menahan kekesalan di dada karena tak sempat menatap jelas wajah perempuan itu.

 

''Tidak mungkin itu Amira, itu hanya perempuan yang mirip saja. Tidak mungkin Amira bisa secantik itu, lagipula Amira cacat, sedangkan dia ... sangat sempurna.'' Aku berbisik di dalam hatinya.

 

Aku memilih kembali masuk ke hotel dan ingin menanyakan perihal CCTV kepada resepsionis. Ketika melangkah, tiba-tiba saja deringan telepon terdengar. Rupanya Amira menelepon. Aku pun berfiki, kenapa tidak sejak tadi aku menelepon Amira? Bodoh!

 

''Hallo, Sayang, kamu lagi di mana?'' tanyaku menanyakan keberadaan Amira--istriku ketika sambungan telepon telah terhubung.

 

"Kamu tidak perlu tahu aku di mana, yang jelas aku sudah mengetahui tentang kebusukanmu di belakang aku,'' ujarnya, dadaku terkejut mendengar ucapan Amira.

 

''Maksudmu apa, Sayang?'' 

 

''Kamu jangan coba-coba membodohi aku Bagas, aku sudah mengetahui tentang perselingkuhanmu, kamu tega berkhianat, padahal aku sudah memberikanmu harta yang berlimpah, tapi ternyata ...'' Amira tak melanjutkan ucapannya. Aku merasa patah hati sekarang, ternyata memang benar yang tadi mengirim pesan itu adalah Amira.

 

''Aku bisa menjelaskannya Amira, aku minta maaf,'' lirihku meminta maaf.

 

''Semuanya sudah terlambat, aku sama sekali tidak bisa memaafkanmu, Bagas. Bukti perselingkuhanmu ini sudah menjadi bukti dan tunggu saja kabar pencerain kita dari pengadilan agama,'' lanjutnya, aku semakin terkejut mendengar ucapan dari mulut Amira, rasanya sakit sekali seakan dada dihantam oleh benda tajam.

 

''Aku mohon, Sayang, maafkan kesalahku.'' Amira langsung mematikan sambungan telepon sepihak, hatiku merasa tak tenang ketika mendengar bahwa Amira akan mengurus surat cerai di pengadilan agama. Tamatlah riwayatku, semua kemewahan akhirnya akan sirna. Aku tidak akan bisa lagi tinggal di rumah mewah dan tidak akan mempunyai harta benda yang berlimpah. Padahal, aku sudah berjanji pada Dzakira secepatnya akan menguasai harta Hartawan, namun sayangnya ....

 

Hatiku merasa putus asa, aku tak mau kembali ke masa lalu. Hidupku sangat sulit sekali, bahkan untuk makan pun rasanya tidak mampu. Hanya segenggam garam setiap harinya yang harus aku makan. Hidupku dahulu sangat menderita, aku tak mau kembali ke masa dahulu.

 

Tanpa fikir panjang, aku masuk ke dalam mobil dan bersiap pulang ke rumah, aku ingin memohon dan memberikan klarifikasi kebohongan agar Amira dan keluarganya percaya bahwa aku akan menjadi suami yang baik dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Mungkin dengan memohon Amira akan terketuk hatinya menerima permintaan maafku.

 

Tanpa terasa, aku telah tiba di halaman rumah keluarga Hartawan. Terlihat, kedua mertuaku tengah berdiri di samping Amira yang masih menggunakan kursi roda miliknya. Mereka seakan-akan tengah menunggu kedatanganku, tatapannya penuh dengan kebencian. Hatiku seakan tak tenang ketika dipandang seperti itu.

 

''Pa, Ma, Amira. Maaf aku--''

BUGH!

Bersambung

Komentarnya dong teman-teman, biar aku tahu kalian ada❤️ Salam sayang, mohon menunggu untuk bab 4, ya. Terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

_____

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Suwarsih
lanjut Thor cerita nya menghibur
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Penyesalan?

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (4) Tanpa terasa, aku telah tiba di halaman rumah keluarga Hartawan. Terlihat, kedua mertuaku tengah berdiri di samping Amira yang masih menggunakan kursi roda miliknya. Mereka seakan-akan tengah menunggu kedatanganku, tatapannya penuh dengan kebencian. Hatiku seakan tak tenang ketika dipandang seperti itu. ''Pa, Ma, Amira. Maaf aku--'' BUGH! Pukulan keras mengenai dada hingga membuat tubuhku terjatuh ke tanah. Aku terkejut ketika mengetahui Papa mertuaku marah dan melakukan tindakan kekerasan. Padahal setahuku, Papa terkenal pendiam dan jarang marah. Tapi kenapa ia berani melakukan hal ini kepadaku? Apa jangan-jangan .... ''Papa kenapa memukulku secara tiba-tiba, apa salahku?'' tanyaku heran. ''Jangan berpura-pura, kami sudah mengetahui bahwa kamu sudah mengkhianati Amira, mulai detik ini kamu sudah bukan lagi suami anak saya,'' sentak Papa Hartawan. ''Aku bisa menjelaskannya, Pa. Aku sama sekali tidak berniat untuk mengkhianati Amira. Aku sangat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Syarat permintaan Bagas

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (5) ''Aku tidak akan pernah pergi dari rumah ini sebelum kamu memenuhi persyaratanku,'' ujarku menatap wanita yang ada di hadapanku dengan tajam. ''Syarat?'' ''Aku minta uang talak sebesar satu milyar sebagai tanda bahwa aku sudah resmi bercerai denganmu Amira. Jika kamu memberiku uang talak sesuai permintaanku, maka aku akan pergi dan tidak akan pernah lagi datang menginjakkan kaki di rumah ini,'' ucapku meminta dengan paksa. Mereka terlihat terkejut mendengar nominal yang aku sebutkan. ''Apa? Satu milyar? Kamu mau memeras kami? Uang satu ribu pun tidak akan pernah saya berikan,'' ujar Amira kesal. ''Aku sama sekali tidak mau tahu, yang jelas uang talak harus dibayar sekarang juga, jika dibayar saat ini aku janji tidak akan pernah kembali ke rumah ini lagi dan aku rasa uang satu milyar tidak ada apa-apanya, bukankah kalian sangat kaya raya?'' ucapku memaksa. Entah kenapa, dengan sengaja aku mengucap syarat permintaan uang talak yang cukup fantastis

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Kejutan

    Degh. Dzakira meminta uang empat puluh juta yang aku janjikan. Bagaimana ini? Aku sama sekali tidak bisa membayarnya. Untuk makan saja pastinya aku sangat tak mampu karena sekarang aku bukan lagi suami Amira. Untuk membayar hutang kepadanya, rasanya aku tidak mampu. ''Nanti ya, Sayang, aku janji akan membayarnya, kamu tenang saja,'' ungkapku sembari tersenyum. ''Kapan mau membayarnya? Aku tidak mau sampai kamu berlama-lama menunggu tak membayarnya. Apa jangan-jangan kamu diusir lagi oleh Amira?'' sangka Dzakira membuat dadaku berdebar. ''Aku sama sekali tidak diusir oleh Amira, kebetulan tadi sesaat aku pulang ke rumah Amira meminta aku untuk menjaga rumah karena ia dan kedua orang tuanya akan berangkat ke luar negeri menjalankan bisnis. Daripada aku hanya berdiam diri di rumah lebih baik aku tinggal bersama kamu saja di apartemen, boleh 'kan? Dan untuk uang empat puluh juta, kamu tenang saja Dzakira aku pasti akan segera menggantinya. Kamu tidak usah khawatir, kapan juga a

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Sebuah foto bukti dari Bunga

    POV AMIRA ''Sayang ... akhirnya sekarang kamu bisa berjalan kembali, Mama dan Papa sangat senang sekali. Bagas--suamimu pasti sangat senang jika tahu sekarang kamu bisa berjalan. Kami pun sebagai orang tua sangat senang melihat kamu bisa berjalan kembali dengan normal,'' lirih Mama tersenyum lebar melihat aku yang mampu berdiri dan berjalan, walaupun masih tertatih. Tapi aku sangat senang sekali, ternyata prediksi Dokter salah besar. Aku sudah diagnosa lumpuh seumur hidup dan tidak akan bisa berjalan kembali secara normal. Namun sekarang, aku sangat bahagia bisa merasakan lutut kerasku mampu digerakkan dan kedua kakiku bisa berjalan dengan normal. ''Iya Ma, Pa, aku juga sangat senang sekali. Terima kasih ya, berkat kalian berdua aku bisa berjalan kembali,'' kataku sembari tersenyum lebar mengucap terima kasih, lalu memeluk kedua orang tuaku dengan erat. ''Iya, Sayang, apa pun akan Mama dan Papa lakukan asalkan kamu bahagia. Melihat kamu bisa berjalan kembali kami sudah sangat senang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Sandiwara

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (8) ''Kalian sedang membicarakan apa?'' tanya seseorang laki-laki yang seketika langsung mengagetkan kami. Kami pun lantas menatap siapa gerangan yang bersuara barusan. Ternyata Bang Irsyad, dia adalah kakak sepupuku. ''Lho, Amira, kamu sudah bisa berjalan?'' tanya Bang Irsyad kaget. Dia seakan tak percaya dengan apa yang barusaja ia lihat. ''Iya, Bang, alhamdulillah. Aku tak menyangka ternyata Allah begitu baik sudah menyembuhkan kembali kedua kakiku sehingga bisa berjalan normal seperti dulu. Aku merasa bahagia sekarang. Ini seperti mimpi.'' Aku melempar senyum bahagia menatap Bang Irsyad. Ini seakan mimpi yang menjadi kenyataan. Padahal sebelumnya dokter sudah memprediksi bahwa aku tak akan lagi bisa berjalan dengan normal. Tapi sekarang kenyataannya berbanding terbalik. ''Masya Allah, Amira. Abang sangat bahagia melihat kamu sekarang sudah bisa berjalan normal kembali menggunakan kedua kaki. Pastinya, Bagas pasti senang melihat kamu bisa berjala

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Sumpah demi Allah

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (9) Kami pun membuka pintu, terlihat seorang laki-laki tengah berdiri dengan wajah lesu. Tatapannya dingin, tetapi tak lama berselang ekspresi wajah itu berubah tersenyum. Dia menundukkan tubuhnya seraya memposisikan agar sepadan denganku. ''Sayang, kamu apa kabar?'' tanyanya sambil mencium kening. Terlihat sangat romantis, aku melempar senyum padanya. Walaupun hatiku merasa terluka. ''Kabar aku baik, Mas. Kamu sendiri bagaimana? Kok, tidak memberitahu dulu kalau hari ini kamu akan pulang?'' tanyaku padanya. ''Alhamdulillah kalau kabarmu baik, aku pun sendiri baik, Sayang. Aku pulang tanpa memberikan kabar ingin memberimu surprise. Ini aku bawakan hadiah untukmu.'' Mas Bagas memberikanku sebuah kotak hati berwarna merah. Kemudian, ia membuka kotak hati itu, terlihat sebuah kalung berlian yang sangat cantik. ''Itu untukku, Mas?'' Mas Bagas mengangguk, ''Iya, Sayang, ini untukmu. Aku pakaikan ya sekarang!'' Mas Bagas melingkarkan kalung berlian ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   SENYUMAN

    "Sakit ...!'' Bagas meringis kesakitan setelah ular itu berhasil mematuk lengannya.Tiba-tiba terdengar suara segerombolan orang, mereka ternyata penjaga apartemen yang mendengar teriakan Bagas dari dalam kamarnya. Kemudian mereka mendobrak secara paksa pintu apartemen tersebut.Tidak lama kemudian, Bagas pun pingsan dan tersungkur ke lantai. Para penjaga apartemen segera mengusir ular dari dalam kamar dan berniat akan membawa ular tersebut kehabitatnya.Sementara Bagas langsung dilarikan ke Rumah sakit karena luka bekas patukan ular sangat berbisa dan dokter segera mengobati luka Bagas yang sudah cukup serius.______________''Bagaimana jika Bagas membuka kopernya dia pasti sangat kaget dan langsung lari ketakutan. Dia 'kan pobia ular Amira, jika aku melihatnya langsung pasti perutku ini tidak akan berhenti sakit karena tertawa menyaksikan keterkejutan Bagas,'' ucap Irsyad terseny

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   SAHABAT SEGALANYA

    ''Sayang, alhamdulillah, surat pengajuan gugatan sudah diterima oleh pengadilan agama. Apakah kamu senang Amira?'' tanya Hartawan pada putri tunggalnya. Mereka tengah bersantai di depan kolam berenang di samping rumah mewahnya.''Alhamdulillah, Amira senang Pah, akhirnya aku sudah terlepas dari Bagas. Terima kasih karena Papa sudah bantuin Amira sampai sejauh ini.'' ujar Amira tersenyum lebar pada papanya.''Sama-sama Sayang, Papa melakukan semua ini ingin sekali membuat kamu bahagia. Jadi mulai sekarang kamu santai saja, Bagas tidak akan bisa mengganggu kamu. Oh iya satu lagi, Papa sudah membicarakan masalah uang talak pada pengacara, beliau bilang itu semua tidak akan terjadi karena Bagas sewaktu menjadi suamimu sama sekali tidak pernah memberimu nafkah secara lahir dan juga batin. Jika mantan suamimu menuntut uang talak itu kita bisa melaporkankannya ke pihak berwajib dengan tuntutan pemerasan.'' jelas Papa memberitahu Amira.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12

Bab terbaru

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ending

    Aku terdiam beberapa saat. Suasana seperti ini membuatku merasa bimbang. Aku harus jawab apa sekarang. Apa aku tolak saja? “Maaf, Mas, bukannya aku enggak mau, tapi aku sudah nggak mau menjalani hidup dengan laki-laki mana pun, aku masih ingin sendiri menikmati kehidupan seperti sekarang. Jadi, mohon maap kalau misalkan aku menolak permintaan kamu,” ucapku pada Mas Bagas dengan hati-hati. Aku takut ucapanku malah menyakiti perasaan dia. Mas Bagas menanggapi ucapanku dengan tersenyum, tatapan dia seolah-olah tidak menyimpan amarah. Namun, aku merasa nggak enak pada dirinya. “Nggak papa, Amira. Aku tahu jawaban kamu pasti akan seperti itu. Dan, aku juga sama sekali nggak marah apalagi sampai kesal hanya karena masalah ini. Aku tahu sakit yang sudah kamu rasakan kemarin, mungkin oleh karena itu kamu memilih ingin menyendiri tak ingin dengan siapa pun lagi,” ujar dia masih dengan senyumnya. Aku tahu, Mas Bagas sudah berubah tak lagi seperti dulu, tetapi bagaimana pun juga sudah keputu

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bimbang dengan pilihan

    “Mama juga bingung harus gimana, tapi yang jelas sekarang lebih baik kamu fokus sama anak kamu, jangan dulu memikirkan laki-laki. Nanti, jika anak kamu sudah beranjak dewasa dan ada laki-laki baik yang mau menerima kamu dan juga Bintang Mama nggak jadi masalah. Takutnya kalau kamu mengambil keputusan dan menerima dia, Mama takut nasib kamu akan sama seperti kemarin, dan Mama nggak mau melihat kamu menderita lagi,” ujar Mama menasihati. Aku mengangguk paham saat Mama mengatakan hal itu, lebih baik menyendiri dulu dan bahagiakan anak tanpa lebih dulu memikirkan laki-laki. Kegagalan membuatku trauma, aku merasa lebih nyaman seperti ini tanpa merasa ada beban. “Iya, Ma. Keputusan aku menolak Pak Devan sepertinya sudah tepat. Aku ingin sendiri dulu membahagiakan anakku Satu-satunya, aku nggak mau Bintang kembali menjadi korban hanya karena salah memilih ayah untuk dia.”Mama mengangguk. Aku merasa lebih lega sekarang karena sudah mencurahkan isi hatiku. Mungkin jika memang hanya karena

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Diajak nikah

    Ya Allah ... bagaimana ini ...“Kamu kenapa, Amira?”Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, dengan cepat aku memutar tubuh dan menatap ke arahnya. Ternyata dia ....“Mas Devan?”Aku terkejut setelah tahu ternyata itu adalah Mas Devan. Tatapannya seakan bingung, mungkin dia heran melihat aksiku yang seperti anak kecil. Aku juga seakan merasa malu pada dirinya, bisa-bisanya aku bertingkah seperti itu. “Kamu kenapa, Amira?” tanya Mas Devan mengulang pertanyaan yang sama. “Nggak papa, kok, Pak.” Aku tersenyum, kemudian berniat ingin menjauhinya karena merasa malu. “Permisi, Pak.” Aku pamit dan melangkah pergi. “Tunggu sebentar, Amira,” ujarnya menghentikan langkah kakiku. Perasaanku seakan menggebu saat dia memanggilku. Aku pun lantas berbalik arah dan menatapnya lagi. “Iya, kenapa, Pak?” tanyaku menatap mata elangnya. Jujur, Mas Devan memang begitu sangat tampan sekali. Matanya pun nampak indah. Dia manis. 'Astagfirullah. Apa-apaan sih Amira. Inget, kamu itu janda. Nggak boleh

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   53

    “Saya enggak membutuhkan pekerja untuk menjadi asisten pribadi saya. Memang kemarin iya, tapi jika dipikir-pikir saya nggak butuh asisten pribadi,” ucap Mas Devan menjelaskan. “Jika tidak membutuhkan asisten pribadi, saya tidak akan jadi melamar di perusahaan ini, karena dengan pengalaman saya sebelumnya pernah memimpin perusahaan dan mungkin saya juga bisa mengatur segala urusan apapun sebagai asisten pribadi,” sahutku berucap. Seketika itu dia menatapku seolah-olah penasaran. Kemudian dia meraih CV yang aku bawa dari rumah. Dia membaca secara seksama isi dari CV itu.“Waw, hebat sekali! Ternyata sebelumnya kamu pernah memiliki perusahaan besar. Saya sangat mengenal betul pemilik perusahaan itu. Apakah kamu putri dari Pak Handriana, directur utama perusahaan Aksara Pramudia?” “Betul, Mas. Itu Papa saya. Perusahaan yang sudah Papa saya bangun dan kelola selama ini mengalami masalah sehingga kami tidak memimpin kembali perusahaan itu. Oleh sebab itu, saya memutuskan mencari lowongan

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ternyata

    “Ya mau bagaimana lagi, Ma. Amira sedang mencari. Mungkin nanti secepatnya dapat pekerjaan, yang penting Mama doakan selalu Amira,” “Mama doakan semoga kamu secepatnya mendapatkan pekerjaan Amira,” lirih Mama berucap. Aku merasa belum mampu membahagiaan Mama padahal hanya aku satu-satunya anak Mama. Ya Allah ... mudah-mudahan Engkau lancarkan agar aku bisa mendapatkan uang. Aku nggak tahu lagi bagaimana caranya mencari uang sedangkan anak aku pun masih kecil. Aku berharap ada keajaiban, Allah maha baik dia pasti menolongku. Setelah obrolan itu, pagi ini aku bersiap akan melakukan perjalanan ke kota untuk mencari pekerjaan. Aku menenteng map cokelat yang berisikan surat-surat yang dibutuhkan. Masuk ke dalam kendaraan roda empat, satu-satunya yang kumiliki saat ini. Dengan cepat aku mobilku melesat menyusuri jalanan raya yang lenggang. Saat ini tujuanku ingin melamar ke perusahaan digital yang bergerak dibidang pemasaran lokasinya tak jauh dari rumah. Aku begitu sangat percaya diri

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Nasib Yang Serupa

    Jam dipergelangan tanganku sudah menunjuk ke arah pukul 13:00 WIB, sudah hampir menjelang sore namun hujan hingga kini belum juga usai. Aku pun berniat ingin menerjang hujan karena takut Bintang menunggu kepulanganku di rumah. Saat hendak masuk ke mobil, tiba-tiba saja pandanganku teralih ke arah seorang laki-laki yang tengah duduk termenung di pinggir jalan. Wajahnya nampak mirip sekali dengan Mas Reyhan, dia terlihat sedih, berulang kali menatap jalan raya dengan perasaan cemas. Entah kenapa hatiku ingin sekali menghampirinya. Aku segera masuk ke dalam mobil bersiap menghidupkan mobil, lalu kendaraan roda empat yang tengah kukendaraipun berjalan tepat di depan laki-laki itu yang mirip sekali dengan Mas Reyhan.“Permisi, Mas. Sejak tadi saya lihat di tempat pemakaman umum Mas terlihat sedih. Ada apa?” tanyaku menghampirinya.“Anak saya sampai saat ini belum kunjung pulang, Mbak. Saya sangat khawatir dengan keadaannya.” Dia menjelaskan keresahan hatinya.“Memangnya anak Mas usia ber

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Mengantar keperistirahatan terakhir

    “Amira, kamu kenapa menangis?”“Mas Reyhan bunuh diri, Ma,” jelasku pada wanita yang telah melahirkanku dua puluh sembilan tahun lalu.“Apa? Kok bisa?” “Entahlah, aku sendiri pun nggak tahu kenapa dia malah memilih jalan buntu dengan melakukan perbuatan itu.” Aku menghela nafas menghapus air mata yang sedari tadi mengalir. “Apa mungkin karena perkataanku tadi ya, sampai-sampai dia berani bunuh diri?” lanjutku menatap tak percaya Mama.“YaAlloh Amira ... kamu jangan menyalahkan diri kamu atas kematian Reyhan, kamu perempuan baik, mungkin dia seperti itu karena sudah terlalu capek hidup di dunia walaupun dengan cara yang salah memaksakan diri untuk mengakhiri hidup,” lirih Mama menguatkan. Sebagaimana perasaanku kini, hati yang paling terasa begitu belum ikhlas. Memang setiap yang bernyawa pasti akan kembali lagi ke sang pencipta, namun harus bagaimana lagi mungkin sudah garis takdir.“Iya.” Aku mulai merasa tenang saat Mama berucap barusan, mungkin saat ini aku harus belajar ikhlas

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bunuh Diri

    "Hallo, Amira. Ada sesuatu yang ingin aku beritahu tentang kamu tentang mantan suamimu. Ternyata dia barusaja melakukan pencobaan bunuh diri.” Jelasnya dari seberang telepon. “Apa? Ini siapa?” “Ini Bunga.” “Siapa yang bunuh diri?” “Reyhan.” “Apa?” Seketika itu aku merasakan debaran yang bergejolak di dada, terasa aneh dan tak percaya membuatku seakan tak percaya. Mas Reyhan bunuh diri? Karena apa? “Aku nggak percaya dia bunuh diri, kamu tahu dari mana?” tanyaku tak percaya, apalagi baru tadi sore Mas Reyhan datang ke rumah dan meminta maap atas apa yang telah ia perbuat kepadaku di masa lalu. “Malam tadi. Aku juga tahu dari Mas Irsyad.” Jelasnya membuatku terkejut. Bagai dihantam batu besar dadaku saat mendengarnya. Hatiku seketika gelisah. Bagaimana mungkin Mas Reyhan tega melakukan hal itu sementara setahuku dia tak akan mungkin melakukan hal bodoh apalagi sampai menghilangkan nyawanya sendiri. “Nggak mungkin dia bunuh diri, Bunga. Baru tadi sore dia datang ke rumahku.” A

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Dia kembali datang

    —Lima tahun kemudian—“Ma, di depan ada tamu, katanya ingin bertemu dengan Mama,” ucap Bintang menghampiriku yang tengah sibuk menata bumbu di dapur.“Siapa, Nak?” “Nggak tahu. Katanya teman Mama.” Keningku mengerut heran. Aku merasa nggak ada janji dengan siapa pun tiba-tiba saja ada tamu datang ke rumah ini. Aku lantas menyelesaikan aktivitas di dapur dan segera menghampiri seseorang yang berada di ruang tamu. Kedua kakiku melangkah pelan menyusuri ruangan, tepat tiga langkah hendak menuju ruang tamu aku menatap dari kejauhan. Terlihat seorang laki-laki duduk termenung menampakkan raut wajahnya yang gelisah. Aku begitu terkejut ketika mengetahui tamu yang dimaksud Bintang.“Mas Reyhan?”Ternyata dia sudah bebas dari penjara. Lantas, kenapa dia datang ke rumah ini? Apa jangan-jangan ia ingin kembali menculik Bintang? “Ada perlu apa kamu datang ke rumah ini?” tanyaku menghampirinya menatap tak suka dengan kehadiran matan suamiku.“Amira.” Dia bangkit dan tersenyum.“Kamu mau mencu

DMCA.com Protection Status