Beranda / Fiksi Sejarah / MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU / Sebuah foto bukti dari Bunga

Share

Sebuah foto bukti dari Bunga

Penulis: AlvinaMawar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-24 13:42:13
POV AMIRA

''Sayang ... akhirnya sekarang kamu bisa berjalan kembali, Mama dan Papa sangat senang sekali. Bagas--suamimu pasti sangat senang jika tahu sekarang kamu bisa berjalan. Kami pun sebagai orang tua sangat senang melihat kamu bisa berjalan kembali dengan normal,'' lirih Mama tersenyum lebar melihat aku yang mampu berdiri dan berjalan, walaupun masih tertatih. Tapi aku sangat senang sekali, ternyata prediksi Dokter salah besar. Aku sudah diagnosa lumpuh seumur hidup dan tidak akan bisa berjalan kembali secara normal. Namun sekarang, aku sangat bahagia bisa merasakan lutut kerasku mampu digerakkan dan kedua kakiku bisa berjalan dengan normal.

''Iya Ma, Pa, aku juga sangat senang sekali. Terima kasih ya, berkat kalian berdua aku bisa berjalan kembali,'' kataku sembari tersenyum lebar mengucap terima kasih, lalu memeluk kedua orang tuaku dengan erat.

''Iya, Sayang, apa pun akan Mama dan Papa lakukan asalkan kamu bahagia. Melihat kamu bisa berjalan kembali kami sudah sangat senang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Sandiwara

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (8) ''Kalian sedang membicarakan apa?'' tanya seseorang laki-laki yang seketika langsung mengagetkan kami. Kami pun lantas menatap siapa gerangan yang bersuara barusan. Ternyata Bang Irsyad, dia adalah kakak sepupuku. ''Lho, Amira, kamu sudah bisa berjalan?'' tanya Bang Irsyad kaget. Dia seakan tak percaya dengan apa yang barusaja ia lihat. ''Iya, Bang, alhamdulillah. Aku tak menyangka ternyata Allah begitu baik sudah menyembuhkan kembali kedua kakiku sehingga bisa berjalan normal seperti dulu. Aku merasa bahagia sekarang. Ini seperti mimpi.'' Aku melempar senyum bahagia menatap Bang Irsyad. Ini seakan mimpi yang menjadi kenyataan. Padahal sebelumnya dokter sudah memprediksi bahwa aku tak akan lagi bisa berjalan dengan normal. Tapi sekarang kenyataannya berbanding terbalik. ''Masya Allah, Amira. Abang sangat bahagia melihat kamu sekarang sudah bisa berjalan normal kembali menggunakan kedua kaki. Pastinya, Bagas pasti senang melihat kamu bisa berjala

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-08
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Sumpah demi Allah

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU (9) Kami pun membuka pintu, terlihat seorang laki-laki tengah berdiri dengan wajah lesu. Tatapannya dingin, tetapi tak lama berselang ekspresi wajah itu berubah tersenyum. Dia menundukkan tubuhnya seraya memposisikan agar sepadan denganku. ''Sayang, kamu apa kabar?'' tanyanya sambil mencium kening. Terlihat sangat romantis, aku melempar senyum padanya. Walaupun hatiku merasa terluka. ''Kabar aku baik, Mas. Kamu sendiri bagaimana? Kok, tidak memberitahu dulu kalau hari ini kamu akan pulang?'' tanyaku padanya. ''Alhamdulillah kalau kabarmu baik, aku pun sendiri baik, Sayang. Aku pulang tanpa memberikan kabar ingin memberimu surprise. Ini aku bawakan hadiah untukmu.'' Mas Bagas memberikanku sebuah kotak hati berwarna merah. Kemudian, ia membuka kotak hati itu, terlihat sebuah kalung berlian yang sangat cantik. ''Itu untukku, Mas?'' Mas Bagas mengangguk, ''Iya, Sayang, ini untukmu. Aku pakaikan ya sekarang!'' Mas Bagas melingkarkan kalung berlian ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   SENYUMAN

    "Sakit ...!'' Bagas meringis kesakitan setelah ular itu berhasil mematuk lengannya.Tiba-tiba terdengar suara segerombolan orang, mereka ternyata penjaga apartemen yang mendengar teriakan Bagas dari dalam kamarnya. Kemudian mereka mendobrak secara paksa pintu apartemen tersebut.Tidak lama kemudian, Bagas pun pingsan dan tersungkur ke lantai. Para penjaga apartemen segera mengusir ular dari dalam kamar dan berniat akan membawa ular tersebut kehabitatnya.Sementara Bagas langsung dilarikan ke Rumah sakit karena luka bekas patukan ular sangat berbisa dan dokter segera mengobati luka Bagas yang sudah cukup serius.______________''Bagaimana jika Bagas membuka kopernya dia pasti sangat kaget dan langsung lari ketakutan. Dia 'kan pobia ular Amira, jika aku melihatnya langsung pasti perutku ini tidak akan berhenti sakit karena tertawa menyaksikan keterkejutan Bagas,'' ucap Irsyad terseny

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   SAHABAT SEGALANYA

    ''Sayang, alhamdulillah, surat pengajuan gugatan sudah diterima oleh pengadilan agama. Apakah kamu senang Amira?'' tanya Hartawan pada putri tunggalnya. Mereka tengah bersantai di depan kolam berenang di samping rumah mewahnya.''Alhamdulillah, Amira senang Pah, akhirnya aku sudah terlepas dari Bagas. Terima kasih karena Papa sudah bantuin Amira sampai sejauh ini.'' ujar Amira tersenyum lebar pada papanya.''Sama-sama Sayang, Papa melakukan semua ini ingin sekali membuat kamu bahagia. Jadi mulai sekarang kamu santai saja, Bagas tidak akan bisa mengganggu kamu. Oh iya satu lagi, Papa sudah membicarakan masalah uang talak pada pengacara, beliau bilang itu semua tidak akan terjadi karena Bagas sewaktu menjadi suamimu sama sekali tidak pernah memberimu nafkah secara lahir dan juga batin. Jika mantan suamimu menuntut uang talak itu kita bisa melaporkankannya ke pihak berwajib dengan tuntutan pemerasan.'' jelas Papa memberitahu Amira.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-12
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   PUNYA SELINGKUHAN ORANG ARAB

    Diharapkan membaca bab ini jangan tegang💖 selamat membaca😍POV DZAKIRANamaku Dzakira Hendriani, aku terakhir dari keluarga sederhana. Kedua orang tuaku berpisah dan sudah memiliki keluarga masing-masing. Aku memang terakhir dari anak broken home itu sebabnya aku melakukan pekerjaan bejad ini untuk membalas dendamkan rasa sakit hatiku pada kedua orang tuaku.Hatiku begitu kecewa, dari dulu aku diasuh oleh nenek dan setelah berumur 15 tahun, nenek yang aku sayangi malah meninggal dunia dan kini sekarang aku sudah berumur 27 tahun hidup sebatang kara.Perasaanku begitu sangat bahagia dan berbunga-bunga memiliki kekasih seorang pengusaha seperti Bagas, setiap bulannya dia selalu memberiku uang. Aku pun tidak segan-segan

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   KARMA TABUR TUAI

    ''Sekarang tinggal saatnya aku membalaskan dendam padamu, wanita laknat? Asal kamu tahu, Ayah saya meninggal karena kamu, dia mempunyai penyakit HIV darimu. Sekarang mungkin kamu sudah sembuh dan mulai detik ini aku akan membalaskan dendam Ayahku padaku.'' seru Bayu pada Dzakira yang masih tertidur pulas, berkat obat yang dia umum yang sudah diberi racikan obat tidur.Kemudian, Bayu langsung menelepon seseorang untuk membantunya mengeksekusi. Darah dendamnya sudah mengalir deras, sudah sejak lama dia tahan. Namun baru sekarang keinginan Bayu terbalaskan.Bayu bertekad untuk mengambil ginjal yang ada di tubuh Dzakira, dia melakukan itu semua karena Ibunya yang sakit gara-garanya Ayahnya yang sering memukuli Ibunya dan malah pukulan itu mendapatkan masalah pada ginjalnya.Bayu sudah sejak lama menguntit Dzakira, rasa dendamnya sudah di atas ubun-ubun. Dengan rayuannya sewaktu di Caffe, Dzakira langsung mau meneruti kenafsuan bejad Bay

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-08
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   HATI BATU

    ''Innalillahi wainnailahi rodziun. Ini siapa yang tergeletak di tanah seperti ini?'' tanya beberapa orang yang menatap tubuh Dzakira.''Astagfirullah, ada luka di sebelah kanannya. Kita bawa saja ke rumah sakit sekarang,'' cecar salah seorang warga.''Ya sudah sekalian kita gotong saja tubuhnya, masih hidup ternyata. Kebetulan saya bawa mobil,'' cecar seseorang berbaik hati hendak memberikan tumpangan pada Dzakira.Mereka pun mengangguk dan langsung memasukkan tubuh Dzakira ke dalam mobil. Tak berapa lama kemudian, mobil pun langsung dikendarai dan meninggalkan kos-kosan yang sudah membuat Dzakira seperti ini.Sepuluh menit kemudian, akhirnya mereka sudah sampai Rumah sakit. Supir yang menelong Dzakira pun segera membawa tubuh Dzakira ke dalam Rumah sakit.''Suster ... Tolong ...!'' seru supir itu pada suster. Lalu, beberapa perawat datang menghampirnya.''Tolong bantu wanita ini, dia korban pembunuhan. Ada luka di sebelah perutnya.'' cecar supir tersebut.''Baik Pak!''Suster pun lan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Dua garis tespeck

    POV AMIRA''Akhirnya kamu sudah resmi bercerai dengan Bagas, Amira. Aku sangat senang mendengarnya, ketidakhadiran Bagas acara persidanganmu jadi lancar. Eh, tapi Bagas ke mana ya, bukankah dia menolak bercerai denganmu?'' tanya Bunga, kami sedang dalam perjalanan pulang ke sebuah mall.''Iya dong, sekarang aku sudah terbebas dari yang namanya Bagas Prasetya. Sekarang aku sudah menjadi single, untung saja aku tidak punya anak darinya. Kalau Bagas sekarang sedang di Rumah sakit Bunga,'' ucapku menoleh ke arahnya.''Rumah sakit? Dia memangnya sakit apa?'' ''Karena dipatuk ular, jadinya dia berobat di Rumah sakit,'' jelasku padanya. Bunga seakan belum mengerti dengan apa yang baru saja aku ucapkan.''Aku heran, kenapa si Bagas bisa dipatuk ular? Lantas sekarang bagaimana keadaannya?'' tanya Bunga.''Ya karena aku sendiri yang memberi kope. Jadi gini loh, sewaktu Bagas diusir dari rumah karena ketahuan selingkuh. Tanpa sepengetahuannya aku memberikan koper yang berisikan ular dan mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07

Bab terbaru

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ending

    Aku terdiam beberapa saat. Suasana seperti ini membuatku merasa bimbang. Aku harus jawab apa sekarang. Apa aku tolak saja? “Maaf, Mas, bukannya aku enggak mau, tapi aku sudah nggak mau menjalani hidup dengan laki-laki mana pun, aku masih ingin sendiri menikmati kehidupan seperti sekarang. Jadi, mohon maap kalau misalkan aku menolak permintaan kamu,” ucapku pada Mas Bagas dengan hati-hati. Aku takut ucapanku malah menyakiti perasaan dia. Mas Bagas menanggapi ucapanku dengan tersenyum, tatapan dia seolah-olah tidak menyimpan amarah. Namun, aku merasa nggak enak pada dirinya. “Nggak papa, Amira. Aku tahu jawaban kamu pasti akan seperti itu. Dan, aku juga sama sekali nggak marah apalagi sampai kesal hanya karena masalah ini. Aku tahu sakit yang sudah kamu rasakan kemarin, mungkin oleh karena itu kamu memilih ingin menyendiri tak ingin dengan siapa pun lagi,” ujar dia masih dengan senyumnya. Aku tahu, Mas Bagas sudah berubah tak lagi seperti dulu, tetapi bagaimana pun juga sudah keputu

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bimbang dengan pilihan

    “Mama juga bingung harus gimana, tapi yang jelas sekarang lebih baik kamu fokus sama anak kamu, jangan dulu memikirkan laki-laki. Nanti, jika anak kamu sudah beranjak dewasa dan ada laki-laki baik yang mau menerima kamu dan juga Bintang Mama nggak jadi masalah. Takutnya kalau kamu mengambil keputusan dan menerima dia, Mama takut nasib kamu akan sama seperti kemarin, dan Mama nggak mau melihat kamu menderita lagi,” ujar Mama menasihati. Aku mengangguk paham saat Mama mengatakan hal itu, lebih baik menyendiri dulu dan bahagiakan anak tanpa lebih dulu memikirkan laki-laki. Kegagalan membuatku trauma, aku merasa lebih nyaman seperti ini tanpa merasa ada beban. “Iya, Ma. Keputusan aku menolak Pak Devan sepertinya sudah tepat. Aku ingin sendiri dulu membahagiakan anakku Satu-satunya, aku nggak mau Bintang kembali menjadi korban hanya karena salah memilih ayah untuk dia.”Mama mengangguk. Aku merasa lebih lega sekarang karena sudah mencurahkan isi hatiku. Mungkin jika memang hanya karena

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Diajak nikah

    Ya Allah ... bagaimana ini ...“Kamu kenapa, Amira?”Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, dengan cepat aku memutar tubuh dan menatap ke arahnya. Ternyata dia ....“Mas Devan?”Aku terkejut setelah tahu ternyata itu adalah Mas Devan. Tatapannya seakan bingung, mungkin dia heran melihat aksiku yang seperti anak kecil. Aku juga seakan merasa malu pada dirinya, bisa-bisanya aku bertingkah seperti itu. “Kamu kenapa, Amira?” tanya Mas Devan mengulang pertanyaan yang sama. “Nggak papa, kok, Pak.” Aku tersenyum, kemudian berniat ingin menjauhinya karena merasa malu. “Permisi, Pak.” Aku pamit dan melangkah pergi. “Tunggu sebentar, Amira,” ujarnya menghentikan langkah kakiku. Perasaanku seakan menggebu saat dia memanggilku. Aku pun lantas berbalik arah dan menatapnya lagi. “Iya, kenapa, Pak?” tanyaku menatap mata elangnya. Jujur, Mas Devan memang begitu sangat tampan sekali. Matanya pun nampak indah. Dia manis. 'Astagfirullah. Apa-apaan sih Amira. Inget, kamu itu janda. Nggak boleh

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   53

    “Saya enggak membutuhkan pekerja untuk menjadi asisten pribadi saya. Memang kemarin iya, tapi jika dipikir-pikir saya nggak butuh asisten pribadi,” ucap Mas Devan menjelaskan. “Jika tidak membutuhkan asisten pribadi, saya tidak akan jadi melamar di perusahaan ini, karena dengan pengalaman saya sebelumnya pernah memimpin perusahaan dan mungkin saya juga bisa mengatur segala urusan apapun sebagai asisten pribadi,” sahutku berucap. Seketika itu dia menatapku seolah-olah penasaran. Kemudian dia meraih CV yang aku bawa dari rumah. Dia membaca secara seksama isi dari CV itu.“Waw, hebat sekali! Ternyata sebelumnya kamu pernah memiliki perusahaan besar. Saya sangat mengenal betul pemilik perusahaan itu. Apakah kamu putri dari Pak Handriana, directur utama perusahaan Aksara Pramudia?” “Betul, Mas. Itu Papa saya. Perusahaan yang sudah Papa saya bangun dan kelola selama ini mengalami masalah sehingga kami tidak memimpin kembali perusahaan itu. Oleh sebab itu, saya memutuskan mencari lowongan

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ternyata

    “Ya mau bagaimana lagi, Ma. Amira sedang mencari. Mungkin nanti secepatnya dapat pekerjaan, yang penting Mama doakan selalu Amira,” “Mama doakan semoga kamu secepatnya mendapatkan pekerjaan Amira,” lirih Mama berucap. Aku merasa belum mampu membahagiaan Mama padahal hanya aku satu-satunya anak Mama. Ya Allah ... mudah-mudahan Engkau lancarkan agar aku bisa mendapatkan uang. Aku nggak tahu lagi bagaimana caranya mencari uang sedangkan anak aku pun masih kecil. Aku berharap ada keajaiban, Allah maha baik dia pasti menolongku. Setelah obrolan itu, pagi ini aku bersiap akan melakukan perjalanan ke kota untuk mencari pekerjaan. Aku menenteng map cokelat yang berisikan surat-surat yang dibutuhkan. Masuk ke dalam kendaraan roda empat, satu-satunya yang kumiliki saat ini. Dengan cepat aku mobilku melesat menyusuri jalanan raya yang lenggang. Saat ini tujuanku ingin melamar ke perusahaan digital yang bergerak dibidang pemasaran lokasinya tak jauh dari rumah. Aku begitu sangat percaya diri

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Nasib Yang Serupa

    Jam dipergelangan tanganku sudah menunjuk ke arah pukul 13:00 WIB, sudah hampir menjelang sore namun hujan hingga kini belum juga usai. Aku pun berniat ingin menerjang hujan karena takut Bintang menunggu kepulanganku di rumah. Saat hendak masuk ke mobil, tiba-tiba saja pandanganku teralih ke arah seorang laki-laki yang tengah duduk termenung di pinggir jalan. Wajahnya nampak mirip sekali dengan Mas Reyhan, dia terlihat sedih, berulang kali menatap jalan raya dengan perasaan cemas. Entah kenapa hatiku ingin sekali menghampirinya. Aku segera masuk ke dalam mobil bersiap menghidupkan mobil, lalu kendaraan roda empat yang tengah kukendaraipun berjalan tepat di depan laki-laki itu yang mirip sekali dengan Mas Reyhan.“Permisi, Mas. Sejak tadi saya lihat di tempat pemakaman umum Mas terlihat sedih. Ada apa?” tanyaku menghampirinya.“Anak saya sampai saat ini belum kunjung pulang, Mbak. Saya sangat khawatir dengan keadaannya.” Dia menjelaskan keresahan hatinya.“Memangnya anak Mas usia ber

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Mengantar keperistirahatan terakhir

    “Amira, kamu kenapa menangis?”“Mas Reyhan bunuh diri, Ma,” jelasku pada wanita yang telah melahirkanku dua puluh sembilan tahun lalu.“Apa? Kok bisa?” “Entahlah, aku sendiri pun nggak tahu kenapa dia malah memilih jalan buntu dengan melakukan perbuatan itu.” Aku menghela nafas menghapus air mata yang sedari tadi mengalir. “Apa mungkin karena perkataanku tadi ya, sampai-sampai dia berani bunuh diri?” lanjutku menatap tak percaya Mama.“YaAlloh Amira ... kamu jangan menyalahkan diri kamu atas kematian Reyhan, kamu perempuan baik, mungkin dia seperti itu karena sudah terlalu capek hidup di dunia walaupun dengan cara yang salah memaksakan diri untuk mengakhiri hidup,” lirih Mama menguatkan. Sebagaimana perasaanku kini, hati yang paling terasa begitu belum ikhlas. Memang setiap yang bernyawa pasti akan kembali lagi ke sang pencipta, namun harus bagaimana lagi mungkin sudah garis takdir.“Iya.” Aku mulai merasa tenang saat Mama berucap barusan, mungkin saat ini aku harus belajar ikhlas

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bunuh Diri

    "Hallo, Amira. Ada sesuatu yang ingin aku beritahu tentang kamu tentang mantan suamimu. Ternyata dia barusaja melakukan pencobaan bunuh diri.” Jelasnya dari seberang telepon. “Apa? Ini siapa?” “Ini Bunga.” “Siapa yang bunuh diri?” “Reyhan.” “Apa?” Seketika itu aku merasakan debaran yang bergejolak di dada, terasa aneh dan tak percaya membuatku seakan tak percaya. Mas Reyhan bunuh diri? Karena apa? “Aku nggak percaya dia bunuh diri, kamu tahu dari mana?” tanyaku tak percaya, apalagi baru tadi sore Mas Reyhan datang ke rumah dan meminta maap atas apa yang telah ia perbuat kepadaku di masa lalu. “Malam tadi. Aku juga tahu dari Mas Irsyad.” Jelasnya membuatku terkejut. Bagai dihantam batu besar dadaku saat mendengarnya. Hatiku seketika gelisah. Bagaimana mungkin Mas Reyhan tega melakukan hal itu sementara setahuku dia tak akan mungkin melakukan hal bodoh apalagi sampai menghilangkan nyawanya sendiri. “Nggak mungkin dia bunuh diri, Bunga. Baru tadi sore dia datang ke rumahku.” A

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Dia kembali datang

    —Lima tahun kemudian—“Ma, di depan ada tamu, katanya ingin bertemu dengan Mama,” ucap Bintang menghampiriku yang tengah sibuk menata bumbu di dapur.“Siapa, Nak?” “Nggak tahu. Katanya teman Mama.” Keningku mengerut heran. Aku merasa nggak ada janji dengan siapa pun tiba-tiba saja ada tamu datang ke rumah ini. Aku lantas menyelesaikan aktivitas di dapur dan segera menghampiri seseorang yang berada di ruang tamu. Kedua kakiku melangkah pelan menyusuri ruangan, tepat tiga langkah hendak menuju ruang tamu aku menatap dari kejauhan. Terlihat seorang laki-laki duduk termenung menampakkan raut wajahnya yang gelisah. Aku begitu terkejut ketika mengetahui tamu yang dimaksud Bintang.“Mas Reyhan?”Ternyata dia sudah bebas dari penjara. Lantas, kenapa dia datang ke rumah ini? Apa jangan-jangan ia ingin kembali menculik Bintang? “Ada perlu apa kamu datang ke rumah ini?” tanyaku menghampirinya menatap tak suka dengan kehadiran matan suamiku.“Amira.” Dia bangkit dan tersenyum.“Kamu mau mencu

DMCA.com Protection Status