Share

Tangisan

Author: AlvinaMawar
last update Last Updated: 2023-01-08 14:20:00

''Kamu mungkin bisa berkata seperti itu karena kamu adalah sahabatku, Bunga. Tapi, entahlah aku bingung. Kebaikan dan kesetianku sepertinya kurang untuk mereka. Padahal selama ini aku sudah memberikan yang terbaik untuk suamiku sendiri, tapi nyatanya cintaku bertepuk sebelah tangan, aku begitu menyesal karena sudah mempercayai seorang laki-laki seperti Mas Reyhan dan mantan suamiku, Bagas.'' Aku berucap lirih, entah kenapa rasanya sakit ketika membicarakan soal pengkhianatan suamiku. Mas Reyhan sangat keterlaluan, dia sama seperti Mas Bagas, padahal sebelum menikah Mas Reyhan berjanji tidak akan pernah berkhianat seperti Mas Bagas. Tapi, nyatanya ... palsu!

''Kamu yang sabar Amira, aku yakin Tuhan tidak pernah tidur dan pasti akan membalaskan apa yang kamu rasakan saat ini suatu saat nanti. Aku percaya, suatu hari nanti kamu bisa bahagia dengan seseorang laki-laki yang pastinya akan membuatmu bahagia selalu tidak seperti Bagas dan juga Reyhan,'' ujar Bunga meyakini kehendak-Nya bahwa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Pindah kewarganegaraan?

    ''Aku tahu saat ini kamu tengah terluka, tapi setidaknya jangan pernah melakukan seperti itu, itu namanya kamu sudah bertindak keras kepada Bintang. Aku tahu caranya agar Bintang tidak lagi harus mengingat Reyhan bahkan menyebut namanya sekali pun.'' Bunga memberi saran.''Caranya gimana?''''Kamu dan Bintang pindah ke negara lain, otomatis Reyhan tidak akan berhasil menemui kamu lagi,'' ujar Bunga sembari tersenyum. Seketika dahiku langsung mengerut ketika mendengar ucapan Bunga. ''Apa kamu bilang? Tidak semudah itu aku berpindah kewarganegaraan dan menetap di negara lain. Mengurus surat-surat itu sangat susah! Aku tidak setuju dengan idemu kali ini, Bunga.''Bunga menghela nafas, ''Ya sudah, jika kamu tidak setuju tidak masalah. Namun, yang aku takutkan jika nanti Bintang kembali menangis dan ingin berjumpa dengan Reyhan bagaimana?''Aku bergeming. Bingung dengan keadaan seperti ini. Aku juga sangat takut jika Bintang menangis dan menanyakan tentang keberadaan Mas Reyhan, aku meras

    Last Updated : 2023-01-09
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Siapa yang datang?

    ''Mungkin saja. Ya sudah, aku buka pintu lagi, ya.'' Aku bangkit, pamit kepada Bunga. Bunga mengangguk. Aku melangkah pelan, perlahan pintu terbuka. Seketika raut wajahku berubah ketika memandang sosok seseorang yang begitu sangat kukenali tengah berdiri di hadapanku.''Mas Reyhan?'' Rasanya begitu terkejut ketika mengetahui bahwa yang mengetuk pintu adalah Mas Reyhan. Entah dari mana ia bisa tahu bahwa aku tengah berada di sini. Apa jangan-jangan Bunga yang memberitahu?''Amira ... aku datang ke sini ingin--''Seketika aku langsung menutup pintu keras hingga membuat Bintang dan Bunga yang sedang asik menikmati makanan terkejut mendengar suara pintu. Aku tahu kedatangan Mas Reyhan hanya untuk membicarakan masalah kemarin. Rasanya sulit sekali melupakan tentang apa yang sudah ia lakukan di belakangku. Kenyataan pahit yang harus kuterima yang membuat hatiku menjadi sakit.''Amira, kenapa kamu menutup pintu secara kasar? Ada apa? Siapa orang yang mengetuk pintu barusan?'' tanya Bun

    Last Updated : 2023-01-10
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Akhirnya ....

    ''Apakah kamu mau mengetahui tentang ucapan kami barusan?'' tanya Bunga.Aku mengangguk pelan. Siap mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Bunga.''Jadi tadi, Reyhan mengatakan bahwa ia sangat menyesali tentang apa yang sudah ia perbuat. Dia bermaksud meminta maaf dan tidak ingin rumah tangganya bersamamu hancur.'' Bunga menjelaskan. Aku yang mendengarnya tersenyum sinis.''Laki-laki kebanyakan seperti itu, jika sudah ketahuan ujung-ujungnya minta maaf dan mengakui kesalahan apa yang sudah diperbuat. Tetapi, jika saja aku tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, mungkin Mas Reyhan akan tetap melakukan sandiwara. Dia sama saja seperti laki-laki lain.'' ''Tapi, Amira. Apakah kamu sudah yakin dengan keputusanmu untuk bercerai dengan Reyhan?'' tanya Bunga menatap serius ke arahku.''Iya, aku sudah yakin ingin bercerai darinya. Hatiku sudah tertutup rapat dan tak akan mau menerima permintaan maafnya.'' Aku berkata dengan penuh keyakinan. Menurutku, jika seseorang yang sudah berani mela

    Last Updated : 2023-01-14
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ternyata dia masih ada di rumah

    ''Alhamdulillah, Mama senang mendengarnya, Amira.'' Mama menghentikan ucapannya sejenak, ''Hmm ... jadi gini, Mama mau bertanya tentang rumah tangga kamu dengan Reyhan, apakah kalian baik-baik saja?''Degh. Kenapa Mama menanyakan rumah tanggaku dengan Mas Reyhan?Sebetulnya, Mama belum mengetahui bahwa aku dan Mas Reyhan sebentar lagi akan resmi bercerai. Biar nanti sesaat aku pulang, akan aku beritahu yang sebenarnya. Atau, aku beritahu sekarang, ya?''Sebetulnya kami--''''Maaf, Nyonya. Di luar ada orang yang ingin bertemu dengan Nyonya sekarang,'' ujar seorang perempuan dari balik telepon. Suara itu persis sekali dengan Dewi. Rupanya dia masih betah bekerja di rumahku setelah apa yang sudah ia perbuat bersama Mas Reyhan. Benar-benar keterlaluan!''Sayang! Mama tutup teleponnya sebentar, ya. Nanti Mama akan telepon lagi.'' Mama pamit hendak mematikan sambungan telepon.''Baik, Ma.'' Tak lama kemudian, panggilan telepon pun tertutup. Aku kembali meletakkan ponsel di atas ranjang den

    Last Updated : 2023-01-14
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Membalas dendam?

    Tok ... Tok ... Tok ...Di saat kami tengah beristirahat, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu. Aku dan Bunga saling menatap heran. Tak lama kemudian, aku memilih bangkit untuk membuka pintu. Dan, ketika pintu terbuka. Ternyata yang datang ....''Bang Irsyad?''Aku terkejut ketika mengetahui bahwa kakak sepupuku datang dan dia mengetahui keberadaan tempat tinggalku sekarang. Padahal, aku sama sekali tidak pernah memberitahukan dimana keberadaanku padanya. ''Amira ... apa kabar?'' tanyanya sambil tersenyum.''Bang Irsyad? Kabarku baik. Kok, Bang Irsyad bisa tahu aku ada di sini?'' tanyaku heran.Tanpa menjawab, Bang Irsyad langsung melirik ke arah Bunga. Mereka berdua saling melempar senyum.''Aku yang memberitahu Bang Irsyad agar dia ke sini dan menemui kita,'' jelas Bunga menghampiri kami.''Pantesan! Padahal dari awal aku sama sekali tidak pernah memberitahu Bang Irsyad bahwa aku berada di sini,'' ujarku sambil melangkah masuk dan duduk di sofa. Lalu, diikuti oleh Bunga dan Bang

    Last Updated : 2023-01-21
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Sakit!

    ''Menurutku apa tidak sebaiknya kamu membalaskan dendam atas apa yang sudah Reyhan lakukan terhadap kamu?'' ujar Bang Irsyad. Keningku langsung mengerut mendengar perkataan yang dilontarkan oleh kakak sepupuku.''Balas dendam?''Bang Irsyad mengangguk.''Aku bahkan tidak ingin lagi bertatap muka dengannya, Bang. Bagaimana mungkin aku membalas dendam sementara aku sudah memintanya untuk tak lagi menemuiku,'' sahutku tak setuju dengan ucapan Bang Irsyad untuk membalaskan dendam kepada Mas Reyhan.''Abang hanya memberi saran, jika kamu tidak mau tidak masalah, Amira. Lagipula sebentar lagi kalian berdua akan resmi bercerai. Sekarang Abang hanya berharap kamu dalam keadaan baik dan urusan penceraian kamu bersama Reyhan berjalan dengan lancar,'' ujar Bang Irsyad.Aku bergeming, tak menyahut ucapan Bang Irsyad. Saat ini, hatiku mereka damai sebab sudah memilih jalan terbaik dengan bercerai dari Mas Reyhan. Walaupun baru akan mengajukan. Tetapi, aku berharap Mas Reyhan tidak melakukan sesuat

    Last Updated : 2023-01-22
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Siapa laki-laki yang dimaksud Bunga?

    Sekarang, tubuhku semakin lemah. Aku merasa tidak kuat berdiri, hanya duduk di lantai sembari mengistirahatkan agar tubuh kembali bisa berdiri sendiri.''Astagfirullah, Amira!'' Bunga datang dan terkejut melihat keadaanku yang tengah lemah duduk di lantai.Aku tidak menjawab ucapannya, Bunga langsung berinisiatif memapah dan membawaku kembali tertidur di ranjang.''Kenapa kamu tidak bilang mau ke toilet barusan, 'kan bisa bilang sama aku?'' tanyanya. Kebetulan sesaat tadi aku berlari ketoilet Bunga tengah terlelap tepat di samping tempat tidurku.''Tadi punggungku merasa tak enak, lalu tak lama kemudian aku muntah dan berlari cepat memuntahkan sesuatu di dalam perut,'' jelasku pada Bunga.''Kamu masuk angin, Amira. Aku kerokin mau, ya?'' ujarnya sambil meraih dompet dan mengeluarkan satu koin.''Aku tidak mau merepotkan kamu Bunga, mungkin jika aku beristirahat tubuhku nanti akan secepatnya mendingan. Lebih baik kamu lanjutkan tidurmu, aku juga mau tidur sekarang,'' tolakku membuat Bu

    Last Updated : 2023-01-22
  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Kemana perginya mereka berdua?

    Bang Irsyad meraih gelas yang sudah diisikan air mineral, lalu menyerahkannya kepadaku. Dengan perlahan, aku langsung menegak obat pemberian Bang Irsyad. ''Amira, barusan Abang tak sengaja mendengar obrolan kamu bersama Bunga barusan. Apakah kamu tahu laki-laki siapa yang dimaksud oleh Bunga?'' tanya Bang Irsyad mengawali percakapan. ''Aku sama sekali tidak tahu, Bang. Sepertinya Bunga sangat mencintainya. Aku merasa kasihan seharusnya diusia yang sudah tak muda lagi Bunga mendapatkan kebahagiaan dengan menikah bersama laki-laki yang dicintainya. Tapi sepertinya Bunga dan dia tidak berjodoh.'' Aku menjelaskan pada Bang Irsyad. Bang Irsyad terdiam, dia sama sekali tak menyahut ucapanku. Sepertinya dia tengah memikirkan sesuatu. ''Abang kenapa, kok sepertinya tengah memikirkan sesuatu?" tanyaku heran. Bang Irsyad terheran mendengar ucapanku, dia mengerutkan keningnya sambil menggaruk rambut kepalanya yang tak gatal. ''Ah, tidak apa-apa.'' Aku merasa seperti ada sesuatu, Bang Irsy

    Last Updated : 2023-01-23

Latest chapter

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ending

    Aku terdiam beberapa saat. Suasana seperti ini membuatku merasa bimbang. Aku harus jawab apa sekarang. Apa aku tolak saja? “Maaf, Mas, bukannya aku enggak mau, tapi aku sudah nggak mau menjalani hidup dengan laki-laki mana pun, aku masih ingin sendiri menikmati kehidupan seperti sekarang. Jadi, mohon maap kalau misalkan aku menolak permintaan kamu,” ucapku pada Mas Bagas dengan hati-hati. Aku takut ucapanku malah menyakiti perasaan dia. Mas Bagas menanggapi ucapanku dengan tersenyum, tatapan dia seolah-olah tidak menyimpan amarah. Namun, aku merasa nggak enak pada dirinya. “Nggak papa, Amira. Aku tahu jawaban kamu pasti akan seperti itu. Dan, aku juga sama sekali nggak marah apalagi sampai kesal hanya karena masalah ini. Aku tahu sakit yang sudah kamu rasakan kemarin, mungkin oleh karena itu kamu memilih ingin menyendiri tak ingin dengan siapa pun lagi,” ujar dia masih dengan senyumnya. Aku tahu, Mas Bagas sudah berubah tak lagi seperti dulu, tetapi bagaimana pun juga sudah keputu

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bimbang dengan pilihan

    “Mama juga bingung harus gimana, tapi yang jelas sekarang lebih baik kamu fokus sama anak kamu, jangan dulu memikirkan laki-laki. Nanti, jika anak kamu sudah beranjak dewasa dan ada laki-laki baik yang mau menerima kamu dan juga Bintang Mama nggak jadi masalah. Takutnya kalau kamu mengambil keputusan dan menerima dia, Mama takut nasib kamu akan sama seperti kemarin, dan Mama nggak mau melihat kamu menderita lagi,” ujar Mama menasihati. Aku mengangguk paham saat Mama mengatakan hal itu, lebih baik menyendiri dulu dan bahagiakan anak tanpa lebih dulu memikirkan laki-laki. Kegagalan membuatku trauma, aku merasa lebih nyaman seperti ini tanpa merasa ada beban. “Iya, Ma. Keputusan aku menolak Pak Devan sepertinya sudah tepat. Aku ingin sendiri dulu membahagiakan anakku Satu-satunya, aku nggak mau Bintang kembali menjadi korban hanya karena salah memilih ayah untuk dia.”Mama mengangguk. Aku merasa lebih lega sekarang karena sudah mencurahkan isi hatiku. Mungkin jika memang hanya karena

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Diajak nikah

    Ya Allah ... bagaimana ini ...“Kamu kenapa, Amira?”Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, dengan cepat aku memutar tubuh dan menatap ke arahnya. Ternyata dia ....“Mas Devan?”Aku terkejut setelah tahu ternyata itu adalah Mas Devan. Tatapannya seakan bingung, mungkin dia heran melihat aksiku yang seperti anak kecil. Aku juga seakan merasa malu pada dirinya, bisa-bisanya aku bertingkah seperti itu. “Kamu kenapa, Amira?” tanya Mas Devan mengulang pertanyaan yang sama. “Nggak papa, kok, Pak.” Aku tersenyum, kemudian berniat ingin menjauhinya karena merasa malu. “Permisi, Pak.” Aku pamit dan melangkah pergi. “Tunggu sebentar, Amira,” ujarnya menghentikan langkah kakiku. Perasaanku seakan menggebu saat dia memanggilku. Aku pun lantas berbalik arah dan menatapnya lagi. “Iya, kenapa, Pak?” tanyaku menatap mata elangnya. Jujur, Mas Devan memang begitu sangat tampan sekali. Matanya pun nampak indah. Dia manis. 'Astagfirullah. Apa-apaan sih Amira. Inget, kamu itu janda. Nggak boleh

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   53

    “Saya enggak membutuhkan pekerja untuk menjadi asisten pribadi saya. Memang kemarin iya, tapi jika dipikir-pikir saya nggak butuh asisten pribadi,” ucap Mas Devan menjelaskan. “Jika tidak membutuhkan asisten pribadi, saya tidak akan jadi melamar di perusahaan ini, karena dengan pengalaman saya sebelumnya pernah memimpin perusahaan dan mungkin saya juga bisa mengatur segala urusan apapun sebagai asisten pribadi,” sahutku berucap. Seketika itu dia menatapku seolah-olah penasaran. Kemudian dia meraih CV yang aku bawa dari rumah. Dia membaca secara seksama isi dari CV itu.“Waw, hebat sekali! Ternyata sebelumnya kamu pernah memiliki perusahaan besar. Saya sangat mengenal betul pemilik perusahaan itu. Apakah kamu putri dari Pak Handriana, directur utama perusahaan Aksara Pramudia?” “Betul, Mas. Itu Papa saya. Perusahaan yang sudah Papa saya bangun dan kelola selama ini mengalami masalah sehingga kami tidak memimpin kembali perusahaan itu. Oleh sebab itu, saya memutuskan mencari lowongan

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Ternyata

    “Ya mau bagaimana lagi, Ma. Amira sedang mencari. Mungkin nanti secepatnya dapat pekerjaan, yang penting Mama doakan selalu Amira,” “Mama doakan semoga kamu secepatnya mendapatkan pekerjaan Amira,” lirih Mama berucap. Aku merasa belum mampu membahagiaan Mama padahal hanya aku satu-satunya anak Mama. Ya Allah ... mudah-mudahan Engkau lancarkan agar aku bisa mendapatkan uang. Aku nggak tahu lagi bagaimana caranya mencari uang sedangkan anak aku pun masih kecil. Aku berharap ada keajaiban, Allah maha baik dia pasti menolongku. Setelah obrolan itu, pagi ini aku bersiap akan melakukan perjalanan ke kota untuk mencari pekerjaan. Aku menenteng map cokelat yang berisikan surat-surat yang dibutuhkan. Masuk ke dalam kendaraan roda empat, satu-satunya yang kumiliki saat ini. Dengan cepat aku mobilku melesat menyusuri jalanan raya yang lenggang. Saat ini tujuanku ingin melamar ke perusahaan digital yang bergerak dibidang pemasaran lokasinya tak jauh dari rumah. Aku begitu sangat percaya diri

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Nasib Yang Serupa

    Jam dipergelangan tanganku sudah menunjuk ke arah pukul 13:00 WIB, sudah hampir menjelang sore namun hujan hingga kini belum juga usai. Aku pun berniat ingin menerjang hujan karena takut Bintang menunggu kepulanganku di rumah. Saat hendak masuk ke mobil, tiba-tiba saja pandanganku teralih ke arah seorang laki-laki yang tengah duduk termenung di pinggir jalan. Wajahnya nampak mirip sekali dengan Mas Reyhan, dia terlihat sedih, berulang kali menatap jalan raya dengan perasaan cemas. Entah kenapa hatiku ingin sekali menghampirinya. Aku segera masuk ke dalam mobil bersiap menghidupkan mobil, lalu kendaraan roda empat yang tengah kukendaraipun berjalan tepat di depan laki-laki itu yang mirip sekali dengan Mas Reyhan.“Permisi, Mas. Sejak tadi saya lihat di tempat pemakaman umum Mas terlihat sedih. Ada apa?” tanyaku menghampirinya.“Anak saya sampai saat ini belum kunjung pulang, Mbak. Saya sangat khawatir dengan keadaannya.” Dia menjelaskan keresahan hatinya.“Memangnya anak Mas usia ber

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Mengantar keperistirahatan terakhir

    “Amira, kamu kenapa menangis?”“Mas Reyhan bunuh diri, Ma,” jelasku pada wanita yang telah melahirkanku dua puluh sembilan tahun lalu.“Apa? Kok bisa?” “Entahlah, aku sendiri pun nggak tahu kenapa dia malah memilih jalan buntu dengan melakukan perbuatan itu.” Aku menghela nafas menghapus air mata yang sedari tadi mengalir. “Apa mungkin karena perkataanku tadi ya, sampai-sampai dia berani bunuh diri?” lanjutku menatap tak percaya Mama.“YaAlloh Amira ... kamu jangan menyalahkan diri kamu atas kematian Reyhan, kamu perempuan baik, mungkin dia seperti itu karena sudah terlalu capek hidup di dunia walaupun dengan cara yang salah memaksakan diri untuk mengakhiri hidup,” lirih Mama menguatkan. Sebagaimana perasaanku kini, hati yang paling terasa begitu belum ikhlas. Memang setiap yang bernyawa pasti akan kembali lagi ke sang pencipta, namun harus bagaimana lagi mungkin sudah garis takdir.“Iya.” Aku mulai merasa tenang saat Mama berucap barusan, mungkin saat ini aku harus belajar ikhlas

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Bunuh Diri

    "Hallo, Amira. Ada sesuatu yang ingin aku beritahu tentang kamu tentang mantan suamimu. Ternyata dia barusaja melakukan pencobaan bunuh diri.” Jelasnya dari seberang telepon. “Apa? Ini siapa?” “Ini Bunga.” “Siapa yang bunuh diri?” “Reyhan.” “Apa?” Seketika itu aku merasakan debaran yang bergejolak di dada, terasa aneh dan tak percaya membuatku seakan tak percaya. Mas Reyhan bunuh diri? Karena apa? “Aku nggak percaya dia bunuh diri, kamu tahu dari mana?” tanyaku tak percaya, apalagi baru tadi sore Mas Reyhan datang ke rumah dan meminta maap atas apa yang telah ia perbuat kepadaku di masa lalu. “Malam tadi. Aku juga tahu dari Mas Irsyad.” Jelasnya membuatku terkejut. Bagai dihantam batu besar dadaku saat mendengarnya. Hatiku seketika gelisah. Bagaimana mungkin Mas Reyhan tega melakukan hal itu sementara setahuku dia tak akan mungkin melakukan hal bodoh apalagi sampai menghilangkan nyawanya sendiri. “Nggak mungkin dia bunuh diri, Bunga. Baru tadi sore dia datang ke rumahku.” A

  • MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMIKU   Dia kembali datang

    —Lima tahun kemudian—“Ma, di depan ada tamu, katanya ingin bertemu dengan Mama,” ucap Bintang menghampiriku yang tengah sibuk menata bumbu di dapur.“Siapa, Nak?” “Nggak tahu. Katanya teman Mama.” Keningku mengerut heran. Aku merasa nggak ada janji dengan siapa pun tiba-tiba saja ada tamu datang ke rumah ini. Aku lantas menyelesaikan aktivitas di dapur dan segera menghampiri seseorang yang berada di ruang tamu. Kedua kakiku melangkah pelan menyusuri ruangan, tepat tiga langkah hendak menuju ruang tamu aku menatap dari kejauhan. Terlihat seorang laki-laki duduk termenung menampakkan raut wajahnya yang gelisah. Aku begitu terkejut ketika mengetahui tamu yang dimaksud Bintang.“Mas Reyhan?”Ternyata dia sudah bebas dari penjara. Lantas, kenapa dia datang ke rumah ini? Apa jangan-jangan ia ingin kembali menculik Bintang? “Ada perlu apa kamu datang ke rumah ini?” tanyaku menghampirinya menatap tak suka dengan kehadiran matan suamiku.“Amira.” Dia bangkit dan tersenyum.“Kamu mau mencu

DMCA.com Protection Status