"Mom mengira kamu menghubungi Cindy secara diam-diam, maka Mom segera merebut ponselnya dari tanganmu. eh tak tahunya ternyata main game," ucap Maria Mikaela dengan tawa kecil melihat kekesalan di wajah Jack yang menatapi layar ponsel yang terdengar kata GAME OVER.
Jack menatapi ibunya dengan tatapan pura-pura kesal.
"Mom punya hobi menuduh segala. sudah aku berdiri seperti orang gila di sini, main game saja di curigai seperti itu. ampun deh Mom," balas Jack dengan dustanya. karena ia selamat dari kecurigaan ibunya dengan menghapus nama panggilan masuk dan memilih main game. jika tidak, di pastikan sudah tamat riwayatnya dan entah bagaimana hubunganya dengan Leila.
mendapatkan tatapan kekesalan dari Jack, Maria merasa sedih.
"Maaf, Mom salah. maaf..." ujar Maria Mikaela lirih dengan kedua amta berkaca-kaca meminta maaf kepada Jack yang sudah marah kepadanya.
"Jantungan aku Mom, lain kali jangan seperti ini lagi. sana temani Leila dan aku mau l
Sesuai janji, Cindy datang lebih awal ke tempat pertemuan dengan mengunakan pakaian pendek dan tipis di balik jaket panjang yang ia kenakan saat ini. Pintu hotel terbuka, kedua mata Cindy terbelalak besar. karena di dalam hotel tidak hanya ada pria bernama Piter. melainkan ada dua pria berkulit hitam seperti orang Afrika ada di dalam kamar. Kedua pria hitam itu mengeluarkan tatapan bergairah kepada Cindy yang masuk ke dalam kamar seorang diri. "Ini?" ucap Cindy terkejut dengan apa yang ia lihat kali ini. piter segera menyambut kedatangan Cindy dan mengunci pintunya, agar Cindy tidak kabur dari dalam kamar hotel.
"Aku tahu kau menyukai ini, maka sengaja menawarkan tubuhmu untuk di jamah lagi. akui saja," ucap Pitter yang terus mendesak rudalnya masuk semakin dalam ke celah inti Cindy yang sudah tidak mampu menerima ukuran rudal sebesar itu. "Ahhh," desah Cindy ketika merasakan rudal piter masuk ke dalam mulut rahimnya, kedua tangan Cindy menjambak rambut Piter dengan kuat. namun semua itu semakin membuat Piter semakin bengis. Piter mulai mengoyangkan tubuh Cindy dengan cepat. hingga kedua kaki Cindy hendak jatuh dari lingkaran pinggul Piter. namun Piter menahanya dengan terus mempercepat ritme hentakkannya untuk mengejar perlepasan yang akan datang sebentar lagi.
"Ohhhh..." desah Tom ketika memasukkan rudalnya ke dalam celah inti Cindy. lalu mengoyangkan tubuh Cindy begitu cepat, hingga lonjakkan sofa naik turun dengan cepat. Cindy hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan jemari meremas sofa. "Ahhhh...sungguh sempit dan mencengkeram," puji Tom yang merasakan kenikmatan tiada tara dari celah inti Cindy yang begitu memanjakan rudalnya. Puas menyetubuhi Cindy dari arah depan, kini Tom membalikan tubuh Cindy dan memaksanya untuk menungging. "Ahh..." pekik Cindy dengan suara nyaring, ketika di masuki dari belakang dan terasa semakin masuk lebih dalam. Roy yang sedari melihat mulai tidak bisa menahan gairah. ia melepaskan pakaiannya satu persatu. lalu berjalan kearah sofa untuk memaksa mulut Cindy terbuka. Cindy hampir mati tersendak, ketika rudal hitam itu masuk ke dalam mulutnya. Tidak hanya mau menjadi penonton, Piter berjalan menghampiri Cindy untuk memasukkan rudalnya ke lia
"Aku yakin kamu masih bermain sandiwara," batin Kyo yang masih tidak percaya dengan perubahan sikap Jack. Tepatnya, Kyo meragukan keseriusan Jack, setelah ia menangkap basah Jack sedang bersama dengan Cindy semalam. *** Di rumah, Jack meminta Leila untuk tidur duluan. karena ia mau menyiapkan berkas untuk pekerjaan besok. Leila yang tidak curiga, ia segera menutup kedua matanya. setelah mendapatkan kecupan mestra dari Jack yang begitu mencintai dirinya. Setelah Leila tidur, Jack berjalan ke lantai bawah. ia berjalan ke arah daput untuk meminum air dingin. tepatnya memenangkan hatinya yang kini gusar oleh keberadaan Cindy yang mulai mengusik kehidupan dan pikirannya. Berapa kali Jack mengecek ponselnya, untuk memastikan tidak ada pesan dari Cindy yang masuk ke dalam ponselnya. Sedangkan Cindy yang kini tersadar tengah malam, menatapi sekelilingnya yang merupakan kamar hotel. ia berdecak kesal sembari menyentuh area intinya yang pe
Melihat layar ponsel menunjukkan nama Andre. Jack menghela nafas lega, ia segera mengirimkan pesan untuk Andre. sekedar bertanya ada apa, karena Jack tidak berani mengangkat panggilan Andre di tempat seramai ini dan suara nyaring dengan lampu kedap kedip berputar di atas kepala. Andre tahu Jack takut mengangkat panggilannya, ia tersenyum mencemoh untuk membalas pesan dari Jack. "Jangan lupa berkas dokumen rapat jam 8 pagi besok," balas Andre dengan sengaja menggunakan kata-kata tersebut untuk menakut-nakuti Jack. Wajah Jack seketika pucat pasih. ia baru ingat ada rapat penting besok pagi. "Sial," umpat Jack yang menepuk dahinya. Cindy melihat ke arah Jack dengan tatapan heran. "Kita pulang sekarang!" perintah Jack yang menarik Cindy untuk keluar dari klub malam. "Kok pulang?" protes
"Maaf..." balas Miura Diamentri menyesal, ia tahu dirinya salah. hingga membuat sahabatnya cemas seperti ini. "Sejujurnya aku baru pulang semalam," lanjut Miura Diamentri jujur yang membuat kedua mata Leila terbelalak lebar. Mobil yang di kemudikan Miura Diamentri, akhirnya masuk ke pakiran mall. "Semalam?" ucap Leila masih terkejut. "Aku merindukan kamu dan Lala, jadi berusaha untuk pulang ke sini. walau tengah malam," jelas Miura Diamentri yang sudah memakirkan mobilnya dan mematikan mesin mobil. Leila keluar duluan dari dalam mobil. baru di susul oleh Miura Diamentri dari arah belakang. "Kenapa kau ngotot sih, setidaknya mikir diri sendiri juga dong. jangan memaksakan diri seperti ini," balas Leila yang mengandeng tangan Miura Diamentri untuk masuk ke dalam lift.
Hari demi hari, Leila kadang-kadang pergi kerumah ke dua mertuanya. karena ada Lala di sana dan malamnya, Jack akan menjemput dirinya. Leila tidak banyak curiga dengan apa yang di lakukan oleh Jack di luar. karena ia masih percaya dengan suaminya yang tidak akan berhianat.***Cindy yang sudah jenuh dengan sikap Jack yang narik maju mundur terus selama sebulan lebih."Kau tidak akan bisa pergi kemana pun, selain di sisi aku. Hanya aku," ucap Cindy yang sengaja meminta Jack untuk menemui dirinya di salah satu restoran untuk memperlihatkan sesuatu yang akan mengubah masa depan Jack dan Leila. karena benih yang sudah lama di incar dari hasil lendir para pria yang menyetubuhinya, kini sedang berkembang di rahimnya."Kalian akan berpisah untuk selamanya ha ha ha," seru Cindy dengan tawa jahatnya. Sembari mengusap perutnya yang masih rata.
Jack sangat yakin, anak yang di kandung oleh Cindy bukan anaknya. Tetapi Cindy ngotot mengatakan benih tersebut miliknya.Hal ini membuat Jack sangat pusing dengan dusta Cindy yang semakin menjadi-jadi kedepannya.Tanpa keduanya sadari, ada seorang wanita berjalan mendekati sedikit demi sedikit dengan seluruh tubuh gemetaran.Leila tidak percaya, Jack ternyata menipu perasaannya dan masih berhubungan dengan Cindy secara diam-diam selama ini.Air mata Leila pelahan-lahan jatuh kebawah. Ia tidak bisa bersuara, hatinya terasa pilu dan sakit."Jack," sahut Leila dengan suara serak dan air mata mengalir jatuh dari kedua pipinya yang pucat.Jack yang panik melihat ke arah Leila. ia berusaha untuk menjelaskan kepada Leila tentang pertemuan ini. tetapi Leila mengeleng-ngelengkan kepalanya ke kanan dan kekiri. yang menandakan tidak ingin mendengar apapun lagi dari Jack."Leila," ucap Jack yang berniat meraih pergelangan tangan Leila, tet