Beranda / Romansa / MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI / Membungkam mulut Tetangga Julid

Share

Membungkam mulut Tetangga Julid

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-19 13:31:24

***

"A--apa maksud Ibu? Aku ... aku dan Ari saling mencintai, Bu! Kenapa Ibu tega memisahkan kami berdua?" tanya Risa dengan suara bergetar. Tubuhnya yang lemah membuat emosinya tidak bisa meledak-ledak seperti biasa.

"Aku tidak mencintai Mas Adrian, lagipula dia sudah melayangkan kata talak, Bu. Satu-satunya pria yang harus bertanggung jawab atas kehamilan ini hanyalah Ari. Dia bapak dari calon bayiku!"

Heni menatap nyalang ke arah Risa. Wanita paruh baya itu merasakan sesak yang teramat sangat ketika mendengar menantu yang selama ini dia sayangi sepenuh hati ternyata mencintai putranya yang lain.

"Kembali bersama Adrian, atau terima kehamilan itu seorang diri!" desis Heni geram. "Aku ... tidak memberi restu pada Ari untuk menikahi kamu, Risa!"

Air mata Risa lolos begitu saja. Kedua tangannya mencengkram erat seprei ranjang rumah sakit. Dadanya naik turun menahan marah, emosinya ingin meluap-luap tapi wanita itu terlalu lemah.

"Bu, jangan membuat suasana semakin runyam!" kata Ari me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kegilaan Ari

    ***"Kalian akan menikah? Perjuangan kamu tidak sia-sia, Jaya ...," ucap Bu RT sambil menepuk pundak Kenan membuat banyak tanya di benak Hana."Perjuangan apa, Bu?" tanya Hana antusias.Bu RT tergelak dan berbisik, "Dari kecil dia sudah menyukaimu, Hana. Dulu Nenek Asri sering bercerita kalau Jaya suka sekali ngomongin kamu. Saya bahkan nggak menyangka kalau kalian akhirnya bisa bersatu juga," seloroh Bu RT.Emak dan Bapak tersenyum, setidaknya satu per satu masalah sudah menemukan titik terang. Bu RT pamit setelah berbasa-basi cukup lama dengan keluarga Hana."Saya langsung pamit, Pak, Mak. Takut ada salah paham tetangga lagi. Minggu depan keluarga saya kesini, semoga Emak dan Bapak tidak merasa terbebani dengan kedatangan kami," ucap Kenan sambil mencium punggung tangan kedua calon mertuanya.Bapak menepuk pundak Kenan dengan tegas, "Hati-hati di jalan, terima kasih sudah menjaga Hana selama ini. Bapak yakin kamu orang baik, Nak."Kenan memeluk Bapak sebelum meninggalkan rumah Hana.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kekhawatiran Kevin

    ***PoV KevinTidak ada yang salah dalam mencintai, namun sejak aku menaruh hati pada dirimu, sejak saat itu pula aku mulai meragukan kalimat di atas.Hana ....Jika saja dari awal aku tau wanita yang Kenan maksut adalah dirimu, mungkin aku akan bertindak lebih cepat agar kamu bisa jatuh ke dalam pelukanku lebih dulu.Bagaimanapun aku adalah lelaki. Sisi egois menguasai hatiku jika berbicara tentang cinta. Tapi ternyata rasa percaya diri yang tinggi membuatku harus kehilanganmu lagi kali ini. Kupikir jika mendekatimu dengan perlahan, lambat laun hatimu akan bertaut padaku, nyatanya ... Kenan bergerak lebih cepat dan membuatmu jatuh ke dalam pelukannya.Apakah aku harus menghancurkan perasaan saudaraku sendiri demi menggapai rasa yang terpendam sejak dulu?Sejak Kenan mengatakan dia mencintaimu, sejak saat itu pula gambar di layar depan ponselku terganti. Tidak, bukan terganti ... aku sengaja menggantinya karena takut semua orang mengendus rasaku padamu.Lagi-lagi semua berawal dari "t

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Senjata Makan Tuan

    ***Kevin mengendarai motor dengan kecepatan penuh. Bayangan wajah Hana yang tengah panik membuatnya berulang kali menerobos lampu merah. Di pertigaan jalan, Kevin sengaja memilih arah yang bukan menuju ke kampung halaman Hana. Dari yang ia tangkap dari ucapan Kenan tadi bahwa Ari mengabarkan akan datang ke kampung dan membuat keributan di sana dan itu artinya pria gila itu pun masih berada di perjalanan.Motor berwarna merah itu berhenti tepat di depan rumah bercat putih. Halaman yang luas membuat sang empunya rumah leluasa menanam banyak sekali macam-macam bunga disana. Bak gayung bersambut, sosok yang Kevin hendaki terlihat keluar dari dalam rumah dengan pakaian yang sudah rapi."P-- Pak Kevin?" gagap Anita. "A-- ada perlu apa, Pak? Mari masuk!"Kevin menggeleng samar. "Aku buru-buru, cepat ikut aku sebelum terlambat.""Tapi ... kalau boleh tau kita mau kemana ...?""Ini urgent sekali, Anita! Kamu sedang hamil anak Ari bukan? Sekarang ... calon suami gila kamu itu sedang menuju k

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Anita yang Bebal

    ***Dua tamparan yang cukup keras mendarat sempurna di pipi Ari. Pria itu melotot, kemudian membuang muka lantaran melihat Anita yang sudah berdiri di depannya."Apa yang kau lakukan, Anita!" "Kenapa? Kamu kaget melihatku ada disini, iya?" jawab Anita dengan napas memburu. "Justru aku yang seharusnya bertanya kenapa kamu ada disini padahal kamu janji akan menemui kedua orang tuaku, Mas!""Ck! Jangan ikut campur urusanku!""Dan urusanmu sekarang sudah menjadi urusanku. Ingat, aku sedang ....""Diam!"Anita tersentak kaget mendengar bentakan yang jauh lebih lantang dari bentakan Ari sebelumnya. Urat leher pria itu menegang. Matanya memindai seluruh tetangga yang ada di sekitar rumah Hana."Kamu sudah melewati batasanmu!" desis Ari sembari mencekal pergelangan tangan Anita.Anita ingin menangis, tapi lagi-lagi ia tidak ingin orang lain menganggapnya lemah hanya karena disia-siakan oleh pria brengsek seperti Ari meskipun pada kenyataannya hatinya terluka lantaran dikoyak hingga hancur me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Penyesalan di hati Anita

    ***"Katakan jika apa yang sudah Mbak Hana ucapkan adalah sebuah kebohongan, Mas. Katakan!"Ari menepis cekalan tangan Anita dengan kasar. Dia melenggang pergi tanpa menghiraukan panggilan Anita yang meneriaki namanya."Mas! Mas Ari!""Mas Ari, berhenti!" teriak Anita tanpa henti. "Jika tidak, kupastikan kamu akan dipecat saat ini juga!" Segaris senyum sinis terbit di bibir Anita tatkala melihat Ari mengentikan langkahnya. Pria itu menoleh, ia menatap tubuh Anita yang saat ini tengah berdiri pongah di pelataran rumah Hana."Kau pikir aku peduli?" sahut Ari dengan tenang. "Aku yang akan mengundurkan diri sebelum Bos brengsek itu memecatku!" dustanya. Tanpa orang lain tau, surat pemecatan sudah sampai di atas meja Ari. Rencananya, setelah dari kampung halaman Hana dan berhasil memaksa mantan istrinya itu kembali rujuk, ia akan datang ke kantor dan mempermalukan Kenan di depan semua staf.Namun sayang ... rencana hanyalah tinggal rencana belaka karena semuanya gagal sejak kedatangan Ani

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Pandangan yang Berbeda

    ***Setelah memastikan keadaan Anita jauh lebih tenang. Hana memilih untuk keluar dari kamar agar tamunya bisa beristirahat dengan nyenyak."Bisa kita ngobrol berdua, Kev?" tanya Hana ragu. Kevin yang sedang berada di ruang tamu bersama Bapak pun menoleh, hingga sepersekian detik, kepala pria tampan itu mengangguk, ia berjalan di belakang Hana setelah meminta ijin pada Bapak untuk berbicara empat mata bersama putrinya.Sengaja ...Hana memilih belakang rumah untuk berbincang-bincang membahas banyak hal dengan Kevin. Termasuk, bagaimana dia bisa membawa Anita datang ke kampung dan bagaimana ia tahu kalau Ari sedang membuat keributan di rumahnya."Kita mau berkebun?" tanya Kevin cengo ketika melihat langkah kaki Hana yang berjalan menuju kebun belakang rumah."Hei, kau mau bawa aku kemana?" cecar Kevin. "Ck! Jangan sok misterius, Hana!"Hana menghentikan langkah, sontak Kevin pun turut berhenti dan keduanya saling bertatapan. "Tadinya aku mau bawa kamu ke pinggiran sawah, tapi ...."Jan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Pertikaian

    ***"Sepi sekali, Bu, Mas Ari kemana?" tanya Risa saat sudah sampai di rumah.Ari sengaja meminta bantuan Heni untuk menjemput Risa di Rumah Sakit karena sudah diperbolehkan pulang hari ini sementara dirinya sibuk menyusun rencana di kampung halaman Hana."Kerja! Kamu pikir kemana?" sahut Heni ketus. "Sudah jangan banyak tanya, Ibu pusing mau istirahat," sambungnya seraya melengang pergi meninggalkan Risa berdiri di ambang pintu."Tunggu, Bu!" Suara Adrian membuat langkah Heni terhenti, begitupun dengan Risa. Mata wanita hamil itu memicing melihat Adrian yang berkacak pinggang di depan pintu kamar. Risa berdecih kala melihat penampilan Adrian yang semakin tidak terurus."Hari ini juga kita pergi ke rumah orang tua kamu. Kau sudah kutalak, Ris, jadi mau tidak mau harus pergi dari rumah ini."Kedua mata Risa membulat lebar. Refleks kepalanya menggeleng cepat dan menatap mata Heni mencoba mencari pembelaan disana."Tapi, Dri ....""Nggak ada tapi-tapian, Bu. Dia bisa menikah dengan Ari,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kau akan hancur, Risa!

    ***"Ibumu adalah dalang di balik kehancuran rumah tangga kita!" teriak Risa menggebu-gebu.Plak ....Adrian melayangkan tamparan untuk yang kesekian kalinya. Dulu, dia adalah sosok pria yang lembut pada istri dan Ibunya, tapi sejak kebusukan mereka terendus, hilang sudah kasih sayang yang sempat Adrian berikan."Jaga mulutmu! Semua ini terjadi karena kamu dan Ari yang tidak bisa menahan nafsu! Berhenti mengkambinghitamkan Ibu, Risa!"Adrian yang kepalang marah mencekal erat lengan istrinya itu sampai Risa meringis kesakitan. Sungguh, kemarahan yang Adrian perlihatkan saat ini membuat rasa takut tersendiri di hati Risa. "Apa Ibu masih ingin diam saja? Ibu tidak berniat menjelaskan semuanya pada Mas Adrian, hah?"Air muka Heni kembali memucat. Keringat dingin mulai menjalari tubuhnya saat kesalahan dia di masa lalu kembali Risa ungkit di depan Adrian.Heni gelagapan. Kedua manik Adrian menatapnya dengan nyalang. Seketika tubuh wanita paruh baya itu luruh di depan pintu kamar tamu yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25

Bab terbaru

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   TAMAT

    ***"Assalamualaikum, Ma?""Waalaikumsalam, Sayang. Apa kabar?" tanya Bu Wira ramah. "Emak sama Bapak sehat, Hana?""Alhamdulillah. Kami semua sehat, Ma, kabar Mama sendiri bagaimana?""Sehat, Nak. Selalu sehat. Tumben telepon Mama, mau kasih kejutan ya?"Hana menggigit bibirnya gusar. "Ma ....""Ya, katakan, Nak!""Dua minggu lagi aku menikah ... dengan Pak Bima," ucap Hana hati-hati. "Mohon doa restunya.""Alhamdulillah ... serius secepat ini, Hana? Masya Allah, Mama bahagia, Nak! Semoga acara kalian berjalan lancar, kabari Mama dimana acara kalian berlangsung nanti.""Mama okey?""Tentu, Hana. Mama okey, apa yang kamu pikirkan, hah?"Hana menghela napas panjang. Beban yang berada di pundaknya hilang sudah. Rasa bersalah dan tidak tau diri yang dia rasakan selama ini menguap begitu saja saat semua keluarga Kenan memberikan restunya."Terima kasih, Ma. Terima kasih banyak." Hana menangis. Terbayang bagaimana wajah sedih Bu Wira di seberang sana. "Jangan pernah lagi merasa bersalah y

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Menikah?

    ***"Pa ....""Sudah kubilang jangan panggil aku, Pa! Menjijikkan!" hardik Pak Agung. "Mang, bawa mereka berdua keluar, dan jangan pernah biarkan dua wanita mengerikan ini masuk ke dalam rumahku!"Mamang menyeret tangan Melinda dan Nasya secara kasar dan mendorongnya keduanya agar keluar dari dalam rumah dengan sedikit menghempas."Bikin kerjaan aja! Sana pulang!" hardik Mamang. "Gak tau diri banget!"Nasya berkacak pinggang, dadanya membusung dan berteriak lantang. "Kurang aja sekali kamu, hah? Dasar satpam miskin!"Mamang tertawa sumbang. Semakin bersyukur karena Bima tidak jadi menikah dengan wanita seperti Nasya. "Benar kata Pak Agung. Menjijikkan!"Nasya dan Melinda di usir secara tidak hormat. Mang Dadang segera menutup pintu pagar dan meludah tepat di depan Mel dan Nasya untuk melampiaskan rasa kesalnya."Sana pergi! Gak punya malu!"Mel menghentak-hentakkan kakinya sementara Nasya menatap rumah Bima dengan bergumam. "Semua gara-gara Satria, Brengsek! Harusnya aku jadi Nyonya B

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Siapa Nasya?

    ***"Ternyata benar kata Melinda kalau sekretaris baru kamu itu memang gatel!"Bima berdiri. Napasnya memburu melihat Nasya tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi. "Satpam!" teriak Bima lantang. Mang Dadang berlari tergesa-gesa dan memasuki ruang tamu dengan tatapan bingung. "Loh, Mbak Nasya kok bisa masuk?" "Mamang bagaimana sih, daritadi kemana saja?""Ada Mbak Melinda di depan, dia ngajakin ngobrol, Mas. Saya gak tau kalau ada penyusup ....""Bim, tenang! Duduk!" Pak Agung bangkit. Dia berjalan mendekati Bima dan Nasya yang nampak bersitegang."Silahkan duduk, Nasya," kata Pak Agung formal. Hana dan kedua orang tuanya canggung. Wanita cantik itu merasa jika Nasya adalah orang penting di hidup Bima sebelumnya. Suasana sedang tidak baik-baik saja apalagi wanita di depannya itu sempat menyebut nama Melinda. Tentu saja sekretaris gatal yang dimaksud adalah dirinya. Hana."Kenapa datang-datang marah-marah di rumah kami, Nasya? Ada keperluan apa?""Pa ....""Maaf, saya bukan P

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Kedatangan Masa Lalu

    ***"Sudah siap?"Hana dan Emak mengangguk berbarengan. "Sudah, Bapak masih di dalam, ganti baju sebentar," sahut Hana malu-malu. Pasalnya Bima sejak tadi tidak membuang pandangan darinya. Bahkan sesekali pria itu tersenyum sambil menatap Hana yang tersipu."Make up-nya terlalu menor ya?"Bima menggeleng. "Sudah pas. Malah makin cantik," puji Bima tulus. "Meskipun tanpa make up juga cantik, tapi kalau begini semakin cantik," imbuhnya.Emak tersenyum simpul. Dia mengusap lengan Hana dan berkata. "Jangan gugup! Kalau mau makan malam sama keluarga pacar memang begini.""Emak apa-apaan sih, pacar ... pacar ... udah tua ini kita," gerutu Hana malu. "Emak lupa kalau aku ini janda, sudah pernah gagal menikah pula.""Itu tidak penting, Hana," sahut Bima menimpali. "Janda, perawan, singel, itu tidak penting. Yang semua orang cari dalam sebuah hubungan adalah kenyamanan dan keterbukaan pada pasangan.""Jangan merasa rendah karena status janda, tidak semua status itu menyandang hal buruk." Emak

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Salting

    ***"Kenapa buru-buru ngajakin balik, Han?" tanya Emak ketika mobil mereka mulai keluar dari pelataran rumah sakit. "Emak sama Bapak sudah bersiap bawa baju ganti. Eh, gak jadi menginap. Kenapa?""Canggung, Mak," jawab Hana lirih. "Lagian gak enak sama Pak Bima. Sudah diantarkan gratis, masa dia balik sendiri. Kasihan.""Perhatian sekali," puji Bima sambil tersenyum manis. "Terima kasih sudah memikirkan aku."Hana melengos. Bima selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar hebat. "Saya hanya merasa tidak tau diri kalau membiarkan Pak Bima pulang sendirian. Setidaknya kalau pulang sama-sama kan saya jadi gak sungkan-sungkan amat."Emak dan Bapak manggut-manggut paham. "Ya sudah, setidaknya tadi sudah menjenguk. Bagaimana baiknya menurut kamu saja, Emak dan Bapak ngikut."Suasana di dalam mobil mulai hening. Emak dan Bapak tertidur sementara Hana bermain-main dengan ponselnya. "Besok makan malam bersama Papa, kamu siap, Han?"Hana meletakkan ponsel ke dalam tas. Dia menoleh sejenak la

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Titik terang

    ***"Mama habis nangis?" Hana duduk di samping Bu Wira dan bergelayut manja di lengan wanita yang dulu adalah pemilik pemasok sayuran terbesar. Siapa sangka, pertolongan Bu Wira kala itu adalah jalan bertemunya Hana dan Kenan. "Kenapa?"Bu Wira menggeleng. Dia membalas pelukan Hana dari samping dan berbisik. "Dia suka sama kamu ya?"Pipi Hana bersemu. Air muka wanita itu sudah menjelaskan bagaimana perasaannya di depan Bu Wira. Ada sedikit nyeri, namun Bu Wira lagi-lagi berusaha menguasai diri. Kenan dan Hana memang bukan jodoh. Hana berhak melanjutkan hidupnya sementara Kenan berhak melihat kebahagiaan Hana di alam sana. "Kalau Mama lihat, sepertinya lebih dari suka. Sikapnya seperti Kenan."Hana menoleh dengan cepat. "Mama juga merasakan itu?"Bu Wira mengangguk membenarkan. "Caranya mencuri hati kamu persis seperti cara Kenan waktu itu. Iya kan?"Hana bergeming. Lagi-lagi kesedihan merajai hatinya. "Tapi perasaan ini belum tumbuh, Ma. Aku ....""Tidak perlu terburu-buru, Hana. Mam

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Tidak Rela Hana Berpaling

    ***"Ma, dia bukan supir," kata Kevin membuat langkah kaki Bu Wira terhenti. "Hah, bukan? Lalu ...?" Bu Wira menatap bingung pada Kevin dan semua orang yang ada di ruang tamu."Ini Pak Bima, partner bisnisku," jelas Kevin. "Bos Hana."Sorot mata Bu Wira seketika meredup. Senyumnya langsung memudar ketika Kevin mengatakan jika Bima adalah Bos Hana yang baru. Sontak saja ingatannya beralih pada bagaimana dulu Kenan memperlakukan Hana. Sikapnya sama seperti sikap Bima pada Hana saat ini. "B-- Bos?"Suasana yang hangat seketika membeku. Semua orang di ruang tamu sontak saja saling pandang karena air muka Bu Wira yang berubah tidak ramah seperti semula. "Hana ... bekerja?"Hana paham. Sejak awal dia tidak mengatakan jika dia sudah bekerja di Perusahaan lain sementara Perusahaan Kenan pun bisa kapan saja menerimanya dengan pintu terbuka. Wanita cantik itu melangkah mendekat. Dia memeluk Bu Wira dan berkata. "Maaf, Ma.""Kamu bekerja, Nak?" tanya Bu Wira menyelidik. "Dimana?"Belum sempat

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Bu Wira bertemu Bima

    ***"Pak Bima?" Hana memekik di depan rumah ketika Bima keluar dari mobilnya yang berbeda lagi dari kemarin malam. "Kan saya sudah bilang kalau ....""Pak, Mak ... sudah siap?"Emak dan Bapak memandang Hana dengan tatapan bingung sementara Hana justru jauh lebih bingung lagi."Kalau sudah siap, ayo! Kita langsung ke Rumah Sakit atau ke rumah Kevin dulu?"Segaris senyum terbit di bibir Bapak dan Emak. Keduanya paham jika keberangkatan mereka kali ini adalah dengan diantar oleh Bima. Sementara Hana cemberut karena Bima datang tanpa memberi kabar."Kami naik Bus, Pak. Pak Bima bisa naik Bus?" tanya Hana tak acuh. "Kalau gak bisa, mending gak usah ikut!""Kamu gak lihat aku bawa mobil?" sahut Bima ketus. "Kalau kamu mau naik Bus, ya silahkan! Tapi Bapak sama Emak ikut aku.""Loh, situ siapa kok ngalah-ngalahin anak sendiri?" Hana berkacak pinggang. "Anaknya Emak sama Bapak itu saya, Pak. Kok Bapak yang ngatur sih?!""Kamu gak tau, ini ... calon mantu," kata Bima sembari memainkan kerah ba

  • MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI   Mengambil hati Calon Mertua

    ***"Sudahlah, Pak, jangan bercanda ke arah sana terus. Saya ...."Hana menggantung ucapannya di udara sementara Bima mengangguk paham dan kembali menikmati hidangan di depannya."Jadi besok kamu gak bisa makan malam bersama Papa?""Saya sudah berjanji pada Anita untuk datang, Pak, bisakah acara makan malamnya ditunda minggu depan? Maaf," kata Hana sungkan. "Keterlaluan sekali saya menolak ajakan orang pertama di Perusahaan, tapi ... saya benar-benar sudah berjanji pada istri Kevin, Pak.""Oke, Hana. Aku paham," sahut Bima tenang. "Jangan khawatir, Papa juga pasti paham. Lagipula kita terlalu dadakan membuat acara."Hana berterima kasih dan kembali mengikuti gerakan Bima menghabiskan makanan di atas meja. Siasana puncak yang semakin lama semakin ramai membuat Hana dan Bima semakin enggan untuk beranjak. Dinginnya puncak tidak lantas membuat keduanya jengah menatap keindahan alam dari atas sambil menikmati minuman hangat. "Kita pulang?" Hana mengangguk setuju. "Sudah terlalu larut, s

DMCA.com Protection Status